Suami Intan sempat tidak bisa dihubungi saat dinas kerja. Namun begitu pulang, pria itu justru bersikap dingin dan kasar padanya. Tak hanya itu, Franz yang katanya "amnesia," membawa wanita lain untuk dijadikan madu! Pernikahan keduanya pun berakhir. Hanya saja, "suaminya" itu tak tahu kalau Intan memiliki kekayaan dan kekuasaan tak tertandingi yang selama ini disembunyikannya.... Dan dia akan membalas satu persatu rasa sakit yang dialaminya selama ini!
"Beri aku uang satu miliyar sekarang, Ma!"
"Apa yang kamu katakan? Kamu benar-benar gila!"
"Aku ini darah dagingmu! Bagaimana mungkin itu gila? Dia hanyalah anak tiri, Ma! Satu Miliyar atau lebih baik aku mati!"
Kelinting!
Sebuah ponsel dengan gantungan dari kunci membentuk love jatuh di lantai.
Intan syok mendengar percakapan sang mertua dengan seorang pria asing di kamar wanita itu.
Mama? Kening Intan mengerut. Bukankah suaminya anak tunggal?
"Siapa di sana?" teriak sang mertua lantang.
Mendengar itu, Intan sontak mengambil ponselnya cepat dan bersembunyi. Dia sungguh takut jika ketahuan menguping
Beruntung, Intan bergerak cepat.
Dari jauh, mertuanya tampak membuka pintu dan menengok ke kanan dan ke kiri.
Wanita tua itu sepertinya lega saat tak menemukan siapapun.
Dengan cepat, sang mertua menyuruh lelaki dengan masker dan topi hitam itu untuk pergi dari rumah.
"Kamu harus pergi sekarang juga! Nanti, wanita sialan itu bisa tahu," ucap mertua dengan wajah cemas, "oh iya, jangan sampai ceknya hilang."
Laki-laki misterius itu mengangguk.
Namun sebelum benar-benar pergi, keduanya tampak berpelukan.
Hal ini jelas sangat di luar nalar!
Bagaimana mungkin mertuanya yang sombong dan kikir bisa memberikan uang sebanyak itu kepada pria yang sepertinya seumuran dengan Franz, suami Intan?
"Aku harus menyelidikinya," batin Intan dalam hati, lalu ia berkata lagi, " Dan aku harus memberitahukan ini pada Mas Franz."
Kebetulan, suaminya yang sedang dinas itu akan pulang malam ini. Sungguh, rasanya Intan tak bisa bertahan di negara asing ini jika bukan karena anak dan suaminya di sini.
Terlebih, ibu mertuanya memperlakukannya dengan sangat buruk!
***
"Mami. Apakah jam di rumah salah? Mengapa Papi belum pulang? Bukankah ini sudah terlalu malam?" tanya sang anak pada Intan.
Wajah gadis mungil tampak pucat. Ia beberapa kali melirik ke sebuah jam dinding yang cukup besar dan unik berada di meja makan. Tidak terasa sudah satu jam mereka berdua berada di sana.
Intan sendiri juga heran. Sekarang sudah pukul 10 malam.
Selain itu, mengapa ibu mertuanya mendadak pergi tanpa memberitahu apa pun?
"Jessy, kamu makan dulu saja. Jika menunggu papi, kamu bisa sakit,"
"Okeh, Mami," jawab Jessy patuh.
Intan pun meninggalkan anaknya yang sedang makan dengan lahab. Ia sibuk mondar-mandir menghubungi suaminya.
Anehnya, tak dijawab sama sekali.
Pesan whattshappnya juga tidak dibalas padahal sudah centang biru.
Prang!
Gelas Jessi terjatuh.
Mendengar itu, Intan sontak berlari menghampiri sang putri.
"Jessy, kamu oke, Nak?"
Gadis itu menganguk. "Mami, maafkan Jessy! Jessy tidak sengaja menjatuhkan gelas," ucap Jessy. Matanya tampak berkaca-kaca, ia merasa takut.
"Oh no sayang! Itu tidak masalah. Jessy tidak sengaja!"
Senyum lembut Intan berikan kepadanya.
Dirinya pun segera berjongkok membersihkan serpihan gelas.
Namun, tangannya mendadak mengeluarkan darah terkena serpihan gelas.
Deg!
"Mas Franz! Semoga saja ini bukan pertanda buruk!" Ibu satu anak itu seketika merasa tak nyaman.
M-mama? Sedang apa Mama disini?"Tanya Rudi yang tiba-tiba merasakan ada tangan yang ada di bahunya saat ini. "Mama haus," ucap Nina yang sedang asik memainkan tangannya di area punggung menantunya itu. " Jangan begini,ma! Mama jangan lupa kalau aku adalah menantu Mama,suami dari anak kandung Mama sendiri," ucap Rudi yanh berusaha untuk mengingatkan Mama mertuanya itu dan sambil melepaskan tangan Nina dan menjauh dari tempat Nina berada. Melihat reaksi sang Menantunya itu, Nina yang haus akan belaian itu,bertekad untuk mendapatkan Rudi malam itu apapun caranya. Tiba-tiba sebuah ide muncul didalam pikirannya,-
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?