/0/6146/coverbig.jpg?v=f6a5a84f6e0530e4fc807b7b7f9e1ed6)
Nicholas Liu alias MR. CEO, seorang pemilik perusahaan furniture terbesar di Hongkong. Berusia 30 tahun, lajang dan belum pernah berpacaran. Mirisnya, meski puluhan wanita dengan terang-terangan mengajaknya menikah, namun tak satu pun dari mereka yang berhasil meluluhkan hati Nic. Bahkan dari gossip yang beredar, mengatakan kalau Nic penyuka sesama jenis. Suatu hari kehidupannya berubah 180 derajat, saat Hanna – sahabatnya yang berprofesi sebagai arkeolog, menitipkannya seekor kucing putih berbulu panjang. Nic yang tidak menyukai kucing, dengan sengaja meninggalkan kucing milik Hanna di teras rumahnya. Sesuatu yang mengejutkan terjadi ketika menjelang tengah malam. Sinar bulan purnama yang menyorot ke teras rumah Nic berubah menjadi sinar putih yang menyilaukan. Awalnya Nic hanya menyaksikan dengan biasa saja, namun sedetik kemudian wajahnya berubah panik. Kucing putih peliharaan Hanna yang seharusnya berada di teras, menghilang. Berganti dengan sosok gadis cantik yang berdiri sendirian dalam keadaan tanpa busana. Siapakah gadis cantik itu? Apakah yang akan terjadi dengan kehidupan Nic selanjutnya?
Hongkong, tahun 2010
Dalam gerakan lambat yang dramatis, seorang pria tampan nan rupawan menggeliat di atas ranjang bulu angsa yang empuk. Dia baru saja bangun setelah semalaman menyelesaikan tumpukan pekerjaan yang seperti tiada habisnya. Dengan bergairah, pria itu turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
Pria itu mematut wajah mengantuknya di depan cermin, lalu mengambil obat kumur dan menyegarkan mulutnya. Kemudian dia bergeser kesekat kaca di sebelahnya dan mengguyur tubuhnya di bawah shower air hangat. Terakhir, dia menuang shampo ke kepalanya dan memijat perlahan dengan kedua tangan terangkat, memperlihatkan otot-otot lengannya yang maskulin.
Pagi hari pria itu nyaris sempurna andai saja dirinya tidak dikejutkan dengan kedatangan sabahatnya yang tanpa informasi lebih dulu, langsung menggedor pintu rumahnya dan membuat kekacauan.
"Tidak! Aku tidak mau! Mundur kau dari pintu rumahku sekarang juga!" Teriak pria itu dengan mata membulat panik, tertuju pada sesuatu yang dibawa oleh sahabatnya.
Pria yang berteriak itu adalah Nicholas Liu alias Nic. Seorang CEO atau pemilik perusahaan furniture terbesar di Hongkong. Pukul sembilan nanti seharusnya Nic sudah berada di kantor untuk melakukan converence bersama anggota assosiasi pengusaha furniture asia. Tetapi ...
"Aku mohon, Nic! Hanya kau satu-satunya orang yang bisa aku percaya. Ayoo laahh ... sahabatku yang paling tampan, kaya raya dan selalu wangi! Aku mohon!" Seorang wanita tampak memohon sambil menahan pintu rumah Nic dengan sebelah kakinya. Sedang tangannya memeluk seekor kucing putih berbulu panjang.
"Tidak, Hanna! Kau kan sudah tahu kalau aku tidak suka kucing! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengijinkan seekor kucing masuk ke dalam rumahku! Bawa makhluk berbulu itu pergi sekarang juga!" Nic mendorong pintu rumahnya sampai Hanna mengaduh.
Hanna adalah sahabat Nic sedari kecil. Berusia satu tahun lebih muda darinya dan berprofesi sebagai seorang arkeolong. Pekerjaannya berkeliling dunia untuk meneliti situs-situs bersejarah. Sekarang katanya dia mendapatkan tugas untuk meneliti di Mesir dan sedang berusaha merayu Nic agar mau dititipkan kucing peliharaannya.
"Oohh please, Nic! Kau itu bukan tidak suka kucing, kau hanya belum terbiasa dengan mereka. Moonlight kucing yang sangat ramah dan manja. Dia juga sudah terlatih untuk tidak akan melompat ke atas meja seenaknya. Dia juga pandai buang air di luar rumah. Aku mohon sahabat ..."
"Hentikan, Hanna! Keluar sekarang atau aku akan mencoret namamu dari daftar penerima warisan kalau aku mati!" Nic mengancam dengan wajah marah.
"Begini – begini! Kau boleh memerasku setelah aku pulang dari mesir, sesuka hatimu. Aku mohon, Nic! Satu tahun saja. Tolong jaga kucingku. Ohh yaa, suaranya juga sangat menggemaskan lohh ... Moonlight ayoo bersuara ... meooong ..."
"Meoong ..." Kucing putih itu memiringkan kepalanya dan mengeong lembut.
"Tuh kaan ... dia imut sekali kan ..." ucap Hanna seraya mendorong pintu dengan kakinya.
Nampaknya Nic sudah terhipnotis dengan pesona Moonlight yang bermata biru dan beraura bak putri raja. Pintu terbuka dengan mudah dan Hanna langsung meletakkan kucingnya di lantai. Seperti layaknya kucing pada umumnya, kucing putih itupun langsung mengendus-endus lantai dan berkeliling ruang tamu Nic.
"Dia hanya makan ikan. Digoreng atau direbus tidak masalah. Sehari makan dua kali, pagi dan malam hari. Seharian kerjaannya hanya tidur. Jadi kau cukup menyiapkan selimut di sudut tertentu dan dia akan terus tidur di sana sampai kau datang. Satu lagi ..."
"Tunggu!" Nic menengadahkan tangannya ke wajah Hanna. "Kau harus membayar semua kerepotan yang akan aku dapatkan selama merawat makhluk berbulu itu."
"Apa? Memalukan! Kau kan CEO Golden Furniture Hongkong! Masa kau minta uang dari arkeolog miskin sepertiku?" Hanna mengerucutkan bibirnya.
"Omong kosong! Berikan padaku unlimited black card-mu. Kau tidak akan membutuhkannya di Mesir. Mana?" Nic menggerakkan tangannya tidak sabaran.
"Baiklah. Asal kau menjaga Moonlight-ku dengan baik dan penuh kasih sayang." Hanna membuka dompetnya dan memberikan kartu ajaibnya ke tangan Nic. "Ohh yaa, aku peringatkan kepadamu! Jangan menaruh dia di dekat jendela terbuka atau di luar rumah. Itu akan sangat berbahaya!"
"Wow! Ide bagus, Hanna! Aku akan menaruhnya di teras rumah agar tidak perlu repot membersihkan rumah dari bulu-bulu kucing." Nic menarik sudut bibirnya dan mendengus. Sungguh tidak terbayangkan olehnya kalau setiap hari harus membersihkan gumpalan bulu yang menempel di furniture mahalnya.
"No! Kau akan ada dalam masalah besar kalau melakukannya, Nic!" ancam Hanna.
"Ohh aku takut!" cibir Nic dengan wajah mengejek.
"Terserah kau saja deh! Aku sudah sangat berterima kasih karena kau mau menjaga Moonlight. Kau memang sahabat terbaikku, Nic." Hanna memeluk Nic dengan perasaan sayang seorang sahabat.
"Well, thank you for coming, my bestie Hanna. Selamat bersenang-senang dengan piramid dan sphynx. Kabari aku kalau sudah sampai di Mesir. Bye ..." Nic melepaskan tubuh Hanna dan mendorong wanita itu keluar dari rumahnya.
Setelah mobil Hanna keluar dari halaman rumahnya, Nic segera menutup pintu rumah dan mencari keberadaan kucing putih itu.
"Meoong ..."
"Stop! Kau tidak boleh melakukannya, kucing! Kau tidak boleh tidur di sana!" seru Nic pada Moonlight yang sudah bersiap melompat ke atas sofa model terbaru yang diproduksi perusahaannya.
"Hei, kucing! Tadi kau dengar sendiri kan, aku itu tidak suka dengan kucing. Jadi, aku akan menyiapkan selimut serta makanan untukmu di teras rumah. Kau diamlah di sana dan jangan coba-coba menggaruk pintu rumahku. Okay?!" Nic memelototi Moonlight sambil bertolak pinggang.
Moonlight memiringkan kepalanya menatap Nic. Sepintas Nic merasa kalau kucing itu terlihat lucu. Tetapi dia lekas menggelengkan kepalanya. Dia harus kuat dan tidak boleh tergoda dengan sihir yang dimiliki kucing itu.
Sedetik kemudian Nic bergerak hendak menangkap Moonlight, namun kucing itu melesat dengan cepat ke bawah kaki Nic. Aksi kejar-kejaran pun berlangsung sekitar satu jam lamanya hingga akhirnya Nic berhasil menangkap Moonlight dan mengeluarkan kucing itu ke teras rumahnya.
"Jangan bersedih, Moonlight. Aku akan merelakan selimut kualitas terbaikku untuk menjadi alas tidurmu. Tenang saja, pemilikmu bilang, hanya satu tahun ..." cengir Nic lalu meninggalkan kucing itu sendirian di teras.
Karena dia sudah terlambat untuk converence, maka Nic memutuskan untuk meyelesaikan pekerjaan kantornya dari rumah, sembari mengawasi Moonlight. Dari siang hingga malam hari Nic mengurung di ruang kerjanya. Berkutat dengan laptop dan tabletnya.
Dari ruang kerjanya tersebut, Nic dapat melihat dengan jelas teras rumahnya dan terakhir kali dia mengintip Moonlight, kucing itu tengah meringkuk di atas selimut yang dia siapkan.
"Dia terlihat nyaman dengan selimut itu. Selimut seharga satu bulan gaji staff di kantor Golden Furniture Hongkong ..." ujar Nic miris. Bukan karena harga selimutnya, tapi karena selimut itu kini menjadi alas tidur seekor kucing.
Menjelang tengah malam yang kebetulan malam bulan purnama, sesuatu yang mengejutkan membuat Nic terperangah. Cahaya bulan purnama yang menyorot ke teras rumahnya bersinar semakin lama semakin terang dan membentuk sorot cahaya putih yang menyilaukan mata.
"Apa itu??" Nic memundurkan kursinya dan berjalan ke depan jendela.
Kemudian perlahan-lahan cahaya terang itu mulai memudar, berganti dengan cahaya bulan yang biasa. Nic memincingkan matanya, mencari keberadaan Moonlight yang seharusnya masih melingkar di atas selimut.
"Oh no! Kucing itu – di mana kucing itu?" Nic merapatkan kedua tangannya ke jendela.
"Sh –" Nic mengumpat tertahan. Kucing itu menghilang dari teras rumahnya dan ...
"Siapa gadis tanpa busana itu? Apa? Gadis? Whaaaattt?!" Nic berteriak panik seraya berlari keluar dari ruang kerjanya.
A/N :
Hai! Novel ini bergenre fantasi romance yang akan membawa kalian pada kehaluan tingkat tinggi tentang seekor kucing yang berubah menjadi seorang gadis cantik. Baca kelanjutkan kisah Moonlight and Mr. CEO sampai tamat yaa ... Happy reading!!
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
Setelah tiga tahun menikah yang penuh rahasia, Elsa tidak pernah bertemu dengan suaminya yang penuh teka-teki sampai dia diberikan surat cerai dan mengetahui suaminya mengejar orang lain secara berlebihan. Dia tersentak kembali ke dunia nyata dan bercerai. Setelah itu, Elsa mengungkap berbagai kepribadiannya: seorang dokter terhormat, agen rahasia legendaris, peretas ulung, desainer terkenal, pengemudi mobil balap yang mahir, dan ilmuwan terkemuka. Ketika bakatnya yang beragam diketahui, mantan suaminya diliputi penyesalan. Dengan putus asa, dia memohon, "Elsa, beri aku kesempatan lagi! Semua harta bendaku, bahkan nyawaku, adalah milikmu."
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.