/0/17576/coverbig.jpg?v=577f3c30b5c194d3127a7068a5bf8a09)
"Malam ini aku ada dinas ke luar kota! Kamu jangan menunggu ku karena aku tidak pulang!" pamit Mas Arga, lalu pergi menggunakan mobil nya. Alasan keluar kota hanya alibi ketika dia menginap di rumah selingkuhan nya. "Awas saja kamu, Mas. Aku sudah tau kemana kamu akan pergi, rumah yang kamu belikan untuk selingkuhan mu itu. Aku sudah tau semuanya!" senyum tipis dengan dada yang membara ingin segera melabrak suami yang berselingkuh di belakang nya. Jam sudah menunjukan pukul 04:00 dini hari, Vika ingin segera menuju ke rumah selingkuhan suami nya. Tiba-tiba anak-anak nya terbangun dan ingin ikut Vika pergi, karena tidak tega meninggalkan sang buah hati di rumah. Vika membawa kedua anak nya. Di saat Vika tiba di rumah sang pelakor, Vika meminta kepada anak-anak nya untuk menunggu di luar rumah agar tidak menyaksikan pelabrakan yang dia lakukan. Vika mengetuk pintu rumah itu dan betapa terkejut nya dia, ternyata suami nya lah yang membuka pintu itu dengan bertelanjag dada. Vika masuk dan bertambah syok melihat wanita berada di ranjang dan tidak mengenakan apa-apa. Walaupun dia sudah tau kalau suaminya berselingkuh di belakang nya tapi tetap saja hati nya sakit melihat secara nyata semua ini. Di saat Vika ingin menjambak rambut sang pelakor, Arga terlebih dulu menampar dan memukuli Vika hingga tak sadar kan diri. Dan ternyata aksi itu di lihat oleh kedua anak-anak Vika. Mereka menangis melihat Ibu mereka dikasari oleh Ayah nya sendiri. Saat Vika terbangun dari pingsan nya, ternyata mereka telah berada di rumah. Vika memeluk anak-anak nya yang masih menangis. Vika menatap tajam ke arah Arga yang hanya bersantai dan tidak ada rasa kasian di wajah nya kepada Vika. "Aku minta cerai! Aku sudah tidak tahan lagi bertahan dengan laki-laki brengsek seperti mu, Mas!" pekik Vika. "Cerai? Jangan harap aku akan menceraikan mu!" Bagaimana nasip Vika dan anak-anak nya selanjut nya baca terus hanya ada di BAKISAH!!
Seorang gadis yang cantik berkulit putih dan tinggi semampai bernama Vika dijodohkan oleh kedua orang tua nya dengan seorang pria yang jauh lebih tua dari nya.
"Nak, ada yang Ayah dan Ibu ingin bicara kan dengan mu. Sini duduk dulu," panggil Bu Salma sembari menepuk kursi yang ada disebelah nya.
"Iya, ada apa Bu, Pak! Kelihatan nya serius banget?" tanya Vika heran menatap Ibu dan Ayah nya bergantian.
"Nak, umur kamu kan sudah 20 tahun sudah waktu nya kamu menikah," ucap Bu Salma sembari mengelus pucuk kepala anak nya itu.
"Tapi, Bu. Aku pengen nya bekerja dulu lagi pula aku belum punya calon!" ucap Vika cemberut.
"Ibu dan Ayah sudah menjodoh kan kamu dengan anak nya Pak Salim dan Bu Widia, mereka kemaren melamar kamu untuk anak nya dan Bapak menerima nya. Anak nya sekarang sudah jadi PNS, jadi kamu tidak perlu khawatir lagi karena hidup mu akan terjamin dan tidak akan kekurangan seperti sekarang ini," ucap Pak Ridwan panjang lebar menjelas kan kepada Vika.
Betapa terkejut nya Vika mendegar penjelasan Bapak nya, seperti disambar petir di siang bolong tanpa bertanya terlebih dulu Bapak dan Ibu nya menerima lamaran itu.
"Kenapa Bapak dan Ibu tidak bertanya lebih dulu kepada ku? Kenapa langsung menerima begitu saja? Vika tidak mau Pak. Bu, Vika belum siap untuk menikah?"
"Bapak dan Ibu sudah menerima lamaran nya dan tidak akan membatalkan, kamu harus menurut dengan Bapak sama Ibu. Ini juga demi masa depan mu." Pak Ridwan kekeh tetap ingin menjodokan Vika dengan Arga anak nya Pak Salim dan Bu Widia.
Vika terdiam dia tidak bisa berkata-kata lagi, lalu dia pergi ke kamar dan membanting pintu dan mengunci nya dari dalam.
Braakk! Pintu di banting dengan kuat, membuat Pak Ridwan Bu Salma terlonjak kaget.
"Bagaimana ini Pak? Vika seperti nya marah, Bapak sih langsung menerima saja tidak bertanya dulu kepada Vika." Bu Salma menyalahkan Pak Ridwan karena telah bertindak gegabah.
"Ini juga Bapak lakukan demi Vika, Bu! Arga itu kerja jadi PNS dan dia orang mampu jadi jika Vika menikah dengan dia. Hidup nya tidak akan serba kekurangan seperti kita," ucap Pak Ridwan menjelaskan kepada sang istri.
Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu, gegas Vika membuka pintu dan tampak lah seorang pria berperawakan tinggi besar berkulit sawo matang berdiri di ambang pintu.
"Maaf, Mas nya nyari siapa ya?" tanya Vika.
"Perkenakan nama ku Arga, saya kesini ingin menemui Pak Ridwan dan Bu Salma." Arga memperkenal kan diri.
Vika menatap pria itu. 'Jadi dia yang akan dijodohkan dengan ku,' batin Vika.
"Oh mau bertemu Bapak sama Ibu, silahkan masuk, Mas." Vika mempersilahkan Arga masuk.
Setelah masuk Vika mempersilahkan Arga duduk.
"Silahkan duduk, saya kebelakang dulu memanggil Bapak sama Ibu." Vika berlalu pergi ke dapur meninggalkan Arga.
"Bapak, Ibu. Itu ada Mas Arga anak nya Pak Salim, dia mencari Bapak." Vika memberitahukan kepada Bapak dan Ibu nya.
"Kamu buat kan Nak Arga minum, Ibu sama Bapak mau menemui Nak Arga dulu," pinta Bu Salma kepada Vika, Vika mengangguk dan segera membuat minuman untuk tamu Bapak nya itu.
Pak Ridwan dan Bu Salma lalu pergi ke depan untuk menemui Arga.
"Eh. Ada Nak Arga! Ada apa kesini Nak?" tanya Pak Ridwan, setelah duduk di kursi yang terbuat dari rotan.
"Begini Pak, saya sudah mendengar cerita dari Bapak saya. Kalau Bapak sudah menerima lamaran nya, makanya saya kesini langsung menemui Bapak. Untuk memastikan dan membicarakan hari pernikahan nya sekaligus saya ingin berkenalan kepada Vika." Arga menjelaskan maksud kedatangan nya.
"Oh begitu ya Nak Arga." Pak Ridwan mangut-mangut sedangkan Bu Salma hanya mendengar kan dua pria itu berbicara.
Tak berselang lama, Vika datang membawakan tiga cangkir teh hangat dan menyodor kan nya kepada Arga, Bapak dan Ibu nya.
"Silahkan di minum."
"Vika! Duduk sini, Nak!" pinta Pak Ridwan.
Vika menurut, lalu mendudukan diri nya ke kursi.
"Ada apa ya Pak?" tanya Vika, padahal dia sudah tau kalau semua ini pasti ada sangkut paut nya dengan lamaran itu.
"Ini Vik, Nak Arga ingin membicarakan pernikahan kalian sekaligus berkenalan dengan mu."
Deg.
Ucapan Pak Ridwan mampu membuat Vika terpaku kaget.
"Kok cepat banget! Kami saja belum mengenal satu sama lain," protes Vika.
"Karena saya sudah tidak muda lagi, jadi saya tidak ingin menunda terlalu lama!" timpal Arga.
Pak Ridwan mengangguk setuju. "Kalau begitu, kita adakan 2 minggu lagi pernikahan nya."
"Apa? 2 minggu lagi?" Vika terkejut, kala mendegar perkataan Bapak nya yang ingin menikahkan nya 2 minggu lagi.
"Iya, Nak. Lebih cepat lebih baik!" ucap Pak Ridwan.
Vika tidak bisa berkata-kata lagi percuma saja dia berbicara dan menolak keras perjodohan ini, karena Bapak nya tetap akan menikahkan nya dengan Arga.
"Ya sudah kalau begitu, Pak, Bu. Saya permisi pulang! Saya akan memberitahukan kepada Bapak dan Ibu saya agar segera mempersiapkan semuanya." Arga bersalaman kepada Pak Ridwan dan Bu Salma, lalu dia pergi dan pulang ke rumah untuk memberitahukan kepada Bapak dan Ibu nya.
Tanpa banyak kata lagi, Vika pergi meninggalkan Bapak dan Ibu nya masuk kedalam kamar.
Dia sebenarnya tidak ingin terlalu cepat menikah dan dia ingin menikah dengan pilihan nya sendiri, tapi apalah daya Vika jika orang tuanya bersikeras ingin dia menikah dengan Arga.
***
Waktu berlalu begitu cepat, hari ini adalah hari pernikahan Vika dan Arga di gelar.
Ijab qobul akan segera di mulai, para tamu undangan juga sudah hadir.
"Bagaimana? Apakah ijab qobul nya sudah bisa di mulai?" tanya Pak penghulu.
Arga dan para saksi yang lain mengangguk tanda sudah siap di mulai, Arga menjabat tangan Pak penghulu dan mengucapkan janji suci pernikahan di hadapan allah.
"Saya terima nikah dan kawin nya Vika Anastasya dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat di bayar tunai." dengan sekali tarikan nafas, Arga berhasil mengucapkan lafaz kalimat ijab qobul.
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Sah...Sahh!" ucap para tamu undangan.
"Selamat, kalian berdua sudah sah menjadi suami istri." kalimat tersebut di ucapkan oleh Pak penghulu.
Acara pasang cincin telah selesai dan Vika mencium tangan sang suami dengan takzim sekarang giliran Arga yang mencium kening nya tanda kasih sayang nya terhadap Vika.
Acara pernikahan berlangsung dengan lancar tidak ada kendala sama sekali.
Setelah pesta selesai di adakan, Vika dan Arga menginap beberapa hari di rumah orang tua Vika.
Sudah 4 hari mereka menginap di rumah Vika, Arga berniat ingin membawa Vika untuk tinggal di rumah yang dia beli sendiri. Letak nya di pusat kota, jauh dengan rumah orang tua Vika.
Di awal pernikahan Vika dan Arga biasa-biasa saja, tidak ada sikap buruk Arga dan dia juga bersikap lembut dengan Vika.
Pada bulan ke 4 pernikahan Vika mengandung anak pertama mereka, di usia kehamilan 10 minggu sikap kasar Arga mulai terlihat.
Ting.
Suara ponsel berbunyi menandakan pesan masuk, Vika meraih ponsel suami nya itu dan membaca isi pesan tersebut.
[Mas, kapan kita bertemu lagi? Aku sudah kangen dengan mu. Apa kau tidak merindukan ku?]
Betapa kaget nya Vika ketika membaca pesan tersebut, lalu dia melihat nama dan foto profil yang tertera di sana.
'Lia? Siapa dia, kenapa mengirim pesan seperti ini kepada Mas Arga?' batin Vika bertanya-tanya rasanya hati nya seperti tertusuk belati tajam.
Walaupun dulu dia menikah dengan Arga karena terpaksa tapi seiring waktu berjalan dan dia sudah mengandung benih pria itu, mustahil jika Vika tidak memiliki perasaan kepada Arga.
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.