Celine, seorang wanita yang sudah menikah, hidup dengan suami yang tidak memenuhi standar seorang lelaki. Alister, suami Celine, ternyata memiliki orientasi seksual yang berbeda, ia menyukai sesama jenis. Setelah dua tahun pernikahan, Celine dan Alister terus mendapat tekanan untuk memiliki anak. Namun, karena Alister merasa tidak mampu memenuhi harapan tersebut, ia merencanakan sebuah tindakan yang gila. Alister menyewa Jonathan, seorang lelaki yang akan menikahi Celine dan membuatnya hamil. Celine merasa terjebak dalam dilema yang rumit. Bagaimana Celine akan menghadapi situasi ini? Apakah ia sanggup menerima kegilaan yang dilakukan oleh suaminya?
"Tunggu apa lagi? Cepat sentuh aku!" Celine berkata dengan nada ketus menyambut lelaki yang baru saja keluar dari kamar mandi itu.
"Apa kau tuli, huh?" Tidak mendapat respon dari lawan bicaranya, hati Celine rasanya semakin memanas.
Celine tahu tak seharusnya dia melampiaskan kekecewaan hatinya pada lelaki itu, tapi mengingat dia turut andil dalam apa yang menimpah hidupnya kini, jadi Celine tak peduli.
Masih tak mendapati respon, Celine mengambil inisiatif mendekati Jonathan-- lelaki yang sudah menandatangani kontrak dengan Alister– suami Celine. "Apa lagi yang kau pikirkan, huh?"
Tanpa peduli dengan tatapan tak terbaca dari Jonathan, Celine dengan berani melingkarkan tangannya ke leher lelaki itu. Namun, sial. Bukannya menyambut perlakuannya, Jonathan malah mendorong lembut tubuhnya.
"Jangan seperti ini, Nona!" pinta Jonathan mengundang kekehan sinis keluar dari mulut Celine.
Bagaimana tidak? Permintaan Jonathan ini seakan menegaskan jika lelaki itu juga tak mengharapkan dirinya.
Setidak menarik itu kah dia di mata para lelaki? Hingga lelaki bayaran suaminya itu secara terang-terangan menolak dirinya.
"Lalu, seperti apa yang kau inginkan, hah?" pekik Celine menatap nanar Jonathan.
Jonathan hanya diam tidak menjawab, dia bingung harus bagaimana menjelaskan kepada Celine.
Celine semakin kesal dengan diamnya Jonathan, dia pun menarik Jonathan hingga terjatuh di atas ranjang dan menindih tubuh lelaki bayaran suaminya itu.
"Apa yang kamu lakukan, Nona? Jangan seperti ini," tolak Jonathan sambil berusaha untuk menurunkan tubuh mungil gadis beriris coklat itu.
Celine tidak menjawab, dia melancarkan aksinya memberikan cumbuan kepada Jonathan meskipun terasa kaku. Karena, selama ini Celine belum pernah melakukan itu semua kepada Alister lelaki yang menikahinya dua tahun lalu.
Celine seakan sudah tidak peduli lagi dengan harga dirinya, saat ini yang ada di pikirannya segera melakukan dengan Jonathan dan dia bisa segera hamil agar secepatnya terlepas dari ide gila ini.
Dengan serangan yang Celline luncurkan akhirnya pertahanan Jonathan pun runtuh. "Shit! Aku normal jika seperti ini terus siapa yang tahan. Oke Nona, jangan salahkan aku jika ini akan membuatmu menyesal."
Lelaki manapun akan terbuai jika diperlakukan seperti itu. Jonathan dengan terpaksa akhirnya melakukan kewajibannya, suara rintihan, dan jeritan begitu menggema di penginapan tersebut. Beruntung penginapan itu memiliki peredam suara apalagi di luar sana sekarang sedang turun hujan.
Jonathan menatap lekat wajah Celine, sebenarnya dia tidak tega. Akan tetapi, sudah kepalang tanggung dia semakin mempercepat aksinya itu sehingga membuat Celine semakin meraung-raung menahan sakit dan perih.
Celine juga meneteskan air matanya merasakan antara rasa sakit kehilangan keperawanan dan sakit di hati dengan apa yang terjadi kepada dirinya.Harusnya malam pertama yang indah ini dia lakukan bersama Alister– suami yang begitu dia cintai, tapi sayang ya semua tak berjalan sesuai keinginan Celine
Bagaimana tidak? Jika Alister malah menyuruhnya melakukan hubungan kontrak dengan Jonathan demi mendapatkan seorang anak. Sebenarnya celine saat ini hancur tapi dia berusaha tegar demi rasa cintanya kepada Alister takut jika suaminya itu benar-benar menceraikan dirinya jika tidak bisa mengandung.
Satu jam berlalu pergumulan tak diinginkan itu pun selesai. Jonathan berbaring di sebelah Celine lalu meraih selimut dan menutupi seluruh tubuhnya dan menghadap ke langit-langit penginapan VVIP tersebut.Celine membelakangi Jonathan dengan air mata yang terus berlinang. Bukan hanya hatinya yang sakit tapi Celine merasa dia sudah tidak ada harga dirinya.
Jonathan merasa bersalah kepada Celine."Maaf," ujar Jonathan singkat.
"Berapa yang kamu terima dari suamiku? Apa alasan kamu menerima tawaran darinya?" tanya Celine di sela tangisannya.
Jonathan masih tak bergeming, dan masih enggan untuk menjawab apa lagi tenaganya sudah habis setelah pertempuran yang panas itu.
"Aku punya penawaran untukmu," sambung Celine yang masih terus membelakangi tubuh Jonathan.
"Apa itu?" tanya Jonathan singkat.
"Jika dalam tiga bulan kamu bisa membuatku hamil, aku akan mempromosikan mu di kantor papaku. Akan tetapi, jika kamu tidak sanggup melakukan itu semua, maka kita harus mengakhiri semuanya dan kamu tidak akan mendapatkan sepeserpun termasuk dari Alister," Celine berkata penuh dengan penekanan agar Jonathan bisa memahami apa yang dia mau.
"Kenapa diam? Apa kau takut dengan tantanganku?" tanya Celine sambil membalik tubuhnya. Karena, sedari tadi Jonathan hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Celine.
Jonathan bukannya menjawab, dia justru bangun dan memakai celananya lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi. Semuanya itu justru membuat Celine kesal.
"Jawab,Jo?" tanya Celine lagi sambil duduk dan menutupi tubuhnya dan meraih baju tidur seksi yang tadi di lempar ke sembarang tempat oleh Jonathan sebelum pergumulan panas mereka lakukan.
"Nggak minat," jawab Jo ketus sambil berlalu meninggalkan Celine yang masih penasaran.
Mendengar jawaban Jonathan membuat Celine semakin kesal, dia pun ikut turun mengejar Jonathan. Karena, dia penasaran apa alasan Jonathan menolaknya.
Jonathan tersenyum bisa membuat Celine marah. Tiba-tiba saja terdengar suara dering handphone. Jonathan menutup pintu dan berdiri sambil mendekatkan daun telinganya.
Celine menghentikan langkah kakinya dan memutar tubuh menuju tempat dimana ponselnya berada.
"Alister, tumben dia video call," batin Celine sambil menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
Tampaklah seorang lelaki tampan dengan hidung mancung di layar ponsel Celine sambil tersenyum lebar.
"Hai, sayang. Bagaimana malam pertamamu?" Alister tanpa basa basi bertanya kepada Celine, dia seakan tidak punya perasaan sama sekali.
Celine menghela nafas dengan perasaan kecewa, padahal dia sudah sangat senang dan berpikir bahwa Alister mengkhawatirkan dirinya. Namun, kenyataannya sang suami justru bertanya tentang malam pertamanya dengan Jonathan.
Celine membuang muka. Hatinya berdenyut nyeri mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Alister.
"Aku rasa ... kalian sudah melakukannya," tebak Alister tepat sasaran. Lelaki itu mengembangkan senyum bahagia yang sukses membuat Celine merasa terpuruk.
"Jahat kamu, Alister. Kenapa begitu tega bertanya seperti itu kepadaku." Celine meneteskan air matanya, hatinya benar-benar hancur.
"Hai, Celine," seorang lelaki muncul di belakang Alister sambil memeluk pundaknya.
Mata Celine melebar, raut wajahnya berubah merah sambil mengepalkan tangannya. Celine langsung saja mematikan sambungan video call nya.
"Argh!" jerit Celine sambil melemparkan benda pipih tersebut ke ranjang dan menjambak rambutnya secara kasar.
"Kurang ajar kamu, Alister! Ku pikir setelah aku mau mengikuti ide gila ini, kamu akan berubah!" sambung Celine dengan nafas yang memburu.
Celine berkacak pinggang dengan sebelah tangan sambil berjalan ke kanan dan kiri, dia berusaha tenang. Namun, tiba-tiba saja Celine terkejut saat membalikkan tubuhnya dan Jonathan sudah berdiri sambil bersedekap.
Celine mengangkat sudut bibirnya." Apa yang kamu lihat, hah? Pasti kamu sudah dengar bukan?Oh, atau memang sengaja ingin menertawakan ku?" cecar Celine menertawakan dirinya sendiri yang begitu menyedihkan
Hidup Amber hancur dalam satu malam. Lahir sebagai putri keluarga kaya, dalam sekejap berubah menjadi bukan siapa-siapa. Amber yang merasa putus asa, dia pergi ke klub malam, dan berakhir mabuk. Siapa sangka di kala dia ingin masuk ke kamar hotel, dia salah masuk kamar. Dia masuk ke kamar Julian Kingston-pria tampan penuh pesona-tapi terkenal kejam. Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan Amber kembali dengan Julian. Kali ini berbeda, karena kondisinya Amber telah melahirkan anak kembar-darah daging dari Julian Kingston. Wanita itu terjebak dalam situasi rumit. Lantas bagaimana kelanjutan kisah Amber dan Julian?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
"Aku tidak menggunakan pengaman, kamu pasti hamil!" Selena Tan terjebak dalam dilema yang membuat ia harus mengambil keputusan dalam waktu singkat. Pilihannya hanya dua, menerima tawaran pernikahan dari Nicole Saputra atau membiarkan dirinya terjebak dalam resiko hamil di luar nikah. Semua itu gara-gara hubungan satu malam yang harus ia lakukan untuk menebus kesalahannya kepada duda kaya itu. Ia belum siap dengan dunia pernikahan, tetapi akan menjadi aib baginya jika harus melahirkan anak tanpa ikatan pernikahan. Haruskah ia mengesampingkan perasaan dan menerima tawaran itu tanpa dilandasi cinta?
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.