/0/16706/coverbig.jpg?v=d07e4b56fb9192a4e3d98bba66c32591)
Salma, gadis 19 tahun yang tak pernah berpacaran, jatuh cinta pada teman dari ayah sahabatnya, Natia. Hingga akhirnya Salma menikah dengan lelaki tersebut karena satu 'kejadian'. Akan tetapi, pernikahan itu terpaksa harus dirahasiakan pada semua orang termasuk Natia, dan dari sinilah semua masalah itu di mulai.
Duduk di kursi meja rias, Salma menyisir rambut sejenak lalu beranjak menuju tempat tidur. Ia merasa lelah setelah siang tadi mencari pekerjaan dan ingin segera beristirahat.
Namun, sebelum sempat tertidur, suara dering menggema di kamarnya. Salma terkejut dan membuka mata lagi lalu menggerutu kesal. Ia melirik ke arah meja di samping tempat tidur, mengulurkan tangan dan mengambil telepon itu kemudian melihat nama yang muncul di layar.
Natia.
Ia menghela nafas, lalu menekan tombol hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
"Salma!"
"Ada apa, Nat?"
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan!"
"Jalan-jalan? Aku capek, Nat. Lagipula, kemarin kita sudah jalan-jalan, kan? Abangku pasti marah kalau aku keluar lagi."
"Salma... Please... Aku butuh kamu."
"Nggak bisa, Nat. Aku sudah janji sama Abangku."
"Salma... Aku ingin bertemu dengan seseorang. Tapi aku nggak berani sendiri. Aku malu."
"Bertemu dengan siapa? Kenapa malu?"
"Aku ingin bertemu dengan lelaki!"
"Hah! Lelaki? Siapa?"
"Ada, deh. Temanin aku, ya? Cepat siap-siap. Sebentar lagi aku jemput," ucap Natia lalu menutup panggilan telepon.
Bahu Salma terkulai oleh rayuan dari sahabatnya yang begitu bersemangat. Baru saja ia berkomitmen untuk tidak keluar rumah, tapi gadis itu merusak segalanya.
Salma mendengus kecil, lalu segera melangkah turun dari tempat tidur. Ia mengambil handuk kemudian berjalan menuju kamar mandi sambil menggerutu dalam hati.
*
Salma mengerutkan kening saat melihat Natia yang gelisah, berusaha mencari-cari seseorang. Salma di buat pusing melihat tingkah sahabatnya.
"Dia di mana sih, Nat?"
"Nggak tahu. Mungkin kejebak macet. Aku coba telpon lagi, ya."
Salma menatap sekeliling. Restoran mewah itu membuatnya merasa kecil. Semua pelanggan di sana tampak seperti orang berpangkat tinggi. Pria-pria berpakaian rapi dan wanita-wanita berdandan cantik, berbeda dengan dirinya yang hanya mengenakan baju lusuh dan tertutup dari ujung kaki hingga kepala.
Tidak seperti Natia, gadis cantik itu terlihat begitu elegan dan minim. Ia beruntung memiliki keluarga yang tidak mempermasalahkan cara berpakaian. Ia bisa memakai apa saja yang ia suka.
Sedangkan Salma, Abangnya sangat ketat dalam mengatur agar ia selalu menutup auratnya sebagai seorang wanita. Terpaksa atau tidak, ia harus menerimanya. Ia tidak punya pilihan lain. Ia merasa terkekang dan ingin bebas seperti Natia, tapi ia juga tidak ingin mengecewakan Abangnya.
"Eh! Itu dia!" Teriak Natia membuat Salma kaget. Salma segera menoleh mengikuti arah yang ditunjuk oleh Natia.
"Ayo, cepat!" ajak Natia sambil menarik lengan Salma Nyaris saja Salma tersungkur karena Natia terlalu bersemangat.
"Om!"
Pria itu menoleh, dan Salma terpesona melihat parasnya yang tampan. Salma merasa gugup dan pipinya memerah ketika pria itu menatapnya.
"Hei, Natia," sahut pria itu sambil bangkit dari kursinya.
"Sudah menunggu lama, ya, Om?"
"Baru saja kok. Ayo, silakan duduk."
Natia mengambil tempat di kursi yang berhadapan dengannya, dan Pria itu kembali duduk, namun matanya segera tertarik pada Salma, seorang wanita yang berpenampilan sederhana namun anggun. Pandangan mereka saling bertemu, jantung Salma berdebar kencang. Matanya tak bisa lepas dari mata pria itu yang begitu menawan.
Natia mengernyit, menoleh ke samping. Dia menggeleng-geleng sambil menepuk dahinya. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan temannya. Ya ampun.
"Eh! Salma. Ayo duduk. Maaf, aku lupa!" Natia meminta maaf sambil tertawa. Salma tersipu malu. Pelan-pelan, dia mengambil kursi di samping temannya.
"Ini teman papaku, Om Khai," perkenalkan Natia sambil menunjuk Khair.
"Oh..." Salma mengangguk singkat. Ia menatap Khair yang terlihat gagah dengan kemeja putih dan dasi hitamnya.
"Om, ini Salma, teman Natia. Kita kenal di universitas. Kami juga sahabat karib loh, kan, Sal!" Natia bercerita dengan antusias, membuat Jovan tersenyum lebar.
"Senang berkenalan denganmu, Salma. Jurusan apa yang kamu ambil dulu?"
"Aku mengambil jurusan sastra."
"Wah. Aku juga gemar baca karya-karya sastra."
"Natia, kamu sudah makan?"
"Tadi sudah makan dengan Papa, Om."
"Oh... Ya sudah."
'Kenapa dia nggak bertanya padaku juga? Hmm... Lagipula mana mungkin sih dia peduli dengan orang biasa seperti aku,' batin Salma
"Emm... Om, Salma, aku mau ke toilet sebentar, ya. Tiba-tiba perutku sakit." Natia tersenyum canggung. Tanpa menanti tanggapan Salma dan Khair, Natia bergegas pergi.
Khair menggeleng melihat tingkah laku putri anak temannya. Dia tampak begitu lucu. Sejurus kemudian, ia mengambil ponsel dan mengutak-atiknya.
Kruuuuk!
Khair tersungging senyum mendengar suara yang berasal dari perut gadis yang duduk di hadapannya.
"Kamu lapar?"
"Emm..." Salma mengangguk pelan. Khair tertawa terbahak-bahak. Salma merasa malu dan tersenyum tipis.
"Kenapa diam saja?" tanya Khair ketika tawanya reda. Dia melambaikan tangan meminta pelayan untuk memesan makanan.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"
"Menunya mana?"
"Oh... maaf. Ini silakan." Pelayan itu menyodorkan buku menu kepada Khair. Khair mengambilnya.
"Kamu mau pesan apa?" Khair menyerahkan buku menu itu kepada Salma.
"Emm... Aku nggak bawa uang, Om."
"Siapa bilang kamu harus bayar? Ayo pesan. Aku yang traktir."
"Emmm. Serius?"
"Iya."
Salma mengangguk lalu membuka buku menu itu. Baru sebentar membacanya, matanya terbelalak ketika melihat harga makanan dan minuman yang tercantum di dalamnya.
"Haha" Khair tertawa membuat Salma berpaling.
"Apa yang lucu, Om?"
"Kenapa matamu melotot? Kaget melihat menu sampai segitunya? Itu buku menu, bukan buku cerita horor."
Salma menggaruk kepalanya yang tertutup. Harganya seperti makanan yang turun dari langit. Mahal! Air mineral saja harganya lima belas ribu! Ini air mineral dari mana? Himalaya?
"Emm..." Salma beranjak dari kursinya lalu mendekat ke Khair dan duduk di sebelahnya.
"Terlalu mahal, Om." Salma berbisik. Khair terkejut dengan tindakan mendadak gadis itu. Hembusan nafas Salma benar-benar di telinganya, nyaris membuat jantungnya berhenti.
“Rahasia gaib hanya diketahui oleh Allah semata. Cerita ini bukan rujukan syariah dan hanya hasil imajinasi dan fantasi belaka”. Adam, seorang pria berusia 30 tahun, diutus oleh pamannya untuk pergi ke desa terpencil di kaki gunung Slamet. Paman Adam sedang membangun sebuah proyek villa di sana dan Adam harus mengawasi kedatangan alat-alat berat dan bahan bangunan. Namun, Adam tidak menyangka bahwa desa itu menyimpan banyak misteri dan bahaya yang mengintainya. Dari awal datang, Adam dihantui oleh makhluk-makhluk gaib di sana. Mampukah Adam dan pamannya menyelesaikan pembangunan Villa dan misteri yang menyelimuti desa itu?
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
Sebuah cerita yang berkisah keluarga yang terpisah karena perceraian yang menyisakan duka buat anaknya karena tidak mengerti dengan kondisi orang tuanya. Hingga suatu saat terjadilah malam jahanam yang tidak disengaja dan tidak direncanakan. Aku tidak menyangka kalau semuanya ini bakal terjadi. Aku memang sering mengkhayalkannya. Tapi tidak pernah merencanakannya. Dan begitulah, kehidupanku jadi banyak liku - likunya. Liku - liku yang indah mau pun yang jahanam. Tapi aku harus mengakuinya, bahwa semua itu jahanam tapi indah… indah sekali.