CERITA DEWASA! 21+++ HOT BUT SMOOTH. Kania yang sedang dirundung masalah demi masalah tidak ingin melawan saat Nick Sebastian menggandengnya dan memperkenalkan dia sebagai kekasih CEO tampan tersebut walau akhirnya pola berulang, dia menerima semua hujatan, dia pasrah saat mereka harus meneruskan sandiwara mereka hingga malam magis di apartement Nick mengubah hidupnya!
"Nia, aku hamil."
Dengan wajah jumawa Sonya mengabarkan berita kehamilannya untuk kakak tirinya, Kania.
"Apa aku harus mengucapkan selamat? kau bahkan belum menikah!" datar suara Kania menanggapi pernyataan adik tirinya.
Dia heran biasa Sonya menemuinya hanya untuk memakinya, menghinanya, memfitnahnya.
Itu yang selalu dilakukannya sejak ibunya menikah dengan ayah Kania.
Tumben hari ini dia berbicara yang tidak ada hubungannya dengan Kania.
"Terserah, kau bisa mengucapkan selamat padaku atau pada Bram." Kini wajah Sonya tersenyum culas.
"Pada BRAM? Bramantyo?" Kania tahu kalau Sonya memang selalu menggoda tunangannya, Bramantyo Ajisaka, tapi selama ini Bram mengabaikannya.
Lalu kalau sampai hamil, diperlukan 2 pihak yang terlibat untuk bisa hamil bukan?
"Memangnya ada berapa Bram yang kamu kenal? ya iyalah Bramantyo Ajisaka!" bentak Sonya.
"Nggak mungkin, Bram tidak mungkin mengkhianati aku, jaga mulutmu Sonya!"
"Heh, kakak tiri, kamu yang jaga mulutmu, kalau nggak, aku bisa melemparmu keluar dari rumah ini!" kembali Sonya membentak Kania.
Kania tidak menghiraukan Sonya.
Sudah kenyang Kania dengan ulah Sonya dan Ibu tirinya yang tidak puas-puasnya berusaha menyiksa Kania.
Kania mengabaikan adik tirinya yang masih berusaha menancapkan taringnya, Kania sedang menelepon tunangannya yang kini satu kantor dengan ayahnya.
Setelah mereka bertunangan, ayah Kania telah memberi Bramantyo Ajisaka kedudukan sebagai salah seorang Wakil Direktur Keuangan di perusahaan milik keluarga mereka.
"Kania, tumben kamu telepon, ada apa?" tanya Bram.
"Apa aku menyela sesuatu yang penting?" Tanya Kania.
Itu memang kebiasaan Kania yang selalu mengesampingkan urusan pribadi.
"Tidak, aku sudah di jalan, ada yang ingin kau beli? Makanan?" Tanya Bram dengan nada seperti biasa.
'Pasti Sonya yang bermulut besar,' batin Kania mendengar nada lembut Bram.
"Ada Sonya di depanku, dia bilang sedang mengandung anakmu, benarkah?" Kania bertanya sambil menatap tajam manik Sonya.
Tidak ada jawaban.
Hening.
"Bram?"
"Masalah ini tidak bisa kita bahas lewat telepon."
Deg!!
Kania mulai merasa gelisah mendengar jawaban Bram.
"Kau hanya tinggal bilang TIDAK, maka semuanya selesai." sergah Kania lembut.
"Tunggu kita bahas bersama, separuh perjalanan lagi aku sampai." Kemudian Bram menutup teleponnya.
"Bagaimana? masih nggak percaya? Oh ya Bram juga bilang kamu terlalu dingin, nggak bisa membangkitkan gairahnya, bahkan banci pun mungkin lebih baik dari kamu, itu kata pria yang jadi tunanganmu lho, bukan kata aku." Sonya semakin mengejek sambil menaikkan alisnya.
"Nggak mungkin itu anak Bram, kamu memang terlalu liar!" Desis Kania.
Tawa Sonya seketika membahana.
"Tahukah kau? Itu yang membuat Bram jatuh dalam pelukanku... LIARRR...itu memang kelebihan ku sekaligus itu adalah kekuranganmu, kau pikir di ranjang pria ingin wanita yang sopan? Tenang? Lemah lembut? Elegan? Kasihannn amat .... nggak becus sampai tunanganmu harus cari kepuasan di ranjang wanita lain!"
Sudah lama Kania tahu mulut Sonya memang jahat, tapi sore ini dia mendapati mulut itu terlalu jahat!
Kania ingin menyangkal tidak mungkin Bram bilang dia di ranjang lembut dan sopan, karena memang mereka belum pernah seranjang, dia berusaha menjaga dirinya, lagian menurutnya selama ini dorongan untuk melepas kesuciannya pun tidak pernah datang, Bram tidak membuatnya kepanasan dan kewalahan seperti yang dia baca dan dengar selama ini.
Kania memandang adik tirinya dengan muak.
"Hamil tanpa suami kok malah bangga, dasar tidak PUNYA MALU!"
"Ada apa ini?" tanya seorang wanita lanjut usia yang masih terlihat segar dengan gaun terbuka di dada.
Sonya langsung memasang tampang memelas.
"Kania bilang Sonya liar, padahal Bram sendiri yang memaksa Sonya, ngejar-ngejar Sonya, sampai Sonya hamil." Sonya berusaha mengambil hati ibunya.
"Kania, kamu yang nggak bisa bahagiakan tunanganmu kalau sampai dia jatuh hati sama Sonya!" Bentak ibu tirinya.
"Bram nggak mungkin tertarik kalau bukan Sonya yang menggoda!" Kania sudah setengah hati membela Bram, 'layakkah pria itu menerima pembelaanku,' batin Kania.
"Nggak usah nuduh ya, kamu sama aja dengan Ibumu, nggak becus jaga suami, nggak bisa memuaskan pasangannya!!"
KURANG AJAR!
Kania meradang mendengar almarhum Ibu kandungnya dihina.
Bisa-bisanya ayahnya membuang ibunya hanya untuk wanita dangkal seperti ini.
"Cukup! TUTUP MULUTMU! menyebut nama ibuku pun kamu nggak layak." Suara Kania bergetar sarat dengan kemarahan.
Gentar juga ibu tirinya melihat raut wajah Kania, tapi dia nggak mau kehilangan muka.
"Awas kalau aku dengar kamu bilang anakku liar lagi!" ancam ibu tirinya, Emmy Damayani, yang sejak masuk rumah tangga mereka selalu berusaha menyingkirkan Kania.
Kania bukan orang yang lemah, dia tidak akan membiarkan mereka menindasnya di rumahnya sendiri, memang ibunya telah meninggal, jadi dia hanya seorang diri melawan mereka berdua tapi dia tidak takut.
"Keluar kalian dari kamarku!" usir Kania.
"Berani kamu berbicara kasar dengan Ibumu!" bentak Emmy Damayani.
"Kau tidak pantas menjadi seorang Ibu!"
"Apa? Kau memang keterlaluan, tidak ada hormat-hormatnya pada orang tua."
"Percuma mengajarkan etika kalau diri sendiri tidak melakukan."
"Apa maksudmu?"
"Wanita yang menghancurkan rumah tangga orang lain pasti bukan orang baik-baik, jadi berhentilah menasehati."
"Dasar anak tak tahu diuntung, lihat aja aku akan membuatmu menderita."
"Itu memang sudah watakmu bukan? Membuat orang lain menderita!" Balas Kania.
"Ada apa ini, Kania kenapa kamu membentak ibumu begitu keras?" tanya Ayah Kania, yang tiba-tiba sudah ada di belakang ibu tirinya.
"Papa, harus tahu cerita seutuhnya, bukan aku yang mengusik mereka duluan."
"Billy, anakmu memang tidak pernah bisa menerimaku, bukan aku yang membuat ibunya meninggal, kenapa dia selalu membenciku?" Emmy mengeluarkan airmata buayanya.
"Kania, minta maaf sama ibumu." Bentak Billy pada anak perempuan dari istri pertama yang sangat disayangnya.
Bibir Kania terlihat bergetar menahan emosinya yang campur aduk.
"Pa, Papa cuma tahu bagian akhirnya, Papa tidak tahu saat mereka memakiku, menghinaku, sekarang aku yang harus minta maaf?"
Billy terdiam, dia mengenal anak perempuannya, tidak mungkin anaknya berdusta.
"Kenapa kalian semua tidak bisa berdamai? selalu bertengkar? tidak bisakah rumah ini tenang?" teriak Billy kesal, selalu ada pertikaian saat dia ingin ketenangan sepulang kantor.
"Kalau kau ingin tenang, suruh Kania keluar dari rumah ini, suruh dia beli rumah sendiri, agar dia tidak menunjukkan kebenciannya yang begitu besar, lama-lama aku nggak tahan Billy!" kembali ibu tirinya bermain drama, mengucapkan tiap kata dengan lemah dan parau seakan sedang menahan tangis.
Luar biasa munafik!
"Papi suruh kakak Kania minta maaf, sudah ngata-ngatain Sonya liar, jalang, ganjen, sudah memaki-maki Mommy." Sonya pun menangis di pelukan ibunya, semakin menguatkan kubu ibunya sebagai pihak yang teraniaya.
"Kania, kau bilang Sonya begitu?"
"Aku hanya bilang Sonya liar karena dia hamil tanpa ada yang bertanggung jawab, apa namanya, Pa?"
"Sonya, kau hamil?" Billy tahu anak tirinya memang bergaul bebas, tapi dia tidak menyangka Sonya sampai begitu bodoh membiarkan dirinya hamil.
Kania melihat Sonya segera memasang tampang yang menyedihkan
'Ibu dan anak sama saja, pemain drama nomor satu,' kata Kania dalam hati.
"Suruh pacarmu datang menghadap Papi, hari ini juga!" Teriak ayah Kania sambil memandang anak tiri bawaan dari istri keduanya.
"Aku yang bertanggungjawab!"
suara dalam seorang pria mengalun di udara, menciptakan keheningan.
Adult Romance 21+++ Almira Mayangsari, sang perawan jelita, sedang membesarkan dua keponakannya sendiri, dia tidak percaya ada pria baik-baik yang akan menerima kedua keponakan yang sudah dianggapnya anak sendiri. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Bastian Navarell, sang miliarder yang menyelamatkan dia dari percobaan perkosaan. Mereka saling jatuh cinta. Saat mengetahui bahwa Bastian telah beristri Almira menghindar sejauh mungkin. Makin dikejar makin jauh Almira berlari. Bastian heran dengan daya tarik ibu muda dengan dua orang putri tanpa dia tahu bahwa Almira sebenarnya masih perawan! Apa yang terjadi saat Bastian menemukan bahwa Almira masih sepolos Bidadari? Ikuti kisah mereka yang mengharu biru, BERDERAI-DERAI tapi tetap elegan.
Maya terpaksa menggantikan posisi adik perempuannya untuk bertunangan dengan Arjuna, seorang pria cacat yang telah kehilangan statusnya sebagai pewaris keluarga. Pada awalnya, mereka hanyalah pasangan nominal. Namun, segalanya berubah ketika identitas Maya yang sebenarnya secara bertahap terungkap. Ternyata dia adalah seorang peretas profesional, komposer misterius, dan satu-satunya penerus master pemahat giok internasional .... Semakin banyak yang terungkap tentang Maya, Arjuna semakin merasa gelisah. Penyanyi terkenal, pemenang penghargaan aktor, pewaris dari keluarga kaya - ada begitu banyak pria yang menawan sedang mengejar tunangannya, Maya. Apa yang harus dilakukan Arjuna?!
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Bagi lelaki lain, menikahi gadis muda adalah keinginan besar mereka, tapi tidak dengan Rayyan, duda berumur 32 tahun yang di paksa oleh ibunya supaya menikahi Mayra. Mayra gadis berumur 19 tahun dan bekerja sebagai guru PAUD sekaligus pengasuh anaknya Rayyan, Asyifa yang berumur 4 tahun. Asyifa, tidak mau belajar dengan guru mana pun, hingga akhirnya bertemu dengan Mayra yang sangat menyukai anak-anak, hingga akhirnya mereka sangat dekat. Melihat kedekatan Mayra dan Asyifa, Ibunya Rayyan meminta Rayyan supaya menikahi Mayra sebagai ibu sambungnya Asyifa, akankah permintaan ibunya Rayyan terwujud?
Jeslin pulang untuk mengunjungi orang tua dan dan menghadiri pernikahan kakak perempuan nya, tapi siapa sangka malam pertama yang seharusnya menjadi malam pertama kakak perempuan nya menjadi malam pertama diri nya dan Kakak iparnya, dia di rudalpaksa dan kehilangan keperawanan nya, dia dipaksa melayani gairah kakak ipar nya yang gila. Setelah malam itu hidup nya tidak baik-baik saja, dia ingin melupakan nya tapi kakak ipar nya tidak mengizinkan dia melupakan nya, semakin dia mencoba untuk lepas dari genggaman kakak ipar nya, semakin gila laki-laki tersebut menggenggam dirinya.
21+ DISCLAIMER! Cerita ini hanya fiktif belaka. Berisi banyak adegan DEWASA. Setiap manusia pasti akan melalui pengalaman indah yang namanya tumbuh dewasa dan jatuh cinta. Begitu pula dengan Ranzo, sederet kisah asmara dan pengalaman mendebarkan sampai pengalaman ranjang banyak ia lalui. Hingga pada akhirnya ia akan menemukan wanita cinta sejatinya. Bagaimana pengalaman kisahnya dengan berbagai macam karakter wanita? Akankah keberuntungan akan selalu berpihak pada si tampan Ranzo? Ikuti selengkapnya di novel ini.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."