WARNING! (ONLY 21+) Nathalie Benoit memilih untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan rintangan. Ia sudah terkenal di kalangan wanita-wanita dunia gelap, gadis nomor satu di Santa Marie, Los Angeles. Akan tetapi, kehidupan yang dulunya selalu beruntung, seketika ditimpa kesialan saat ia bertemu dengan Adam Connor, pria kaya yang dirumorkan impoten. Pria itu membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat, lantaran terkena skandal yang menjengkelkan. Akankah ia mampu melewati semua rintangan itu? Atau ia malah pasrah dengan berita-berita simpang siur tentang dirinya dan Adam?
Gadis camilan, itulah sebutan untuk gadis bermata bulat yang kini tengah duduk di sebuah bar sambil menikmati minumannya. Seperti definisi camilan pada umumnya, ia hanya dijadikan kudapan dan makanan ringan oleh mereka yang memiliki kekayaan yang berlebih. Nathalie tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan seperti ini. Awalnya ia selalu dirundung kekurangan sebelum bertemu dengan Cristy-mucikari yang mengenalkannya pada dunia gelap tersebut. Akan tetapi, ia akhirnya sadar bahwa pekerjaan yang ia geluti memanglah menyenangkan.
Siapa yang akan menolak untuk mendapatkan uang sekaligus kenikmatan duniawi. Meskipun ia kerap mengalami hal yang tak terduga dari setiap pelanggannya, hal itu bukanlah sesuatu yang akan membuatnya mundur. Demi uang ia rela melakukannya, mendapat pelanggan yang kasar dan memandangnya rendah sudah biasa ditemukan. Bahkan ada yang meninggalkannya sebelum ia mencapai puncak kenikmatan.
Nathalie kerap dipesan oleh pria lajang, seorang duda, atau pejabat, tetapi ia tak akan mau memenuhi kemauan dari pria yang telah menikah atau memiliki tunangan. Itulah perjanjiannya dengan Cristy, ia tak mau menjadi budak pemuas nafsu dari pria yang telah memiliki pasangan. Dia benci akan fakta itu. Mengapa pria yang beristri mencari kepuasan di tempat lain? Padahal, mereka sudah memiliki pemuas nafsunya sendiri yang bisa digunakan setiap saat, kapan pun yang ia mau.
"Kau datang sendiri?" tanya Brandon, sang bartender yang tadinya meracik minuman gadis itu.
"Hmm, seperti yang kau lihat. Aku tak punya teman sama sekali." Senyum kecut itu terpatri di bibir mungilnya.
Menjadi gadis camilan membuatnya tidak ingin bersosialisasi-bukan karena malu–sebab waktunya lebih banyak digunakan untuk melayani orang-orang yang membutuhkan jasanya. Nathalie sama sekali tak pernah merasa malu akan pekerjaannya. Ya, siapa yang akan menegur pekerjaan tersebut. Los Angeles sudah terkenal akan hal itu. Seks sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan anak-anak berusia lima belas tahun pun sudah kehilangan keperawanan mereka.
Seseorang duduk di sampingnya, meminta rum pada bartender dan menatap intens gadis berambut hitam legam yang sangat jarang ditemui di sini.
Nathalie terusik. Awalnya ia tak peduli dengan orang yang baru saja duduk di sampingnya, tetapi pria itu jelas terang-terangan menatapnya bak tatapan predator.
"Apa yang kau lakukan? Kau seperti pemangsa."
"Ayolah, Nathalie. Apa kau melupakanku?"
Nathalie menajamkan pandangan, wajah pria itu tidak terlalu jelas, akibat lampu bar yang temaram. Saat lampu disko mengenai sedikit wajahnya, ia akhirnya sadar siapa yang ada di dekatnya. Adam Connor, pria yang mendapat julukan impoten, tetapi ternyata rumor itu salah. Nathalie kembali mengingat apa yang sudah terjadi beberapa hari yang lalu, pria itu merobek dirinya, menembus dengan penuh kelembutan. Ia menyadari bahwa dirinya menginginkan pria itu. Namun, satu hal yang menjadi penghalang, Adam Connor merupakan merupakan anak komisaris salah satu perusahaan besar yang telah memiliki tunangan-ya, meski rumor impotennya membuat si wanita berniat membatalkan pertunangan itu. Siapa yang akan menikahi laki-laki impoten?
"Ya, anggap saja seperti itu, pelangganku yang lain sepertinya lebih tangguh, sehingga aku melupakan tentang dirimu." Nathalie meremas rok selututnya, ia kembali berbohong.
Rahang Adam mengeras mendengarnya. Baru kali ini ia mendapat hinaan dari seorang gadis. Namun, seringai jemawa-nya tiba-tiba terpatri.
"Cih, kau berbohong, Nathalie. Kau tak memiliki pelanggan lain setelah aku tidur bersamamu."
Pupil Nathalie membulat. Perkataan Adam benar adanya. Sudah seminggu terakhir ini tak ada laki-laki yang ingin bersamanya. Ia sudah bertanya pada Cristy, tetapi gadis tua itu malah mengatakan bahwa ia juga tak tahu apa-apa.
"Apa ini ulahmu?" suara gadis itu meninggi. Ya, Adam Connor bisa melakukan itu. Dia bisa membayar Cristy untuk menyabotase semua kliennya. Namun, untuk apa? Adam tidak memiliki alasan yang kuat untuk melakukan semua itu.
"Aku tak mengerti maksudmu, Sayang. Aku hanya menebak dan sepertinya tebakanku benar." Lagi-lagi senyuman licik itu terlihat di bibirnya.
Nathalie mengerang kesal. Ia menatap Ada dengan penuh amarah. Meskipun pria itu mengatakan bahwa ia tak memiliki sangkut paut dengan kehidupannya sekarang, tetapi dia bisa menebak, bahwa kesialannya berhubungan dengan Adam.
***
Seminggu yang lalu ...
"Aku tak menyangka kau akan menjadikanku wanita yang paling sial, Adam." Nathalie yang awalnya duduk di pinggiran ranjang segera berdiri, menatap Adam yang sedang menyesap rum yang sudah disiapkan oleh para pelayan di gedung ini.
"Kau akan menyesal telah mengatakan itu, Nathalie."
"Mengapa harus aku?"
Suara Nathalie meninggi. Ia tahu siapa Adam Connor, beberapa jam sebelum pria itu masuk ke kamar kerjanya di lantai paling atas gedung ini. Salah satu gadis yang bekerja di sini mengatakan hal itu kepadanya, bahwa Adam Connor adalah pria impoten yang katanya akan datang ke gedung ini. Nathalie tak menyangka bahwa dirinyalah yang menjadi target dari pria impoten itu.
"Karena katanya kaulah nomor satu di sini," ucapnya pelan, lalu menatap ruangan di sekelilingnya. "Dari ruangan yang luas dan megah ini, aku yakin kau mendapat banyak uang dari pelangganmu, Sayang."
Adam mendekati Nathalie, membuat gadis itu mundur perlahan sampai punggungnya menyentak dinding.
Nathalie memaksakan tawa, ia tak boleh lengah dan terlihat lemah di depan Adam. "Kalau aku nomor satu di sini, kau mau apa?"
"Aku ingin merasakanmu, Nathalie." Adam membelai pipi gadis itu.
Panas di pipi Nathalie merebak. "Jangan berkhayal, Connor."
Pria itu menyeringai puas, lalu mendekatkan bibir ke telinga Nathalie. "Aku suka ekspresi itu, Nathalie."
Nathalie memang harus dituntut untuk melakukan apa pun yang pelanggannya inginkan, tetapi ia tak ingin bermain dengan Adam Connor. Pria itu sudah memiliki tunangan-meskipun beredar kabar bahwa pertunangan Adam akan dibatalkan, tetapi hal itu belum resmi.
Gadis itu harus protes kepada Cristy, karena memberinya pria seperti Adam.
Nathalie memaksa ekspresinya berubah menjadi sedingin es. "Kau sudah memiliki tunangan. Seharusnya kau menikmati waktumu bersamanya." Ia lalu menegakkan tubuh dan berputar mengitari Adam. "Aku tidak tertarik dengan pria yang sudah memiliki pasangan berkencan."
"Benarkah?"
Dengan satu gerakan, Adam membawa gadis itu kembali memepet dinding. Pergelangan tangan Nathalie terbelenggu, dua lengan wanita itu terentang. "Kau benar, aku telah memiliki tunangan, jika kau berpikir bahwa wanita yang kabur itu masih bisa disebut tunangan."
"A-apa yang-"
"Diam." Adam menunduk, mengusapkan bibir di lengkungan pipi Nathalie, menyusuri lekuk tubuh Nathalie dengan lidah. Gadis itu beraroma cukup enak untuk dimakan, parfumnya lembut, segar, seksi, dan feminin. Ia menginginkan wanita itu, Adam menyesap cuping telinga Nathalie, beserta anting-anting diamond yang dikenakannya.
Adam mendengar tarikan napas cepat, merasakan tubuh gadis itu meregang.
"Kau ... sungguh ... arogan, Connor."
"Kubilang diam." Pria itu melepaskan pergelangan tangan Nathalie, menangkap dagu, dan menengadahkan gadis itu. Lalu ia mencium Nathalie dalam-dalam dan penuh gairah.
Nathalie berusaha melepaskan pagutan, tetapi Adam lebih kuat merengkuh tubuhnya. Ciuman pria itu lembut, tidak memaksa, dan membuat darahnya mengalir cepat. Gadis itu mengernyit, apa laki-laki impoten juga memiliki pengalaman berciuman yang hebat. Apa dia pernah bermain-main dengan wanita lain sebelumnya? Ah, mungkin saja seperti itu. Adam pernah melakukan semuanya, tetapi tak pernah sampai berakhir di ranjang.
Akan tetapi, semakin lama, ciuman itu membuat Nathalie terbuai, menginginkan lagi, dan tanpa sadar ia semakin meleleh.
Tubuh Nathalie mencair, tak ada lagi perlawanan untuk melepaskan diri, yang ada hanya gairah yang akan membawa mereka terbang bersama. Tubuh gadis itu menekan tubuh Adam, kontak tersebut mengirimkan sambaran hasrat yang berkobar di perut pria itu, membuat tubuh bagian bawahnya kencang menyakitkan, gairahnya meregang, ia ingin berada di tempat yang lebih menyenangkan.
Dalam sedetik ciuman itu menjadi kasar. Gigi menggores kulit, menggigit, mengunggis. Lidah menyerang, berbenturan, dan melilit. Adam merasakan pinggul Nathalie bergerak, mengungkapkan hasrat. Kemudian lengan gadis itu melingkari tengkuk Adam sambil merintih.
Suara rintihan Nathalie seperti bensin disiramkan ke api yang sudah bergejolak di nadi Adam. Ia mengerang merasakan kontrolnya lepas kendali. Ia tak bermaksud melakukan ini, ia mencium Nathalie untuk menghapus ekspresi angkuh dari gadis itu-ya, walaupun ia sebenarnya memang menginginkan gadis itu. Ia hanya penasaran dengan gadis yang ada di hadapannya, gadis yang ia temui di salah satu bar beberapa hari yang lalu. Gadis yang tampak cuek dan terlihat tak ingin diganggu. Ia tertarik pada Nathalie dan mencari tentang gadis itu.
Awalnya ia hanya penasaran, tetapi ia sadar bahwa dirinya tertarik dengan gadis yang memiliki sebutan sebagai gadis camilan. Adam tak peduli siapa saja yang pernah menidurinya, tetapi ia ingin merasakan Nathalie. Sekarang. Di sini.
Menelusuri kulit Nathalie yang selicin satin ke bawah dengan gigitan kecil, Adam membelai paha yang kenyal, masuk ke balik gaun malam untuk menangkup apa yang ada di dalam sana. Ia mendapatkan daerah lembab dan basah tertutupi kain satin.
Nathalie kehilangan kendali. Ia larut dalam aroma, kekokohan, dan panas bibir Adam di kulitnya. Andai ada alasan, ia seharusnya tak melakukan ini. Tuhan, ia membenci pria itu, sekaligus menginginkan pria itu, dan membutuhkannya sekarang. Ia tak pernah merasakan kenikmatan ini saat bersama pelanggannya yang lain.
Gadis itu merasakan tekanan tangan Adam di bawah sana, lututnya mulai lemas. Bukannya menepis, Nathalie justru mendapati diri mendorong mendekati tekanan tersebut dan meregangkan kedua tungkai kakinya. "Oh, Adam!"
Menceritakan empat sekawan bergelar jomblo abadi, tiada henti mendambakan cinta sejati yang tak kunjung terpenuhi, padahal sudah lama menanti. Meisya, si gadis pecicilan yang menanti percikan cinta dari para senior, tetapi tak kunjung mendapat hilal. Ia memiliki paras yang lumayan cantik, tetapi sikapnya yang bar-bar membuat para lelaki menjauh sebelum memulai penjajahan cinta. Rara, gadis keturunan Jawa-Bugis, memiliki kulit hitam manis dan wajah yang mungil. Ia kerap didekati lelaki karena parasnya yang unik dan berbeda dari gadis Jakarta lainnya. Namun, tak jauh berbeda dengan Meisya. Otak Rara juga tidak genap. Dewi, adalah gadis yang sedikit normal di antara kedua gadis yang lainnya. Namun, sikapnya yang terlalu percaya diri membuatnya kerap mendeklarasikan laki-laki yang mendekat sebagai jodoh masa depan. Wawan si lelaki feminin yang lemah lembut, ingin membuat orang-orang di sekitarnya bahagia. Kepribadian yang melenceng membuat sahabatnya berusaha agar ia beralih ke jalan yang benar.
WARNING 21+ ONLY! Setelah perubahan status Nathalie—menjadi keluarga besar Hamilton—semakin banyak pria yang mulai mendekat tanpa peduli dengan masa lalunya yang kelam. Siapa yang tak tertarik dengan wanita yang digadang-gadang akan menjadi penerus keluarga Hamilton? Keluarga Kaya yang memiliki bisnis terbesar di Amerika. Ada baiknya terlebih dahulu membaca seri pertama {Pesona Gadis Camilan}
Ellena Cameron, gadis muda yang frustrasi karena dikhianati kekasih, memilih untuk melepaskan keperawanan dan menghabiskan malam dengan pria asing, sebagai bentuk balas dendam karena takdir yang begitu kejam padanya. Saat dia berusaha melupakan kejadian tersebut, saat itu pula seseorang mengaku sebagai pria yang telah menghabiskan malam bergairah bersamanya. Fakta tersebut mengantarnya pada kehidupan yang sanggup membolak balikkan dunianya. William Asahavey Hamilton, pria kaya yang selalu dijodohkan dan dipaksa menikah oleh sang kakek, mengantarnya bertemu dengan seorang gadis muda yang menurutnya sedikit gila. Memberikan keperawanan secara sukarela adalah hal yang sangat tak biasa. Dia sudah sering bertemu dengan banyak wanita, tetapi tak ada yang mengalahkan eksistensi dari gadis mungil itu di matanya.
Hagia Anindita, seorang karyawan biasa, berwajah biasa, dengan kehidupan yang biasa pula, harus menerima kenyataan, bahwa hidupnya yang biasa-biasa saja diterjang ombak permasalahan yang meluluh-lantahkan segalanya. Di hari pernikahan yang dikira akan berjalan sempurna, harus dihentikan setelah seorang wanita asing mengaku bahwa ia telah mengandung anak dari pria yang baru beberapa menit menjadi suaminya. Apa yang harus ia lakukan? Mengikhlaskan berarti ia rela untuk menjanda. Namun, jika menolak dan bersikeras untuk mempertahankan hubungan, ia akan dicap sebagai wanita yang jahat karena membiarkan satu nyawa yang tak bersalah lahir tanpa seorang ayah.
Setelah pemutusan sepihak yang dilakukan oleh sang kekasih, Ayana beranggapan bahwa laki-laki memang selalu sama. Ia tak ingin terjatuh ke dalam pesona kaum adam yang tak punya rasa simpati pada wanita. Bukan perkara mudah untuk melupakan rasa sakit yang mereka timbulkan. Butuh waktu yang lama untuk bangkit dari keterpurukan yang mereka ciptakan. Ayana bersumpah pada diri sendiri untuk tidak gampang terpesona dengan laki-laki mana pun. Sampai ketika ia bertemu dengan Bima Argunarta, seseorang yang pernah menjadi bagian dari masa lalu Ayana. Masa lalu yang begitu mencekam, sekaligus menyesakkan.
Kinan Maharani tak menyangka bahwa hidupnya akan berakhir seperti ini. Menikah dengan kakak ipar sendiri adalah hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Hanya perkara sang keponakan yang harusnya memiliki seorang ibu di usianya yang sudah semakin bertambah, sehingga kedua keluarga berinisiatif untuk menikahkan Kinan dengan Rangga. Padahal, Kinan sama sekali tak menyukai Rangga, meski laki-laki itu termasuk jajaran makhluk good looking dan good rekening. Tidak etis rasanya menikahi laki-laki yang berstatus sebagai kakak ipar. Namun, siapa yang akan menolak perintah dari ras tertinggi di muka bumi ini? Emak-emak berdaster, yang galaknya mengalahkan singa sekalipun. Menolak akan dikatai pembangkang dan anak durhaka, tetapi jika menerima akan dicap sebagai gadis tak punya malu oleh para tetangga.
Li Mei terbangun dan menyadari bahwa dia tidak sedang berada di rumahnya. Di mana ini? Bukankah tadi dia terjatuh dari tangga? Kenapa dia tidak berada di rumah sakit dan malah berada di dalam rumah reyot seperti ini? Dan … siapa pula laki-laki tampan yang tidur di sebelahnya ini? "Kalau kamu sudah tidak tahan dengan pernikahan kita, tunggulah beberapa hari lagi. Aku pasti akan menceraikanmu. Jangan berusaha bunuh diri lagi," ucap Bai Changyi menatapnya dengan muram. Bercerai? Kenapa dia mau bercerai dari suami yang tampan seperti ini? Bai Chanyi menatapnya dengan kebingungan? Bukankah perceraian adalah hal yang paling Li Mei inginkan selama ini? "Aku tidak ingin bercerai, aku hanya ingin menjadi kaya!" Bisakah Li Mei mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang pengusaha kaya di era kuno bersama suaminya? IG : @summerrainwriter FB : Summer Rain
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Sinta butuh tiga tahun penuh untuk menyadari bahwa suaminya, Trisna, tidak punya hati. Dia adalah pria terdingin dan paling acuh tak acuh yang pernah dia temui. Pria itu tidak pernah tersenyum padanya, apalagi memperlakukannya seperti istrinya. Lebih buruk lagi, kembalinya wanita yang menjadi cinta pertamanya tidak membawa apa-apa bagi Sinta selain surat cerai. Hati Sinta hancur. Berharap bahwa masih ada kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki pernikahan mereka, dia bertanya, "Pertanyaan cepat, Trisna. Apakah kamu masih akan menceraikanku jika aku memberitahumu bahwa aku hamil?" "Tentu saja!" jawabnya. Menyadari bahwa dia tidak bermaksud jahat padanya, Sinta memutuskan untuk melepaskannya. Dia menandatangani perjanjian perceraian sambil berbaring di tempat tidur sakitnya dengan hati yang hancur. Anehnya, itu bukan akhir bagi pasangan itu. Seolah-olah ada penghalang jatuh dari mata Trisna setelah dia menandatangani perjanjian perceraian. Pria yang dulu begitu tidak berperasaan itu merendahkan diri di samping tempat tidurnya dan memohon, "Sinta, aku membuat kesalahan besar. Tolong jangan ceraikan aku. Aku berjanji untuk berubah." Sinta tersenyum lemah, tidak tahu harus berbuat apa ....
Kerap kali dihina dan ditekan dalam keluarga, membuat Karmila bangkit dengan caranya sendiri. Saat ini dia bukan lagi wanita lemah yang hanya bisa menuntut belas kasih dan nafkah dari sang suami. Pun penghinaan ibu mertua serta keluarga iparnya menjadikan pelecut dirinya agar bisa maju dan hidup lebih baik. Suami baik, mertua baik, biar aku saja yang jahat. Akan kubuktikan pada kalian, bahwa aku bisa menjadi wanita sukses dengan jalan yang tak disangka-sangka. Bagaimana perjuangan Karmila yang merajut harapan dan cita demi anak-anaknya dengan memanfaatkan barang-barang bekas, menyulapnya jadi kreasi yang indah dan bernilai jual tinggi. Akankah dia berhasil mencapai semua mimpinya?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
"Cinta itu buta!" Laura menyerahkan kehidupannya yang nyaman untuk seorang pria. Setelah menikah dengan pria itu, dia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus semua pekerjaan rumah tangga selama tiga tahun tanpa mengeluh. Suatu hari, dia akhirnya tersadar, menyadari bahwa semua usahanya selama ini sia-sia. Suaminya, Nikolas Riyadi, selalu memperlakukannya seperti sampah karena dia mencintai wanita lain. "Cukup! Aku sudah muak membuang-buang waktu dengan pria yang berhati batu!" Dengan patah hati, dia akhirnya mengumpulkan keberaniannya dan mengajukan gugatan cerai. Berita itu segera menjadi viral di internet! Seorang wanita muda yang kaya raya baru saja bercerai? Wanita idaman! Dalam waktu singkat, banyak sekali CEO dan pria-pria muda tampan yang datang untuk mencoba memenangkan hati Laura! Nikolas tidak tahan lagi. Pada sebuah konferensi pers, dia memohon dengan mata berkaca-kaca, "Aku mencintaimu, Laura. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Tolong kembalilah padaku." Akankah Laura akan memberinya kesempatan kedua? Baca terus untuk mengetahuinya!