Demi mempertahankan ladang gandum milik ayahnya, Eleanor Caldwell harus menikah dengan Jonathan Abbe Turner, penerus perusahaan penghasil wiski ternama di Montana. Sayangnya, dia hanya menjadi istri kedua yang dituntut untuk memberikan keturunan pada keluarga Turner.Merasa hidup bagai di neraka setelah menikah, diam-diam Eleanor mencari cara untuk bebas. Namun rencananya terancam batal saat tiba-tiba hatinya justru menginginkan hal lain; dia ingin tetap berada di sisi Jonathan. Dia mencintainya.Lantas saat cintanya berbalas, apakah Eleanor akhirnya memutuskan untuk tinggal? Atau justru, derita yang lebih pekat hadir sehingga ia berkeras pergi? Terlebih saat Lizzy, istri pertama Jonathan, akan melakukan cara apa pun untuk menyingkirkannya.
Pernahkah kau membayangkan menjadi pemeran utama di sebuah dongeng Disney? Dari seorang gadis biasa, bertemu pangeran tampan berkuda putih, pesta pernikahan yang megah ala fairy tale, gaun mewah dengan pernak-pernik yang berkilau, dan tinggal di istana yang megah?
Ketika kecil, Eleanor Caldwell berpikir betapa indah jika ia memiliki takdir seperti para putri di dongeng Disney dengan ending-yang katanya-happy ever after. Namun seiring dewasa, seiring kehidupan membawanya pada banyak jurang yang membuatnya jatuh, terbentur, tersungkur, bahkan tenggelam, Eleanor menyadari bahwa kehidupan seperti dongeng Disney tidak pernah ada.
Eleanor dan jutaan orang di luar sana telah didoktrin oleh kisah-kisah manis seperti Cinderella dan dongeng lainnya ketika mereka kecil, sehingga orang berpikir bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa didapatkan oleh semua makhluk, tak terkecuali. Tak apa kau miskin, kelak kau akan bertemu dengan pangeran yang kaya raya. Tak apa kau jelek, kelak kau akan bertemu pangeran tampan yang menerimamu apa adanya. Tak apa kau menderita, kelak kau akan bertemu dengan pangeran yang akan membahagiakanmu, selama-lamanya. Cih, semua itu hanya omong kosong!
Minggu lalu Eleanor mendapat kabar bahwa dia akan menikah dengan Jonathan Abbe Turner, pria yang akan mewarisi perusahaan Turnerhail-perusahaan yang memproduksi wiski dan wine dengan kualitas nomor satu di Amerika Serikat. Seharusnya, Eleanor merasa bangga dan menyetujui pernikahan tersebut segera. Tidak semua orang bisa menjadi menantu keluarga Turner yang terhormat. Tapi tidak, Eleanor tidak merasakan kebanggaan apa pun, dia justru merasa ... terhina?
Ketika kecil dia pernah bermimpi menjadi putri yang menikah dengan pangeran tampan berkuda putih. Hidup bahagia di dalam istana megah dan dilayani oleh ratusan pelayan. Namun sejak beranjak dewasa, Eleanor menyadari bahwa angan-angannya hanyalah sebuah ilusi yang tidak akan pernah menjadi nyata.
Kebahagiaan adalah hal yang abstrak. Sesuatu yang mungkin dan tidak mungkin didapatkan orang. Lalu sekarang, dia semakin meyakini pikirannya, saat ayah dan ibunya datang untuk berbicara padanya, lagi.
"Kau bersedia 'kan, Ele?"
Dientak oleh pertanyaan pahit di depannya, Eleanor menghela napas dalam. "Jawabanku tetap tidak," jawab Eleanor tegas.
"Ele, tidak bisakah kau membantu ayahmu sekali ini saja?" pinta Gemma, ibunya, dengan nada mengiba. "Kau hanya perlu menikah dengan Tuan Muda Jonathan dan memberikan keturunan untuknya. Bukankah itu tugas yang mudah? Kesempatan ini tidak akan datang dua kali."
"Lalu bagaimana jika aku juga tidak bisa memberikan keturunan untuknya?" Eleanor bertanya dengan nada skeptis. Sepasang matanya yang berwarna abu-abu menatap kedua orang tuanya yang sudah berusia senja, tegas.
Gemma dan Chad Caldwell terdiam. "Setidaknya, untuk sementara waktu, seluruh ladang kita aman, gaji para pekerja ada, dan kita tidak akan kekurangan pasokan pupuk," pungkas Gemma Kembali.
Eleanor terkekeh getir. "Dengan kata lain, kalian menjualku demi mempertahankan aset keluarga Caldwell?"
"Bukan seperti itu, Ele ...."
"Kenapa aku harus bertanggung jawab atas kerusakan yang Ayah lakukan? Bukankah Ayah yang salah karena dengan mudahnya tertipu oleh orang kepercayaan Ayah sendiri? Kenapa justru aku yang kini dijadikan tumbal?" Ele mengeluarkan isi pikirannya yang sudah berhari-hari ini terus bergelut di kepala. Hal yang dia yakini akan membuat orang tuanya marah, tetapi Eleanor tetap ingin mengatakannya.
"ELEANOR!" sentak Gemma marah, seperti yang dia duga.
"Hentikan, Gemma!" Chad menarik mundur istrinya yang tampak begitu marah mendengar ucapan Eleanor. Dengan lemah, pria itu menatap istrinya, memintanya untuk berhenti memaksa anak semata wayang mereka. "Apa yang dikatakan Eleanor ada benarnya. Aku adalah orang yang melakukan kesalahan di sini, tidak seharusnya aku menumbalkan Eleanor. Lagipula, dia putri kita. Bagaimana kita bisa memberikan putri tercinta kita pada keluarga Turner untuk dijadikan istri kedua?"
"Lantas bagaimana kita akan melunasi utang-utangmu yang menggunung pada keluarga Caldwell?" tanya Gemma, menatap suaminya lurus. "Jika kau berpikir lagi untuk menjual seluruh ladang gandum kita, bagaimana kita akan hidup ke depannya?"
"Kita tidak akan menjual habis semuanya, Gemma."
"Bertahun-tahun kita berusaha sampai di titik ini, Chad! Kau tahu, banyak hal yang kita korbankan-"
"Tapi aku tidak bisa mengorbankan putriku, Gemma," sela Chad. Sejenak, lelaki baya tersebut menatap Eleanor. Tatapannya intens, layu, syarat akan rasa bersalah, sekaligus rasa sayang. Kemudian kembali memusatkan atensi pada Gemma. "Dia lebih berarti dari ladang atau harta apa pun yang ada di dunia ini. Aku bisa hidup miskin dan memulai semuanya dari awal lagi. Tapi aku tidak bisa melihat putriku menjalani hidup yang bukan pilihannya."
"Chad-" Gemma tampak akan mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba terhenti karena suatu alasan. Hingga, wanita berusia awal enam puluhan itu tiba-tiba memegang dadanya dengan kaku, membuat Chad mau pun Eleanor seketika menatapnya khawatir.
"Gemma, ada apa?"
Belum sempat keduanya mencerna apa yang baru saja terjadi pada Gemma, wanita itu tiba-tiba saja tak sadarkan diri. Chad panik. Eleanor histeris.
***
"Kamu butuh pengantin wanita, aku butuh pengantin pria. Bagaimana kalau kita menikah?" Karena sama-sama ditinggalkan pasangan masing-masing, Elis memutuskan untuk menikah dengan pria asing cacat dari tempat pesta pernikahan sebelah. Mengasihani keadaan pria yang cacat itu, dia bersumpah untuk memanjakannya begitu mereka menikah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria itu sebenarnya adalah pebisnis kaya raya yang berkuasa. Joshua mengira Elis hanya menikah dengannya demi uangnya, dan berencana menceraikannya ketika wanita itu tidak lagi berguna baginya. Namun setelah menjadi suaminya, dia dihadapkan pada dilema baru. "Wanita itu terus meminta cerai, tapi aku tidak ingin bercerai! Apa yang harus kulakukan?"
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Kehidupan Leanna penuh dengan kesulitan sampai Paman Nate-nya, yang tidak memiliki hubungan kerabat dengannya, menawarinya sebuah tempat tinggal. Dia sangat jatuh cinta pada Nate, tetapi karena Nate akan menikah, pria itu dengan kejam mengirimnya ke luar negeri. Sebagai tanggapan, Leanna membenamkan dirinya dalam studi andrologi. Ketika dia kembali, dia terkenal karena karyanya dalam memecahkan masalah seperti impotensi, ejakulasi dini, dan infertilitas. Suatu hari, Nate menjebaknya di kamar tidurnya. "Melihat berbagai pria setiap hari, ya? Bagaimana kalau kamu memeriksaku dan melihat apakah aku memiliki masalah?" Leanna tertawa licik dan dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya. "Itukah sebabnya kamu bertunangan tapi belum menikah? Mengalami masalah di kamar tidur?" "Ingin mencobanya sendiri?" "Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik bereksperimen denganmu."
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Alicia adalah istri yang menyedihkan selama tiga tahun. Yang dia dapatkan dari apa yang disebut suaminya hanyalah ketidakpedulian, rasa jijik, dan lebih banyak ketidakpedulian. Sebuah kesempatan bersatu memicu harapan dalam dirinya bahwa Erick akhirnya berubah pikiran. Sayangnya, dia menemukan bahwa niat pria itu yang sebenarnya adalah untuk berdamai dengan cintanya yang hilang. Baik cinta dan kesabaran memiliki tanggal kedaluwarsa. Alicia tidak tahan lagi. Dia melemparkan surat cerai ke wajahnya. Alih-alih segera menandatanganinya, Erick menekannya ke dinding dan meludahi wajahnya, "Kamu ingin menceraikanku? Tidak akan terjadi!" Terlepas dari keengganannya, Alicia memutuskan untuk mengubah hidupnya. Dia mulai menaiki tangga kesuksesan dan segera menarik banyak pengagum. Erick tidak senang dengan ini. Ketika mereka bertemu satu sama lain suatu hari, Alicia ditemani beberapa anak. Sesuatu yang mendorong Erick untuk bertindak di luar karakter. "Biarkan aku menjadi ayah mereka," tawarnya. Alicia memutar mata ke atas padanya. "Aku tidak butuh bantuanmu, Tuan Ellis. Aku bisa mengurus anak-anakku sendiri." Namun, Erick tidak menerima jawaban tidak ....
WARNING AREA 21+ Harap bijak dalam membaca. Berisi kata-kata kasar dan adegan dewasa yang tak cocok dibayangkan oleh anak dibawah umur. Jadi hati-hati ya. ***** Diputuskan sang kekasih hanya karena tak mau memberikan keperawanannya membuat Renata frustasi. Ia sangat mencintai Dinar namun pria itu dengan seenak hati membuangnya. Galaunya Rena dilampiaskan oleh gadis itu mabuk di bar sampai tak sadarkan diri. Beruntung, Ervin teman Rena dari kecil sekaligus musuh bebuyutan Rena diminta oleh papinya Rena untuk mencari gadis itu. Dengan ditemukannya Rena di bar oleh Ervin, papinya Rena meminta Ervin menjadi bodyguardnya dan memantau kemana pun Rena pergi. Hal itu membuat Rena emosi. Ia selalu mencari cara untuk Ervin tak tahan dengannya. Namun waktu berlalu, siapa sangka Sebuah ciuman lembut dari Ervin mampu membuat Rena terbuai, bahkan sejak saat itu kehidupan keduanya berubah menjadi lebih panas.