/0/5370/coverbig.jpg?v=2a674aa6924609945d54c52e1c44793b)
Sejak kecil, aku selalu hidup miskin. Setiap pulang sekolah, aku akan bertemu dengan pemandangan ayahku yang sibuk di dapur. Dari ingatanku yang paling awal, aku akan selalu ingat ayahku mengenakan seragam pabrik lamanya di rumah. Rambutnya seputih salju dan kulitnya sangat gelap. Dia biasanya merokok rokok murah dan mobil yang dikendarainya adalah Kijang tua yang benar-benar rusak. Terlepas dari semua kesulitan kami, ayahku mengabdikan dirinya ke dalam pekerjaannya selama 18 tahun dan membesarkanku dengan kemampuan terbaiknya, dan aku akhirnya tidak mengecewakannya karena aku berhasil masuk ke universitas yang sangat bagus. Karena aku berasal dari kemiskinan, aku harus bekerja paruh waktu untuk membayar biaya kuliah yang tinggi. Aku tahu teman sekelasku pasti memandang rendah diriku karena aku sangat miskin, tetapi aku melakukan yang terbaik untuk tidak membiarkan hal itu mengganggu pikiranku. Pada hari ulang tahunku yang ke-18, ayahku mengumumkan bahwa dia akan memberiku hadiah ulang tahun dan dia akan membawanya kepadaku secara langsung. Hari itu aku melihat ayahku dalam pandangan baru. Kepala putih salju ayahku yang kasar telah berubah menjadi hitam mengkilat. Dia telah mengganti pakaiannya yang compang-camping dengan setelan Givenchy yang mahal, dan dia bahkan memakai jam tangan Patek Philippe di pergelangan tangannya. Kijang tua sekarang menjadi Rolls Royce edisi terbatas. Aku menatap ayahku dengan mata bingung dan bertanya dengan suara tidak percaya, "Ayah, apakah keluarga kita benar-benar yang terkaya di dunia saat ini?" Ayahku mengeluarkan cerutu Maya Sicars senilai Rp 5.000.000.000, menyalakannya, dan meniup cincin asap. "Nak, aku tahu kamu telah banyak menderita selama 18 tahun terakhir, dan aku merasa malu karena aku tidak dapat memberikan lebih banyak untukmu. Aku ingin kamu mengambil seratus miliar ini sebagai uang saku terlebih dahulu. Kamu dapat memintaku lebih banyak nanti jika itu tidak cukup!
"Bisakah kamu meminjamkanku enam juta rupiah? Aku bekerja paruh waktu tahun ini. Aku akan langsung membayarmu begitu aku mendapatkan gajiku."
Garry Suteno menundukkan pandangannya ke tanah, kedua matanya dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakberdayaan.
Yang berdiri di hadapannya adalah seorang wanita muda cantik dengan rambut panjang yang terurai jatuh di bahunya.
Garry adalah seorang pria berusia 18 tahun, dan wanita di depannya adalah Shelly Bianto. Mereka berdua adalah teman baik yang tumbuh bersama sejak kecil. Shelly juga adalah cinta pertamanya. Keduanya bersekolah di kelas yang sama sejak TK.
Garry dan Shelly bahkan berkuliah di universitas yang sama. Tapi kali ini Shelly mengambil jurusan jurnalistik, jadi dia tidak lagi berada di kelas yang sama dengan Garry.
"Pergilah, aku tidak mempunyai uang untuk dipinjamkan padamu dan aku tidak ingin melihat wajahmu lagi."
Ada seringai dingin di wajah Shelly, mata coklat gelapnya yang berbentuk seperti almond, dipenuhi dengan tatapan penghinaan dan penolakan.
Kemudian, Shelly membalikkan tubuhnya, berjalan menuju restoran keluarganya, dan membanting pintu di belakangnya.
Sebuah suara yang dingin bisa terdengar dari balik pintu yang tertutup, "Kamu selalu melakukan hal ini. Setiap kali kamu melakukan sebuah kesalahan, kamu akan datang padaku untuk meminjam uang. Menurutmu aku ini apa? Dompetmu?"
"Tidak, kamu harus mendengarkanku. Kali ini..."
Garry mencoba untuk menjelaskan.
"Sudah cukup!"
Shelly sudah tidak tahan lagi untuk mendengarkan penjelasannya dan langsung memotong perkataan Garry, "Bukankah aku baru saja memberitahumu bahwa aku tidak mempunyai uang? Pikirkan cara lain! Sekarang kamu sudah dewasa, Garry..."
Setelah mendengar perkataan Shelly, Garry merasa khawatir dan menghela napasnya dalam-dalam.
Kali ini, Garry tidak mempunyai pilihan lain selain meminjam uang.
Saat sedang berada di asrama, Garry secara tidak sengaja merusak Nintendo Switch milik teman sekamarnya yang harganya hampir enam juta rupiah. Teman sekelasnya itu menginginkan dirinya untuk membayar kerusakan itu dalam waktu seminggu.
Garry berasal dari keluarga yang miskin. Orang tuanya tinggal di kota lain dan pekerjaan mereka hanya memungkinkan mereka untuk memberinya sedikit uang saku setiap bulannya. Garry bahkan terpaksa harus membayar setengah dari biaya kuliahnya dengan melakukan pekerjaan paruh waktu di luar.
Garry menghela napas berat dan menuju ke arah kampusnya.
Dia dapat mendengar teriakan yang keras begitu memasuki kamar asramanya.
"Garry, satu minggu sudah berlalu. Apa kamu sudah menyiapkan enam juta itu untukku? Aku ingin kamu membayarku sekarang juga!"
Seorang pemuda dengan rambut bermodel belah tengah dan mengenakan pakaian yang modis sedang mencaci maki Garry dengan tidak sabar.
Pemuda ini kebetulan adalah teman sekamar Garry yang bernama Larson Fairuz. Belum lama ini, Larson membeli Nintendo Switch keluaran terbaru dan membiarkan teman sekamarnya bergantian memainkannya. Saat tiba giliran Garry untuk memainkannya, seseorang menabraknya dari belakang dan dia tidak memiliki pegangan yang kuat pada konsol game itu sehingga dia menjatuhkannya dan konsol game itu hancur berkeping-keping di lantai.
Jadi, Garry sekarang berutang konsol game baru pada Larson. Garry akan membayar utangnya, tapi untuk saat ini, dia benar-benar tidak mampu membeli sebuah konsol game baru.
"Larson, maafkan aku. Bisakah kamu memberiku lebih banyak waktu lagi? Dalam dua bulan ke depan aku akan bekerja paruh waktu, jadi aku akan menyiapkan uang untukmu saat itu. Aku benar-benar tidak mempunyai uang sekarang."
Garry menundukkan kepalanya dan meminta maaf.
"Benarkah? Kamu ingin aku memberimu lebih banyak waktu? Jika kamu tidak memiliki uang, mengapa kamu tidak memintanya pada keluargamu? Apa kamu seorang yatim piatu atau semacamnya?" tanya Larson, nada suaranya dipenuhi dengan sindiran. "Jika orang tuamu sudah meninggal, maka aku bisa memikirkan untuk memberimu lebih banyak waktu."
"Larson, kamu benar-benar sudah keterlaluan kali ini." Wajah Garry memerah karena marah.
Orang tuanya hanyalah orang biasa. Mereka sudah melakukan segala cara yang mereka bisa untuk membayar biaya kuliah dan biaya hidupnya. Bagaimana mungkin dia bisa meminta lebih banyak uang pada mereka?
"Haha, lihatlah dirimu. Kamu sangat miskin, kamu tidak mampu membelinya."
Sambil menyeringai, Larson mengarahkan jarinya ke celah di antara kakinya dan berkata mengejek Garry.
"Aku akan memberitahumu sesuatu. Jika kamu bisa merangkak di bawah kakiku, aku akan menerima kerugiannya dan aku tidak akan memintamu untuk membayarku kembali."
Menghadapi penghinaan seperti itu, Garry mengepalkan tangannya di samping sambil menggertakkan giginya, tapi karena itu jelas merupakan kesalahannya sendiri, dia tidak repot-repot melawan dan hanya memilih untuk membiarkan ejekan itu.
Sikap mengalah semacam itu malah membuat Larson bertindak semakin berani.
Dengan nada penuh penghinaan, Larson berkata, "Biar kujelaskan padamu. Aku mampu membeli selusin Nintendo Switch, tapi masalahnya, aku tidak suka barang-barangku dirusak oleh orang lain, terutama oleh orang miskin sepertimu!"
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Angeline adalah seorang pekerja keras, ia baru saja dipecat dari tempat kerjanya karena fitnah rekan kerjanya. Angeline yang harus menjadi tulang punggung keluarganya berusaha mencari pekerjaan apa pun yang bisa menghasilkan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Bryan yang menawarkan sebuah pekerjaan dengan bayaran yang sangat tinggi. Bryan adalah seorang presdir perusahaan ternama. Dirinya yang sebagai keturunan terakhir dituntut untuk segera menikah agar bisa meneruskan keturunan. Dijodohkan dengan kenalan ibu tirinya, membuat Bryan enggan melakukannya karena tau niat dibalik sikap sang ibu tiri. Bryan pun bertemu dengan Angeline dan menawarkan pekerjaan untuk menyewakan rahimnya dan melahirkan keturunannya. Apakah Angeline bersedia untuk menyewakan rahimnya dan melahirkan anak dari Bryan? Akan kah benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya dan menjadikan pernikahan mereka sebagai pernikahan yang sah?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih