ghentikan langkahnya. Ia mengamati dari jauh Tuan M
*
Busana Butik, Perbankan Syariah, Administrasi Perkantoran dan Akutansi, Leon dikenal dengan pesonanya yang tampan dan kaya. Leon setiap hari berangkat sekolah dengan menggunakan mobil sportnya, membuat para anak-anak SMK Shalazz memanggilnya dengan sebutan CEO Sha
am ini baby!" kata Gracia bergel
acia." sahut Leon
*
auh masih me
ang bernama Gracia itu mengenakan gaun putih dengan rambut terurai, benar- benar cantik. Embun melihat perempuan
n!" Embun merutuki dirinya sendiri sambil meng
sendiri, tiba-tiba terdengar suara
a Jurusan Akutansi SMK Shanazz. Max bertanya to the point ketika melihat
ika menoleh
n pada lelaki yang
sama Gracia, kan?" t
ugaan lo!" kata Embun pada lelaki itu. Kemudi
? kalo pelayan kenapa gak pakai baju waiters?" Max bertanya- tany
*
kwk tapi menyenangkan juga si bicara pakai nada lo gue, ahahaa," batin
*
buktiin pada kita semua kalo ucapan lo itu bener!" ujar Alvin sang
mpang! Siapa suruh dia ber
kataan Alvin kemu
ang jago!" umpat
nya Sania dan Yessi? Gausah ngaku-
cewek, iya kan sayang?" ujar Yessi ya
hahaha," sahut Sania yang meng
tangan kirinya menggandeng tangan Gracia d
andeng ini?"
ng. Ntar gue tunggu di kamar gu
kan lidahnya keara
le
*
yaan Leon ini akan dimulai," ujar Wisnu yang
teman- teman Leon di
ng, Nu." ucap Leon pada Wisnu yang ia tugask
a berani datang! Dia udah kalah telak sama lo!" celetuk A
a udah! Dimulai aja!" usul Ani yang merupaka
utut sama gue!" Leon tetap s
mau taruh muka dimana dia?" sahut Alvin yang menjaba
ua jurusan, masa iya gak gentle?"
lai ini pesta, sebelum di
n e
*
sh B
kan tetapi Teddy menolaknya dengan alasan yang tak masuk akal. Hanya karena proposal kurang lengkap tetapi ta
t. Ia langsung berlari ke ruang osis dan mendapati
al gue?" tanya L
emenuhi syarat," j
ulit Tim Basket gue bua maju ke turnamen!" Leo
Tolong hargain! Gue sebagai ketua osis disini, lo gak berh
sal gue! Biar Tim Basket kita gabisa ikut turnaman kan? Karena lo tau kalo gue iku
n perkatannya
taan Leon. Akan tetapi, para anggota
a Teddy dengan emos
Padahal menurut Teddy, Leon tak Lebih dari seorang Playboy kelas kakap yang hanya mengandalkan ketampanan dan kekayaannya. Ia sama sekali tak punya nilai di prestasinya. Teddy merasa tak adil
*