/0/8261/coverbig.jpg?v=20250122152441)
"Aku akan kalah dari kalian kalau aku tidak memutuskannya besok." (Romeo Evans) "KITA PUTUS. Aku malas menunggu kau putuskan besok. Oh, ya, aku sudah tidak sabar menjadi mantanmu." (Kalla Rei) Kalla tidak pernah tahu kalau selama ini Romeo hanya berpura-pura mencintainya. Ketika perasaan Kalla ternyata bertepuk sebelah tangan, ia memutuskan untuk berhenti dan memilih merasakan sendiri rasa sakitnya. Cinta kini sudah berubah menjadi benci. Sanggupkah Kalla menjalani kehidupannya tanpa kehadiran Romeo dalam hidupnya disaat pria itu selalu bersamanya? Lantas bagaimana Romeo harus menghadapi masa lalunya yang tiba-tiba hadir secara tidak sengaja di saat dirinya memiliki tambatan hati yang lain?
Kadang rasa keingintahuan yang besar bisa menyebabkan bencana.
Aku bersembunyi di balik pilar agar tubuh mungilku tidak terlihat. Aku melihat kalau kantin kampusku masih sepi, karena ini masih terlalu pagi. Aku mendengarkan semuanya sejak awal. Mereka berempat sedang asyik membahas diriku. Mungkin sudah lebih dari lima menit aku menguping pembicaraan mereka. Semakin aku dengarkan rasanya semakin menyayat batinku. Aku tidak dapat berkata-kata lantaran terlalu sedih dan terlalu terkejut. Mereka keterlaluan, dan Romeo sungguh bajingan. Mereka itu sekumpulan pecundang dengan wajah malaikat. Aku bersumpah kalau mereka tidak akan pernah mendapatkan dengan mudah wanita-wanita yang mereka sayangi. Aku berdoa semoga kesengsaraan menyelimuti hidup mereka. Aku cukup tahu, aku cukup sadar, kali ini aku salah. Romeo bukanlah lelaki yang layak untuk dicintai sepenuh hati.
"Kau sialan, Thom. Apa kataku, aku selalu terlahir menjadi pemenang. Taruhan ini membuatku melupakan cinta pertamaku." Romeo menepuk pundak Thomas yang duduk di sebelahnya, tawanya begitu kontras dengan keadaan hatiku yang sakit luar biasa.
"Malangnya Kalla, gadis baik-baik yang harus segera kau campakkan. Kapan kau akan memutuskannya? Besok?" Vincent sok dramatis padahal sedari tadi ia yang paling keras tertawa. Aku bersumpah kau akan sulit mendapatkan pendamping hidup.
"Sudah-sudah, aku sedang berpikir. Sebenarnya aku tidak tega melihat dia menangis. Kalla sepertinya sangat mencintaiku." Romeo berkata dengan penuh pertimbangan, meskipun aku sangat yakin kalua itu semua hanya pura-pura.
"Kenapa tidak kau pertahankan saja? Tidak ada ruginya juga. Dia cantik dan pintar. Kalla juga baik." Gabriel mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja seperti berpikir. Dia memang selalu tampak tenang daripada ketiga temannya yang sedari tadi membahas perihal taruhannya.
"Tapi aku akan kalah dari kalian kalau aku tidak memutuskannya besok." Romeo menyunggingkan senyum iblisnya kemudian meminum espresso yang terlihat masih mengepulkan uapnya ke udara.
Aku menekan dada dengan sebelah tanganku, rasanya ini sangat menyakitkan. Jadi selama ini aku hanya dijadikan barang taruhan oleh Romeo, Vincent, Gabriel, dan Thomas. Aku kenal mereka, sekelompok lelaki tak berotak yang kuliah di tempat yang sama denganku. Kupikir Romeo sungguh-sungguh dengan cintanya, ternyata dia tidak lebih dari sampah tak berguna. Selama tiga bulan lebih aku tertipu oleh cinta palsu Romeo. Besok adalah hari ke seratus, dan besok Romeo akan mencampakkanku. Apakah ini adil bagiku? Tidakkah dia tahu kalau diriku begitu mencintainya? Air mataku menetes.
Tragis sekali nasibku. Setelah bisa mendapatkanku pada akhirnya aku hanya dicampakkan seperti kotoran yang tidak ada harganya. Apa mereka tidak berpikir kalau aku sama seperti mereka yang masih punya perasaan.
Pantaskah aku berbangga diri, karena ternyata hargaku cukup mahal? Mereka mempertaruhkan mobil, villa, dan entah apalagi yang aku sendiri tidak ingat padahal jelas-jelas aku mendengarnya. Rasa benciku sudah menumpuk dan menjadi satu dengan penyesalan. Ada dendam yang diam-diam muncul dari dalam hatiku atas ketidakadilan ini.
Di sini aku yang bodoh karena begitu mempercayai Romeo. Aku memantapkan hatiku, kalau lelaki tidak hanya Romeo seorang. Walaupun aku mencintai manusia tidak tahu adat itu dengan sepenuh hatiku, aku yakin aka nada pria yang akan mencintaiku dengan tulus. Hatiku sudah tidak dapat aku prediksi lagi seperti apa bentuknya setelah kebohongan yang Romeo ciptakan. Aku hancur meskipun aku memiliki ego kalau aku bisa mengatasi masalah ini.
Aku mengatur napas, menghirup udara sebanyak-banyaknya dan berharap semua yang kudengar itu salah, tapi kenyataan berkata kalau kupingku masih sangat normal untuk membedakan mana yang benar dan yang salah. Kadang cinta tidak harus terbalaskan, aku menyebutnya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kenyataan ini membuat hatiku pedih. Ada gadis lain yang sangat dicintai oleh Romeo, dan itu bukan diriku. Aku lupa bagaimana mereka membahasnya, intinya aku tidak cukup untuk membuat hati Romeo menjadi satu-satunya milikku.
Aku mengatur napasku yang naik-turun sejak beberapa menit yang lalu. Tawa mereka sudah tidak aku dengarkan lagi. Aku mengusap air mataku yang lancang sudah jatuh tanpa seizinku. Aku mengambil gelas kosong yang bisa aku jangkau lalu mengisinya dengan air keran yang kebetulan tidak jauh dari tempatku berdiri. Aku melihat bayangan wajahku yang mengerikan. Aku tidak cukup cantik bagi Romeo, perlahan rasa ini membuatku merasa rendah diri. Aku berpikir berkali-kali tentang kejadian pagi ini, aku seperti terdampar di tempat asing yang menyakiti jiwaku dan aku sendirian.
Aku melangkah mantap ke hadapan mereka, jangan kira mereka menang atas sakit hatiku yang kualami sekarang, karena kebiadaban mereka diriku terluka begitu dalam.
"Benarkah kau akan memutuskanku, ROMEO EVANS?" Aku mengangkat dagu penuh keangkuhan. Tawa mereka berempat seolah lenyap ditelan bumi. Aku memberikan senyum termanisku kepada lelaki yang sangat aku kasihi, sekaligus aku benci di dunia ini.
"Ka ... Kalla?" Romeo gugup sendiri. Apa sekarang dia takut kalau aku barusan mendengar ocehan busuknya bersama gerombolannya? Apa dia belum siap menghadapi kemarahanku yang sudah hampir memecahkan kepalaku?
"Apakah taruhan kalian tidak berlaku lagi kalau detik ini aku MEMUTUSKAN teman kalian ini?" Aku tertawa sumbang menatap Romeo penuh intimidasi, "apa kau akan kalah Romeo?"
Aku melemparkan isi gelas ke muka Romeo yang duduk di depanku. Cipratannya tidak hanya mengenai wajah Romeo saja. Apa peduliku? Mereka saja tidak peduli dengan perasaanku.
"KITA PUTUS. Aku malas menunggu kau putuskan besok. Oh ya, aku sudah tidak sabar menjadi mantanmu." Aku menjatuhkan gelas kosong ke meja mereka. Meskipun gelas itu tidak pecah, aku tahu kalau suaranya membuat mereka tidak berkedip. Aku tidak ambil pusing dengan makanan yang berantakan karena gelas itu. Hatiku lebih berantakan daripada keadaan meja mereka sekarang. Lagi-lagi aku berpikir, apa ini cukup adil untukku?
Aku tidak tahu mendapat keberanian dari mana. Apa peduliku? Aku hanya melakukan apa yang kuinginkan.
Aku melangkah seanggun mungkin ketika meninggalkan mereka yang masih terperangah dengan kedatanganku yang tiba-tiba. Romeo sudah menjadi masa lalu untukku. Aku tidak tahu masa depanku akan seperti apa, intinya aku bahagia, karena Tuhan lebih cepat membuka telingaku. Paling tidak Romeo sudah gagal dengan rencananya.
Aku baru menyadari kalau aku sudah menjalin hubungan yang indah bersama Romeo selama 99 hari. Angka ganjil itu memberikan efek mistis dalam jiwaku. Aku patah hati lagi, ternyata laki-laki hanya bisa menyakiti tanpa mau mengerti.
Normal kalau diriku lagi-lagi meneteskan air mata tanpa suara. Aku tidak menghapusnya, karena luka ini akan terus menganga untuk waktu yang tidak bisa aku tentukan. Aku tidak ingin sakit hati lagi. Cukup kali ini saja aku tersakiti.
Tuhan, tolong aku...
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?