tkan dahi. "Kau
jangan menggangguku!" tukas Albert sebelum tangannya bergerak me
anmu sarapan,
wa hari ini aku sepertinya t
rt hendak menutup pintu kamarnya l
terangkat hendak mengambil alih nampan itu dari tangan Sophia,
rik
bert yang gemetaran, dia tidak akan mampu meng
pas pasrah dan membuka pintuny
erkesiap oleh aroma lelaki itu yang tercium sangat jelas di udara sekita
duk di pinggiran ranjang, menutup
pak tangannya pada kening Albert. Albert tidak menol
am," kat
terangkat menangkup tangan Sophia di wajahnya. "
ngannya. "Sebaiknya kau berbaring," kata Sophia, mendorong dengan
jahnya yang berkeringat dengan tangan, Albert tampak tidak terganggu dan tetap menutup matany
n nampan sarapan yang tadi
pa? Sebab Sophia selalu gagal menanak nasi dan selalu menjadika
ya agar pria itu makan, lalu setelah itu minum obat. Namun alih-alih bangun, Albert malah mengernyit dan mengg
p kekacauan itu lalu mendelik tajam pada Albert yang
engan penuh kesabaran. Kecerobohannya membuat jari tangan Sophia luka oleh pecahan mang
il baskom berisi air dan handuk
tu semakin keras, lalu meletakkannya pada dahi Albert. Melihat wajah tersiksa lelaki itu membuat Sophia semakin tidak
wajah lelaki itu. Dalam keadaan damai seperti i
udian terlempar pa
tu, sehingga nyaris menceburkan diri ke dinginnya air laut pada malam hari
amun, karena saat itu Sophia juga ada di posisi di mana dia tidak pernah diajak me
rempuan dan seorang saudara laki-laki. Akan tetapi, sekalipun Sophia
ia tahu
Sophia. Albert mengajaknya mengobrol, bertanya banyak hal pada S
ak kecil yang ia selipkan di saku jasnya. Ketika Sophi
g berbandul bunga dande
rhiasan dan langsung terta
an perempuan," sahut Sophia dengan mata yang sudah berkaca-
hendak memberikannya kepada seseorang yang kupikir spesial, tapi dia
t. "Lalu kenapa aku?
n tersenyum. "Karena kau henda
us kerempeng yang jelek, pucat, dan dipenuhi keputusasaan-siap melompat kapan saja da
ai saat ini, dia tidak pernah melepas kalung itu dari lehernya, membiarkannya selalu tersembun
ntuk kekuatan Sophia. Dandel
dengan tatapan sendu, lalu
s tidak mengenalnya lagi. Bahkan Albert tidak mengingat pertemuan mere
kalipun sakit, Sophia memilih un
*