/0/8828/coverbig.jpg?v=9f0cb9a48303b3fe771a93609807e46a)
"Aku harus menanggung kesalahan yang tidak kuperbuat" Danas tidak pernah menyangka, jika hidupnya yang baik-baik saja berubah kacau ketika seorang pria-Raka Langit Mahameru, CEO Neha'v Group datang dan membuat perusahaan ayahnya bangkrut, belum cukup sampai di situ saja, pria itu memaksanya menikah hanya dengan alasan jika Danas telah membuat kesalahan, bahkan gadis itu tidak tahu kesalahan yang dia perbuat.
"Kau pikir, aku akan melepaskanmu begitu saja, Danas?" tanya seorang pria yang tengah mencengkram rahang seorang gadis.
Emosi terlihat diraut wajah pria itu, ada emosi yang tergambar jelas dari matanya. Raut wajah ketakutan, sangat jelas terlihat dari gadis yang dipanggilnya Danas, lebih lengkapnya bernama Danas Cakrawala.
"La-langit. Le-lepaskan, sakit." Suara Danas begitu lemah, matanya melihat ke arah pria yang tengah berada di depannya, penuh dengan emosi.
Raka Langit Mahameru, pemilik perusahaan serta Presdir Neha'v Group bergerak dalam bidang farmasi. Pria dengan usia belum genap 30 tahun itu, memiliki wajah tampan dengan rahang tegas, berambut perak membuatnya terlihat makin sempurna. Karismatik dan elegan, tapi memiliki aura dingin yang membuatnya tidak bisa didekati oleh sembarangan wanita yang mencoba masuk ke dalam kehidupannya.
Siapa yang tidak mengenal pria itu, pria dingin dengan begitu banyak penghargaan yang diberikan padanya, tentunya idaman para wanita. Mapan, tampan, dan kaya raya adalah penggambaran garis besar dari pria itu.
"Ingat, aku tidak akan melepaskanmu. Teruslah menderita," ucap Langit sambil menghempaskan Danas di lantai. "Menikah denganku bukanlah akhir dari penderitaanmu tapi awal dari penderitaanmu. Ini sangat setimpal dengan apa yang telah kau lakukan."
"Memangnya apa yang kulakukan? Kenapa kau begitu membenciku?"
"Jangan pura-pura tidak tahu," bentak Langit.
"Aku memang tidak tahu, apa yang sedang kau bicarakan. Kesalahan apa yang telah kuperbuat, sampai kau ingin hidupku begitu menderita, huh! Kau telah membuat perusahaan Ayahku bangkrut, dan kau memaksaku menikah denganmu, kenapa kau tidak membunuhku saja."
Langit bertumpu pada telapak kaki, kemudian mencengkram kembali rahang Danas, menatap tajam ke arah gadis yang tengah melantai itu. Melihat ada perlawanan, ingin rasanya dia menghabisi nyawa gadis di depannya.
"Membunuhmu? Tidak akan kulakukan, aku ingin kau merasakan tiap hari penuh dengan penderitaan, hari-harimu penuh dengan neraka. Kau bahkan bertanya apa perbuatanmu? Huh?! Sampai kapan, kau tidak akan mengakui kesalahan yang telah kau perbuatan?"
Bagi Langit, membunuh Danas tidaklah sulit. Dia pasti bisa membunuh gadis itu kapanpun dia mau.
"Kesalahan? Kesalahan apa yang kulakukan. Katakan padaku. Kau selalu mengatakan aku melakukan kesalahan, sampai kau ingin membuat keluarga dan diriku menderita. Katakan padaku, Langit," suara tinggi, membentak terdengar menggema di ruangan itu.
"Diam, kau tidak berhak memanggil namaku." Tangan Langit menghempaskan wajah Danas dengan kasar, membuatnya seketika tersungkur ke lantai.
Gadis itu, hanya bisa menelan salivanya, mendapatkan perlakukan seperti itu. Kenangan beberapa hari yang lalu masih terngiang jelas dipikirannya, ketika pria itu datang ke rumahnya.
Suara Langit terdengar, beradu pendapat dengan seseorang dari sebuah ruangan kerja di rumah berdinding kayu.
"Tidak, kami tidak mungkin memberikan anak kami padamu," tegas pria paruh baya itu.
"Kalian tidak berhak menolakku," tegas Langit. "Tiga hari lagi, aku akan datang. Kalian harus mempersiapkan diri dari sekarang, dan jangan membuatku malu," tambah Langit sambil keluar.
Air mata tertahan. Membuat perasaan Danas campur aduk tak karuan saat itu juga. Semuanya terjadi karena dirinya.
Ketika beberapa orang datang, menjemput dirinya bersama kedua orang tuanya, sangat jelas terlihat rasa khawatir di dalam manik mata kedua orang tuanya.
"Aku bisa menjaga diriku, Bu. Tenang saja, aku akan baik-baik saja," kata Danas.
"Perasaan Bunda, tidak tenang Danas," kata ibunya.
Gadis itu hanya bisa mengukir senyuman. Ya, hanya senyuman yang bisa diukir di bibir walaupun hatinya bercampur aduk dia pun tidak tahu bagaimana perasaan yang sebenarnya.
Gaun pengantin dipakai, harusnya dia bahagia layaknya gadis yang menjadi seorang ratu sehari pada umumnya, sayangnya tidak ada kebahagiaan sama sekali yang terpancar di wajahnya.
Kaca di depannya terlihat memantulkan tubuhnya yang terbalut dengan gaun pengantin.
"Aku pernah menyukainya! Tidak, lebih tepatnya di dasar hatiku masih ada rasa menyukainya, namun tidak sebesar dahulu ketika aku mengagumi sosoknya. Karena aku harus melepaskan hal yang membuatku menderita, namun kali ini dia kembali dan membuatku menderita terus menerus," batin Danas.
"Tuhan, aku tidak tahu apa yang tengah kau rencanakan untukku. Jalan yang kulalui saat ini begitu berat untukku, kuatkan aku," batinnya lagi sambil menaikkan kedua ujung bibirnya, menghela nafas pelan.
Senyuman paksa di hari bahagia, sungguh sangat membuat hatinya begitu tersiksa. Dia harus terlihat baik-baik saja, dan juga bahagia di mata orang lain serta di mata kedua orang tuanya.
Perlakuaan Langit padanya, memang sangatlah kejam, dan bengis.
Mendengar, penuturan pria yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya itu, membuatnya harus menguatkan diri untuk menerima perlakuan kasar yang akan terjadi.
"Danas, kau harus bisa bertahan. Kau pasti bisa melaluinya," ucapnya untuk menguatkan dirinya sendiri.
Wajahnya, ditolehkan ke kiri dan ke kanan, untuk melihat bekas cengkraman tangan milik Langit.
"Ya, aku pasti bisa," ucap Danas sekali lagi sambil mencoba tersenyum.
Dirinya kini terpantul di depan cermin. Ia tetap terlihat cantik, walau tanpa polesan make up sedikitpun.
Ketika menatap dirinya sendiri, ada rasa sesak dalam hatinya, ada rasa sakit membuat air matanya mengalir tanpa diperintah, beberapa saat kemudian isak tangis pun pecah di kamar yang telah di dekorasi serba putih itu, serta kelopak mawar yang ditabur di atas ranjang.
Danas adalah milik Langit, dan Langit adalah milik Danas. Namun gadis itu pun tahu, bahwa tidak akan pernah ada makna yang sama di antara mereka. Tidak akan pernah ada pengakuan siapa dirinya pada pria itu.
Menatap ranjang yang berjarak satu setengah meter darinya membuatnya hanya bisa mencengkram dadanya, hanya ada rasa sakit yang dia rasakan.
Brak!
"Jangan berpikir yang aneh-aneh, jika aku akan tidur denganmu malam ini," tegas Langit saat kembali mengganti kemeja dan mengambil jas.
Saat Danas ingin berucap, tapi mendengar langit bersuara, membuat dirinya terdiam.
"Kau tidak perlu tahu, aku pergi ke mana, tugasmu hanya diam di rumah, dan tidak berhak berpendapat di sini. Mengerti?"
Gadis itu menganggukan kepalanya, tanpa berani menjawab.
"Jawab pertanyaanku, Danas Cakrawala," suara Langit meninggi penuh intonasi penekanan membuat Danas terkejut, mencengkram gaun pengantin yang masih dipakai olehnya.
"I-iya," jawab Danas terbata-bata.
Langit melangkah mendekat ke arah Danas, tatapan tajam penuh dengan intimidasi yang kuat. Gadis itu hanya bisa membulatkan matanya, tubuhnya menegang, dia takut jika pria di depannya akan melakukan hal yang lebih kasar padanya.
Senyum devil, terukir dilekuk wajah Langit. Senyum miring yang begitu menakutkan untuk dilihat.
"Jangan perlihatkan aku wajah seperti itu, wajah palsu, wajah yang ingin mendapatkan belas kasih dariku."
Begitu cepat, tangan Langit mencengkram rahang Danas. Pria itu, tidak bisa menahan emosinya ketika dia melihat wajah Danas, baginya wajah yang tengah diperlihatkan oleh Danas adalah wajah palsu.
Urgh!
Terdengar sebuah suara ringisan kesakitan, akibat dari cengkraman tangan Langit dan juga benturan di meja rias, yang berada di belakang Danas saat itu.
"La-langit, lepaskan. S-sakit." Danas menepuk-nepuk tangan Langit yang tengah mencengkram rahangnya.
Gadis itu tengah berusaha untuk melepaskan dirinya. Perlakuan Langit begitu kasar. Rasa sakit karena cengkraman itu membuatnya meneteskan air mata.
"Sialan, kau pikir memperlihatkan air mata padaku, aku akan bersimpati padamu?" tanya Langit yang melihat air mata mulai keluar dari ujung mata Danas.
Beberapa saat kemudian dia melepaskan cengkramannya dan memakai jas yang telah diambil olehnya.
"Dengar baik-baik, Danas Cakrawala, aku Raka Langit Mahameru, akan membuat hidupmu menderita. Akanku pastikan itu terjadi!" Suara sang pria begitu bergetar, penuh penekanan, intimidasi membuat gadis di depannya begitu ketakutan.
“Apapun kasusnya akan kumenangkan!” Hidup Alika Farhan berubah saat diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya. Lebih tak terduga lagi, pria itu mengatakan jika dirinya adalah penerus Keluarga Lysander serta organisasi mafia Velenossa. Belum cukup keterkejutan Alika tentang siapa dirinya, ia harus dipatahkan oleh kenyataan di mana sang kekasih akan menikah dengan orang lain dan akan mengirimkan dirinya ke Luar Negeri. Walaupun tidak percaya pada pria yang mengaku sebagai ayah kandungnya, Alika tidak punya pilihan selain bergantung pada pria itu untuk menjadi kuat dan membalaskan dendam pada keluarga Matthias. Kuat, dan memiliki kekuasaan secara bayangan adalah keinginannya untuk membalaskan dendam pada musuhnya. Kehadiran Regan Remayang Aditama dengan cara mengejutkan ke dalam hidup Alika membuat semuanya berubah.
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Adult content 21+ Farida Istri yang terluka, suaminya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Perasaan tersakiti membuatnya terjebak kedalam peristiwa yang membuat Farida terhanyut dalam nafsu dan hasrat. Ini hanya cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama, jabatan dan tempat itu hanya kebetulan belaka
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?