/0/16055/coverbig.jpg?v=74059a9ffdfdaecb548a0e2536946622)
Muhammad Aqmal Praditya seorang pemuda 17 tahun, remaja yang begitu nakal, sehingga kedua orangtuanya memasukkan dirinya kedalam asrama sekolah elit yang sangat kuno dan di kenal banyak sekali peraturan sehingga banyak anak seumuran dirinya menolak masuk ke sekolah itu. tapi sialnya, Aqmal remaja nakal ini malah di masukkan ke sana oleh orangtuanya yang sangat muak akan kelakuan dirinya yang susah sekali untuk di atur. lalau bagaimana jika dirinya bertemu dengan sesosok gadis bergaun Hitam tak lupa setangkai bunga layu yang selalu duduk di bawah pohon, bukannya merasa takut, dirinya malah tertarik pada gadis ini, sehingga dirinya dengan gencar untuk mengejarnya, tapi semakin di kejar semakin banyak ke jadian aneh dalam diri Aqmal.
"Kak, aku hamil?" ucap seorang perempuan menunjukkan lima buah testpack yang menunjukkan bahwa dirinya positif hamil.
"Tapi kita masih, masih sekolah, gak mungkin kan aku nikahin kamu dalam keadaan begini?" ucap si cowok menunduk melihat pacarnya yang menangis.
"Terus aku harus apa? Kak, aku takut ..., aku gak mau kecewain ibu sama bapak!" tangis si cewek di depan pacarnya.
"Ya udah, gugurin aja!" lantam si cowok menunduk melihat perut rata, itu. "Nanti siang kita aborsi, semua biayanya aku yang tanggung, kamu tenang aja," ujar cowok itu menangkup pipi pacarnya seolah sangat menyakinkan.
"Tapi aku takut kak, kenapa kakak gak tanggung jawab aja?" lirihnya.
Si cowok yang mendengar itu entah kenapa menjadi emosi, tapi dia tahan sejenak, lalu memeluk pacarnya dengan erat tak lupa meremas pinggangnya. "Nanti kakak, tanggung jawab kok, tapi mau ya, aborsi?" bujuk si cowok dengan nada sedih.
Wanita lugu itu mengangguk mengiyakan, niat jahat pacarnya itu, mereka berpelukan di bawah pohon belakang asrama yang cukup rimbun, si cowok melampiaskan aksi bejadnya kembali, padahal masih di kawasan sekolah.
. . .
"Kak aku takut, gimana kalo--" perkataan si cewe terputus oleh ciuman di keningnya.
"Gak, pa-pa, ada kakak, gak akan terjadi sesuatu kok, paling sakitnya juga cuma sebatas di gigit semut," jelas si cowok menggandeng tangan wanitanya.
"Ada perlu apa dek?" tanya suster yang berjaga di depan. Sebagi administrasi.
"Mau ketemu dokter Luqman, ada gak sus?" tanya si cowok berbisik.
"Oh ada di ruangannya, masuk aja dek!" suruh si suster.
"Makasih sus," jawabannya hanya di balas angguk kan oleh suster itu. "Ayo sayang?" ajaknya.
Si suster yang melihat gadis polos itu merasa kasihan, dia tidak bodoh untuk tidak tau masalah kedua anak remaja itu, karena setiap orang yang datang ke sini pasti untuk melakukan aborsi atau menghilangkan bayi yang baru berbentuk.
"Kak aku takut, pulang aja yuk!" rengek si cewek melihat lorong rumah sakit yang semakin menyeramkan di tambah suara bisikan aneh yang selalu hinggap di telinganya, beserta di iringi suara teriakan dan tangisan seorang bayi.
"Diam!" sentak si cowok, merasa geram dengan rengekan ceweknya.
. . .
Si cewek di baringkan di atas ranjang rumah sakit, wajah paniknya tidak bisa menutupi rasa takutnya melihat dokter pria itu yang begitu menyeramkan di matanya, dia di suruh mengangkang dokter pria itu sudah siap dengan sarung tangan miliknya.
Tangan dokter itu perlahan-lahan masuk ke dalam kemal*an si cewek yang sudah menangis takut. "Tolong keluarkan itu sakit!" teriaknya semakin keras karena tangan dokter itu semakin dalam selangkangannya seakan terasa di belah, si cowok yang melihatnya merasa tak tega.
"Dok, udah dok, pacar saya kesakitan!" sentaknya mencoba mengeluarkan tangan dokter itu, tapi yang ada dirinya malah di hempaskan.
"Akhh ....!" teriakan si cewek semakin keras memenuhi ruangan gelap itu dan terlepasnya janin yang baru tumbuh beberapa minggu itu, dia merasakan sakit yang luar biasa, sehingga membuatnya pingsan di tempat.
Si cowok yang terjatuh segera bangkit lalu membayar semuanya, dia sempat melirik gumpalan daging itu, sekelebat hatinya merasa kasihan tapi dia kembali sadar lalu membawa wanitanya yang tengah pingsan tanpa mengelap darah yang masih terus mengalir di area kemal*an si wanita.
. . .
"Semalam Lo kemana aja Wil?" tanya temannya.
"Tau lah, gue pergi bentar!" jawab si Willan.
"Bentar pala Lo! Pasti abis ngapel kan sama si Sulas?" tanyanya lagi.
"Tau aja Lo!" ketawa Willan.
"Tadi gue liat si Sulas ke kamar mandi, kok jalannya kek abis anu ya?" tanyanya melirik Willan dengan pandangan menggoda.
"Abis gue gempur semalam makanya jalannya kek gitu." jawab Willan yang di hadiahi ketawaan oleh teman-temannya, padahal ucapannya bertolak belakang dengan yang di ucapkan.
"Masih sakit?" tanya Willan pada sang kekasih.
Bibir Sulas begitu pucat pasi, dari semalam perut dan selangkangannya begitu sakit, dia bahkan menangis semalaman. "Hah, sakit Willan, kalo tau begini mending aku memilih malu seumur hidup dari pada membunuh darah daging sendiri dengan begitu keji!" sahut Sulas mengingat saat dirinya aborsi tangan dokter itu dengan ganas berkeliaran di dalam perutnya menarik buah hatinya.
Willan yang mendengar itu mendengus geli, lalu pergi tak mau melihat wajah Sulas, dia sangat muak, biarlah wanita itu mati kesakitan, Willan tidak peduli, toh dirinya juga tidak akan mau menikahi Sulas karena siapa yang mau, pasti punya Sulas tidak sebagus dulu, apalagi setelah di masuki tangan yang begitu besar, sudah pasti alat kemal*an Sulas sudah rusak.
. . .
Malam harinya Sulas tidak bisa tidur karena lagi-lagi rasa sakit itu kembali datang, Sulas bangun gaun hitam miliknya sudah bau amis karena darah tak berhenti keluar dari area kemal*annya Sulas akan pergi ke kamar mandi, tepat saat melewati pohon beringin tempat biasa dia bertemu dengan Willan dari arah samping Sulas mendengar suara desahan seorang wanita dan laki-laki tengah beradu alat kelamin.
Sulas menangis saat tau bahwa laki-laki yang tengah beradu di bawah pohon beringin itu adalah Willan kekasih yang sangat dia cintai. "Willan ...," gumam Sulas lirih menangis melihat kekasihnya.
Willan yang terpejam menikmati gempuran itu membuka matanya melihat ke arah depan yang di sana Sulas berdiri dengan wajah pucat beserta darah mengalir di kedua kaki putihnya.
"Sulas ...!" lirih Tania melirik ke arah Sulas yang sudah menangis, dia merasa terkejut karena perbuatannya kepergok oleh sahabatnya sendiri, tapi bukannya merasa bersalah dia malah melanjutkan acara gempurannya seolah Sulas tidak ada di sana.
"Kalian jahat! Dasar manusia biadab! Aku bersumpah akan membalas semua ini!" teriak Sulas di tengahnya malam, beserta desahan kedua remaja itu.
Hujan angin berdatangan silih berganti di tengah hujan deras itu kedua anak remaja tengah menggali lubang sedalam mungkin untuk mengubur Sulas yang masih bernafas dengan baik, untuk menutupi perbuatan bejad mereka selama di sekolah.
. . .
Lima tahun kemudian ....
"Dari mana saja kamu anak nakal!" teriak sang ibunda menarik telinga anak remajanya yang suka kelayapan mencari janda.
"Aduh Bun, udah Bun, telinga Aqmal putus Bun, akhh!" teriak anak remaja itu, menerima cubitan ganas milik Kanjeng ratu.
"Ikhh ....!" kesal sang ibunda merasa gemas dengan kelakuan putra bungsunya ini, sudah di ingatkan jangan terlalu kelayapan tapi ini anak tidak pernah mendengar omongannya. "Ayah hukum anaknya yah, bunda capek!" teriaknya lalu pergi dari ruang tamu megah itu.
"Bunda jangan tidur dulu, ayah mau bicara sesuatu, duduk dulu sini!" pintanya pada sang istri yang hendak masuk kamar.
"Aqmal ..., melihat kelakuanmu belakangan ini dengan terpaksa ayah akan memasukkan kamu ke asrama, ayah akan menetapkan kamu di sana hanya satu tahun, lalu setelah itu kamu bisa pulang, tapi jika sikapmu tidak berubah-rubah ayah sama bunda lepas tangan," beritahu sang ayah dengan nada lembut sebagimana dia mendidik anak-anaknya supaya otak anaknya tidak rusak.
"Yah, Aqmal janji deh gak nakal lagi, tapi jangan masukin Aqmal ke asrama Aqmal gak betah di sana, ayah ...." rengekannya pada sang ayah, jika orang lain ibunya yang sangat lembut berbeda dengan Aqmal ini malah kebalikannya ayahnya justru selembut sutera sedangkan sang bunda malah seperti macan betina sangat galak.
"Cuma satu tahun kok nak, nanti kamu bisa kok mengunjungi kami setiap tiga bulan sekali," jelas sang ayah.
"Bunda .... Jangan masukin Aqmal ke asrama bunda, Aqmal gak bisa jauh dari kalian!" rengek Aqmal yang hampir menangis tak mau di masukkan ke asrama, dia tidak bisa jauh dari kedua orangtuanya, walaupun sang bunda begitu galak seperti macan tapi rasa sayang sebagai anak tidak bisa berbohong, di tambah dia akan berjauhan dari kedua saudaranya perempuannya itu.
. . .
Bagaimana part ini gaes? Belum muncul hantu! 🗿🙏😂
Bell sekolah sudah berbunyi dan kelima sekawan itu segera beranjak pergi untuk pulang, tapi satu dari mereka tidak ikut karena hari ini jadwal dia piket. "Hati-hati Lo Yuna ada kuntilanak nanti di sini!" kata salah satu sahabatnya dengan menakut-nakuti diri. "Bangke lu, gak usah nakut-nakutin gue deh kamvret! Gue gibeng juga lu pake nih bangku guru!" keselnya hendak mengambil bangku guru yang berada di dekat dirinya. "Kabur....!" mereka berempat berlari pergi meninggalkan Yuna sendiri, sebenarnya sih teman piket Yuna lagi kerung guru buat ngurus sesuatu makanya dia di sini sendiri. "Oh ya, Yun nanti jangan lupa datang ya ke taman kita ngumpul di sana, mumpung besok libur!" teriknya lalu kembali pergi. * * * * Sesuai perjanjiannya tadi di sekolah kini kelima gadis sengklek bin gila ini mereka duduk di bawah pohon buat ngadem karena cuaca sore ini sangat panas apalagi ini kan masih jam tiga. "Kita main kemana nih? Bosen gue, perasaan nih taman sepi amat dah?" "Ehh, btw nih anak tumben pake rok pendek," ujarnya sambil mencingcing rok pendek warna coklat itu hingga tangannya di tepis. "Yee, anjir lu ngapain sih Cok, risih bangke!" semprot sang pemilik rok. "Bangke, gue kan cuma megang anjir!" elaknya. "Megang apaan asu, untung lu cewe kalo cowo udah gue hajar lu ampe pingsan!" ketus Nia. "Udah lah kak, jangan ribut Mulu?" lerai sang adik yakni Azzara. "Tuh dengerin kata adek lu, rempong!" ejek Ari menatap Nia menantang seolah mengajak gelut. "Ape lu anjir, biasa aja dong matanya! Mau gue colok lu hah!?" ngegas Nia hingga membuat kedua perempuan itu pusing. "Udah lah anjing jangan pada ribut, pusing gue dengernya!" sentak Hana lalu pergi ke pedagang ceker dan memesannya dia sungguh sangat badmood untuk meladeni kedua kucing dan tikus itu. "Woy! Sini asu, ngapin bengong, sini lah makan, adu bacot butuh tenaga setan!" teriak Hana hingga pedagang itu kaget, mendengar teriakan membahana dari si gadis berpipi bulat yakni si Hana. "Astagfirullah kaget!" kata si pedagang ceker itu. "Ceker bang lima ribu-lima ribu, lima porsi ya?" "Iya neng." "Bangke teriaknya kek manggil setan bangun aja tuh toa!" gumam Ari. "Udah yuk kesana." Lalu mereka berempat pergi menuju hanya yang sudah stay di bawah pohon deket si pedagang sambil menunggu ceker pesanannya. "Lo udah pesenin kita belum?" tanya Nia lalu duduk di dekat Hana. "Udah, kalian tinggal bayar aja," "Bused, gue kira di traktirin tadi!" "Yaelah... ngab bayar sendiri lah... ini aja sisa bayar SPP sekolah gue yang udah nunggak anjir!" jelasnya. "Ya udah lah ya." Mereka berlima pun memakan ceker yang di beli masing-masing lalu berjalan mengelilingi taman yang sudah mulai ramai dengan anak remaja, ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak, yang lagi piknik sore (emot batu) Kelima perempuan ini bukan berasal dari keluarga kaya raya mereka sama saja seperti kita kadang susah kadang senang karena ada duit! Dan rata-rata orang tua mereka ada yang kerja jadi tani, kuli dan lain sebagainya. Arinia Devazila gadis remaja 16 tahun ini baru menduduki kelas 12 SMA bukan karena jalur akselerasi atau semacamnya tapi karena orang tuanya saja yang terlalu cepat memasuki anaknya ke sekolah SD walaupun nilainya sering rendah tapi Alhamdulillah pas masuk SMP dia sering dapat juara kelas. Walaupun namanya agak laki tapi dia ini perempuan dan dari itu dia menggunakan kerudung untuk menutupi rambut panjangnya. Hana Nafisah gadis remaja 17 tahun sekelas sama Ari. Hana memiliki rambut bergelombang dengan pipi chubby ala dirinya yang sangat menggemaskan tapi ngeselin tapi ngangenin juga! Aaa.... Kiyowo! Putriana Nisha gadis ini juga seumuran dengan Hana, Nisha lebih suka di panggil Nia karena parasnya yang cantik dengan pipi tirus sedikit berisi dengan rambut pirang, sepunggung miliknya. Azzara Aziva saudara dari Nisha atau Nia tapi beda Azzara dia memiliki rambut hitam sepinggang dan wajahnya agak bulet Azzara ini adik dari Nia dan dia baru berusia 15 tahun dan masih kelas 11 SMA banyak dari teman sekolahnya yang tidak percaya bahwa dia ini bersaudara sama Nia karena tidak ada mirip-mirip nya bukan karena jelek mereka sama-sama cantik tapi ya itu mereka berdua ini tidak ada mirip-mirip nya sama sekali! Yang terakhir Kim Yunna orang Korea asli tapi pindah ke Indonesia karena usaha bapaknya bangkrut jadi dia memilih pindah ke Indonesia dan menetap di sini, si Yuna ini paling suka di candain tes keriuk sama si curut empat ini. Di antara mereka berlima hanya Yuna yang beragama Kristen yang lain Islam semua tapi itu tak jadi permasalahan yang penting kita akut saja. Yuna memiliki rambut yang pendek seperti Lisa blackpink di tambah kulitnya yang putih dan itu sangat cantik.
Menjadi putri terbuang tidaklah enak, itulah yang sedang di alami oleh Vanessa, dia harus memasuki tubuh anak Duke di kerajaan besar tetapi nasibnya begitu tidak menguntungkan. Gadis remaja 20 tahun itu berjalan menyusuri trotoar sambil melihat kiri-kanan berharap ada angkot atau taksi karena waktunya sekarang begitu mepet. "Aduh, kok tumben gak ada kendaraan yang lewat!" gusar Vanessa hendak pergi menyebrang, tetapi sebuah truk tangki BBM melaju dengan kencang, menabrak tubuh Vanessa hingga terseret beberapa meter. Jelas sudah bentuk tubuh Vanessa sudah tidak berbentuk bahkan kepalanya hampir putus, para warga dengan cepat keluar dari toko, rumah, mereka untuk melihat keadaan Vanessa yang sangat mengenaskan.
Gadis 18 tahun itu harus menelan pil pahit saat dirinya harus hidup Luntang-lantung di dunia orang tanpa sanak saudara.
Saling jatuh cinta memang tidak salah, tetapi bagaimana jika kamu menyimpan perasaan terhadap adik tirimu sendiri? pilihan yang begitu sulit, menjauh? tak mungkin karena mereka tinggal di atap yang sama. dengan cinta dan perasaan yang membuncah membuat kedua remaja itu harus menjalin kasih, dengan si perempuan yang di paksa oleh si lelaki untuk menerima dirinya dengan sikap dominan yang dirinya keluarkan! "terima, atau kakak perk*sa kamu di sini?" Ancaman yang bukan main, jika menolak dirinya akan habis bersama kakak tirinya, dirinya begitu sial kenapa keberuntungan tak pernah berpihak kepadanya? "kak, kita ini saudara, seharusnya ini tak boleh terjadi--" "tiri! ingat itu, kita hanya saudara tiri, jadi tidak ada larangan untukku tak menjalin sesuatu yang spesial bersamamu!" seringai yang begitu menakutkan sehingga membuat dirinya lemas tak berdaya, ya tuhan tolonglah gadis kecil ini, dirinya begitu tersiksa dengan kelakuan Abang tirinya! apakah dirinya harus menerimanya atau menolaknya? huh ... pilihan yang begitu sulit!
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
Amora Nouline selalu dibanding-bandingkan oleh sang ibu dengan kakak perempuannya sendiri bernama Alana Nouline! Dalam hal apapun Alana selalu unggul dari Amora, membuat sang Ibu lebih menyayangi Alana dibandingkan dengan Amora. Ketika dihadapkan dengan posisi sang ayah yang sakit parah dan memerlukan biaya rumah sakit yang tidak sedikit, Ibu dan kakak Amora sepakat untuk membujuk agar Amora menjual dirinya demi pengobatan sang ayah. Dengan hati teriris perih, terpaksa dan penuh ketakutan, Amora akhirnya menuruti keinginan ibu dan kakaknya demi kesembuhan sang ayah! Sialnya, malam itu laki-laki yang membeli Amora adalah seorang mafia dingin yang meskipun wajahnya teramat tampan namun wajah itu terlihat sangat menakutkan dimata Amora.
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Kehidupan Leanna penuh dengan kesulitan sampai Paman Nate-nya, yang tidak memiliki hubungan kerabat dengannya, menawarinya sebuah tempat tinggal. Dia sangat jatuh cinta pada Nate, tetapi karena Nate akan menikah, pria itu dengan kejam mengirimnya ke luar negeri. Sebagai tanggapan, Leanna membenamkan dirinya dalam studi andrologi. Ketika dia kembali, dia terkenal karena karyanya dalam memecahkan masalah seperti impotensi, ejakulasi dini, dan infertilitas. Suatu hari, Nate menjebaknya di kamar tidurnya. "Melihat berbagai pria setiap hari, ya? Bagaimana kalau kamu memeriksaku dan melihat apakah aku memiliki masalah?" Leanna tertawa licik dan dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya. "Itukah sebabnya kamu bertunangan tapi belum menikah? Mengalami masalah di kamar tidur?" "Ingin mencobanya sendiri?" "Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik bereksperimen denganmu."