/0/5310/coverbig.jpg?v=438e57e7121d467fb886b6233106f4ad)
"Woi, om seenaknya aja loe ambil ciuman gua," teriak Alvira tapi tidak ada jawaban dari Daffin. Dua manusia yang tak saling kenal itu, tapi sering bertemu dan selalu terjadi percekcokan diantaranya. Namun, siapa sangka jika keduanya akhirnya berada dalam satu atap. Pernikahan yang hanya dijalani 100 hari itu akan kan berkahir bahagia atau malah sebaliknya mengingat keduanya tidak pernah bersahabat. Ikuti terus kisahnya Alvira dan Daffin yang bikin baper... Terima kasih....
Wanita dengan manik hitam segelap malam itu menatap ke arah pria paruh baya di hadapannya dengan mata membulat, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan atas semua hal yang baru saja dia dengar. "Ayah!" teriak wanita itu, tak mampu menahan amarahnya lagi. "Demi seorang jal*ng, Ayah mengusir kami?!" Jarinya menunjuk ke arah seorang wanita muda yang memasang wajah ketakutan di belakang sang ayah.
Tentu saja itu hanya sebuah kepura-puraan. "Dasar rubah!" gumam Alvira yang masih bisa didengar oleh ayahnya.
"Alvira! Jaga ucapanmu!"
"Sudah, ayo kita pergi dari sini, tidak usah membuat tenaga kakak habis hanya gara-gara sampah seperti mereka!" Raka membawa kakak dan ibunya untuk menjauh dari rumah yang sejak kecil ia tinggali.
Alea tidak mampu berkata, hatinya begitu rapuh saat mengetahui orang yang dicintai sudah berhianat. Dengan mengeret koper ia meninggal rumah megah yang banyak kenangan di dalamnya. Mereka pergi tidak membawa apa-apa hanya pakaian yang boleh dibawa, semua fasilitas diambil kembali pada sang kepala keluarga.
***
Semenjak perpisahan itu terjadi Alvira harus bekerja membantu sang ibu Alea mencari uang. Pada malam hari ia bekerja sebagai waiters di kafe milik sahabatnya. Jika pagi ia akan pergi kuliah, Menjadi mahasiswa di fakultas kedokteran yang sebentar lagi akan menyandang gelar S.ked. Sedangkan adiknya Raka baru saja duduk di bangku kuliah semester awal. Awalnya Raka menolak untuk melanjutkan pendidikannya karena biaya yang dibutuhkan akan sangat banyak, ia berencana untuk mencari kerja sesuai kemampuan dirinya untuk membantu ibu dan kakaknya. Tapi Alvira tidak mengizinkannya, Alvira terus membujuk Raka agar melanjutkan pendidikannya soal biaya biar menjadi tanggung jawabnya. Setelah Alvira dan ibunya terus mendesak dirinya akhirnya Raka pun menurutinya untuk melanjutkan pendidikannya dengan memgambil jurusan bisnis dan manajemen. Dengan impian dirinya akan menjadi pembisnis yang berhasil seperti ayahnya yang sudah tidak diketahui kabarnya lagi.
"Hai, ngelamun aja lo?" seru Vita saat melihat Alvira duduk di bangku kantin sambil menatap kosong gelas yang ada di depannya.
"Apaan sih lo kagetin aja,"sahut Alvira.
"Mikirin apa sih calon ibu dokter?" tanya Vita sambil menyenggol lengan Alvira yang dibuatnya bertumpu pada wajahnya.
"Apaan sih lo, lo juga calon dokter kali," jawab Alvira yang tidak terima dengan pernyataan Vita.
"Lo nggak makan?" tanya Vita yang melihat di meja Alvira hanya ada segelas minuman berwarna kuning.
"Enggak gua masih kenyang," balas Alvira masih banyak diam sambil mengaduk-aduk minuman berwarna kuning di depannya,
"Yakin masih kenyang, temani gua makan yuk kita pergi ke kafe yang ada diujung sana. Masih ada waktu satu jam lagi bukan untuk ketemu sama pak dosen,"desak Vita sambil mengoyang-goyangkan lengan Alvira.
"Gua udah kenyang Vit, elo aja deh," tolak Alvira dengan suara lembut.
"Ayolah temani gua, masa lo tega biarkan gua makan sendiri entar gua diculik sama cowok ganteng gimana?" Vita memohon agar Alvira mau menemani diri nya. Vita tau kalau Alvira bukannya kenyang dia hanya menghemat pengeluaran saja karena Alvira harus memikirkan Raka dan ibunya.
Vita terus merengek untuk minta ditemani makan siang. Pada akhirnya Alvira menyetujui, karena Vita terlihat seperti anak kecil yang minta dibelikan perman. Dengan menggunakan mobil milik Vita mereka menuju kafe Pinky yang jaraknya tidak jauh dari kampus mereka.
"Elo mau makan apa?" tawar Vita. Begitu sampai di kafe dan keduanya sudah duduk di bangku pojokan kafe tersebut.
"Jangan bilang kalau lo sudah kenyang ya, ayo pesan, gua bayarin kok. Lo tenang aja," sambung Vita lagi sambil melihat daftar menu makananya.
"Bukannya gitu tapi--?"
"Udah ayo pesan nggak ada tapi-tapian," timpal Vita.
Karena menunggu Alvira yang lama banget mikirnya akhirnya Vita yang memesan dua menu makanan.
"Lo kenapa sih?" selidik Vita.
"Ada masalah, kalau ada tuh cerita ke gua siapa tau gua bisa bantu jangan dipendam sendiri."
"Gua mikirin nasib kuliah nih, apa gua bisa nyandang gelar dokter nantinya. Usaha kue nyokap, akhir-akhir ini terjadi penurunan. Kalau ngandalin gaji gua di kafe mah, nggak bakal cukup." adu Alvira lesu.
"Elo semangat dong, gua yakin lo bakal jadi dokter muda. Soal biaya nanti gua bantu, Lo tenang aja ya," sahut Vita.
"Kenapa enggak kasih tau bokap lo aja, gua yakin bokap lo mau bantu biayanya," lanjut Vita memberi saran.
"Gua takut diusir lagi, lo tau sendiri kan istrinya gimana?" lirih Alvira yang sudah menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Gua kapok ah ke sana lagi, malas gua cari ribut."
"Ya udah nggak usah dipikirin dulu, kita makan dulu yok dah lapar nih," ajak Vita karena cacing dalam perutnya dari tadi sudah memanggil minta diisi.
Vita memperhatikan Alvira yang begitu lahap dengan makanannya betul saja dugaannya tadi kalau sebenarnya Alvira juga lapar. Mereka makan saling diam tidak ada obrolan yang terjadi keduanya fokus pada makanan dan pikirannya masing masing.
Selesai makan keduanya kembali ke kampus karena jam masuk sebentar lagi. "Sebentar lagi kita koas nih lo senang nggak akhirnya kita bisa bantu-bantu di rumah sakit nih," seru Vita sambil matanya fokus pada jalanan.
"Gua sebenarnya senang sih malah udah nggak sabar banget, tapi apa tabungan gua cukup yah?" lirih Alvira kembali mengingat keuangannya yang semakin menipis.
"Lo tenang aja, kalau bokap lo nggak mau kasih uang. Biar gua yang bantu," jawab Vita penuh keyakinan. Vita membelokkan mobilnya memasuki pelataran kampus. Keduanya berjalan menuju ruang dosen. Saat menaiki anak tangga Alvira tidak sengaja menabrak seseorang hingga buku yang berada ditangannya jatuh berserakan.
"Lo nggak liat apa?" cerca Alvira.
"Maaf gua nggak sengaja, gua buru-buru," ucapnya sambil memungut buku milik Alvira.
"Walau buru-buru mata tuh dipake," teriak Alvira sambil menunjuk matanya.
"Kan gua juga udah minta maaf, ni buku lo," ucapnya sambil menyerahkan buku milik Alvira dan berlalu pergi.
"Ih ngeselin banget sih tuh orang, main pergi aja," sambil menatap kepergian orang tersebut menjauh darinya.
"Udah dong, dia juga tadi udah minta maaf kan," ucap Vita sambil menarik lengan Alvira.
"Iya tapi tuh cowok ngeselin banget. Lo tau nggak siapa dia?" tanya Alvira yang masih penasaran dengan penabrak.
Vita mengangkat kedua bahunya sambil melangkah menuju ruang dosen, tangannya masih menarik lengan Alvira.
***
Daffin Mallory adalah pewaris tunggal kerjaaan bisnis milik sang papi Ahmad Mallory. Menjadi anak tunggal yang mengharuskan Daffin meneruskan bisnis keluarganya. Beruntung dirinya juga mempunyai otak yang sangat cerdas jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari kerjaan bisnis papinya.
Menjadi seorang CEO yang mempunyai beberapa bisnis membuat Daffin belum memiliki kekasih hati. Hari-harinya disibukkan dengan kerja dan kerja. Seperti hari ini ia harus datang ke kampus untuk melakukan meeting. Kampus yang cukup terkenal di kotanya itu adalah milik keluarga Mallory.
Saat ia buru-buru dengan tidak sengaja ia menabrak seorang mahasiswa. Walau sudah meminta maaf namun dirinya masih saja mendapat perlakuan ketus. Tidak ingin terus berdebat membuat ia langsung melangkahkan kaki kembali ke pakiran.
Daffin akan melakukan pertemuan lagi dengan relasi bisnisnya untuk membicarakan kerja sama yang akan mereka lakukan. Di mobil sudah ada pak Budi sebagai sopir pribadinya dan Reiki sebagai assistennya. Setelah pertemuannya di kampus tadi Reiki langsung beranjak dan menuju mobil lebih dulu dari Daffin. Mobil yang Daffin tumpangi sudah melintasi jalan raya menuju restoran untuk pertemuannya itu. Daffin tampak serius dengan MacBook yang ada di pangkuannya. Sebelum bertemu relasinya tersebut Daffin mempelajari kerja sama yang akan dilakukannya.
Daffin begitu teliti dengan mengamati setiap tulisan yang di layar itu. Pak Budi membelokkan mobilnya saat tujuannya telah sampai.
Restoran yang dipilih mereka berada di mall ternama di Jakarta. Daffin melangkahkan kaki memasuki area resto dan menuju ruang VIP berada, Reiki berjalan di samping Daffin seperti assisten yang lain, Reiki siap siaga membantu Daffin.
BERSAMBUNG....
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?