Dirga Sanjaya cowok ganteng dan masih jomblo itu harus menelan nasib buruk, di karenakan ia harus menerima permintaan sang ayah yang menginginkan dirinya untuk menikah dengan wanita anak dari sahabat ibunya Bukan apa, Dirga awalnya menolak karna ia masih ingin bebas dan apalagi ia masih sekolah kelas Xll dan beberapa bulan lagi ia bakal lulus sekolah *** Tom and Jerry, kisahnya bisa di bilang hampir sama dengan kisah kedua mahluk ini, Dirga dan Lexsa Keduanya tak saling akur, baik dalam lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah. Kerjaannya cuman beratem, mangganggu satu sama lain. Terkadang Dirga dibuat kesel terhadap sikap Lexsa yang super duper menjengkelkan Kepo ya... Yaudah baca biar kamu ngerti jalan ceritanya pasti seru bangett
Happy Reading
***
Hay perkenalkan nama saya Dirga Sanjaya biasa di sapa Dirga umur saya 19 tahun tinggi badan 176cm berat badan 65kg, saya tinggal di Jakarta dan status saya masih seorang pelajar SMA
Nama saya Lexsa Guerrero biasa di sapa Lexsa, umur saya 19 tahun tinggi badan 160cm berat badan 45kg lahir di Jakarta dan status soerang pelajar SMA dan satu lagi saya blasteran
***
"Ini permintaan papa kamu, mama mohon kubulkan permintaannya." Bella memohon kepadanya anaknya
"Tapi ma, kenapa harus ini permintaanya. Dirga belum siap untuk menikah di usia, Dirga masih ingin bebas ma, plis ngertiin Dirga."
"Mama tau sayang, tapi.... " Bella menundukkan kepalanya. "Papa kamu pengen, sebelum ajal menjemputnya ayah kamu pengen melihat kamu menikah."
Mendengar penuturan Bella Dirga mengacak rambut frustasi ia tak tau harus berbuat apa. Dirga menghelas napas lalu menatap ibunya yang masih menunduk, Dirga mendekat dan memengang kedua bahu ibunya
"Dirga bakal pikir pikir lagi tentang masalah ini. Yuadah, Dirga pamit berangkat sekolah dulu."
***
Perjalan menuju sekolah Dirga masih memikirkan ucapan ibunya dan beberapa menit kemudian akhirnya ia sampai di sekolahnya dan langsung memparkirkan motornya
Tak berselang lama Lexsa pun dateng dan segera ia memparkirkan motor kesayangan di samping motor Dirga
Dirga yang melihat itu menghelas napas sambil memperbaiki rambutnya di kaca spionnya. Ya, pasalnya cewek yang berada di sampingnya itu adalah musuhnya, bukan juga musuh sih malainkan Dirga tidak suka dengan Lexsa karna sifatnya yang gak ada ahlak, suka bikin rusuh dll
"Kaya gak ada tempat lain aja makirnya." Dirga memperbaiki rambutnya dikaca spionnya
"Yang ngomong, kaya gak ada tempat lain juga buat markir." Lexsa membuka helmnya dan kemudian turun dari motornya. Kemudian Lexsa melirik Dirga dengan tatapan datarnya
"Gak usah sok ganteng, di sekolah bukan tempat untuk para model."
Setelah mengatakan hal itu Lexsa langsung pergi meninggalkannya, tapi ucapannya tadi membuat Dirga kesel
"Emang gue ganteng." teriaknya
Lexsa yang mendengar penuturan Dirga membalikan badannya sambil melipat keduan tanganya
"Ganteng jidat lo, cakepan juga bapak gue." Lexsa kembali membalikan badanya dan pergi
***
Bella membuka pintu kamar dan masuk ke dalam, dilihatnya suaminya terbaring lemah di atas kasur. Bella menutup pintu lalu pergi duduk di samping sang suami
"Mas."
Bram yang melihat istrinya dateng langsung berusaha untuk bangun dan Bella membantu suaminya
"Mama sudah bilang sama Dirga, anak kita bakal pikir pikir dulu. Jika Dirga setuju, mama bakal kenalin dia sama anak sahabat mama Lisa."
"Makasih ma, sudah mau membujuk Dirga." Bram memegang tangan istrinya
"Iya mas." Lisa membalas pegangan tangan suaminya sambil tersenyum
***
Jam istirahat
Wirda dan Vanya yang merasa lapar kini keduanya akan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka, tak lupa mereka mengajak, namun Lexsa menolak ajakan mereka karna saat ini ia bener bener mengantuk dan mereka pun pergi tanpa Lexsa
Lexsa yang merasa susah untuk tidur dikarenakan suara bisik yang berasal dari Dirga beserta sahabatnya. Ya, mereka kini sedang mabar bersama.
"Kalian bisa diam gak." bentaknya yang berhasil membuat keempatnya menoleh kearahnya.
"Lo siapa nyuruh kita diam, emang nih sekolah punya bapak lo apa, kalo ngantuk sono pulang," ujar Dirga. Kemudian mereka kembali menatap handphone masing masing.
Lexsa yang emosi karna omongan Dirga, lantas mempunyai ide bagaimana cara mengeluarkan keempatnya keluar dari dalam kelas. Lexsa naik diatas kursi
"Yang berada dalam kelas hari ini gue traktir, jadi silakan kalian ke kantin, makan apapun yang kalian mau."
Mendengar itu mereka saling menatap satu sama lain kecuali Dirga lalu mereka kembali mereka menatap Lexsa
"Yang bener?" tanya Vino memastikan yang dibalas anggukan dari Lexsa. Tanpa pikir panjang ketiganya segera beranjak dari tempat mereka meninggal Dirga
Dengan senyuman licik Lexsa melirik ke arah Dirga
"Lo gak pergi? Mumpung gratis lo, ntar nyesel lagi."
"Najis." Dirga dengan muka tak sukanya lalu pergi keluar dari dalam kelas. Sedangkan Lexsa malah terlihat bahagia
***
Malam hari
Saat ini Bella sedang sibuk menyiapakan makan malam, karna malam ini ia akan kedatangan tamu yang istimewa. Selepas pulanh sekolah tadi, Dirga sudah memutuskan bahwa ia mau menurti permintaan ayahnya. Bella dengan senang tanpa membuang waktu langsung menelfon sahabatnya Lisa
Dirga tau Lisa itu siapa dan yang Dirga tidak tau itu bagaimana bentuk wajah anak dari Lisa
Sementara di kediaman Lisa dan juga suaminya, kini mereka berdua sudah bersiap siap dengan pakaian rapih mereka. Kedua orang tua Lexsa pun setuju akan pernikahan ini
Sedangkan Lexsa yang baru turun dari atas dan tidak tau apa apa akan hal ini dibuat heran saat melihat kedua orang tuanya yang sudah sangat rapi
"Ini mama sama papa mau kemana? Kok rapi banget?"
"YaAllah Lexsa, ini kamu kenapa belum siap siap, mama tadi nyuruh kamu gimana?"
"Ganti baju," ujar Lexsa dengan ekspresi santaynya
"Kenapa belum siap siap juga? Sana buruan naik ke atas nanti kita telat ke rumah sahabat mama."
"Emang kita mau ngapain sih ma di sana? Mama sama papa duluan aja, nanti Lexsa bakal nyusul, soalnya masih ada hal lain yang Lexsa urus."
"Yaudah, mama sama papa bakal duluan, tapi ingat jangan lama, jangan buat sahabat mama menunggu. Oke."
"Oke."
Setelah mengatakan hal itu, Lexsa menyilami tangan kedua orangnya dan mengucapkan hati hati di jalan. Saat melihat kedua orangnya pergi Lexsa langsung pergi menuju dapur
***
Semuanya sudah Bella siapkan, Dirga dateng bersama ayahnya dengan menggunakan kursi roda. Bella yang melihat suaminya dateng bersama Dirga menyambutnya dengan hangat
Tak menunggu lama suara bel pun terdengar, Bella pun lalu langsung pergi mencek siapa yang dateng. Seketika Bella senyum lebar saat melihat siapa yang dateng. Bella dengan perasaan gembira mempersilahkan tamunya masuk
"Assalamu'alaikum tante." Dirga menyilami tangan Lisa. Lalu Bella mempersilahkan mereka untuk duduk
"Oh iya jeng, anak kamu di mana? Kok ada, belum dateng?"
"Kami tadi datengnya duluan, soalnya tadi dia bilang masih ada urusan sedikit lagi. Tapi tenang, bentar lagi dia kok," ujar Lisa dan Bellah hanya ber oh ria, Bella pun mempersilahkan mereka untuk makan terlebih dahulu sembari menunggu anaknya dari sahabatnya dateng
30 menit kemudian....
Mereka semua sudah selesai makan tapi Lexsa belum juga muncul muncul. Lisa ibunda Lexsa kini melirik jam tangannya
"Kok Lexsa belum dateng dateng juga ya." gumam Lisa gelisah
"Jeng, aku pamit ke sana bentar mau nelfon anakku dulu. Aku takut terjadi apa apa dengan dia."
"Iya."
"Emang anaknya tante Lisa kayak gimana sih, kok gue jadi penasaran." batin Dirga
Beberapa menit kemudian Lisa kembali dan duduk, lalu ia melirik satu persatu diantara mereka
"Maaf ya jeng, anak saya tadi tiba tiba perutnya sakit, jadi dia gak jadi ke sini. Maaf ya jeng, Nak Dirga."
"Yaudah gak papa, lain kali kan bisa."
***
Dan harus kalian tau, Lexsa si anak bandel itu tidak bener bener sakit perut, ia menggunakan alasan itu agar tidak membuat ibunya malu di sana karna dirinya tidak hadir
"Palingan kalo gue dateng tongrongkan ibu ibu semua di sana." ia kembali fokus pada kesibukkannya yaitu menonton filem horor di temani beberapa makanan ringan
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Setelah tiga tahun tanpa cinta, pengkhianatan Nando sangat melukai Kumala. Dia tidak membuang waktu untuk menyingkirkan pria itu! Setelah perceraian, dia mengabdikan dirinya untuk mengejar karier. Menjadi terkenal sebagai desainer top, dokter yang terampil, dan peretas brilian, dia menjadi figur yang dihormati. Nando, menyadari kesalahan besarnya, mencoba dengan-untuk memenangkannya kembali, hanya untuk menyaksikan pernikahannya yang megah dengan orang lain. Saat sumpah mereka disiarkan di papan reklame terbesar di dunia, Farhan menyelipkan cincin ke jari Kumala dan menyatakan, "Kumala sekarang adalah istriku, harta karun yang tak ternilai harganya. Biarlah semua orang yang menginginkannya berhati-hati!"
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?