/0/17060/coverbig.jpg?v=296a0f940fb09c11ea83ce33de629daa)
"Kau butuh suami, bukan untukmu, tapi anak di kandunganmu." Seorang pria tak dikenal mau bertanggung jawab dan menikahi Aruna yang sudah hamil anak pria lain. Aruna pikir, pria bernama Yuksel itu mau menikah karena ingin mendapatkan warisan 500 juta milik ayahnya. Tapi, ada alasan lain dibalik semua itu. Tapi, hubungan semakin pelik saat ayah dari anak Aruna kembali hadir dalam hidupnya dan merecoki rumah tangga Aruna dengan Yuksel yang tak berlandaskan cinta.
"Tapi ... jika aku sampai hamil bagaimana?"
Pertanyaan yang dilontarkan cukup serius. Namun sang pendengar yang baru saja meletakkan secangkir teh hangat, nampak tertawa kecil. Tawa yang masih terdengar jelas, meski suara televisi mengisi ruangan.
"Aruna," mulut itu mulai menyebut namanya.
"Sayang, kita baru sekali melakukannya. Hamil? Itu hal yang mustahil."
Jari jemari Aruna meremas dress. Mata yang semula penuh dengan keraguan, mulai menatap sosok pria tercinta bernama Adrian. Pria yang dua hari lalu merilis album baru juga mendapat penghargaan sebagai aktor pendatang baru terbaik.
"Aku tanya jika, lantas kita harus bagaimana?"
Di antara sofa yang lebar dan tersebar itu, pria terkenal ini lebih memilih duduk di sebelahnya. Tangan yang biasa menulis lagu, mulai menggenggam jemari Aruna.
"Menikah?" tanya Adrian membuat matanya menatap lebih lekat, "karirku sedang melambung tinggi, tak mungkin aku melanggar kontrak yang sudah ditanda tangani dengan agensi."
"Bukankah ada dokter ilegal di negara ini, apa gunanya mereka kalau anak di luar nikah tetap lahir kan?" lanjut Adrian memberi tahu dengan serius.
Mata yang saling menatap tapi sibuk dengan pemikiran masing-masing. Perlahan mengundang Adrian untuk mendekatkan wajah pada Aruna. Bibir yang punya tujuan untuk mencium itu, membuat kepala Aruna terburu melengos.
"Kenapa Sayang?" tanya Adrian terlihat heran.
"Aku ingin pulang." Matanya mulai memanas.
Adrian menatap lekat. "Di luar ada reporter yang berkeliaran, kau mau pulang malam begini?"
"Ibuku akan mencariku kalau sampai jam 10 belum pulang," tegasnya.
Adrian menarik napas. "Meski begitu, tapi aku tidak bisa mengantarmu kalau jam segini. Aku baru bisa melakukannya saat tengah malam."
"Dan saat tengah malam, kau akan beralasan sudah malam. Aku harus menginap, begitu kan?" tebak Aruna dengan mata menyorot dingin.
Sama seperti malam itu. Ketika rayuan yang manis serta sentuhan yang membuat bergetar, Aruna terperangkap oleh kenikmatan sesaat yang merusak segalanya. Rencana masa depan tepatnya.
Bibir Adrian tersenyum. "Jadi, tidak ingin menginap?"
Aruna langsung berdiri. "Malam seperti itu, aku tidak ingin mengulanginya lagi."
Ucapan yang Aruna lontarkan berhasil membuat senyum di bibir Adrian langsung hilang. Kemudian tubuh ikut berdiri dan mulai membukakan pintu untuknya. Apartemen yang setengah tahun lalu baru dibeli dan ditempati sekiranya dua bulan, tepat saat malam itu terjadi kesalahan terbesar dalam hidup Aruna.
"Tapi Sayang, sepertinya aku tidak bisa mengantarmu," ujar Adrian begitu tubuhnya diambang pintu dan kekasihnya ini sibuk menutupi wajah.
Aruna memunggungi Adrian. "Tidak usah mengantar."
Sepanjang kaki Aruna melangkah. Air mata terus saja mengalir dan Aruna sama sekali tidak merasa malu jika bertemu orang. Karena sudah ada hal yang sangat memalukan dalam hidupnya.
Jari-jemari Aruna bergetar. Ini bukan persoalan menyembunyikan uang yang sekali remas akan menghilang dari pandangan. Bukan sama sekali. Tapi, sebuah aib yang akan tumbuh semakin besar dan mengundang perhatian.
Aruna mengandung anak dari Adrian, seorang aktor sekaligus penyanyi terkenal.
Di sudut halte bus yang cukup sepi itu. Aruna berjongkok dan sibuk muntah, meski hasilnya tak ada satu pun sisa makanan yang keluar dari mulutnya.
"Perutku sangat mual," keluh Aruna sembari mengusap perutnya.
Rasa ingin mual kembali singgah dan Aruna kali ini benar-benar muntah di sana. Di antara banyaknya pengendara yang sedang ditahan oleh lampu merah, penghuni mobil berwarna silver langsung berdecak kesal saat menurunkan kaca.
"Sial sekali, ingin mencari udara segar malah menemukan orang muntah," gumam pria itu, pria yang mengenakan stelan jas dan nampak sangat rapi.
Sang sopir pun ikut melirik. "Apakah dia mabuk? Di kota ini masih saja ada yang mabuk secara terang-terangan, tidak takut ditangkap polisi?"
Mata pria itu masih menatap. Wajah yang tetap cantik meski sehabis muntah, hingga tangan yang mengelus perut itu membuat pria tersebut menyeringai.
"Sepertinya sedang ngidam," gumam pria itu lebih pelan dari sebelumnya.
"Sungguh kita akan ke rumah itu, Tuan Yuksel?"
Mata pria itu mulai menatap lurus, ke arah jalanan. "Ditolak sekali, aku akan menggunakan seribu alasan untuk datang."
Mobil silver itu mulai melaju, membawa pria tampan yang terlihat arogan itu semakin menjauh.
***
Lama menghabiskan isi perut di luar. Aruna memutuskan untuk pulang dengan menaiki taksi. Tapi, begitu sampai di depan rumah. Mata menemukan sebuah mobil silver terparkir di depan pekarangan.
"Sepertinya pak tua itu datang lagi dan berusaha membujuk ibu," ujarnya pelan.
Semakin memasuki pekarangan rumah. Aruna bisa mendengar suara ibunya yang berteriak memaki seseorang di dalam. Aruna memutuskan untuk membuka pintu.
Biasanya, ibu Aruna begitu melihatnya akan langsung berlari dan menghambur ke dalam pelukannya sembari menangis. Namun, hari ini ada yang berbeda. Ibunya, menatap sengit begitu melihatnya.
"Ibu, siapa ini?" tanya Aruna sembari melirik seorang pria tampan dengan stelan jas warna hitam, dia adalah Yuksel.
Aruna mengira kalau yang datang adalah pria tua, setiap hari akan datang meski selalu diusir. Tapi, hari ini yang berkunjung rupanya orang lain. Mata Yuksel melirik ke arahnya dengan raut sedikit terkejut, karena mengenali Aruna yang muntah di pinggir halte.
"Lebih baik kau pergi! Aku tidak ingin membicarakan masalah pria bejat itu yang sudah tiada!" seru ibunya marah.
Di mata Aruna, ayahnya adalah pria yang baik dan sederhana. Namun, nyatanya Aruna terlalu naif. Ayahnya cukup kaya hingga memiliki warisan 500 juta.
Jika saja itu uang halal, maka ibunya akan menerima dan hidup dengan mewah. Sayangnya ... uang itu berasal dari penjualan organ secara ilegal.
"Aku tidak akan menerimanya, jadi pergilah!" Dan ibunya selalu menolak mentah-mentah warisan itu.
Aruna melihat amarah ibunya semakin parah hari ini, tidak seperti biasanya. Namun, mata Aruna melotot saat menemukan alasan kemarahan ibunya yang berapi-api. Tes kehamilan yang tergenggam pada tangan ibunya, itu adalah pemicunya.
"Kenapa terkejut begitu? Padahal kau sendiri yang mengetesnya," sindir ibunya dengan tatapan marah besar.
"Ibu, aku bisa jelaskan," ujar Aruna sembari ingin menangis.
Namun, ibunya malah mendorong Yuksel untuk segera pergi. "Jangan datang lagi!"
Pintu rumah tertutup rapat dan kini giliran Aruna yang menerima kemarahan dari ibunya. Mata ibunya sudah dipenuhi oleh amarah, apalagi ketika tangan mengangkat tes kehamilan.
"Katakan, pria mana yang sudah menghamilimu? Kau tak punya kekasih, apa kau diperkosa?" pertanyaan ini terdengar lebih pelan, mungkin takut tetangga mendengar.
Aruna menelan ludah dengan air mata sudah terjatuh. "Bu ... aku ...."
Tubuh Aruna bergetar. Harusnya ia katakan anak ini adalah hasil buah cintanya dengan aktor ternama yang tidak ingin menikah karena karir.
"Katakan!" seru ibunya mulai tak sabar.
Aruna benar-benar tak sanggup mengungkap siapa ayah dari bayi di kandungannya. Apakah pria itu akan tanggung jawab? Itulah yang Aruna takutkan. Meski bicara pun, pada akhirnya semuanya akan menjadi sia-sia.
Sebuah tamparan melayang di pipi Aruna, hingga tubuhnya tersungkur. Aruna hanya bisa menangis, kesalahan ini telah melukai lubuk hati ibunya.
"Gugurkan," ujar ibunya ditengah amarah serta tangisan.
Aruna tertegun dan langsung mendongak. "Bu, bagaimana bisa seorang Ibu mengatakan hal buruk seperti ini?"
Jari ibunya menunjuk sengit. "Lantas kau mau melahirkannya? Di usiamu yang muda dan masih mahasiswi ini?"
Jemari Aruna mengepal. Jika sampai universitasnya tahu kehamilan ini, maka Aruna langsung didepak dan akan kesulitan mengejar cita-cita.
Tiba-tiba saja pintu rumah terbuka, pria yang tadi diusir oleh ibunya rupanya menguping dan langsung bersimpuh di sebelahnya tanpa ragu.
"Bu Diana, Aku yang menghamilinya, dan aku berjanji akan bertanggung jawab."
Shana Maheswari menjadi pengantin pengganti untuk Ilyas Dadvar atas kesepakatan keluarga. Karena latar belakang Shana, membuat Ilyas kesulitan untuk menceraikan apalagi melakukan poligami saat kekasih tercinta kembali mengisi relung hati. Shana selalu bersabar, memberi cinta tanpa menerima timbal balik dari Ilyas. Tapi, perlahan kesabaran itu mencapai batasnya. Shana mengajukan gugatan cerai dan memilih menikah dengan kakak angkatnya sendiri, Alister Ditya Maheswari. Hal yang dianggap Ilyas lucu itu, justru semakin berjalannya waktu hati mulai cemburu. Tapi, akankah Shana kembali pada Ilyas yang cinta setelah bercerai? Atau melanjutkan hidup bersama pria yang cinta mati padanya, yakni Alister.
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?