Menikah dengan Dirga, bukanlah impian Gendis. Namun siapa sangka, pernikahan yang sejak awal tidak pernah diharapkannya, justru mengantar Gendis pada dunia yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Menjadi budak nafsu para pria berhidung belang! Hingga sebuah takdir mempertemukan dirinya dengan Steve. Pria tampan yang sangat dingin, namun mampu meluluhkan hatinya. Bagaimana Gendis dan Steve melewati segala perbedaan dalam hidup mereka?
Revenge
Bab 1
Dimana aku ... kenapa aku ada di sini?"
Gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, semua terasa asing baginya.
Karena, ruangan itu bukanlah ruangan tempat terakhir yang dia datangi.
Gendis, nama gadis itu.
Mengerjap-ngerjapkan matanya, sembari mengingat peristiwa terakhir yang dia lakukan.
"Bukankah aku saat ini harusnya berada di rumah, menerima tamu undangan pernikahanku. Kenapa aku ada disini, dan dimana ayah dan ibuku."
Gendis melompat turun dari tempat tidur dan berlari menuju ke pintu, untuk membukanya. Namun gagal.
Ternyata pintu itu dalam keadaan terkunci.
Sementara dia berada di dalam ruangan itu sendiri. Lalu, dimana Dirga?
Laki-laki yang baru saja menikahinya dan berjanji akan membahagiakannya ketika berada di hadapan orang tuanya.
"Dirga ... Dirga ... dimana kamu?"
Panggil Gendis, dia mulai merasa panik. Setelah beberapa saat tidak ada jawaban atau tanda-tanda ada orang lain selain dirinya di sana.
Gendis kembali berusaha membuka pintu, namun usahanya terasa sia-sia. Pintu itu tidak dapat dibuka tanpa menggunakan kunci.
Lalu, gadis itu berjalan menuju tempat tidur dan duduk di sisinya. Dia mulai terisak.
"Bapak ... Ibu ... tolong Gendis," rintihnya.
Dia memperhatikan baju yang melekat di tubuhnya.
Semua masih lengkap, baju kebaya putih yang dia kenakan ketika ijab kabul dengan Dirga.
Gendis berusaha mengingat-ingat kembali, kejadian disaat dia menikah dengan Dirga.
Saat itu, setelah acara ijab kabul, hampir semua keluarga besar Dirga hadir, termasuk teman-temannya yang dia sendiri tidak kenal.
Hampir semua keluarga Dirga hadir dengan mengendarai mobil.
Namun, ada dua orang tamu yang menurutnya berbeda dengan yang lain.
Tamu itu datang dengan seorang sopir dan mengendarai mobil mewah. Semua teman Dirga sepertinya menaruh hormat padanya.
Tapi, dia tidak begitu mengingat wajah pria tersebut, tapi satu hal yang dia ingat. Pria itu bertubuh gendut dengan kepala sedikit botak.
Setelah para tamu satu persatu pulang, orang tua dan keluarga Gendis pun akhirnya berpamitan pulang, meninggalkan gedung tempat Gendis dan Dirga mengadakan resepsi pernikahan.
Hingga tinggal beberapa orang saja yang masih ada di sana. Termasuk pria gendut dan beberapa orang.
Mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu, dan sesekali menatap ke arah Gendis yang duduk di temani oleh seorang keponakan yang menjadi pagar ayu.
Hingga akhirnya, Dirga menghampirinya dengan membawa segelas air minum dan menyerahkan padanya.
"Sayang ... minumlah, kamu pasti haus dan lelah."
Dirga menyodorkan segelas air putih ke tangan Gendis.
Tanpa rasa curiga, Gendis meminum air tersebut hingga habis.
Dirga memperhatikan Gendis yang telah menghabiskan minumnya, lalu tersenyum.
"Pinter." Dirga berkata sambil mengusap pucuk kepala Gendis.
Gendis menepis pelan tangan Dirga, karena merasa risih dengan apa yang dia lakukan. Walau mereka telah resmi menikah, namun mereka tidak saling mengenal sebelumnya.
"Hei ... kita sudah menikah sayang, jangan memperlakukanku seperti itu," protes Dirga.
"Aku menikahimu karena permintaan ayahku, kamu ingat itu, kan?"
"Semua akan berubah setelah malam ini, percayalah."
Lalu, Dirga meninggalkan Gendis untuk kembali bergabung bersama teman-temannya. Terlihat mereka tertawa-tawa sambil menenggak minuman.
Di saat yang bersamaan, Gendis merasakan kalau kepalanya tiba-tiba merasa pusing dan seolah berputar.
Dia memejamkan matanya sambil tangannya memegang erat kursi tempat dia duduk.
"Gendis, kamu kenapa?" Tanti, saudara sepupu yang bersamanya saat itu bertanya ketika melihat Gendis seperti mengalami sesuatu.
"Aku tidak apa-apa." Gendis menjawab.
"Kamu istirahatlah, biar Gendis bersamaku."
Dirga berkata pada Tanti dan menyuruh gadis itu pergi. Lalu, Dirga duduk di sebelah Gendis yang sudah kehilangan separuh kesadarannya.
"Dirga, kamu ...."
Gendis tidak melanjutkan ucapannya, karena semua berubah menjadi gelap.
Namun dia masih bisa merasa, seseorang kemudian membopongnya keluar.
"Apakah aku pingsan, lalu seseorang membawaku ke sini ... tapi, siapa orang yang telah membawaku?"
Gendis berteriak menutup mulutnya begitu menyadari apa yang terjadi dan mengingat sebagian yang dia alami.
Dan disaat bersamaan, seseorang membuka pintu.
Gendis melihat ke arah pintu dengan dada berdebar.
Dan debaran di dadanya meredd begitu melihat siapa yang membuka pintu ruangan itu.
"Dirga!" teriaknya.
Namun Dirga tidak menjawab, dia melangkah mendekati Gendis yang masih mengenakan baju kebayanya.
"Kamu sudah sadar, Sayang ...."
"Apa yang akan kamu lakukan padaku."
Gendis melangkah mundur begitu Dirga mendekatinya.
"Bukan aku yang akan melakukannya malam ini, sayang. Tapi dia."
Seorang pria bertubuh tambun dengan kepala sedikit botak, muncul di belakang Dirga. Dia menyeringai ke arah Gendis.
"A--apa maksudmu, Dirga?"
"Kamu tidak akan menghabiskan malam pertamamu bersamaku, tapi ... dengannya."
"Kamu ... kamu."
"Jadi, menurutlah padanya, dia sudah membayar mahal untuk malam pertama ini."
Gendis merapatkan tubuhnya ke dinding. Sementara, Dirga melangkah keluar dari ruangan itu. Meninggalkan dirinya bersama laki-laki tua yang dia lihat di resepsi pernikahannya
"Tenanglah Manis ... aku tidak akan menyakitimu."
Pria bertubuh tambun itu semakin mendekat ke arah Gendis.
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.