/0/3754/coverbig.jpg?v=8d3254ebe881be304d25ee76ce0b9b4f)
Karena seringnya terjadi pertengkaran, dan tidak ada kecocokan lagi dengan istrinya Humaira Salsabila, akhirnya Imron memilih untuk menceraikannya. Imron lebih memilih menikah dengan Laras, yang kelihatannya jauh lebih cantik daripada Humaira. Manisnya madu hanya di awal, setelah menjalani pernikahan bersama Laras, barulah Imron menyadari, ternyata Laras tidak bisa melakukan tugas rumah tangga sebaik Humaira. Tanpa Imron sadari ternyata Laras memiliki rahasia yang tak' diketahuinya, hal ini menjadi masalah besar di kemudian hari. Pada suatu hari, Imron bertemu kembali dengan mantan istrinya yang kini jauh lebih cantik dari sebelumnya, Imron ingin kembali kepadanya. Akankah Imron bersatu kembali lagi dengan Humaira? Atau masih bertahan bersama Laras? Sepandai-pandainya Laras menyimpan rahasia, akhirnya terbongkar juga, bagaimana tanggapan Imron tentang ini? Yuk simak Ceritanya!
Pagi hari setelah melaksanakan kewajiban dua rakaat, Humaira beranjak menuju dapur untuk mempersiapkan sarapan seperti biasanya.
Namun, ia tidak mendapatkan makanan sama sekali yang bisa dimasak.
Humaira tak kehilangan akal, ia pun pergi ke halaman belakang untuk mengambil ubi kayu dan mengambil daunnya untuk ia masak nanti.
"Bang, aku minta uang, enggak ada lagi persediaan makanan di dapur, semuanya telah habis, gas juga mau. habis," ucap Humaira kepada suaminya yang baru bangun tidur.
"Alah ! uang terus yang ada di otak Kamu, baru seminggu yang lalu aku kasih lima puluh ribu, sekarang sudah minta uang lagi, dasar boros ! " ucap Imron seraya pergi ke kamar mandi, untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke kantor.
"Ya sudah, hari ini aku enggak bisa masak apapun, jangan salahkan aku," teriak Humaira, ia Jengkel menghadapi suami pelit seperti Imron.
Imron telah selesai mandi, ia sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor, dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja lengan panjang berwarna biru muda, dilengkapi dasi panjang dan sepatu kulit berwarna hitam.
Imron menyemprotkan minyak wangi ke beberapa bagian tubuhnya, wajahnya memang tampan, dan berhidung mancung, rambut nampak klimis, ia nampak berseri-seri.
Humaira merebus ubi, ia juga membuat secangkir kopi.
Imron telah siap, dan ia pun duduk di ruang makan.
"Huma ... ! Mana sarapan ? Sudah siang begini belum ada apa-apa di meja makan, dasar pemalas ! " teriak Imron, ia memukul meja makan.
Humaira datang membawa singkong rebus dan secangkir kopi panas.
"Ini sarapan!" hardik Imron, suaranya menggema memekakkan Indra dengar.
Imron melemparkan singkong yang ada di hadapannya, sehingga berhamburan ke lantai.
Humaira terkejut melihat pemandangan di depan matanya, segera ia membereskan kekacauan yang baru saja terjadi dengan air mata yang jatuh berlinang.
Imron hanya meminum seteguk air kopi, tanpa mempedulikan istrinya yang berada dihadapannya, ia segera beranjak menuju ke kamar untuk mengambil kunci motor.
"Kan' tadi sudah kubilang, enggak ada apa-apa lagi di dapur, yang ada cuma itu, makanya, Abang kasih aku uang !" ucap Humaira dengan suara parau, ia sangat kesal dengan sikap suaminya itu.
"Hari ini enggak ada uang belanja, lebih baik aku sarapan di kantor saja." jawab Imron.
Imron menghidupkan motor dan berlalu pergi begitu saja, tanpa pamit dan juga salam.
Bukan hanya sekali dua kali, Imron menyakiti hati Huma, namun ia bertahan demi mempertahankan rumah tangganya.
Tak lama kemudian, Humaira pergi ke warung Mpok Leha, walaupun dengan perasaan malu, ia memberanikan diri untuk berhutang.
Sementara Imron sedang menikmati sarapan pagi di warung nasi dekat dengan tempat kerjanya.
Ia menyantap nasi uduk buatan Bik Jum yang terkenal sangat enak dan nikmat, dengan begitu lahapnya.
"Mpok ! Apa boleh Saya ngutang dulu ? Beras satu kilogram, gas, dan tempe satu saja ! " ucap Humaira penuh harap.
"Ngutang terus kamu Huma, yang kemaren saja belum di bayar, ini sudah mau nambah ! " Jawab Mpok Leha kesal.
"Nanti kalau sudah ada rejeki, saya bayar Mpok,
" balas Huma memelas.
"Oke ! Aku beri waktu seminggu, harus sudah Kamu lunasi semuanya," ucap Mpok Leha.
"Baik Mpok, akan saya usahakan" balas Huma.
"Pokoknya aku enggak mau tahu, jangan cuma janji-janji saja, ingat itu !" Seru Mpok Leha.
"Baiklah Mpok Insya Allah ! Saya akan bayar semuanya," jawab Humaira.
Akhirnya Huma pun pulang dengan belanjaan yang tak seberapa itu, asal bisa mengganjal perut suaminya malam nanti.
Humaira segera membereskan rumah, menyapu, ngepel, mencuci baju dan memasak tempe sedikit, sisanya mau dimasak sore nanti menjelang Imron pulang.
Setelah sarapan, Humaira berkeliling kampung, untuk menawarkan jasa mencuci baju, menyetrika, atau apa saja yang bisa menghasilkan uang.
Setelah seharian berkeliling, sudah ada seratus ribu rupiah, ada sekitar lima rumah yang memakai jasanya, dari sekian banyak yang ia datangi.
Sebelum pulang ke rumahnya, Humaira membayar utang ke warung Mpok Leha terlebih dahulu.
"Ini Mpok utangku yang tadi, sekalian sama yang kemarin."
Humaira menyerahkan selembar uang merah kepada Mpok Leha.
"Tumben lu, cepat banget bayarnya, nih kembaliannya."
Mpok Leha menyodorkan uang kembalian sebesar dua puluh ribu rupiah.
"Iya, Sudah ada rezekinya Mpok ! "
Humaira tersenyum, ia pun mengambil uang kembalian yang diberikan oleh Mpok Leha dan berlalu pergi.
Sesampainya di rumah, Humaira membersihkan badannya kemudian melaksanakan kewajiban empat rakaat di sore hari, lalu ia beranjak ke dapur untuk memasak.
Humaira mengolah tempe tadi menjadi tempe goreng tepung, dan menumis bunga pepaya yang tadi dipetiknya dari depan rumah.
Halaman rumah yang tidak seberapa luas itu, Humaira manfaatkan dengan bercocok tanam.
Ia menanam pepaya, berbagai jenis cabe, kacang panjang, ubi kayu, bayam, dan aneka rimpang seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan lain-lain.
***
Tin...
Tin...
Imron membunyikan klakson, suaranya mengagetkan Humaira yang sedang termenung, iya bun bergegas menuju ke halaman untuk membuka untuk membuka pintu pagar.
"Lama kali kau membukakan pintu pagar, ngapain saja kau?" hardiknya.
"Maaf, Bang!" jawab Humaira.
"Sudah sana siapkan air hangat buat mandiku, habis itu siapkan makanan, sudah lapar aku," ucap Imron.
"Iya, Bang tunggu sebentar."
Humaira bergegas ke dapur untuk memasak air hangat dan menyiapkan makanan untuk suaminya.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Imron menuju ke ruang makan, dan membuka tudung saji.
"Makanan apa pulak ini? Tak' mau aku makan, enggak selera aku, suami capek pulang kerja, ini yang kau suguhkan buat aku, dasar istri enggak guna."
Dengan kasar imron membalikkan meja makan dengan penuh emosi, sehingga berhamburan semua makanan yang ada di situ.
Humaira terkejut melihat semua itu, air matanya jatuh berderai, tak sanggup rasanya ia berkata apapun lagi.
Pengorbanan nya selama ini tidak pernah dihargai oleh suaminya.
"Itulah yang Kau bisa, kerjaannya cuman nangis terus, kalau begini caranya, lebih baik kita masing-masing," hardik Imron.
"Hari ini, detik ini juga, Kau aku talak wahai Humaira Salsabila," tekan Imron.
" Benarkah apa yang kamu ucapkan itu bang?" ucap humaira dengan terisak.
"Kenapa semudah itu kau ucapkan kata itu Bang? Tak bisakah kita perbaiki semuanya," imbuhnya lagi masih tersedu.
"Alah merengek pula kau, sudah tak mempan aku, sekarang juga kau angkat kaki dari rumahku dan jangan bawa apa-apa selain baju-baju butut kamu," ucap Imron kian meradang.
"Baiklah, jika itu keinginanmu, aku akan segera bersiap."
Humaira segera mengemasi barang-barangnya, sebelum pergi ia menyempatkan untuk sholat Maghrib terlebih dahulu.
"Alah pake sholat dulu, kelamaan," ucap Imron begitu melihat Humaira sedang sembahyang.
'Kurasa tiada guna aku bertahan, apalagi harus memohon, sudah seringkali dia menyakiti hatiku seperti ini, namun aku tetap bertahan dan bersabar, mungkin perpisahan ini lebih baik daripada saling menyakiti perasaan, atau tidak adanya kenyamanan kedua belah pihak.' batin Humaira.
"Sudah sana pergi, engga usah drama..." usir Imron.
"Nanti surat cerai nyusul, akan aku kirimkan ke rumah orang tuamu" ucapnya lagi.
Humaira segera beranjak pergi, tak mau lagi berlama-lama, karena percuma saja memohon, untunglah aku belum memiliki anak dengan nya.
Ketika ia hendak membuka pintu, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depan pintu, dalam hati Humaira bertanya-tanya, siapakah wanita dihadapannya itu.
"Laras..." Pekik Bang Imron kaget.
"LARAS? Siapa dia Bang?" tanya Humaira.
"Dia pegawai baru di perusahaanku," jawab Imron.
"Ngapain kamu kesini? Kan bisa urusan kantor diselesaikan besok saja," ujar Imron.
"Aku kesini mau menanyakan kejelasan hubungan Kita," Laras menatap Imron tajam.
"Aduh, apa pula kamu ini," balas Imron yang mulai gusar.
"Ini, coba lihat!"
Laras menyerahkan selembar kertas surat pernyataan dari dokter kepada Imron.
"Kamu hamil?"
Imron terkejut melihat surat pernyataan dari dokter yang diberikan oleh Laras.
"Oh! Jadi begini kelakuanmu di luaran Bang! Baiklah sudah jelas semuanya sekarang,"
Humaira mulai tersulut emosi.
'Pantas saja dengan mudahnya ia mengucapkan kata talak,' batin Humaira, ia pun segera berlalu pergi, tak mau lagi berlama-lama melihat suaminya yang pelit bersama selingkuhannya.
"Dan jangan lupa, aku tunggu surat cerai darimu" ucap Huma sambil menahan air matanya agar jangan sampai terjatuh di depan mereka.
"Baguslah! Tidak ada lagi halanganku untuk mendekati Bang Imron," ucap Laras dengan penuh kemenangan.
Humaira pun menghentikan langkahnya kemudian menoleh dan berkata, "Baiklah silahkan kalian bersenang-senang kalian memang cocok dan serasi."
Humaira mengatur nafas agar tak meledak kemarahannya itu.
Humaira selalu diam bila selama suaminya marah atau berbuat kasar kepadanya, tapi tidak untuk sekarang, ini tidak bisa dibiarkan.
"Kau!"
Imron menghampiri Humaira, ia hendak menamparnya, dengan cepat Humaira menghindar, sehingga tamparannya meleset.
"Tak kubiarkan lagi kamu menyakitiku, Bang ! aku sudah bukan istrimu lagi," ucapnya.
Humaira pun berlalu pergi tanpa menoleh lagi ke belakang, ia meninggalkan rumah penuh duka itu.
Ternyata, ada beberapa kamera yang mengabadikan kejadian barusan, beberapa tetangga di sekitaran komplek rumah kami, karena mereka mendengar kami ribut-ribut.
"Apa ini, kalian bubar semua..." ucap Bang Imron kepada tetangga yang selalu ingin tahu urusannya itu.
"Hu... ! " teriak mereka kompak
"Eh ! Bang Imron, enggak baik berduaan dengan wanita yang bukan muhrim," ucap Bu Romlah.
"Ayo ibu-ibu kita usir wanita ini, sebelum terjadi yang tak diinginkan," ucap yang lain.
"Eh... Eh apa-apaan ini engga bisa, aku ini calon istri Bang Imron, kalian ga bisa seenaknya" ucap Laras
"Dasar pelakor tak tau malu" ucap yang lain.
Next
_____
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong patokku di mulut kenikmatan Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu. Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kenikmatanku. Dan …. langsung amblas semuanya …. bleeesssssssssssskkkkkk … ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena patokku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong … tanpa harus bersusah payah lagi. Mamie pun menyambut kehadiran patokku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, “Sam Sayang … kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu … agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. “ “Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah …. “ sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta. Lalu aku mulai menggenjotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, “Dudududuuuuuh …. Saaaam …