(21+ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA, MOHON BIJAK DALAM MEMILIH DAN MEMBACA, PASTIKAN ANDA SUDAH DEWASA DAN TAU RESIKONYA) Menceritakan Seorang Akhwat Bernama Ghaffar Yang Akan Mau Menimba Ilmu Jauh Dalam Kawasan Rumahnya Yaitu Dijakarta, Ternyata Kehidupan nya Dijakarta Berubah Drastis Ketika Ghaffar Bertemu Para Akhwat - Akhwat di Jakarta
Pagi ini adalah hari pertama Ghaffar masuk kuliah di salah satu PTN ternama di Jakarta. Sudah sejak SMA dirinya menargetkan untuk bisa melanjutkan studi di Jakarta dan di PTN ini. Ghaffar berasal dari Semarang dan dari keluarga yang pas-pasan sehingga dia kuliah pun harus mencari alternatif kos yang murah agar tidak memberatkan orang tuanya.
Karena mempertimbangkan kondisi ekonominya, ia pun memutuskan untuk mencari kos di dekat kampus di daerah pogung. Ghaffar pun mendapatkan kos yang lumayan murah sekitar 3jutaan/tahun meskipun kondisi kos seadanya. Untuk membantu membiayai kuliahnya, dia harus mencari kerja sampingan selagi kuliah.
Pagi itu udara lumayan dingin di Jakarta, ketika dia keluar kos dan hendak ke kampus, matanya tertuju pada akhwat yang keluar dari rumah mewah di depannya. Berjilbab lebar se paha, dengan gamis hingga menyentuh tanah dan bercadar, tetap saja tidak mampu menyembunyikan mata indahnya yang dihimpit kain cadar hitam dan dinaungi kacamata yang menambah keindahan matanya yang juga terpoles eyeliner.
Dilihatnya seperti terburu-buru hendak menyalakan motornya, tapi ternyata tidak mau di starter sehingga akhwat itu harus menyalakan secara manual motor matic nya. Yah biasa lah perempuan, pasti tidak kuat kalau harus menggunakan standar tengah, sehingga dia terlihat seperti kelabakan karena juga diburu waktu. Akhirnya Ghaffar pun memberanikan diri untuk membantunya.
Ghaffar : Afwan ukhti... butuh bantuan?
Ketika Ghaffar bertanya, ia pun menatap Ghaffar sesaat kemudian menganggukkan kepala seraya agak mundur dari motornya. Terlihat ia pun sedikit menundukkan pandangannya berusaha menjaga pandangan dari ikhwan. Ghaffar pun segera tanggap dengan langsung membantu mengangkat motor untuk di standar tengah.
Tanpa sengaja tangan Ghaffar bersentuhan dengannya yang sontak membuat si akhwat segera menarik tangannya. Ghaffar sempat melihat kulit putih tangannya dengan kutek merah marun menghias indah kukunya yang dibalut manset hitam.
Ghaffar : Afwan ukhti... gak sengaja
Tanpa pikir panjang Ghaffar pun segera menggenjot stater kaki motornya dan langsung menyala. Sembari berterimakasih atas bantuan Ghaffar, Ghaffar pun tak bisa melepaskan kesempatan itu untuk berkenalan.
Ghaffar : Afwan ukhti... nama saya Ghaffar, kalau boleh tau nama ukhti siapa?
Aisyah : Nama ana Aisyah
Ghaffar : Ohh ukhti Aisyah ya... kuliah jurusan apa?
Aisyah : Arsitektur... kalau akhi sendiri?
Ghaffar : Wah ana di Teknik Fisika ukhti... buru-buru ya ukhti?
Aisyah : Iya... hari ini ada rekrutmen KMI (Keluarga Mahasiswa Islam) Fakultas pagi ini banget, jadi harus buru-buru... akhi Ghaffar sendiri ngga ikutan daftar?
Ghaffar : Wah... baru tau... apa masih open requirement?
Aisyah : Iya akhi... langsung aja ke sekrenya... ana duluan ya akhi.. syukron... assalamualaikum
Kemudian Aisyah pun pergi dengan melepas senyum yang tersirat melalui matanya bak bidadari. Pagi ini pun kulewati dengan perasaan bahagia karena hari pertamaku kuliah bisa berkenalan dengan ukhti cantik.
Sorenya Ghaffar pulang dan segera melakukan aktifitas rutinnya yaitu jogging setelah tadi sempat mengikuti reqruitmen di KMI kampusnya. Ketika dia selesai mengikat sepatu, tatapan mata Ghaffar teralihkan dengan selembar kertas yang menempel di gerbang rumah Aisyah. Tertera bahwasannya dibutuhkan tenaga pembantu rumah. Tanpa pikir panjang Ghaffar langsung mengetuk pintu rumahnya.
Ghaffar : Assalamualaikum...
Terdengar sayup - sayup suara jawaban salam dari perempuan dari dalam rumah. Ketika dibuka pintunya, betapa kagetnya Ghaffar ketika melihat akhwat yang begitu cantik dengan kulit putih berjilab lebar sepaha dan gamis panjang membuka pintu gerbang.
Ghaffar : Afwan bu... benar ini buka lowongan kerja ya?
Bu Amira : Iya benar... gimana dek?
Ghaffar : Kalau boleh saya ingin bekerja disini bu
Bu Amira : Wah pas sekali... saya juga lagi butuh sesegera mungkin pembantu di rumah. Ohh iya nama adek siapa?
Ghaffar : Nama ana Ghaffar bu
Bu Amira : Ohh dek Ghaffar... saya biasa dipanggil Bu Amira... panggil umm juga boleh. Kira-kira besok sudah bisa mulai kerja kah?
Ghaffar : InshaaAllah bisa bu
Mata Ghaffar pun daritadi tidak bisa berhenti menjelajahi tubuh indah Ummu Amira yang tertutup rapi dengan jilbab lebar dan gamisnya. Kecantikan wajahnya yang begitu mirip Zaskia Adya Mecca pun menjadi poin utamanya. Ghaffar pun diberikan jobdesk pekerjaan yang harus dia kerjakan di rumahnya mulai besok dengan upah 800ribu/bulan.
Hari berikutnya, ketika Ghaffar pulang dari kuliahnya, ia segera mengerjakan job desk yang sudah diberikan oleh Ummu Amira. Ketika Ghaffar mengetuk pintu gerbang, maka dibuka oleh Aisyah dengan setelan cadar bandana hitam, jilbab biru navy dan gamis hitamnya.
Aisyah : Ohh akhi Ghaffar... kata ummi mulai kerja disini ya hari ini?
Ghaffar : Iya afwan ukhti... soalnya buat bantu-bantu biaya kuliah
Aisyah : MashaaAllah... yasudah nanti kalau butuh apa-apa panggil ana ya, ana mau benah-benah kamar dulu
Ghaffar : InshaaAllah ukhti
Kemudian Ghaffar segera melakukan jobdesk yang telah diberikan seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, menata taman, dll. Semua pekerjaan rumah ia lakukan. Ghaffar memang sudah terbiasa latihan fisik seperti jogging dll, sehingga pekerjaan seperti ini pun menjadi pengganti dari latihan hariannya.
Ketika tengah membersihkan ruang tamu, tiba-tiba terdengar seperti suara benda jatuh dan diiringi erangan Aisyah.
Aisyah : Akhh!! Innalilaah
Ghaffar pun bersegera menuju kamar Aisyah dan berhenti didepan pintu kamar Aisyah.
Ghaffar : Afwan ukhti... ukhti gak papa?
Aisyah yang mengetahui Ghaffar ada di depan kamarnya segera menyahut.
Aisyah : Iya akhi... gpp kok, ini tadi kepleset waktu bersih-bersih atas lemari jadi jatuh. Sambil
Aisyah menahan sakit dan mengelus bagian tubuhnya yang memar.
Ghaffar : Mau saya bantu ukhti?
Aisyah pun berfikir kalau dilanjutkan khawatir jatuh lagi tapi kalau minta Ghaffar untuk membantu, maka khawatir terjadi khalwat karena Aisyah belum pernah berdua dengan Ikhwan dalam satu kamar. Tapi sejenak kemudian Aisyah pun memantapkan diri untuk membolehkan Ghaffar membantunya.
Aisyah : Mmm... boleh deh, tapi tunggu sebentar akhi, ana pakai cadar dulu.
Kemudian selesai memakai cadar, Ghaffar pun masuk kamar yang dibukakan oleh Aisyah. Aisyah pun kemudian duduk di ranjangnya dengan cadar bandana hitam dan jilbab instan warna biru navy dan gamis hitamnya. Ghaffar sempat melirik kearah tangannya yang putih mulus bersih tanpa manset membuatnya berkhayal tentang tubuh Aisyah.
Aisyah duduk dengan posisi agak membusung dengan tangan kiri menyangga tubuhnya dan tangan kanan mengelus punggungnya. Tak ayal bongkahan bukit indah yang tertutup jilbab itu mulai menampakkan wujud aslinya. Begitu besar dan bulat membuat Ghaffar menelan ludah membayangkan kekenyalannya. Tanpa sadar kontol Ghaffar pun mulai tegang di balik sarungnya.
Aisyah : Itu tolong akhi di atas lemari yang itu. Sembari Aisyah menunjuk lemari yang dimaksud untuk dibersihkan dan di tata.
Ketika Ghaffar mulai menaiki kursi yang digunakan untuk pijakan, mau tidak mau Ghaffar pun harus menegakkan badan supaya bisa menjangkau bagian atas lemari. Sehingga kontol Ghaffar yang sudah tegang dan keras yang berukuran 25cm itu mengacung tajam bak tombak. Sarung yang menutupinya pun tak bisa membendung bentuk asli kontol Ghaffar.
Aisyah pun terperanjat dan terbelalak melihat pemandangan di depannya. Meskipun masih tertutup sarung, ia pun tahu bahwa ada sesuatu di dalamnya yang sudah tegang mengeras. Memang Aisyah menjaga diri dari perkara-perkara yang dilarang agama, tetapi bukan berarti Aisyah tidak pernah melihat kontol asli seperti apa. Sudah menjadi kewajaran diusia Aisyah untuk penasaran terhadap hal-hal berbau laki-laki. Sehingga ia juga pernah sekali-sekali menonton video porno di laptopnya.
Ghaffar yang mengetahui mata indah Aisyah tengah menatap kontol tegangnya berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya meskipun dia juga menikmati apa yang terjadi pada Aisyah. Kelihatannya Aisyah belum menyadari kalau Ghaffar pun sesekali mencuri pandang pada tingkah laku Aisyah. Aisyah tanpa sadar nafasnya mulai terengah-engah tanpa sedetikpun berkedip dari pemandangan di depannya.
Tangannya yang tadi mengelus punggung, kini beralih meraba-raba dan meremas buah dadanya. Ghaffar pun semakin menikmati pemandangan itu sehingga dia melambatkan pekerjaan membereskan lemari.Nafas Aisyah pun makin terdengar berat dan mulai terdengar desahan- desahan kecil. Ketika Ghaffar melirik, ternyata tangan kiri Aisyah mulai memainkan pangkal pahanya dengan tangan kirinya.
Sesekali Aisyah merem melek merasakan kenikmatan yang jarang dia rasakan. Aisyah pernah meraskan hal yang sama ketika menonton video porno di laptopnya. Tapi yang ini berbeda karena kontol yang biasa dia lihat di laptop, kini ada di depannya hanya tertutup sarung saja. Desakan birahi yang sudah mulai memasuki tubuh Aisyah pun tak bisa ia tutupi dengan pakaian syar'inya.
Ghaffar pun masih beringkah seakan dia tidak tahu apa yang dilakukan Aisyah. Merasa aman, Aisyah pun memberanikan diri untuk melangkah lebih jauh meskipun di dalam hatinya berkecamuk antara larangan agama dan hawa nafsu yang menggoda.
Sering diamendengarkan kajian-kajian keislaman yang melarang ia berbuat hal itu, tapi birahi kuat yang menguasainya lebih ia pilih untuk dituruti. Akhirnya Aisyah pun menarik gamis hitamnya ke atas hingga pangkal paha, sehingga terlihat CD warna pink muda yang sudah mulai basah. Aisyah pun mulai memasukkan tangan kirinya ke dalam CD nya, ingin merasakan sensasi yang lebih.
Ghaffar sesekali melirik ke arah Aisyah yang kini menampilkan paha putih mulusnya tanpa cela yang hanya tertutup kaos kaki hitam sebetis. Bagian yang begitu dilindungi oleh akhwat, kini terpampang indah di hadapan Ghaffar.
Aisyah pun seperti sudah kehilangan kesadaran dan mulai menggesek-gesekkan jarinya di kemaluannya yang mulai membasahi celana dalamnya. Jilbab biru navynya pun mulai terlihat kusut karena remasan liar dari tangan kanannya dibarengi dengan desahan-desahan yang mulai keluar dari mulutnya.
Aksi Aisyah pun semakin liar dengan remasan dan permainan tangan kirinya memuaskan bagian bawah tubuhnya. Ghaffar pun semakin tak kuasa menahan birahi yang menerpa dirinya.
Ghaffar : Ehm... pengen banget kah ukhti?
Mendengar pertanyaan Ghaffar, sontak membuat Aisyah terperanjat dan langsung menghentikan permainannya. la segera merapikan semua pakaiannya dan menunduk malu. Aisyah pun tidak berani menatap Ghaffar. Ternyata selama ini dia melihat apa yang Aisyah lakukan.
Ghaffar pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Dengan kontol yang masih tegak berdiri, ia segera turun dari kursi dan memberanikan diri duduk di ranjang di samping Aisyah. Aisyah sebenarnya ingin mencegah supaya Ghaffar tidak dekat-dekat dengannya, tapi sudah terlanjur basah ketahuan sehingga Aisyah pun hanya terdiam ketika Ghaffar duduk tepat disampingnya.
Ghaffar : Hemm.. gak papa kok ukhti... ana juga tau kalau akhwat juga manusia yang punya nafsu dan syahwat.
Ghaffar Berusaha menenangkan Aisyah supaya tidak merasa bersalah.
Ghaffar : Sebenarnya sejak daritadi ana juga nafsu melihat ukhti main kayak gitu. Nih lihat jadi tegang kan kontol ana
Aisyah sedikit menaikkan kepalanya sambil masih mencuri pandang ke arah kontol Ghaffar yang tegak menjulang didalam sarungnya. Begitu banyak rasa berkecamuk di dalam diri Aisyah, namun ia juga ingin sekali merasakan kontol asli seorang ikhwan.
Ghaffar : Ana janji gak akan cerita ke Ummu Amira. Kalau ukhti mau lanjut lagi pun ga masalah buat ana.
Aisyah : Beneran akhi? Ana malu banget
Ghaffar : Ga perlu malu ukhti... ana tau kok kalau seumuran kita memang sudah waktunya mengetahui hal-hal seperti ini.
Ghaffar pun memberanikan diri untuk merangkul pundak Aisyah. Aisyah pun terlihat seperti mengiyakan saja ketika tangan kiri Ghaffar merangkul pundak kiri Aisyah dan menariknya ke arahnya. Kemudian Ghaffar memberanikan diri untuk menarik tangan kanan Aisyah untuk memegang kontolnya.
Dalam diri Aisyah masih berkecamuk antara rasa bersalah dan birahi yang tak tertuntaskan. Kajian-kajian yang pernah ia ikuti tak mampu membendung hasrat birahinya untuk merasakan kontol laki-laki yang bukan mahramnya. Aisyah masih seperti menahan tangannya dari ajakan tangan Ghaffar.
Ghaffar : Gak papa kok ukhti... toh ga ada siapa-siapa
Mendengar hal itu, Aisyah pun terdiam sejenak, kemudian memberanikan diri untuk menggenggam kontol yang selama ini hanya menjadi fantasinya.
Aisyah : Tapi ana malu akhi
Ghaffar : Malu sama siapa lho? Kan hanya ada ukhti sama ana. Toh ana juga pengen kok.. Sambil Ghaffar tertawa kecil.
Aisyah pun kini mulai meraba-raba kontol besar Ghaffar yang masih terbalut sarung. Ghaffar yang merasa mendapatkan sinyal hijau mulai memberanikan diri untuk berbuat lebih jauh. Kini dagu Aisyah ia pegang dan diarahkan ke arah wajahnya. Ghaffar pun mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Aisyah yang tertutup cadar.
Aisyah memejamkanmatanya pasrah dengan apa yang terjadi selanjutnya. Kemudian Ghaffar pun melahap bibir Aisyah dari balik cadarnya. Awalnya Aisyah hanya terdiam, tapi beberapa saat iapun mulai membalas ciuman dari Ghaffar. Cadar hitam yang membatasi bibir mereka pun mulai basah oleh liur birahi kedua anak adam itu. Ghaffar pun menghentikan ciumannya. Aisyah membuka matanya dan menatap Ghaffar dengan mata indahnya.
Ghaffar : Ana buka sedikit ya cadarnya ukhti? Biar enakan
Aisyah hanya menganggukkan kepala. Ghaffar pun terkejut melihat kecantikan bibir tipis merah Aisyah dengan kulit putih merona alaminya.
Ghaffar : Cantiknya ukhti ini. Puji Ghaffar tertegun melihat harta karun di balik cadar itu
Aisyah hanya tertunduk malu meski dalam hatinya ia merasa senang dengan pujian itu karena ini pertama kalinya ia dipuji kecantikannya oleh Ikhwan. Ghaffar langsung saja melumat ganas bibir Aisyah dan disambut dengan ciuman ganas juga oleh Aisyah. Lidah mereka pun saling menyeruak masuk ke mulut pasangannya seolah ingin menjelajahinya.
Tangan Aisyah pun makin mantab menggenggam kontol Ghaffar. Tangan kanan Ghaffar kini mulai meremas toket Aisyah dari dalam gamisnya. Terasa kenyal dan besar hingga tangan Ghaffar yang besar itu pun tak bisa mencakup semuanya. Ghaffar pun menghentikan ciumannya sejenak.
Ghaffar : Ukhti... boleh ana buka bajunya?
Aisyah yang tengah terbakar birahi pun mengiyakan.
Aisyah : Panggil ana Aisyah aja akhi... he'mh boleh
Ghaffar : Panggil ana Ghaffar saja Aisyah
Ghaffar pun mulai menarik resleting gamis hitam Aisyah sementara Aisyah menyibakkan jilbab besarnya ke pundaknya. Gamisnya di tarik hingga lepas semua ke lantai sehingga tinggal BH dan CD pink muda saja yang masih menempel di tubuh indahnya. Begitu putih mulus tanpa cela bak bidadari, yang paling menakjubkan ukuran toket nya yang berukuran 36F terlihat ingin tumpah dari BH nya.
Ghaffar : Wiihh mantab bener tubuh kamu Aisyah. Siapapun yang dapetin kamu pasti ikhwan paling beruntung di dunia.
Aisyah : Ihhh... jangan diliatin gitu dong Ghaffar... ana kan malu. Sambil tangan Aisyah mencoba menutupi tubuh indahnya.
Ghaffar : Tooh... ana jujur ini... kayak bidadari... ehh ana buka cadarnya ya?
Aisyah : Uuhh... masak sih? He'emh... boleh.
Ghaffar pun kemudian membuka cadar hitam yang menutupi wajah Aisyah kemudian melemparkannya entah kemana. Wajah putih indah Aisyah begitu mirip Angelica Fransisca. Membuat Ghaffar makin tak bisa menahan nafsunya.
Ghaffar : Duh... makin klepek - klepek nih ana lihat kecantikan Aisyah.
Aisyah : Uhhh... gantian dong Aisyah yang buka baju Ghaffar. Pintannya manja.
Kini Aisyah pun sudah mulai hilang rasa malunya dan tidak segan-segan untuk mengatakan maunya. Aisyah pun menarik kaos ku sehingga terpampang badan ku yang cukup six pack. Membuat Aisyah tak bisa melepaskan tatapan matanya dari bentuk badanku. Tangannya pun kini meraba perutku yang memang atletis. Warna tubuhku yang sawo matang begitu kontras dengan warna kulit putihnya.
Aisyah : Uhhh mas Ghaffar badannya bagus. Ana panggil mas Ghaffar boleh?
Ghaffar : Terserah Aisyah aja mau panggil apa dah.
Aisyah yang makin penasaran kini menarik turun sarung Ghaffar dan akhirnya terbebaskanlah kontol Ghaffar yang berukuran panjang 25cm dan diameter 5cm. Mata Aisyah terbelalak melihat ukuran kontol Ghaffar yang begitu besar dan berurat. Tidak seperti di video di laptopnya, kontol Ghaffar lebih besar dan panjang.
Aisyah : Ge... gede ba...nget maass... sembari Aisyah mengelus kontol Ghaffar dari ujung hingga pangkal
Ghaffar : Tapi Aisyah suka kan?
Aisyah : Takut maass... baru pertama lihat kemaluan ikhwan...
Ghaffar : Kok kemaluan sih? Ini namanya kontol
Aisyah : Kontol?
Ghaffar : Iya... mantab kan
Aisyah pun hanya mengangguk. Ghaffar pun paham dengan apa yang menjadi kemauan Aisyah. Ghaffar pun meminta Aisyah untuk duduk bersimpuh di depannya. Ghaffar membuka kedua kakinya sehingga kontol besarnya terlihat gagah dihadapan Aisyah.
Ghaffar : Mas tau kok Aisyah pengen ngemut kan? Udah ga usa ditahan
Aisyah : Emm... ta... tapi malu mass... belum pernah Aisyah ngelakuin itu...
Ghaffar : Ga usah malu... kan sekalian belajar.. buat persiapan kalo nikah besok. Canda Ghaffar padanya.
Ghaffar pun membimbing Aisyah. Aisyah pun memberanikan diri mendekatkan wajahnya ke kontol besar Ghaffar. Bau khas lelaki yang masih baru untuk Aisyah membuatnya semakin bernafsu. Ghaffar membina tangan Aisyah untuk meremas-remas lembut Telurnya. sementara tangan kanannya menekan kepala Aisyah sehingga bibirnya menempel di kepala kontolnya.
Ghaffar : Nah sekarang coba di jilat dulu
Aisyah pun hanya menuruti apa yang diperintahkan Ghaffar. Ini pertama kalinya Aisyah menjilat kontol laki-laki. Bukannya jijik, Aisyah justru terangsang ketika mulai menjilati kontol besar Ghaffar. la membayangkan seperti yang ada di video yang pernah ia lihat.
Ghaffar : Ouuhh... iyaahh... nahh gitu Aisyah...
Aisyah yang melihat Ghaffar merem melek semakin liar menjilati kontolnya mulai dari pangkal hingga ujung kepala kontol Ghaffar. Kadang kalau keluar cairan pre-cum di kontol Ghaffar, Aisyah pun langsung melibasnya dengan lidahnya. Kini Aisyah sudah semakin birahi dan mulai membuka mulutnya lebar - lebar agar kontol besar Ghaffar bisa masuk kemulutnya. Perlahan tapi pasti kontol Ghaffar pun mulai masuk ke mulut mungil Aisyah.
Ghaffar : Unghhh... ohh... mantabnya mulut Aisyah yang cantik ini... Lenguh Ghaffar merasakan kehangatan mulut Aisyah.
Tangan Ghaffar pun meremas bagian belakang jilbab Aisyah menahan kenikmatan yang Aisyah berikan. Aisyah mulai menggerakkan kepalanya naik turun, namun hanya
sepertiga dari kontol Ghaffar yang bisa ia taklukan. Suara decak benturan kontol dan tenggorokan Aisyah membuat suasana kamar menjadi semakin menggairahkan.
Cpok... cpokk... nghkk... nghkk... ummm... sluurrpp...
Ghaffar : Ouhh teruuss Aisyah sayaaang
Aisyah pun mempercepat gerakan kepalanya naik turun, menikmati kontol yang selama ini hanya ada di fantasinya. Tangan kanan Aisyah pun terus meremas lembut telur Ghaffar.
Kini Ghaffar yang sudah terangsang berat menarik Aisyah dan didudukkan di pinggir ranjang. Ghaffar yang sudah gelap mata langsung saja melumat bibir Aisyah yang tipis dan berwarna pink. Tangannya dengan cekatan melepas BH Aisyah dan langsung saja toket Aisyah yang berukuran 36F itu pun seperti melompat dari tempatnya seakan terbebas dari kungkungan.
Tangan Ghaffar pun langsung meremas-remas toket Aisyah sambil sesekali memilin putingnya yang berwarna coklat muda. Aisyah pun menahan desahannya ketika merasakan aliran birahi memuncak saat putingnya dirangsang seperti itu.
Ghaffar terus menciumi Aisyah sambil mendorongnya hingga terlentang di ranjang. Kini dengan penuh nafsu liar Ghaffar menciumi leher Aisyah dan disambut dengan desahan Aisyah menahan rangsangan yang belum pernah ia rasakan. Aisyah memeluk Ghaffar sambil terus mendesah, kakinya pun ia silangkan ke pinggang Ghaffar.
Aisyah : Ouuhh... aahhh... teruuss maasss... aahhhh... iyaaahh...
Ghaffar pun mulai mencupangi pangkal leher hingga belahan dada Aisyah. Kini ia memandangi dua buah gunung besar dihadapannya. Tak pernah Ghaffar melihat langsung toket akhwat seindah dan sebesar ini.
Aisyah : Uhhh... kenapa mass? Jangan diliatin dong... Aisyah malu...
Meskipun malu, tapi Aisyah tidak berusaha menutupinya. Tanpa ba bi bu, Ghaffar langsung menyerang kedua bongkahan raksasa toket akhwat itu. Dimulai dari menjilati sekelilingnya hingga mendekat ke arah puting. Sengaja dia menjilati sekelilingnya tanpa menyentuh puting toket Aisyah yang membuat Aisyah makin gelisah tak karuan.
Aisyah : Ahhh... masss... isepp dongg... jangan gituu...
Aisyah pun berusaha membusungkan dadanya dan mengarahkan kepala Ghaffar supaya mau melumat putingnya, tapi Ghaffar pun tak mau terbawa suasana Aisyah. Dia tetap mempermainkan Aisyah dengan jilatan dan remasan di toket Aisyah. Bergantian kadang kiri kadang kanan. Sampai akhirnya Ghaffar pun membenamkan mukanya di toket Aisyah dan mengulum habis putingnya.
Kelakuan Ghaffar ini sontak membuat Aisyah melenguh panjang merasakan kenikmatan luar biasa.
Aisyah : OOOOUUUHHHHHHHH... SAYAAAANGHHHH...
Mendengar Aisyah melenguh hebat, Ghaffar semakin meliarkan kulumannya di puting Aisyah. Dia melakukannya bergantian kiri dan kanan membuat badan Aisyah kelojotan merasakan serangan kenikmatan. Kepalanya pun menoleh kanan kiri, kadang mendongak ke atas sembari menggigit bibir bawah menahan rasa nikmat di toketnya.
Kemudian Ghaffar melakukan serangan akhir dengan menyatukan toketnya dan mengulum kedua puting Aisyah secara bersamaan. Aisyah pun seperti tersengat listrik. Kali ini ia merasakan kenikmatan yang lebih daripada sebelumnya hingga membuatnya menjambak-jambak rambut Ghaffar. Tak lama berselang Aisyah pun merasakan desakan cairan di vaginanya.
Aisyah : MMPHHHH... OUUUHHH MASSS....
Aisyah pun langsung lemas setelah mendapatkan orgasmenya yang pertama kali.
Ghaffar : Ehhh... barusan Aisyah orgasme ya?
Aisyah : Or... orgasme... apa... sih mas?
Ghaffar : Itu yang barusan Aisyah rasain... nikmat kan?
Aisyah pun hanya mengangguk, ia masih merasakan sisa kenikmatan dari orgasme pertama dalam seumur hidupnya. Belum selesai merasakan orgasme pertamanya, Ghaffar mulai melanjutkan menikmati tubuh indah akhwat suci itu. la mulai melanjutkan menciumi perut hingga mendekati CD pink Aisyah yang basah kuyup oleh cairan surgawinya. Bahkan ranjangnya pun ikut basah seperti danau.
Ghaffar pun menarik turun CD Aisyah yang basah kuyup hingga terlepas. Kini tergeletak di depan Ghaffar seorang akhwat berparas cantik putih tanpa sehelai kain menutupi tubuhnya, hanya jilbab saja yang masih menempel di kepala Aisyah dan itu yang menambahkan sisi keasyikan tersendiri.
Ghaffar pun masih tak percaya dengan apa yang dia lihat, memek Aisyah pun terlihat indah tanpa bulu sedikitpun dan nampak rapat sempurna.
Ghaffar : Indahnya tubuhmu Aisyah sayaanng
Kini Ghaffar melanjutkan menjilati tubuh indah nan suci Aisyah mulai dari ujung kaki hingga pangkal paha. Selesai kaki kanan ia lanjutkan kaki kiri. Ketika sampai di depan liang surgawi Aisyah, Ghaffar mulai menciumi bagian luar vagina Aisyah. Bau harum khas vagina akhwatpun membelai lembut hidung Ghaffar yang membuatnya makin bernafsu.
Tak butuh waktu lama, dengan bantuan jemarinya, Ghaffar membuka sedikit vagina Aisyah dan nampak warna pink muda yang sudah basah kuyup menanti tombak perkasa Ghaffar. Dengan perlahan Ghaffar menjilati vagina basah Aisyah dari pangkal ke atas tanpa menyentuh klitorisnya.
Merasakan sensasi hangat menggelitik di bagian bawah, Aisyah pun mencoba melihat dengan mengganjal kepalanya dengan guling. Jialatan demi jilatan Ghaffar membawa Aisyah menapaki kenikmatan dunia yang tak pernah dia bayangkan. Desahan dan lenguhan Aisyah begitu erotis di dalam kamar kecilnya.
Aisyah : OOUHHH... SSHΗΗΗ... ΜΜΜΗΗΗ... ΑΗΗΗ... IYAAAHH MAASSS... OUUHHH... ΕΝΑΑΑΚK MAASSS... OUUHH MAS GHAFFAAR SAYAANGHHH...
Aisyah makin kelojotan bak cacing kepanasan ketika Ghaffar melesakkan lidahnya jauh lebih dalam ke liang surgawi Aisyah. Mengobok-obok, menggali lebih dalam seakan lapar dan ingin melumat habis semua cairan surgawi Aisyah. Mendapatkan serangan kenikmatan tiada tara di vaginanya, tak ayal membuat Aisyah mencapai klimaks keduanya dan kali ini lebih hebat lagi.
Aisyah : UNGGHHH... MAASSS MAU PIPISSS... AAGHHH... OUUHHΗΗΗ...
Aisyah menekan erat - erat kepala Ghaffar dan ia jepit dengan kedua pahanya, membuat kepala Ghaffar terjepit total.
Crrttt... cuuurrrrr...
Ghaffar segera menarik kepalanya ketika merasakan semburan hangat dari vagina Aisyah. Aisyah mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dan menyemburkan cairan surgawinya seperti air bah. Pemandangan yang indah ketika seorang akhwat yang selalu menjaga auratnya kini mengalami orgasme dan squirting.
Badan Aisyah pun langsung lunglai dan nafasnya tersengal-sengal merasakan orgasmenya yang kedua.
Ghaffar : Duhhh... udah 2x nih Aisyah sayaang...
Aisyah pun hanya terdiam. Nafasnya masih terasa berat setelah orgasme.
Ghaffar : Ana mulai ya Aisyah sayaang...
Ghaffar mengecup pipinya dan mulai menggesek-gesekkan kontol besarnya di bibir vagina Aisyah. Ghaffar memberikan isyarat untuk Aisyah agar menahan pahanya dengan tangannya sehingga liang surgawinya sedikit terbuka.
Dengan posisi Aisyah telentang dan kaki mengangkang, Ghaffar mulai melesakkan kontolnya ke liang surgawi Aisyah. Terasa seret dan susah, bahkan ujung kontol Ghaffar pun tidak bisa masuk.
Kemudian Ghaffar berinisiatif menggunakan ludah untuk membasahi ujung kontolnya dan sedikit melumasi bibir vagina Aisyah. Aisyah pun hanya menutup mata menanti aksi Ghaffar berikutnya.
Kali ini Ghaffar mencoba kembali melesakkan kontol 25cm nya ke liang surgawi Aisyah. Dengan susah payah akhirnya kontol Ghaffar pun mulai melesak masuk vagina Aisyah. Aisyah yang merasakan benda keras menguak vaginanya pun terbelalak menahan sakit.
Aisyah : Akhh... Akhh... sakiitt maass pelan... pe... laaannhh...
Baru seperempat kontol yang masuk, Ghaffar merasa ada yang menghalangi kontolnya. Ia pun tau ini lembar keperawanan Aisyah. Ghaffar pun secara perlahan tapi pasti menekan kontolnya jauh lebih dalam dan terasa seperti merobek sesuatu.
Aisyah : Aaakkkk... pekik Aisyah menahan sakit.
Ghaffar menghentikan gerakannya dan membiarkan sementara kontolnya di dalam vagina Aisyah agar terbiasa sembari Ghaffar menciumi bibir Aisyah dan tangannya meremas toketnya. Ketika Aisyah mulai tenang, Ghaffar pun mulai melanjutkan penetrasinya. Perlahan ia mulai menekan lagi kontolnya jauh lebih dalam.
Ghaffar : Masih sakit Aisyah sayang?
Aisyah : Mmmhhh... sedikit maass... pelan-pelan yah...
Aisyah mulai hilang rasa sakitnya dan berganti dengan sensasi nikmat. la pun mulai mendesah ketika Ghaffar melesakkan kontolnya hingga 3/4nya masuk ke liang surgawinya.
Aisyah : Ssshhh... ahhh... mmhh...
Ghaffar : Udah enakan Aisyah sayang?
Aisyah : Iyahh maass... uhh enakk banget kontol maass... gede banget... berasa sesek didalem...
Tangan Aisyah menggenggam erat guling, matanya merem melek menikmati genjotan Ghaffar yang perlahan keluar masuk vaginanya. Ghaffar menggempur dengan kecepatan perlahan dan dengan teratur menaikkan tempo. Suara ranjang menjadi saksi bisu dosa dua aktifis islam ini. Aisyah semakin keras mendesah, nafasnya mulai memburu, tangannya pun mulai berganti meremas toket besarnya.
Aisyah : OHHHH... MASSS... ENΑΑΑΚΚΚ... ΤTERUUSSHHH... ΑΙΗΗΗ... MMPPHH... AHHH...
Melihat Aisyah, Ghaffar menaikkan kecepatan genjotannya hingga ranjang mereka pun makin berisik. Tak butuh waktu lama, Aisyah pun meremas toketnya kuat-kuat dan melengkungkan badannya sambil melenguh panjang tanda ia mencapai klimaks. Ghaffar pun segera mencabut kontolnya dengan sigap.
Aisyah : OOOOUHHHHHHH... MAAASSSSSS.... CRRRRRTTTTTTT... SEERRRRR... SEERRRRRRRRR...
Badan Aisyah mengejang hebat merasakan orgasme ketiganya. Kini seluruh ruangan kamarnya berbau khas cairan surgawi akhwat.
Aisyah : Mhhh... hhh... Mass... belum orgasme yaah...?? Aisyah uda capek banget...
Ghaffar : Belom nih sayang... capek enak kaan?
Aisyah : He'emh... trus gi... mana... dong mas?
Ghaffar : Yaudah... mas ijin pakai tubuh cantik Aisyah nyampe mas orgasme ya?
Aisyah : He'emhh... maass...
Ghaffar kini memiringkan posisi Aisyah miring ke kanan. Kaki kanan Aisyah ditegakkan dan ditahan dengan tangan kiri Ghaffar. Ghaffar melesakkan kembali kontolnya ke vagina Aisyah. Sudah lebih mudah meskipun masih saja seret. Kini Aisyah hanya bisa mendesah pasrah oleh permainan Ghaffar. la menaikkan dan menurunkan tempo genjotannya sehingga membuat Aisyah kembali orgasme.
Ghaffar mengejar klimaksnya dengan menaikkan tempo genjotannya. la benar- benar menikmati persetubuhan dengan akhwat itu. Kini posisi Doggy yang ia coba. Ghaffar pun mengabadikan momen ia menyodok Aisyah dari belakang itu dengan handphonenya.
Begitu mulus putih tanpa cela tubuh indah Aisyah membuat Ghaffar semakin liar menggenjot nya. Aisyah pun kembali klimaks hingga kini seluruh ranjangnya basah kuyup. Bahkan cairan surgawinya sudah membasahi hampir seluruh bagian ruangan kamarnya.
Kini dengan posisi missionary, Ghaffar mengeluarkan semua tenaga terakhirnya. Dengan satu hentakan kuat, kontolnya pun terbenam hingga mentok ke rahim Aisyah. Aisyah pun tersentak merasakan kenikmatan ketika rahimnya disodok kontol Ghaffar. Ghaffar langsung saja menggenjot Aisyah dengan cepat dan liar.
Mereka pun sudah tak menghiraukan lagi dengan lingkungannya. Aisyah semakin keras mendesah, mendekap erat Ghaffar. Kakinya pun ia silangkan di pinggul Ghaffar. Genjotan Ghaffar semakin tak terkendali dan kini ia merasakan kontolnya akan meledak.
Ghaffar : Uhhh... Aisyah sayang... keluarin dalam yaa??
Aisyah : Aahh... Ahh... ter... serahh... massss... akhhh
Tanpa basa basi, Ghaffar membenamkan seluruh kontolnya kedalam vagina Aisyah dan memuntahkan semua spermanya ke vagina akhwat cantik itu.
Ghaffar : ARRGHHHHH!!!
Aisyah : OOOUUUUHHHHΗΗΗ...
Beberapa detik Ghaffar menahan posisinya. Karena terlalu banyak sperma yang dikeluarkan, vagina Aisyah yang kecil pun tak sanggup menahan lelehan sperma bercampur darah keperawanan keluar dari bibir vaginanya. Habis sudah tenaga kedua anak adam itu, Ghaffar mencium mesra bibir Aisyah disambut dengan ciuman mesra pula dari Aisyah sebelum akhirnya mereka tertidur pulas.
Persetubuhan itu berlangsung hingga adzan maghrib. Menjelang isya, mereka terbangun dan mandi bersama. Di dalam kamar mandi Aisyah masih sempat memberikan blowjob terakhir sebelum akhirnya Ghaffar pulang kembali ke kosnya.
Hari itu merupakan hari terindah Ghaffar di Jakarta bisa menikmati tubuh indah seorang akhwat cantik. Bagi Aisyah pun ini pengalaman sex pertamanya yang hebat. Sesampainya di kosan, Ghaffar membuka chat WhatsApp Aisyah.
Aisyah : Makasih yaa masss... Nyesel sih... tapi nagih... sambil Aisyah memberikan emot tertawa
Ghaffar : Hahaha... ya gimana sayang? Mau udahan atau lanjut lagi nih?
Aisyah : Mmm... liat besok ya mass Ghaffar... bobok dulu ya... assalamualaikum... mmuach...
Aisyah pun menutup chat dengan emot ciuman, dan Ghaffar pun tidur dengan senyum puas bahagianya. Dia tidak sadar bahwasanya ada orang lain yang merekam persetubuhan mereka dan akan jadi awal hidup baru Ghaffar di Jakarta.
JANGAN LUPA KOMEN, VOTE DAN FOLLOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPAYA BISA LANJUTIN KARYA INI...
KALO ADA LEBIH REJEKI BOLEH DONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH SEMANGAT LAGI UPDATE NYA...
JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SOSIAL MEDIA ADMIN
INSTAGRAM : @IDN.NETWORK & @WIDASU.ID
Kelly, seorang bisu yang telah diabaikan oleh suaminya selama lima tahun sejak pernikahan mereka, juga menderita karena ibu mertuanya yang kejam. Setelah perceraian, dia mengetahui bahwa mantan suaminya langsung bertunangan dengan wanita yang benar-benar pria itu cintai. Sambil memegangi perutnya yang sedikit bulat, dia menyadari bahwa pria itu tidak pernah benar-benar peduli padanya Dengan penuh tekad, dia meninggalkan pria itu, memperlakukannya sebagai orang asing. Namun, setelah dia pergi, pria itu menyisir seluruh dunia untuk mencarinya. Ketika jalan mereka berpapasan sekali lagi, Kelly telah menemukan kebahagiaan baru. Untuk pertama kalinya, pria itu memohon dengan rendah hati, "Tolong jangan tinggalkan aku ...." Namun tanggapan Kelly tegas dan meremehkan, memotong ikatan apa pun yang tersisa. "Enyah!"
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Tania kembali ke Indonesia setelah 10 tahun Ia menetap di Malaysia. Tujuannya hanya satu yaitu ingin mencari cinta pertamanya yang ia temukan 10 tahun yang lalu. Laki-laki itu bernama Rian. Namun saat ia sampai di Indonesia, Ia mendapati kenyataan jika Rian yang selama ini ia cari tak mengenalnya sama sekali. Bahkan Tania sudah menunjukkan salah satu benda yang dulu Rian buatkan untuknya namun tetap Rian Tak mengenal benda tersebut. Sampai Tania bertemu dengan om dari Rian bernama Bian. Siapa sangka pertemuan Tania dengan Bian, membuka sebuah luka yang pernah membuat hidup Bian berantakan. Dan siapa yang menyangka juga ternyata Rian yang Tania cari, ternyata Bian yang berpura-pura menjadi Rian.
Dimasa lalu dia tidak jadi menikah dengan kekasihnya karena jebakan seorang perempuan yang adalah teman baiknya hingga dia harus terjebak pernikahan yang tidak dia inginkan, dimasa kini siapa sangka dia bertemu dengan gadis yang mirip dengan mantan kekasihnya, tanpa sengaja terlibat skandal one night stand dan tanpa di duga rupanya itu adalah putri mantan kekasihnya. bagaimana kelanjutan hubungan mereka? apakah restu akan mereka kantongi untuk menuju ke jenjang yang lebih serius?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?