bruari 2001. Aku pergi ke sana naik kereta eksekutif. Ah enaknya udara AC di kereta, begitu duduk aku l
g Mbak?" kata
rinci penampilan si cewek ini. Wajah mirip Tia Ivanka dan bodinya mirip Nafa Urbach, kulit putih hidung mancung, alis mata tebal (bukan
Liga Italia. Emang sih aku ini termasuk maniak bola. Eh rupanya majalahku ini pemb
bola ya?" tan
tu, apa Mbak juga seneng o
senang bola jadi kami ng
di Jakarta?"
i kantor peng
gi hari Sabtu malam Minggu di Jakarta. Nah ini dia deh, aku langsu
kunaiki baru sekitar jam 7:00
alo nggak dijemput ikut sa
ik apa, ya naik taksi
ti biar diantar supir sa
il si cantik. Setelah sampai di u
sok saya akan telepon kam
ampai besok y
ke kantor atasanku. Nah setelah selesai meeting di
bicara dengan
i," tanya sebu
i dari Malang," kata aku
an gimana acara kami
iap jemput kamu
g aja Mas k
i. Gila benar, ternyata rumah si V
ih sederhana tapi tetep wah.." kataku sambil jela
saya kan emang begini
kin pusing saya ni
cantik itu me
kemarin katanya karyawan biasa
mobil dinas
mobil dinas Mercy baru sih..
storan mewah. Selesa
banyak, nggak pa-pa
kali-sekali terserah kamu, masak saya mela
Sony nggak pa-pa ngel
possesive' ke cewek, yang penting jangan reseh ya!"
minum aja Tequil
tu, nanti kalau saya juga tel
pulang, kita nginep
mu seriu
saya dari kemarin di kereta udah memperhatikan kamu,"
ama cewek cantik yang umur
ggak nyesel dan emang sadar kan ambil keputusan ini,
ever regret," kata Vivi sambil m
Tequila, dan Vivi menenggak tidak kurang dari 6 gelas.
a, mumpung saya m
bisa lamaan berduaan sama
dah tidak bisa m
i nggak t
muntah ya,
gak tahan itu," tangannya dengan jah
gannya segera menggerayangi reitsleting celanaku dan me
alam mulutnya yang seksi. Dimainkannya ujung batangku dengan l
rang, kamu tanggung jawab
l terus mengocok batangku, dan dengan tangan
ng Prapatan. Kami berdua naik ke kamar sudah agak semp
Vivi menyempatkan m
Hyatt ****(edited) kamar
ium dada, perut dan sekujur tubuhku, Vivi dengan tergesa-gesa melepas bajunya dan melemparkannya ke penjuru kamar. Begitu terlepas BH ya
k-turunkan mulutnya mengikutipanjangnya batangku, tangan kanan Vivi mengusap dan mempermainkan klitoris dan s
e atas. Tangan kirinya membelai rambut kemaluannya sendiri, dan tangan kanannya mempermainkan lipatan-lipatan
jelajahi perutnya yang kencang, kumainkan ujung lida
nya yang sudah basah, dengan kedua jempolku, kudorong ke atas lipat
h, ahh.." t
ibatkan rasa licin sama sekali, karena lubangnya masih terasa sempit dan sulit ditembusnya. Begitu terasa seluruh batang kemaluanku masuk di dalam jep
kan dan teriakan Vivi semakin menjadi-jadi, lalu kuhentikan tiba-tiba sambil m
s so nice darling, let'
mpa lagi keluar masuk lubang kemaluannya yang ketat itu, kurebahkan b
nak sekali.. aahh.." teriak Viv
anjang batangku. Dan dengan kecepatan penuh kupompa keluar masuk lubang kemaluan ketat itu.
aktu aku bangun kulihat jam di meja samping tempat tidur, eh baru jam 8:00 pagi. Kepala masih nyut-nyutan, dan kamar masih gelap sekali, ta
h. Uuhh.. tangan kamu tuh dingin, janga
Tante Berterima Kasih Deng
berisi, dengan tangan kananku, kuraba buah dadanya yang menonjol. Aku memainkan jari-jariku di sekitar putingnya yang terasa menonjol kecil. Kurasakan
rambuit itu, dan di balik rambutny
ya itu di situ enak, terus
lagi. Tidak pikir lama-lama langsung
kumainkan di daerah kemaluannya, dan aku bisa merasakan kemaluannya
g batangku agak dengan paksa
g kemaluanku s
Vivi rupanya di
uanku yang tadinya sudah hampir mencapai puncaknya. Vivi menghadap ke arahku, sehingga terlihat wajahnyayang cantik serta buah dadanya yang menonjol besar. Pinggul Vivi meliuk-liu
knya, ya.." teriak Vivi sambil menggelen