"Aku tidak percaya kau memutuskan kontrak kita begitu saja!" seorang wanita paruh baya nampak berkata dengan kesal, dilemparkannya uang gepokan berwarna merah kepada pria muda yang ada di hadapannya. "Maaf tante sesuai kesepakatan, kontrak berakhir kalau salah satu dari kita sudah bermain perasaan," Dimash terlihat memunguti uang yang berserakan, tersenyum lalu berlalu pergi. "Tunggu Dimash, Tante mohon kamu jangan pergi! Berapapun itu akan aku bayar.. Dimash!" seperti tidak mengidahkan ucapan wanita itu, Dimash melangkah keluar dari kamar hotel menuju parkiran dan melajukan motornya. "Sepertinya aku akan berhenti bekerja seperti ini," lirih Dimash. Tak lama gawainya berdering, seseorang menghubungi Dimash dan mengabarkan kalau ibunya dalam kondisi kritis.
Dimash terlihat bingung mendapati ibunya dalam kondisi kritis, dengan cepat dia melajukan motornya menuju kearah rumah sakit tempat ibunya di rawat.
Dimash menyerahkan uang yang diambilnya dari wanita setengah baya yang selama ini memeliharanya dan menyerahkannya kepada petugas administrasi rumah sakit.
"Total tujuh belas juta dua ratus ribu rupiah,"
Mendengar penuturan petugas bagian administrasi membuat Dimash mengacak surai rambutnya, uang yang dipegangnya senilai sepuluh juta tentunya masih kurang untuk melunasi biaya perawatan ibunya.
"Saya titip uang ini dulu, nanti saya akan kembali untuk melunasinya. Tapi untuk operasinya apakah bisa dilaksanakan terlebih dulu?" tanya Dimash.
"Kami akan upayakan untuk melakukan operasi terlebih dahulu, tapi selama anda belum melakukan pelunasan seluruh biaya rumah sakit, Ibu Mirna terpaksa akan kami tahan di rumah sakit sampai anda melunasi keseluruhan biayanya," ucapan petugas itu membuat Dimash tersenyum namun dalam hati dia merasa putus asa, niat hati ingin berhenti menjadi pria simpanan wanita kaya sekarang malah dia di hadapkan kepada pilihan kembali menjadi nakal.
---
Eva duduk seorang diri di salah satu bangku klub di saat teman-temannya yang lain sedang asik bergoyang di lantai dansa untuk menikmati musik sambil meneguk minuman.
Eva sama sekali tidak berminat mengikuti langkah teman-temannya untuk berdansa atau sekedar menikmati musik. Wanita setengah baya itu nampak asik dengan vape yang ada di tangannya. Pikiran Eva menerawang memikirkan suaminya yang sepuluh tahun terakhir ini menjalin hubungan dengan seorang selegram muda. Eva bukan tidak tau dengan hubungan suaminya, namun dia memilih membiarkannya dan membalas perbuatan suaminya dengan bermain cinta dengan pria tampan di klub malam.
Seorang pemuda nampak memperhatikan Eva yang terus sibuk dengan vape yang ada di tangannya. Pemuda itu memiliki postur tubuh tegap, berkulit bersih, berwajah tampan dan berpenampilan kekinian. Dia adalah Dimash, pemuda berusia 21 tahun seorang mahasiswa yang sering berkeliaran untuk mencari sosok wanita seperti Eva. Wanita kaya yang memberikan uang untuk pria muda yang menarik hatinya seperti Dimash.
Dimash melemparkan senyum kepada Eva, dan wanita berusia empat puluh tahunan itu membalas senyum Dimash.
Dimash beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekat kearah Eva.
"Boleh saya duduk di sini Tante?" tanya Dimash.
"Tentu saja," Eva tentu saja tidak keberatan dengan keberadaan Dimash yang menarik hatinya, karena dia adalah seorang pecinta lelaki muda dan haus akan sentuhan lelaki semenjak suaminya tak lagi memperhatikannya.
Eva sudah sering berkencan dengan lelaki yang seumuran anaknya karena itu ia bisa langsung mengerti maksud lelaki yang mendekatinya.
"Tante kenapa tidak ikut dengan teman-teman Tante yang lain?" tanya Dimash memulai obrolan.
"Aku sedang malas untuk turun ke lantai dansa," jawab Eva santai.
"Tante mau saya temenin?" pertanyaan Dimash dijawab senyuman oleh Eva pertanda dia setuju untuk menghabiskan malam bersama Dimash.
Eva tentu tidak menolak di hadapkan dengan pria yang meski muda tapi Dimash terlihat gagah dan menarik perhatian.
"Perkenalkan Tante saya Dimash." Dimash nampak mengulurkan tangannya kearah Eva yang langsung di sambut dengan uluran tangan oleh Eva.
"Eva."
"Tante mau saya temani ke tempat lain?" lagi -lagi Dimash menawarkan sesuatu yang arahnya sudah bisa di baca oleh Eva.
"Kamu bisa membuatku bahagia malam ini?"
Pertanyaan Eva di jawab senyuman oleh Dimash.
"Tentu Tante. Saya tidak akan membuat Tante kecewa," Jawaban Dimash membuat Eva tersenyum senang.
Segera ia melangkahkan kaki keluar dari Club diiringi oleh Dimash yang mengikuti langkah kakinya di belakang.
---
Dimash dan Eva memasuki sebuah hotel berbintang, mereka benar-benar melakukan percintaan di tempat tersebut. Dimash benar-benar memberikan service terbaik kepada wanita yang ternyata adalah istri seorang pengacara ternama sekaligus pengusaha tersebut.
Eva benar-benar menikmati malam panasnya dengan Dimash yang meski masih muda ternyata memiliki pengalaman luar biasa dalam menjalani pekerjaan gelap itu.
"Kamu sudah lama bekerja seperti ini?" tanya Eva.
"Belum terlalu lama Tante," ucap Dimash lembut sambil membelai rambut Eva yang mulai ditumbuhi uban.
"Benarkah?" Pertanyaan Eva hanya di jawab anggukan oleh Dimash.
"Kau terlihat seperti sudah sangat berpengalaman."
"Karena saya butuh uang Tante, makanya saya cepat belajar dalam hal pelayanan demi kepuasan pelanggan."
"Kamu masih kuliah?"
"Masih tante, semester akhir."
"Berarti sebentar lagi lulus ya?"
"Itu kalau lulus Tante. Soalnya Saya berencana mau berhenti kuliah."
"Lho kenapa?"
"Lulus juga saya rasa percuma tante, cari kerja tetap sulit. Buktinya kakak kelas saya banyak yang nganggur, kalau kerjapun biasanya gak tahan lama Tante soalnya perusahaan pasti cari-cari alasan buat mengeluarkan karyawan tanpa uang pesangon,"
"Ye, kalau pintar juga pasti cepet dapat kerja."
"Ah, itu hanya teori Tante. Kenyataannya orang pintar kalah dengan orang dalam."
"Ada benarnya juga ya, lalu kenapa kamu milih kerja seperti ini?" pertanyaan sensitif terlontar keluar dari mulut Eva.
"Kan saya sudah bilang sulit cari kerja. Yang lulus saja banyak nganggur apalagi saya yang belum lulus. Lagipula saya tidak memiliki kelebihan apapun selain fisik," Ucap Dimash terus terang.
"Kamu Narsis abis seperti selebritis di dunia showbis, tapi cocok sih kalau kamu jadi artis pasti laris manis kaya kue lapis."
"Makasih lho Tante, sayangnya gak ada yang nawari Saya untuk jadi artis,"
"Kamu pasti kerja begini buat biaya kuliah ya?"
"Salah satunya sisanya untuk biaya hidup."
Eva segera beranjak dari ranjang dan mengambil tasnya. Ia segera merogoh sejumlah uang dan memberikannya dalam jumlah yang banyak kepada Dimash.
"Aku sangat puas dengan service yang kau berikan, jika itu masih kurang, Tante akan mentransfer kekurangannya kepadamu." ucap Eva sambil tersenyum senang.
"Tidak tante ini sudah lebih dari cukup. Terimakasih Tante." ucap Dimash dengan senyum menawan.
"Apa kau ingin mengenal lagi orang-orang sepertiku yang bersedia memberikan apapun jika kau mampu memuaskan mereka?" tanya Eva.
"Tentu Tante," Dimash terlihat bersemangat.
"Ini kartu namaku. Datanglah malam minggu besok, Aku mengadakan arisan sosialita di salah satu rumah milikku. Aku akan mengenalkanmu kepada teman-temanku," Eva mengakhiri pertemuannya dengan Dimash malam ini.
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Nadia Pamungkas saat ini sedang mengenyam bangku kuliah di Jakarta, dia pikir ide kedua orang tuanya menyuruh tinggal bersama kakak Tasya bukanlah suatu ide buruk. Namun ternyata Ini merupakan malapetaka besar bagi dirinya juga keluarganya terutama kak Tasya. Tasya menikah dengan Aldo pria blasteran Indo Jerman, karena dulu Tasya kuliah di Jerman keduanya akhirnya bertemu kemudian menikah. Kini keduanya sama-sama bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Awalnya tampak biasa, Nadia pun merasakan tidak ada yang janggal dengan suami kakaknya dia begitu baik dan perhatian beda dengan kakaknya yang selalu sibuk, namun semakin lama Aldo berubah dia menunjukkan ketertarikannya pada Nadia, hingga pada akhirnya mereka melakukan satu kesalahan besar. Bagaimana kisah selanjutnya?
Seri Terjebak - Episode I: Terjebak dengan sang CEO. Dibius pada suatu malam oleh mantan pacarnya, seorang pria misterius memanfaatkan tubuhnya dalam malam yang menyenangkan. Untuk membalas dendam, dia menikahi pria itu, dan memanfaatkannya. "Selama aku masih hidup, aku adalah istri sahnya, sedangkan kalian semua cuma wanita simpanan." Dia tetap bersikeras bahkan ketika pria itu terlibat dalam skandal dengan wanita lain. Akhirnya dia pergi setelah mengetahui bahwa pria itu telah mengkhianatinya lagi. Tetapi nasib membawanya kembali kepada pria itu beberapa tahun kemudian, yang membuatnya menjadi heran. Pria itu sudah mendapatkan apa yang diinginkan darinya, tetapi dia tidak mengerti mengapa pria itu masih ingin menyiksa dan menghantuinya.
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
Sebuah kisah yang menyajikan konflik hati seorang ibu rumah tangga , tanpa ia sadari telah melakukan perselingkuhan dengan sahabat suaminya sendiri . Walaupun bukan ia yang memulai percikan tersebut tetapi seiring berjalan waktu perasaan tumbuh jauh lebih dalam.