/0/3150/coverbig.jpg?v=edf3d79923b6aa17407f0c646119c0c7)
Sebuah kisah perjalanan hidup Effendik. Seorang pemuda kampung dalam mencari cinta sejati dan jati diri. Kisah dari kelahiran hingga masa dewasa, ternyata sangat tidak mudah dan berliku. Sedari kecil Effendik sudahlah mengenyam kesengsaraan. Sampai suatu hari dari penantian sepuluh tahun. Setelah kegagalan cinta pertama yang sangat menyakiti hatinya. Malah Effendik dipertemukan dengan seorang gadis bernama Chusnul. Bahkan jawaban dari doa-doanya adalah dia. Effendik semakin terpuruk, saat tahu kalau Chusnul masih sepupu jauhnya. Tetapi Effendik sudah terlanjur jatuh cinta. Tetapi Chusnul malah sudah memilimi tambatan hati dari pria lain selain Effendik. Bagaimanakah kisah kehancuran hati Effendik. Temukan kesedihan menyayat-nyayat dicerita Tapal Batas?
Denting alam sore menjelang malam. Meniupkan syahdunya bebunyian angin yang masuk merambat melewati jendela ventilasi. Ruang dapur yang baru selesai di pugar selatan rumahku.
Dawai merdu suara bambu di belakang desa bersahut gemercik air kali mengalir kini terasa menyejukkan hati. Aku dan ruangan dapur seakan menyatu menari menjadi satu bersahutan dengan burung malam.
Sejenis burung hantu yang akrab di sebut warga desa burung dares atau sebuah burung mitologi pembawa pesan kematian berkoar menikmati suguhan orkestra yang dibuat oleh alam perdesaan desaku lalu tersentuh kalbu ini berbisik lembut pada sanubari damainya ciptaan Allah Taala.
Kuletek, kuletek,
Nyaring sendok mengaduk-aduk gelas bercampur dengan bubuk kopi dan gula menjadi satu kesatuan yang disebut seduhan terpaut wangi sari pati di tangan kananku. Perlahan kuhirup sajian yang disediakan alam teruntuk insani yang di cipta Illahi Rabi dan berucap Alhamdulillah di lidah dan hati.
Minggu 4 Juli 2021, hati sudah kembali tenang, otak sudah tak pernah meracau lagi seluruh badan mulai teratur mengikuti instruksi Kalbu untuk terus berucap Allahuma Shalli Ala Muhammad.
Segelas seduhan kopi hitam dengan wangi merebakku tenteng menuju ruang tamu. Sebungkus rokok bermerek gembok dan kunci kuraih sebatang serta kusulut saat menempel di muka bibir. Sekali hirup dan sekali hisap kembali terlontar asap membumbung dengan ikhlas kenikmatan yang di anugerahkan Gusti Illahi Rabi.
Lelah mengenang masa lalu aku ingin menyajikan kenyataan kali ini. Mataku sedang memandang masa depan yang mungkin terang, yang mungkin kelam entah yang pentung terus ikhtiar dan berdoa serta ratusan Shalawat terus aku lantunkan.
Bapak datang dari ruang tengah wajahnya sudah semringah alias bahagia kelegaan terpancar di sana. Guratan rasa puas sudah ada di tiap pori pipi. Sebab hari ini adikku Nuriva yang sudah sarjana kini sudah bekerja kemarin telah membantu ikut menutup hutang-hutang bapak jua. Sebab aku anak lanang, anak lelaki pertama sudah kembali bekerja seperti dahulu tukang rombeng yang penting halal dalam benaknya.
"Le, Tole, minta kopinya sedikit ya," begitulah ucapan yang meluncur dari bibirnya yang semakin tua namun ada guratan bahagia di sana sudah.
Hanya ku sahut senyum mengembang dan mempersilahkan dengan anggukan perlahan. Ada raut kebanggaan dengan syukur Allah telah menghadirkan kebahagiaan kepada keluarga kami. Setelah bertahun-tahun kami berjuang dan kami masih terus berjuang tapi kali ini kami berjuang untuk memperbaiki ibadah kami.
Tak terbayang betapa sulitnya dahulu kami harus melangkah dengan penuh kehati-hatian. Dengan penuh perhitungan dan kepasrahan pada Sang Pencipta alam maya pada dan semesta.
Hari ini jalanku sedikit demi sedikit sudah menemukan titik terang menuju yang benar. Dan seorang guru kiai telah menerimaku sebagai santri ada cahaya harapan di langkahku kali ini. Kembali terus dan kuulang terus ada bercak rasa bahagia yang tiba-tiba rindu Sang Kuasa dan Rindu pada Sang terkasih Nabiyalah Muhammad SAW.
Walau sebuah pandemi luas dan global pada dunia atau yang ilmiahnya disebut Covid 19 masih terus berjalan dan entah kapan berhenti. Setidaknya kami masih diberi nikmat sehat dari keluarga kami semoga terus sehat dan Covid cepat berhenti.
Satu teguk kopi hitam agak pahit meluncur pada kerongkongan membasahi dahaga tenggorokan telah terlaksana sudah. Terlihat ibu sedang duduk bersimpuh di atas kursi panjang saksi bisu perpisahanku bersama Jingga enam tahun yang lalu. Dan ibu rupanya sudah tersenyum lagi sambil memegang jarum dan benang menjahit baju kerja bapak yang sudah robek di lengannya.
Walau kami sesederhana dalam masa sulitnya dunia kali ini akibat musim pandemi yang tak kunjung usai tapi kami bersyukur masih diberi senyum di setiap wajah kami. Setelah melalui setiap malam dengan kengerian yang begitu ngeri tak terbayang betapa dahsyatnya guncangan setahun yang lalu akibat sebuah penyakit hati iri dan dengki seorang kawan satu profesi dengan bapak.
Sampai-sampai mereka berkerumun satu keluarga bersiasat untuk membunuh kami. Mungkin akan kuceritakan nanti di kemudian hari.
Kini badan kusandarkan di kursi panjang teras rumah. Pas di depan dua buah daun jendela yang sama enam atau tujuh tahun yang lalu. Pernah jatuh saat keluarga Jingga baru saja duduk di rumah ini.
Ah ya sudahlah itu masa lalu dan hanya bisaku petik pelajaran berharga dari pengalaman kelam dan hitam yang tak selamanya menjadi sebuah sampah tapi terkadang bisa menjadi sebuah lembar buku yang kusimpan di rak otak sebelah pojok untuk kubuka lain waktuku ceritakan pada anak cucu.
Sejurus dengan waktu yang panjang sebuah penantian walau aku terus menunggu kembali sebuah kata jodoh sebenar-benarnya jodoh dari langit pilihan Gusti pinariyung jagat atau yang kami sembah dalam sujud Pencipta dari segala makhluk hidup.
Walau waktu penantian penungguan dari sang bidadari surga yang dipilihkan untukku belum jua kelihatan. Tetap aku terus bersabar karena itu memang sebuah sarat untuk menunggu sebuah hadiah dari Allah dengan sungguh-sungguh.
Kali ini sungguh hatiku begitu lapang tiada resah dalam penantian tiada bertepi walau tiada pasti tapi sungguh keyakinan di sanubari berkata aku akan terus menanti dengan menyediakan kesabaran tanpa batas.
Sebab aku memiliki sebuah pemahaman dari hasil pengalaman selama berjalan dalam pedih bertahun-tahun yakni bukan mencari yang baik agar ikut menjadi baik tapi mengubah diri menjadi baik agar mendapatkan yang terbaik.
Begitulah hukum alam yang tertera pada sebuah kalam wahyu Allah sang guru sejati. Aku yakin ada satu untukku wanita salihah yang di berikan untukku dalam penantian ini. Aku yakin suatu saat nanti aku di pertemukan sebuah gadis berhati bidadari menyebutku yang terkasih dari Allah lalu menatapnya dengan Bismilah sahaja bukan memandangnya dengan nafsu durjana.
Melihat senyum ibu aku jua melihat senyum-senyum kecil dari bibir kecil dan tangan mungil yang meraih peci bapak pada sebuah pigura foto yang terpasang rapi di atas ibu yang tengah menjahit di atas kursi ruang tamu.
Dia Si Effendik kecil dengan senyum tanpa batas dan belum mengerti kejamnya tipu-tipu dunia. Dia Si Effendik kecil yang dengan riang meraih peci bapak dengan tertawa senang di saat 32 tahun yang lalu.
Masa itu begitu terkenang semasa aku sebagai Si Bagus kecil masih dalam timang-timang ibu dan masih merengek minta ini dan itu bila ada seorang penjual mainan lewat depan rumah kami.
Betapa indahnya masa lalu yang satu ini sebuah masa lalu penuh arti awal cikal bakal Bagus Effendik terbentuk seperti sekarang ini dengan tegak menantang si batu karang. Penghalang jalan di mana lurusnya pada Allah
Tanpa pandang pilih bila sebuah penghalang menghalangi sebesar gunung jua akanku hantam jua bila itu menghadang di tengah jalanku saat ibadahku menuju Allah di halangi jua.
Akhirnya album kecil lama dan usang kuraih dengan membuka pintu almari kamarku. Meniup debu sedikit yang menempel pada gambar depan dan membalik satu halaman perlahan.
Di sana terpampang jelas seorang istri yang sedang hamil tua dan masih tampak ayu bernama Amanah dia ibuku. Bersanding dengan seorang lelaki gagah bergaya bak roma irama masa muda dengan baju kemeja rapi dimasukkan ke dalam celana ujung bawahnya terlipat rapi di pinggang dengan celana bermerek jin warna biru.
Pas berpadu padan dengan kemeja warna putih tulang begitu rupawan namanya Kasturi sedang menanti anak pertamanya terlahir dialah bapakku saat masih muda begitu rupawan. Kisah Si Effendik kecil ini di mulai saat Ibu tengah bermimpi tentang anak lelaki dan rembulan emas.
Sebuah kisah perjalan pencarian cinta sejati seorang anak muda bernama Rudi. Rudi sadar Rindu adalah sebuah cinta pertama dan terakhir baginya. Walau pada akhirnya Rindu direbut oleh Jaka sahabatnya sendiri. Tetapi Rudi dengan penuh sabar dan ikhlas menerima kenyataan. Walau puluhan cinta datang kembali pada Rudi. Tetap saja Rudi tak bisa melupakan kisah cinta masa kecilnya dengan Rindu. Bagaimanakah kisah akhir perjalanan cinta Rudi dan Rindu? Ikuti kisah mereka. Dalam serial cerita Cinta tanpa koma.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.