/0/16363/coverbig.jpg?v=fc2287daa4fb56ce42b3af69b4cc5a3e)
"Aku yakin, Ayah dan ibumu akan menangis dalam kuburnya, saat tahu kau tidur dengan pamanmu sendiri!" *** Ayu melarikan diri ke rumah pamannya, karena perlakuan mertua yang kejam.Tapi malamnya, Ayu malah berakhir di bawah selimut yang sama dengan Hideki, adik dari ayahnya, Akibatnya, pernikahan Hide berakhir, sementara pernikahan Ayu di ujung tanduk, karena mertuanya mengusir Ayu, tanpa bertemu Kaito--suaminya. Keadaan yang membuat Ayu tinggal bersama Hide, meski sebenarnya Ayu ingin menjauh. Merasa malu dan hina. Semakin hari, Ayu semakin tidak mengerti dengan sikap Hide yang tak lagi lembut dan perhatian seperti dulu. Padahal Hide yang selama ini membesarkan Ayu, setelah orang tuanya meninggal. Semenjak Ayu berumur delapan sedang Hide dua puluh tahun dulu. Rahasia apa yang disembunyikan Hide sampai membuatnya berubah seperti itu? Bisakah Ayu memperbaiki pernikahannya? Atau mengambil pilihan terlarang yang tidak seharusnya?
"Kau tak lebih dari wanita mandul dan sakit-sakitan!"
"Kau hanya memanfaatkan kekayaan kami dan uang Kaito untuk memperkaya diri!"
"Tapi kau sendiri tidak berguna!"
"Dasar wanita sial!"
Ayu menutup telinganya, sambil memejamkan mata. Berharap bisa memblokir ucapan keji yang diserukan ibu mertuanya. Tapi perbuatan itu percuma. Ucapan itu bukan sedang terjadi saat ini. Seruan jahat itu hanya ada dalam kepala Ayu. Meneror meski dirinya sedang tidak berada di rumah.
Saat sedang diam, memori Ayu dengan otomatis mengulang raut wajah murka dan juga kata-kata keji itu. Seperti rekaman drama buruk yang dengan terpaksa harus terus dilihat.
"Apa Anda baik-baik saja?" Supir taksi yang melihat Ayu menekuk tubuhnya dan menutup telinganya tentu khawatir. Takut jika tiba-tiba Ayu pingsan.
"Ya. Saya baik-baik saja." Ayu menjawab dengan sopan, lalu memaksakan diri untuk tersenyum dan menegakkan tubuh, agar terlihat lebih normal.
"Tolong turunkan saya di rumah yang itu." Ayu menunjuk rumah berpagar abu-abu dengan gerbang kayu dengan ornamen shinto yang antik.
Sekian lama melamun, ternyata taksi yang ditumpangi Ayu sudah sampai di rumah yang menjadi tujuannya.
"Di sini?" tanya supir taksi itu. Setelah berhenti tepat di depan gerbang.
"Benar. Arigatou gozaimasu" (Terima kasih)
Setelah menyerahkan ongkos taksi, Ayu turun dan merapatkan mantel. Angin larut malam saat musim gugur di Tokyo cukup menggigit.
Ayu menatap gerbang rumah yang sudah hampir dua tahun ini tidak pernah dilihatnya, dengan penuh nostalgia. Itu adalah rumah tempatnya tumbuh. Ayu menekan bel yang terletak di samping plat nama bertuliskan Tanaka. Nama itu juga menjadi nama belakang Ayu. Tapi sekarang tidak lagi, karena Ayu telah menikah.
"Ya!" Terdengar sahutan, dan pintu gebang itu terbuka.
"Ayu!" Sambutan ceria membahana.
Seorang wanita yang berusia enam tahun lebih tua dari Ayu, memeluknya dengan hangat. Wajah wanita itu mengingatkan Ayu pada wajah ibunya. Karena memang wanita itu adalah adik bungsu dari ibunya, bibi Karin.
Jarak umur Karin dan ibu Ayu memang cukup jauh. Jadi usia Karin lebih mendekati Ayu.
"Masuklah... Aku sudah menunggumu sejak tadi. Aku sudah khawatir kau tidak jadi datang."
Karin mendahului, lalu menggeser pintu depan yang terbuat dari shoji ke samping. Rumah itu memang memiliki gaya tradisional Jepang, jadi hampir seluruh dinding rumahnya terbuat dari shoji, rangka kayu berlapis kertas transparan.
Ayu mengikutinya sambil tersenyum samar. Mendengar Karin berbicara memakai bahasa Indonesia membuat Ayu merasa hangat oleh rindu. Sudah sangat lama Ayu tidak mengobrol memakai bahasa ibunya itu.
Karin membawanya ke ruang tamu, memintanya duduk pada salah satu bantal yang tersedia. Ruang tamu itu juga bergaya tradisional, jadi Ayu duduk bersimpuh di samping meja kayu rendah yang mulus terpoles.
"Kau seharusnya meninggalkan rumah itu sejak lama, Ayu. Kau terlalu baik. Aku geram setiap kali mendengar kisahmu," kata Karin, sambil mengelus bahu Ayu. Mengawali obrolan tanpa basa-basi.
Sudah beberapa lama ini Karin membujuk Ayu untuk meninggalkan Kaito-suaminya, tentu dengan alasan ibu mertuanya yang kejam itu. Tapi Ayu tidak sanggup mengambil keputusan seberani itu. Kini rasa sakit hati yang sejak tadi sebenarnya sudah tertahan, kembali muncul karena sentuhan simpati itu. Penghiburan dan kasihan itu, memancing air mata Ayu.
"Aku masih mencintainya," bisik Ayu di antara isakan.
"Ck, aku tidak yakin pria itu masih mencintaimu." Karin terdengar kesal, tapi Ayu tidak memiliki pembelaan kali ini, karena bisa jadi hal itu benar.
Ayu selalu menimbang dan menunda karena tidak ingin pernikahannya berakhir begitu saja, tidak ingin cintanya kandas.
Tapi hari ini Ayu tidak tahan lagi. Ibu mertuanya kembali menghina dan terus mencaci ketika mengetahui Ayu tidak juga hamil untuk kesekian kali.
Ayu masih mencoba bertahan dan mendengar dalam diam seperti biasanya. Namun, keinginan Ayu untuk bertahan goyah, saat melihat bagaimana Kaito-yang saat itu ada di rumah-hanya bisa memandang saja saat ibunya dengan keji terus memuntahkan cacian.
Ayu sudah tidak pernah berharap ibu mertuanya akan berhenti untuk menghina, tapi Ayu masih berharap Kaito akan membela. Harapan semu yang berakhir mengenaskan. Kaito sama sekali tidak membelanya.
Sikap diam Kaito lebih menyakitkan daripada hinaan yang diterimanya. Ayu selama ini merasa sudah lebih banyak diam, dan tidak pernah menyakiti hati Kaito.
Luka itu yang membuat Ayu menerima penawaran Karin, yang menyuruhnya untuk sementara kembali ke rumah ini. Untuk sementara menenangkan diri dan berpikir langkah apa yang harus diambil. Selain karena permintaan Karin, Ayu memang merasa aman di rumah ini. Ini adalah rumah tempatnya tumbuh-rumah milik pamannya, Hideki.
Karin adalah adik dari ibu kandungnya, yang berasal dari Indonesia, sedang Paman yang membesarkan Ayu adalah adik dari ayahnya, yang berasal dari negara ini---Jepang. Ayu menikah dua tahun lalu, lalu Karin menikah dengan pamannya setahun lalu dan pindah ke sini.
Karena itu, meski jarang berkunjung, Ayu masih menganggap tempat ini rumah yang menampung dua orang keluarganya yang tersisa.
"Ini. Minumlah," kata Karin, sambil meletakkan segelas susu hangat di hadapan.
Air mata Ayu sudah berhenti, dan Karin kembali mengelus lengannya. "Kita lebih baik bicara lagi besok. Kau minum susu ini, dan istirahatlah. Aku sudah menyiapkan kamar."
Ayu mengangguk, dan meminum susu yang disediakan oleh Karin. Susu itu hangat, Ayu merasa nyaman. Dan setelahnya Ayu merasa lelah dan mengantuk. Ayu tidak menyadari jika tubuhnya sangat lelah. Keputusan besar untuk meninggalkan Kaito-meski hanya untuk sementara, rupanya menguras tenaga.
"Terima kasih, karena sudah menerimaku," kata Ayu, saat membantu Karin menyiapkan tempat tidur untuknya.
Karin menggelar futon (kasur lipat) di salah satu kamar di rumah itu, dan Ayu sudah tidak peduli. Mata Ayu sudah mulai berat, tubuhnya terasa limbung.
"Tidak perlu sampai seperti itu. Kau adalah keponakanku yang manis." Karin tersenyum, sambil menyerahkan gaun tidur untuk Ayu.
Karena tidak ingin mengundang kecurigaan mertuanya, saat keluar rumah tadi Ayu memang hanya membawa tas kecil. Tidak membawa baju apa pun. Karin meyakinkan Ayu agar tidak memikirkan itu, dan berjanji akan menyediakan semua keperluannya, asalkan datang ke sini.
Ayu melepaskan bajunya, tapi nyaris sudah tidak mampu. Tubuhnya benar-benar lemas oleh kantuk, dan anehnya Ayu merasa gerah, padahal suhu malam ini dingin. Ayu tidak ingat bagaimana, yang jelas dia akhirnya berbaring dan tertidur atas futon itu.
***
Hide membuka pintu kamarnya dan mengerutkan kening, karena hidungnya mencium aroma wangi yang tidak biasa. Menyengat dan kepalanya menjadi lebih ringan dengan tiba-tiba. Tapi Hide tidak bisa melihat dari mana asal aroma itu karena kamarnya gelap.
Hide tidak berpikir panjang, hanya menganggap jika aroma itu adalah pewangi ruangan yang dibeli oleh Karin. Dia membuka jas dan juga kemeja seperti biasa sambil melirik tubuh yang tertidur di atas futon. Setelah membersihkan diri, Hide menggelar futon yang lain dan berbaring di samping tubuh yang tertutup selimut itu.
Ini rutinitas biasa. Yang tidak biasa adalah aroma wangi itu, Hide merasa kepala dan tubuhnya semakin mengambang. Hide mencoba memejamkan mata, tapi tiba-tiba ada tubuh bergerak merapat.
"Kau mau apa?" Hide bertanya dengan suara serak karena mengantuk dan pusing. Tidak ada jawaban tapi terdengar suara desahan dan tubuh yang ada di sampingnya kini mengulurkan tangan dari balik selimut dan memeluk tubuhnya.
"Lepaskan!" Hide membentak, sambil menurunkan tangan yang ada di perutnya. Tapi satu detik kemudian, tangan itu kembali dan memeluknya semakin erat. Hide biasanya akan menolak dengan lebih tegas, tapi kepalanya yang seolah berkabut, membuat Hide melakukan hal yang tidak biasa.
Dia membalik wanita yang memeluknya, dan bergerak naik ke atas tubuhnya. Hide mengelus wajah wanita yang ada di bawahnya,
"Karin, ada apa denganmu?" gumam Hide. Berpikir jika wanita itu adalah Karin.
Desahan terdengar saat Hide mengelus leher dan juga merabanya, dan saat itu Hide menyadari jika sosok yang dia sentuh bukanlah Karin. Melawan pusing, Hide bangkit menghidupkan lampu. Mata Hide yang berwarna gelap melebar saat melihat tubuh yang kini terbaring pasrah-dengan baju berantakan, yang ternyata bukan istrinya.
"Ayumi?" Hideki mendesiskan nama lengkap Ayu, dengan nada tidak percaya.
"Bagaimana kau bisa ada di sini?" Hide bergumam, dengan mata nanar. Memandang Ayu yang kini menggeliat dan mencoba membuka gaun tidur yang sudah berantakan itu.
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"