/0/3951/coverbig.jpg?v=fa4cac07a4b48c25d99992b6a6fe2c71)
"Aku tidak mengerti kenapa kau mau sembunyi dariku." "Apa maumu?" "Sejujurnya aku tidak mengerti kenapa kau mau lari dari ini," bisik sang pria saat dia mencengkeram kepala gadis itu dan melumat bibirnya. *** Violet ditugaskan untuk sebuah misi menemukan Jack Morde, pemimpin dari kawanan Pemberontak. Tetapi, lika-liku tak terduga menantinya dan ia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi. Ketika dia menjadi tahanannya, Violet mulai menyadari mungkin apa yang ia dengar tentang musuh-musuh Kawanan Berlian tidak seperti kelihatannya. Apakah dia akan meninggalkan hidup dan keluarganya untuk mengejar masa depan dan takdirnya? Ataukah dia akan mencoba untuk kabur dari rumah mewah Jack dan hal pertama apa yang akan ia lakukan? Tahanan Sang Alpha diciptakan oleh Rafaella Dutra, seorang penulis eGlobal Creative Publishing.
"Violet, apakah kamu di sini?" sebuah suara datang dari luar kamar tidur.
"Ya! Tunggu sebentar." jawabnya sambil beranjak dari tempat tidur.
Violet hendak menjalankan misi terpenting dalam hidupnya. Dia tidak punya banyak pilihan, karena ayah angkatnya yang memintanya melakukan misi tersebut.
Saat memikirkan rencana itu berulang kali, Violet tidak berhenti cemas. Dia mual karena takut dan khawatir, dia bisa muntah kapan saja.
Jika Violet terus memenuhi kepalanya dengan pikiran-pikiran itu, dia pasti akan menangis. Violet tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Dia harus kuat. Dia memang kuat. Dia hanya kurang percaya pada dirinya sendiri.
Violet memejamkan mata selama beberapa detik, menarik dan mengembuskan napas perlahan, berusaha tetap tenang.
Ketukan berikutnya di pintu membuat meditasinya buyar.
"Aku datang!" dia berteriak, kesal.
Violet membuka pintu dan mendapati wanita dari kawanannya sudah menunggu dengan tidak sabar.
"Akhirnya! Aku pikir kamu mau membatalkannya. Ayo. Arden mau berbicara denganmu sebelum kamu pergi." kata wanita itu sambil memberi jalan bagi Violet untuk lewat.
Dia menutup pintu kamar tidurnya dan mengikuti wanita itu ke ruang tamu.
Arden adalah Pejantan Alfa dari Kawanan Berlian, dan Violet telah tinggal di istananya sejak lama. Violet menganggapnya berlebihan dan bodoh. Mengapa mereka harus tinggal di istana?
Tapi Violet tidak pernah mengeluh, karena bagaimana mungkin? Arden telah mengadopsi dan merawatnya selama dua puluh satu tahun hidupnya.
Violet berutang terlalu banyak padanya. Semua hal kecil yang pernah dia pelajari berasal dari Arden. Semua yang Arden berikan kepada putri kandungnya, pasti diberikannya juga untuk Violet.
Arden. Itu dia, menunggu Violet untuk duduk di sofa, merokok dan melihat ke jendela, memandangi bulan kuning besar yang mulai terbit di langit.
Dia adalah pria paruh baya dengan rambut beruban, mata biru, dan janggut yang menurut Violet konyol. Tapi tentu saja, Violet tidak pernah mengatakan itu padanya.
"Violet, putriku. Kamu sudah datang!" kata pria itu dengan antusias, berdiri dan membuka tangannya ke arahnya.
Violet tersenyum dan memeluknya erat.
Perasaan Violet campur aduk tentang situasi itu, tetapi dia berusaha sebisa mungkin tidak menunjukkannya.
Bagaimana pun, Arden sendiri yang telah melatihnya, bersama dengan Gwen, putri kandungnya, dan seorang anak laki-laki bernama Lance. Violet telah belajar untuk tidak menunjukkan kelemahan kepada siapa pun, bahkan kepada keluarganya.
Violet menjadi yatim piatu pada usia yang sangat muda, orang tuanya meninggal dalam sebuah serangan.
Violet tidak tahu banyak tentang insiden tersebut, dia juga tidak nyaman menanyakannya kepada Arden.
Violet kemudian diasuh oleh Kawanan Berlian, sebuah kerajaan manusia serigala yang sangat kuat. Merekalah yang menegakkan hukum dan ketertiban di seluruh benua Bulan Sabit.
Benua Bulan Sabit adalah negara manusia serigala yang sebagian besarnya dipimpin oleh Kawanan Berlian.
"Jadi, apakah semuanya sudah siap untuk keberangkatanmu?" tanya Arden, sambil duduk kembali di sofa.
Violet melakukan hal yang sama, beberapa pelayan kemudian menawarinya segelas air. Dengan sopan Violet menerimanya, meskipun dia merasa apa pun yang ditelannya pasti akan segera dimuntahkannya lagi, karena dia sangat mual dan gugup.
"Ya, sepertinya semua sudah siap." Violet mengangguk, terpaksa meneguk air, karena pelayan itu masih menatapnya dan Violet tidak ingin dia kecewa.
Dia menghargai pekerjaan orang lain. Dan sesuatu yang membuatnya tidak habis pikir adalah ketika ada orang yang tidak memperlakukan pelayan istana dengan baik dan sopan.
"Kamu mungkin tidak membutuhkanku untuk mengulangi semua tentang misi ini, tetapi apakah ada yang masih perlu aku jelaskan lagi?" tanya Arden sambil menghirup asap rokoknya.
Violet menganggukkan kepalanya sebagai penyangkalan, berusaha tetap tenang dan tidak memikirkan hal terburuk yang bisa terjadi.
"Begitu kamu melewati gerbang istana, kamu akan sendirian, sayang." Arden melanjutkan. "Aku yakin kamu dapat menyelesaikan pekerjaan ini, jadi jangan khawatir. Aku tidak akan membuatmu melakukan ini jika aku tidak yakin kamu mampu. "
Violet tersenyum padanya, meskipun kata-katanya tidak terlalu meyakinkan.
Violet tidak tahu apakah ada orang lain yang bisa melakukan apa yang Arden tugaskan. Dan sekeras apa pun Violet membujuknya untuk berubah pikiran, Arden tetap sangat keras kepala.
Sesaat setelahnya, suara ribut datang dari pintu ruang tamu, dan Arden berhenti berbicara untuk melihat apa yang terjadi.
Seorang pemuda dengan mata cokelat dan rambut hitam yang tertata sempurna melintasi ruangan, mendatangi mereka dengan senyum di wajahnya.
Dia memiliki postur yang sangat tegap dan mengenakan seragam militer.
"Violet, kamu masih di sini!" kata pemuda itu sambil menatapnya.
"Hai, Lance," Violet tersenyum padanya saat dia mendekat.
"Lance. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Arden tidak sabar untuk menginterupsi.
"Aku baru saja pulang. Ada beberapa hal yang ingin aku diskusikan denganmu, tetapi aku tidak tahu sedang ada rapat. Maafkan aku!"
"Tidak apa." Arden melambaikan tangannya dan mematikan rokoknya.
"Bagaimana perasaanmu?" Lance bertanya kepada Violet dengan tatapan khawatir.
Terkadang hubungan Violet dan Lance memang canggung.
Violet tumbuh dewasa bersama Gwen sebagai saudari perempuannya, lalu Lance kemudian bergabung dengan mereka setelah orang tuanya meninggal.
Dia yatim piatu seperti Violet. Status itu menjadi pengikat bagi hubungan mereka.
Gwen dan Lance juga rukun, jadi mereka bertiga mulai melakukan banyak hal bersama, termasuk berlatih dengan Arden.
Tetapi ketika Violet berusia delapan belas tahun, Arden mengatakan bahwa dia akan menikahi Lance suatu hari nanti, karena rencana Arden adalah menjadikannya Pejantan Alfa berikutnya.
Dia tidak pernah bisa mengerti peraturan di Kawanan Berlian yang melarang keakraban antar pasangan yang ditakdirkan menikah. Pernikahan di kawanan itu memang selalu diputuskan oleh dewan.
Lance adalah Pejantan Beta dari kawanan tersebut, dan Violet tidak bisa memahami apa yang diinginkan Arden. Bagaimana bisa dia menikahi seseorang yang tidak dia cintai?
Violet sudah menganggap Lance sebagai kakak laki-laki atau semacamnya.
Dan mengapa dia, bukan Gwen?
Tapi Lance tampaknya tidak terlalu menentang rencana itu, yang justru membuat Violet bingung. Apakah Lance menyukai Violet, itukah sebabnya Arden ingin dia menikahinya, bukan Gwen atau orang lain?
Sejak saat itu, Violet mencoba sebisa mungkin untuk menganggap percakapan itu tidak pernah terjadi dan berusaha bersikap normal di depan Lance, seperti yang selalu dia lakukan selama ini.
Mereka suka menggoda satu sama lain dan membicarakan hal-hal yang konyol. Seperti yang juga Lance lakukan dengan Gwen. Violet terus melakukannya, sampai dia mengetahui takdirnya adalah untuk menikahi Lance.
Takdir yang dia doakan masih lama akan terjadinya.
"Aku baik-baik saja, kurasa." jawab Violet, berusaha terdengar positif. "Maksudku... aku hanya akan tahu begitu aku sampai di sana, kan?"
"Kamu akan melakukannya dengan baik." kata Arden, mencoba menenangkan pikirannya. "Sekarang waktunya untuk mempraktikkan latihanmu selama bertahun-tahun. Kamu akan mengetahui apakah akhirnya kamu bisa mengendalikan serigala dalam dirimu." dia tersenyum, tapi itu hanya membuat Violet merasa lebih buruk daripada yang sudah dia rasakan.
Itu adalah ketakutan terbesarnya. Dan Arden harus mengungkapkannya.
Tugas ini membuatnya tidak bisa tidur dalam beberapa malam terakhir.
Violet selalu bertarung dengan sisi manusia serigalanya sejak dia masih sangat muda.
Dia mengalami perubahan yang tak terkendali dan serigala dalam dirinya liar, tidak stabil dan sangat kuat. Dia tidak bisa mengendalikannya. Jadi mereka melatihnya dan mengajari cara menekannya dari dalam.
Dia bisa mengendalikannya jauh lebih baik sekarang, setelah menjadi wanita dewasa.
Tapi tidak ada hari yang berlalu tanpa membuatnya khawatir tentang tindakannya.
Apakah misi itu ujian dari Arden untuk melihat apakah dia telah belajar dengan benar? Itukah sebabnya dia memilih Violet daripada orang lain?
Dan tiba-tiba Violet merasa perlu menanyakan sesuatu.
"Apa yang akan kamu lakukan jika aku tidak kembali? Apakah kamu akan mengirim seseorang untuk mencariku?"
Arden sedikit terkejut, namun ia sangat pandai berpura-pura, sehingga tidak ada yang menyadarinya.
"Tidak ada yang akan terjadi. Tetapi jika kamu tidak kembali setelah beberapa hari, kami akan pikirkan langkah selanjutnya. Jadi jangan khawatir, pikirkan saja langkahmu berikutnya."
Violet mengangguk.
Dia tidak merasa tenang dengan kata-kata Arden, tetapi hari semakin larut dan dia semakin gugup. Jadi Violet memutuskan untuk menerima nasibnya, apa pun itu.
"Syukurlah kamu masih di sini. Kupikir aku melewatkan kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal padamu." sebuah suara lembut datang dari pintu, dan Violet tidak perlu melihat untuk tahu siapa itu.
"Selalu terlambat, kan?" Lance mengejek gadis itu.
Gwen adalah gadis yang sangat lembut dan baik. Dia memiliki mata biru yang sama seperti ayahnya dan rambut hitamnya jatuh ke bahunya seperti tirai.
Violet merasakan ada yang mengganjal di tenggorokannya.
Melihat Gwen di sana membuatnya sangat ingin menangis.
Perasaannya tidak enak tentang misi ini dan dia berusaha sekuat tenaga untuk menghadapinya. Tapi kenyataan bahwa dia harus mengucapkan selamat tinggal pada keluarganya membuat Violet meragukan dirinya sendiri.
Bagaimana jika dia gagal? Bagaimana jika dia tidak bisa mengendalikan dirinya begitu sampai di tujuan? Bagaimana jika ada yang salah? Apakah dia masih bisa memenuhi tugasnya dan pulang ke keluarganya?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
Mengandung konten 21+ Harap bijak menentukan bacaan... Jangan lupa mampir juga cerita pertama "Mertua Hiperseks" Zakia Ananta Arman, gadis remaja yang masih sangat polos dan tidak pernah mengenal apa itu jatuh cinta sebelumnya. Dia terpesona dengan ketampanan pemuda tampan yang merupakan putra dari kyai pengasuh pesantren dikingkungannya. Malam itu gadis yang cakap dipanggil Kia itu secara sengaja masuk ke dalam kamar pria yang sering di panggil Gus Beren oleh para santri. Kia memasukkan obat perangsang dan alkohol secara bersamaan pada teh yang disajikan oleh Santri dan akan di minum oleh Gus Beren. Alhasil, malam itu tanpa sadar Gus Beren menyetubuhi Kia yang bersembunyi dibalik tirai gorden kamarnya, saat Gus Beren tengah membersihkan badan di kamar mandi setelah acara pengangkatan pengasuh baru di adakan di pesantren yang di miliki abahnya. Hubungan satu malam itu berakhir duka bagi Kia. Ia tidak pernah menyangka bahwa dari hubungan itu ia akan mengandung anak dari Gus Beren, tapi sayangnya Gus Beren tidak mau bertanggung jawab atas anak itu. Karena bagaimana pun anak itu tetap akan bernasab pada ibunya, sebab ia hadir sebelum terjadinya Ijab Qobul pernikahan. Apalagi Kia baru mengetahui, jika Gus Beren sudah memilik istri yang di nikahi secara siri, karena saat ini istri Gus Beren masih melanjutkan pendidikannya di Mesir. Kia teringat akan perbuatan papanya Arman beberapa waktu yang lalu, ia membawa Cantika yang merupakan wanita selingkuhannya ke rumah dan melakukan perbuatan mesum di depan mamanya Arini. Mungkinkah yang terjadi saat ini merupakan balasan atas perbuatan Arman, yang telah menyakiti Arini. Bukan hanya itu, Arman juga sering melampiaskan amarah pada mamanya dan juga kakaknya Zoni saat mereka memberontak kelakuan Arman untuk bermain panas dengan Cantika. Kata-kata Kia terngiang begitu dalam pada ingatan Arman, yang menyiratkan kebencian dari seorang putri yang sangat ia sayangi. Arman tak pernah begitu menyesal atas perlakuannya dan perkataannya yang sering menyakiti Arini dan Zoni, tapi untuk Kia, dia benar-benar menyesal karena telah membuat putri kesayangannya itu kecewa dan berkata kasar padanya. Teringat pada masa lalu kelam tentang Rania yang harus mati akibat ulah Ayah Arman, ia takut hal itu terulang kembali pada Kia. Akankah Kia bisa mendapatkan keadilan serta tanggung jawab dari Gus Beren untuk anak yang dikandung? Sedang usianya saat ini masih belum cukup umur untuk melangsungkan pernikahan karena ia baru 9 SMP. Ataukah ia akan menjalani sisa-sisa hidup dengan karma yang telah papanya perbuat selama ini? Siapakah Rania, yang menyisakan luka begitu dalam bagi Arman?