/0/16314/coverbig.jpg?v=f7760b193126c15b01909383c73fff86)
Vania Clarista harus rela menukar jalan kehidupannya yang awalnya penuh kasih sayang dan harta dengan jalan yang saling bertolak belakang. Karena kekagumannya pada seorang laki-laki yang bergelar Playboy di sekolahnya telah membutakan mata hatinya. Karena kekaguman itu, ia pun dengan suka cita merelakan dirinya pada Edgar Emiliano. Bahkan dari kejadian itu Vania harus menanggung akibatnya sendiri. Vania hamil, tetapi tak mau mengecewakan keluarga yang sudah sangat menyayangi dirinya. Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk pergi dan memulai kehidupannya sendiri. Akankah Vania bertemu kembali dengan Edgar dan akan bersatu demi benih yang tertinggal di rahimnya enam tahun lalu? Ataukah Vania akan terus berjuang sendiri demi masa depannya dan anaknya?
Ujian akhir semester telah tiba, dan kini siswa-siswi dari sekolah elite dan terkenal itu bermaksud untuk menggelar acara perpisahan di salah satu rumah kediaman mereka.
(Vania, lo udah siap 'kan?)
"Udah, tunggu aja di depan," jawab Vania sembari memasang high heels di kakinya.
(Oke, buruan!)
"Iya, Bawell!"
Setelah selesai Vania langsung keluar kamarnya dan berjalan cepat menuju ke pintu depan. Namun, saat di ruang tamu ia bertemu dengan Ijah ART rumahnya.
"Loh, Non Vania mau ke mana?" tanyanya heran.
"Aku mau keluar sebentar, Mbak. Nanti kalo Mamy dan Kak Leon pulang bilang aja aku lagi cari sesuatu di luar." balas Vania sembari melanjutkan langkahnya menuju ke pintu keluar.
"Kalo Den Leon marah, gimana dong, Non?" teriak Ijah kebingungan karena Vania sudah tidak lagi memperdulikan dirinya. Ia khawatir jika Veronika ibu Vania pulang dan menemukan sang anak tak ada di rumah. Terutama Leon, sang kakak pasti akan mengamuk jika tahu sang adik pergi tanpa pamit.
"Semoga Tuhan selalu melindungi Non Vania do luar sana." gumam Ijah sembari memutar tubuhnya dan melangkah masuk ke dapur.
Sedangkan Vania kini sudah masuk ke dalam sebuah mobil Honda Brio bersama temannya Sesil.
"Elu yakin nggak bakal dicariin Kak Leon atau Mamy lu ini?" tanya Sesil khawatir sembari terus fokus pada jalanan yang ada di depannya.
IA sangat hafal watak dari keluarga Vania karena mereka sudah berteman sejak di bangku sekolah SMP.
"Udah, lu tenang aja! Mereka nggak bakalan tau, kok." jawab Vania yakin.
Bagaimana tidak yakin. Vania telah menyulap kamarnya sedemikian rupa agar sang ibu ataupun kakaknya tidak curiga dan mengira ia sudah terlelap tidur.
Vania begitu nekat untuk pergi dari rumah secara diam-diam karena ia sangat menginginkan untuk bisa menghadiri acara perpisahan siswa-siswi sekolah tempat ia menimba ilmu beberapa tahun ini.
Setibanya di tempat digelarnya pesta perpisahan tersebut Vania dan Sesil segera masuk, dan ternyata di dalam rumah itu sudah begitu banyak teman-teman mereka yang sudah hadir. Pesta itu sengaja digelar di rumah salah satu siswa dari sekolah tempat Vania dan Sisil brrsekolah yaitu rumah Anthony.
Vania dan Sisil terus berjalan semakin ke dalam dan ikut bergabung di keramaian tersebut
"Hai Vania, Sisil. Ternyata kalian datang juga. Gue kira lu berdua nggak datang," ujar Antoni menyambut kedatangan keduanya dengan suka cita.
"Datang dong, masa nggak. Ini 'kan pesta kita. Perayaan yang kita rayakan sebagai bentuk kebahagiaan kita karena seluruh teman-teman kita lulus bersama-sama, dan juga ini merupakan malam perpisahan kita. Karena setelah ini, pasti banyak di antara kita yang kemungkinan besar akan melanjutkan pendidikan di luar negeri maupun luar kota, dan ini adalah kesempatan kita untuk bisa saling memberi support, dan juga di sini kita bisa membuat kenang-kenangan yang indah agar kelak jika kita bertemu kembali akan ada kisah yang kita ceritakan. Cerita indah di masa lalu kita bersama," balas Sisil yang dengan gaya dramatisnya seperti seorang yang sedang membacakan puisi.
Melihat hal itu Vania dan Anthony tertawa terbahak-bahak karena menurut mereka Sisil terlihat begitu lucu.
Sedangkan Sisil yang merasa jengkel karena ditertawakan oleh kedua temannya itu hanya bisa mendengkus sembari memanyunkan bibirnya sebagai bentuk protes dirinya atas perlakuan dua temannya itu.
"Ya sudah, kalau begitu kalian nikmati saja pestanya! Bergabunglah bersama yang lain. Gue masih harus menunggu teman-teman yang lain agar mereka tidak merasa terabaikan berada di pesta ini. Have fun guys!" seru Anthony mempersilakan kedua temannya itu untuk masuk dan menikmati pestanya sembari melangkah pergi.
Awalnya ia adalah orang yang sangat mencintaiku sepenuh hatinya. Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan demi perubahan semakin kentara terlihat, dan dapat kurasakan. Hingga suatu hari, aku menjumpai suamiku yang katanya pamit untuk memancing ternyata ada di rumah ibuku. Ia sedang bersama dengan adik kandungku. Kejadian itu sudah sangat menggores luka di hatiku. Akan tetapi, Mas Bram telah berjanji untuk tak lagi mengulanginya. Aku ikhlas, dan menganggap kekhilafan suamiku itu karena keteledoranku sebagai seorang istri yang, 'mungkin' tidak bisa menyenangkan hatinya. Beberapa bulan berjalan,hubungan rumah tangga kami berjalan seperti biasanya. Meskipun, terasa hambar, tetapi aku tetap menjalani kewajibanku sebagai istri untuk dirinya, semua kupasrahkan juga karena ada anak yang membutuhkan perhatian kami saat itu. Hingga satu tahun berjalan, ternyata untuk kedua kalinya ia melukaiku dengan cara yang sama. Mas Bram dan adikku masih berhubungan. Semua itu terbongkar saat aku menemukan chat di handphone pribadi milik Mas Bram bersama adikku dengan kata-kata mesra dan terkesan jorok. Sudah dua kali hati terluka dengan luka yang sama. Apakah harus aku bertahan dalam rumah tangga penuh duri ini?
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Dokter juga manusia, punya rasa, punya hati juga punya birahi
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."