/0/21574/coverbig.jpg?v=20250114182903)
"Aku selalu berpikir, jika aku harus menjalani hidup ini dengan perjodohan, maka aku harus cukup kuat untuk menghadapi semuanya. Tapi kenyataannya, aku bukan hanya pengganti. Aku adalah pilihan kedua, yang kini terjebak dalam relung sepi yang penuh kepedihan." Mira Aditya tidak pernah membayangkan bahwa perjodohan yang dipaksakan oleh orang tuanya akan membawanya ke dalam kegelapan yang tak terduga. Terikat dalam pernikahan dengan Rafiq Jaya, seorang pria tampan yang selalu penuh pesona, Mira merasakan kepedihan setiap hari ketika melihat kenyataan pahit: Rafiq ternyata memiliki kekasih lama, Elena Faris, yang ia nikahi diam-diam. Hubungan yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan berubah menjadi neraka, di mana Mira hanya menjadi bayangan yang selalu terpinggirkan. Meski sering diperlakukan seperti orang asing, Mira mencoba mempertahankan semangatnya. Namun, hati seorang wanita tidak bisa menipu. Seiring berjalannya waktu, luka-luka di hatinya semakin dalam, dan rasa cinta yang sempat ada mulai menguap, berganti dengan rasa kecewa yang menggerogoti. Di tengah perjalanan hidup yang kelam ini, Mira harus memilih: bertahan dalam kesendirian yang menguras jiwa, atau melepaskan semua dan menutup babak suram ini untuk mencari jalan menuju kebebasan.
Mira Aditya duduk di sudut ruang keluarga yang sunyi, memeluk lututnya dengan pandangan kosong. Sebuah lampu temaram di pojok ruangan menjadi satu-satunya sumber cahaya, menerangi wajahnya yang pucat dan sembap karena tangis. Di pangkuannya, sebuah undangan pernikahan bertuliskan nama suaminya, Rafiq Jaya, dan wanita lain, Elena Faris, tergeletak seperti duri yang menancap di hati. Surat itu tak lagi mampu mengguncangnya-ia sudah menangis terlalu banyak untuk hari ini, bahkan mungkin untuk seumur hidupnya.
"Kenapa aku harus menikah dengan pria yang sudah punya cinta lain?" Mira bertanya pada dirinya sendiri, suara hatinya pecah, bergema di ruang sunyi. Namun, seperti biasa, tidak ada yang menjawab.
Dua bulan lalu, hidup Mira berubah dalam sekejap. Ayahnya, seorang pengusaha besar, menyampaikan berita yang pada awalnya terasa seperti mimpi indah: ia akan menikah dengan Rafiq Jaya, anak dari mitra bisnis keluarga mereka. Rafiq adalah pria yang selama ini hanya ia lihat di layar media sosial-tampan, berkarisma, dan selalu terlihat elegan dalam balutan jas hitam. Mira, seorang wanita sederhana yang jarang terpapar kehidupan glamor, merasa seperti tokoh utama dalam dongeng. Namun, siapa sangka, dongeng itu berubah menjadi mimpi buruk yang ia tidak pernah bayangkan.
Mira masih ingat malam pertama mereka setelah akad nikah. Ia menunggu di kamar dengan hati berdebar, mengenakan gaun malam yang ia pilih dengan penuh harapan. Namun, yang muncul di ambang pintu bukanlah seorang suami yang siap merangkulnya dengan penuh cinta, melainkan seorang pria dingin dengan sorot mata kosong.
"Aku menikah denganmu hanya untuk memenuhi permintaan orang tua kita," kata Rafiq tanpa basa-basi, nada suaranya datar, tajam seperti pisau. "Jangan harap aku akan mencintaimu."
Saat itu, Mira hanya bisa menunduk, menyembunyikan air matanya. Ia mencoba memahami, mencoba meyakinkan dirinya bahwa mungkin waktu akan mengubah segalanya. Tapi ia salah.
Pagi yang Menyesakkan
Mira terbangun dari tidurnya dengan mata yang bengkak. Ia meraba tempat tidur di sebelahnya yang kosong. Sudah sebulan berlalu sejak pernikahan mereka, namun Rafiq lebih sering tidur di luar rumah, mengabaikannya sepenuhnya. Hari ini berbeda. Suara pintu kamar yang terbuka mengejutkannya. Rafiq berdiri di sana dengan wajah serius, mengenakan setelan jas rapi.
"Kita harus bicara," katanya singkat.
Mira duduk perlahan, mencoba menyembunyikan rasa takut yang menyelimuti hatinya. "Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya, suaranya serak.
"Aku ingin kau tahu bahwa aku menikahi Elena tadi malam," ucap Rafiq tanpa jeda, seolah-olah berita itu adalah hal biasa.
Mira terdiam. Dunia seolah runtuh di hadapannya. "Apa maksudmu?"
"Aku mencintainya, Mira," Rafiq melanjutkan tanpa ekspresi. "Dia adalah wanita yang selalu ada untukku, dan aku tidak akan pernah bisa meninggalkannya. Pernikahan kita ini hanya formalitas."
Mira ingin berteriak, ingin menangis, tapi yang keluar dari bibirnya hanyalah sebuah bisikan lirih, "Kenapa kau tidak menolak pernikahan ini sejak awal?"
Rafiq menatapnya dengan pandangan tajam. "Karena aku tidak punya pilihan. Sama seperti kau."
Kata-katanya menusuk hati Mira lebih dalam dari yang ia bayangkan. Ia ingin berteriak, "Aku tidak pernah meminta ini!" tapi apa gunanya?
Kesendirian yang Membunuh
Hari-hari berlalu dengan lambat. Rafiq jarang pulang, lebih sering menghabiskan waktunya dengan Elena. Sementara itu, Mira berusaha mempertahankan martabatnya di depan keluarga besar mereka, berpura-pura bahwa pernikahannya baik-baik saja.
Namun, malam itu, semua topeng yang ia kenakan runtuh.
Mira duduk di meja makan, menunggu Rafiq pulang seperti biasanya. Ketika akhirnya ia masuk ke rumah, aroma parfum yang asing tercium dari tubuhnya. Elena pasti baru saja bersamanya.
"Kenapa kau pulang malam lagi?" Mira bertanya dengan suara pelan, mencoba menahan emosi.
Rafiq melemparkan jasnya ke sofa tanpa melihatnya. "Apa urusannya denganmu?"
Mira berdiri, hatinya membuncah. "Aku istrimu, Rafiq! Aku punya hak untuk tahu di mana kau berada."
Rafiq tertawa sinis. "Istriku? Jangan membuatku tertawa, Mira. Kau hanyalah seseorang yang terpaksa aku nikahi. Tidak lebih."
Air mata Mira tumpah. Ia menggenggam sisi meja, mencoba menjaga keseimbangannya. "Apa aku benar-benar tidak berarti untukmu? Sedikit saja, Rafiq?"
Pria itu mendekatinya, menatap tajam ke dalam matanya. "Kau tidak pernah berarti, Mira. Dan kau tidak akan pernah."
Tekad yang Tumbuh di Tengah Kehancuran
Malam itu, Mira menangis lebih lama dari biasanya. Namun, di tengah air mata dan rasa sakit, ia merasakan sesuatu yang berbeda-kemarahan yang perlahan-lahan menggantikan kesedihannya.
Ia berdiri di depan cermin, menatap wajahnya yang penuh luka emosional. "Aku tidak bisa terus seperti ini," pikirnya. "Aku harus bangkit, harus melawan."
Keesokan harinya, Mira memulai langkah kecil untuk mengubah hidupnya. Ia mulai mengabaikan keberadaan Rafiq, memfokuskan energinya pada hal-hal yang membuatnya bahagia-menulis, melukis, bahkan bekerja di bisnis kecil yang ia mulai sendiri.
Namun, langkah itu tidak mudah. Setiap kali ia merasa kuat, Rafiq akan muncul dengan sikap dinginnya, mengingatkannya bahwa ia hanyalah bayangan di rumah itu.
Pertemuan dengan Elena
Semuanya berubah pada suatu siang ketika Mira tanpa sengaja bertemu dengan Elena di sebuah kafe. Wanita itu mengenakan gaun mahal, dengan senyum angkuh yang membuat darah Mira mendidih.
"Oh, Mira," sapa Elena dengan nada manis yang dibuat-buat. "Aku tidak tahu kau suka tempat seperti ini. Biasanya wanita sepertimu lebih suka bersembunyi di rumah, bukan?"
Mira mengepalkan tangan, menahan diri untuk tidak membalas. "Aku tidak punya urusan denganmu, Elena."
"Tapi aku punya urusan denganmu," Elena membalas, mendekatkan wajahnya. "Kau tahu, Rafiq hanya merasa kasihan padamu. Dia tidak akan pernah mencintaimu seperti dia mencintaiku."
Mira tersenyum tipis, meskipun hatinya hancur. "Kasihan atau tidak, aku adalah istrinya. Dan aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan harga diriku lebih dari ini."
Kata-kata itu keluar begitu saja, tanpa rencana. Tapi anehnya, itu membuatnya merasa lebih kuat, lebih berani.
Mira tahu, ini baru permulaan. Tapi untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa mungkin, hanya mungkin, ia bisa bertahan-atau bahkan menang.
Alya, seorang gadis muda yang penuh semangat, menghadapi masa-masa sulit saat ibunya, Kartika, didiagnosis dengan penyakit yang mengancam nyawanya. Biaya pengobatan yang sangat besar dan langkanya donor organ membuat Alya semakin terpuruk dalam perasaan bersalah, karena merasa tidak mampu memberikan apa yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa ibunya. Suatu hari, seorang pengusaha sukses bernama Niko, yang telah lama berjuang untuk memiliki anak bersama istrinya, datang dengan tawaran yang sulit ditolak: menjadi ibu pengganti bagi pasangan tersebut dengan imbalan yang bisa menyelamatkan ibunya. Alya, yang awalnya ragu, akhirnya menerima tawaran itu demi menyelamatkan ibunya. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan antara Alya dan Niko semakin rumit. Niko, yang sebelumnya hanya melihat Alya sebagai ibu pengganti, mulai merasakan sesuatu yang lebih. Alya, yang terjebak dalam kebingungan antara cinta dan pengorbanan, mulai mempertanyakan perasaannya sendiri. Di tengah dilema itu, sebuah rahasia terungkap, mengubah semua yang mereka ketahui tentang cinta, pengorbanan, dan apa artinya keluarga yang sebenarnya.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."