/0/17603/coverbig.jpg?v=22f9e7b9109b69420d0dfb85e235b19e)
Blurb "Satria, kapan kaut akan menikah? Sudah banyak gadis yang dikenalkan padamu, kau balas dengan gelengan kepala. Apa yang kamu mau sebenarnya?" Desakan dari sang Ibu membuat Satria tak enak hati. Pasalnya, Satri tak pernah tertarik dengan wanita muda. Dia jatuh cinta pada wanita yang lebih matang. "Pak Lurah meninggal tiba-tiba, tidak diketahui penyakitnya. Kemarin masih sehat, berkumpul dengan kami." Peristiwa meninggalnya pak lurah menjadi awal pertemuan Satria dengan jodohnya. Istri Almarhum pak lurah yang matang namun masih cantik mempesona menjadi pilihan Satria. "Mas, ada satu syarat. Setiap malam Jum'at Kliwon, aku harus tidur sendiri di kamar belakang." Begitulah syarat yang diajukan Kinanti saat Satria melamarnya. Satria menyetujui tanpa pertanyaan. Cinta telah memaksanya untuk menganggukkan kepala. Namun, apa yang terjadi ketika suatu saat Satria terdesak rasa penasaran? Apa yang sebenarnya dilakukan Kinanti di kamar belakang setiap malam Jum'at Kliwon? Akankah Satria bertahan dengan semua yang dilihatnya di depan mata kepala?
Pak Lurah Pingsan
"Satria, kamu mau kemana? Jam segini sudah tutup toko, ini baru jam tiga sore," tanya pak Tarman, tetangga Satria yang punya toko sembako.
Pak Tarman berjualan di sebelah toko kelontong milik Satria.
"Anu, Pak. Saya mau nonton bola, sudah janjian sama teman," jawab Satria, setelah lelaki itu menutup rolling dor toko nya, lalu tak lupa pemuda itu mengunci dan menggembok toko miliknya.
"Oalah pantesan kamu nutup cepet, biasanya tutup jam 04.00 sore.
"Mari, Pak. Saya duluan ya," ucap Satria berpamitan ada pak Tarman.
"Ya, hati-hati di jalan," sahut pak Tarman sambil berjalan masuk kedalam tokonya.
Satria seorang pemuda yang berumur 28tahun, dia tinggal bersama ibunya, di desa Sukasari, pemuda itu memiliki toko kelontong di pasar tradisional.
Walaupun hanyalah toko kecil tapi cukup untuk menghidupi dirinya dan juga ibunya. Satriahanya tinggal berdua saja dengan Ibunya.
Satria baru saja pulang dari tokonya di pasar, hari ini pemuda itu pulang lebih awal dari biasanya, jika biasanya dia akan berjualan dari jam 08.00 pagi hingga jam 04.00 sore.
Hari ini pemuda itu menutup tokonya jam 03.00 sore, Satriamengendarai mobil box miliknya, setelah menutup toko dan memastikan semuanya sudah tertutup rapat.
Letak pasar dan rumahnya itu tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu setengah jam saja, kini Satriasudah sampai, pemuda itu memarkirkan mobilnya di depan halaman rumahnya.
Bu Darno yang mendengar suara mobil Satrialangsung saja menghampiri anaknya, wanita setengah baya itu lalu berjalan keluar menuju ke halaman rumahnya.
"Loh, Sat. Kenapa jam segini sudah pulang?" Bu Darno yang masih berdiri di teras langsung melihat ke arah jam yang terpasang di dinding rumahnya, "ini masih jam 03.00 sore."
"Iya, Buk. Satria mau ke pusat kota, sama temen. Satriamau nonton bola sama Ali, Buk," jawab Satria sambil turun dari mobil box nya dan berjalan menghampiri ibunya.
Satria mencium punggung tangan ibunya, lalu duduk di kursi bambu yang ada di teras rumahnya, Satria tampak mengibas-ngibaskan topi yang dia kenakan ke arah wajahnya.
Bu Darno langsung ke belakang, wanita paruh baya itu langsung berjalan ke dapur dan membuatkan teh untuk anaknya.
Selesai membuatkan teh, Bu Darno langsung berjalan kembali ke arah teras. Dia menghampiri Satria yang kini tengah duduk seorang diri di atas kursi bambu.
Bu Darno meletakkan teh itu di hadapan Satria, Satriatersenyum lalu mengucapkan terima kasih kepada ibunya.
"Terima kasih Buk," ucap satriasambil menyeruput teh yang sudah di buatkan untuknya.
"Kamu itu loh ya, kalau pamitan tu, sekali-kali bilang perginya sama perempuan gitu," ucap Bu Darno mulai menceramahi anaknya.
"Inget Satria, umurmu sekarang tu sudah tua, sudah 28 tahun, sudah waktunya kamu punya istri, kamu liat teman sepantaran mu. Semua sudah pada menikah, dan punya anak, kamu kapan?" Bu Darno ikut duduk di sebelah Satriasambil melihat ke arah anaknya.
"Kamu tu harus secepatnya kawin, punya istri, biar ada yang masakin kamu," ucap Bu Darno meminta anaknya untuk segera menikah, karena hingga sat ini satria tak kunjung juga memperkenalkan atau sekedar dekat dengan seorang perempuan.
"Kan sudah ada ibuk, yang biasa masakin aku di rumah," jawab Satria sambil tersenyum ke arah Ibuknya.
Bu Darno yang mendengar ucapan anaknya hanya bisa menghela nafas panjang, selalu saja ada jawaban dari Satria, saat ibu-nya meminta dia untuk segera mencari istri.
Entah istri seperti apa yang di inginkan, sudah beberapa kali ibu-nya meminta Satria untuk mendekati perempuan yang ada di desa itu, namun tetap saja Satria tak melakukannya.
Selalu saja ada alasan dari anaknya, "Ibuk ini sudah tua, Satria. Tidak selamanya Ibuk selalu ada di sisi kamu."
Saat Satriadan ibunya masih mengobrol di depan teras rumah, tiba-tiba saja ada beberapa orang yang berlarian, Satria dan Bu Darno, yang melihat itu langsung saja berdiri.
Mereka celingukan melihat semua orang berlari ke arah Utara, Bu Darno dan satrialangsung berjalan ke halaman rumahnya.
"Satria, ini mereka ada apa ya, kenapa pada berlarian seperti itu?" tanya Bu Darno sambil berjalan ke halaman rumahnya.
"Satria juga gak tau Buk, coba Satriatanya dulu."
Satriamelangkah ke depan melihat ke kanan dan ke kiri. Ada seorang laki-laki yang berjalan dengan tergesa-gesa. Satrialangsung saja menghampiri lelaki itu dan bertanya.
"Ada apa toh, Kang? Kenapa semua berlarian kesana?" tanya Satriamerasa heran.
"Itu Satria, pak Lurah, pak lurah tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri," ucap lelaki itu, sambil ngos-ngosan, lelaki itu mengatur nafasnya.
Lelaki itu lalu melihat mobil pickup di depan rumah Satria.
"Satria, kamu bisa setir mobilkan? Tolong bantu kami bawa pak lurah ke rumah sakit ya."
Satria menganggukkan kepalanya, "iya kang, saya bisa bawa mobil, tunggu sebentar ya Kang."
Satriakemudian menghampiri Ibuk-nya, "buk, aku pergi dulu ke rumah pak lurah ya, katanya pak Lurah, anfal. Aku mau bantu antar dia ke rumah sakit."
"Ibuk, ikut Satria."
"Ayo, Buk." Satria menggandeng tangan Ibunya, Satria beserta ibu-nya kini pergi, mereka ke rumah pak lurah.
Saat di jalan Bu Darno bertanya pada lelaki itu.
"Memangnya pak lurah kenapa?"
"Saya sendiri juga kurang tau Bu Darno, tiba-tiba pak Lurah ini Anfal saat beliau baru saja pulang dari kelurahan, mungkin saja pak Lurah kena serangan jantung," ucap lelaki itu dia menduga saja jika pak lurah jantungan pada Bu Darno.
Bu Darno menganggukkan kepalanya saja, seolah mengerti dengan apa yang di ucapkan lelaki itu.
Sesampainya mereka di rumah pak Lurah, ternyata di sana sudah ramai, ada banyak sekali orang yang sudah berkumpul di halaman rumahnya.
Satria langsung saja membelah kerumunan itu, sambil menggandeng tangan Ibuk-nya. Dan masuk kedalam.
Permisi ...
Permisi ...
Permisi ...
Kini satria dan Ibuk-nya sudah berada di dalam dia melihat pak lurah yang tak sadarkan diri, tengah tergeletak tak berdaya di ruang tamu.
Di sampingnya terlihat seorang perempuan yang tengah menangis di dekatnya, Satria menduga jika itu adalah istri pak lurah, satria tidak bisa melihat jelas wajah dari Bu Lurah karena wanita itu membelakanginya.
Satria dan lelaki yang tadi bersamanya langsung berjalan mendekati tubuh pak lurah, kini satria berdiri tepat di sisi kiri pak lurah sedang istrinya berada di sisi kanan Pak lurah. Satria kemudian ikut berjongkok
Satria melihat perempuan itu dari ujung tangannya yang memegang tubuh pak lurah lalu naik ke atas, kini terlihat jelas bagaimana wajah wanita itu.
Satria membulatkan matanya, dia seperti kesulitan untuk menelan air liurnya sendiri, saat melihat wajah Bu Lurah.
Juli merasa tak punya pilihan ketika harus membantu Vira, sahabat karibnya yang tengah dilanda masalah rumah tangga. Meskipun Hardi, sang suami melarang Juli untuk membiarkan Vira tinggal di rumah mereka, Juli membujuk Hardi begitu rupa. Dengan rasa kasihan kepada Vira, Juli membiarkan Vira tinggal di rumah mereka. Tapi siapa sangka, kalau akhirnya kekesalan Hardi itu justru berubah menjadi cinta kepada Vira, sahabat sang istri yang lemah lembut. Terlebih, Hardi punya banyak kesempatan akibat Juli terlalu sibuk dengan karirnya. "Jangan lakukan itu, Vir. Kalau ada orang lain yang harus memisahkan aku dengan Mas Har, aku berharap itu bukan dirimu. Kau sudah seperti saudara bagiku." Tangis dan penyesalan Juli tentu tak ada gunanya lagi, saat Vira mengandung buah hati yang belum bisa diberikan Juli. Apa yang harus dilakukan Juli untuk menyelamatkan rumah tangganya? Akankah Juli bertahan kalau Hardi harus menikahi sahabatnya sendiri?
Hubungan cinta antara Via dan Jason nyaris sempurna. Jason adalah segalanya bagi Via yang hidup sebatang kara. Tidak ada yang akan menyangka kalau Via menyimpan bara di dalam kasih sayang di antara mereka. Via telah tergoda pada cinta Dimas, seorang billioner kaya yang mampu memberikannya apa saja. Dimas, seorang lelaki beristri tak bisa menolak pesona Via. "Aku tidak mencintai dia, kami duku hanya dijodohkan," ujar Dimas beralasan. "Siapa yang kau pilih? Aku atau dia." Via telah mengajukan dua pilihan yang sulit pada Dimas. Lantas, apa yang akan terjadi bila di tengah kegalauan itu, Via mengetahui kalau Dimas ternyata adalah kakak iparnya sendiri? Apakah pilihan yang akan diambil Dimas?
Warning. mohon bijak dalam memilih bacaan Dua tahun setelah kematian suaminya, Hana harus menemukan kenyataan kalau putra kecilnya mengidap leukemia. Hana tidak punya pilihan lain, dia harus mencari uang dalam jumlah banyak untuk biaya pengobatan anaknya. Situasi itu mempertemukan Hana dengan Devan. Devan, sang CEO yang angkuh karena patah hati bersedia memberikan banyak uang pada Hana asalkan Hana bersedia bermalam dengannya. Demi menyelamatkan putra kesayangannya, Hana pun terpaksa melakukannya. Seiring kebencian yang muncul di hati Hana kepada Devan yang telah membuatnya terpaksa melakukan hal itu, cinta di hati Devan justru tumbuh terhadap Hana. Devan merasa sangat menyesal ketika mengetahui kalau Hana tidur dengannya demi menyelamatkan putranya. Devan berusaha meminta maaf dan mendapatkan hati Hana. Akankah Hana memaafkan lelaki yang telah memanfaatkan dirinya? Bisakah Hana menghilangkan bayangan kelam dari malam ketika Hana merasa dia telah menjual diri demi uang? Bagaimanakah kisah cinta Hana dan Devan?
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. "Berhentilah menggangguku!" kata mantan pacarnya. "Hatiku hanya milik Jenni." "Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?" kata seorang tokoh besar misterius.
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, “Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai.”
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.