/0/15585/coverbig.jpg?v=9a55967727cd1efd0df1c696a1a4941a)
Nadya Aira Khairi adalah seorang gadis cantik yang memiliki lesung pipi, hidung mancung, mata sipit dan bentuk bibir yang tipis. Sehingga menambah nilai plus pada dirinya. Ia bersekolah di SMA International Jakarta. Baru saja Nadya menduduki tengah semester. Ayahnya menyuruh Nadya pindah ke pesantren Sabilunnajah Bandung. Nadya terpaksa menerima tawaran Ayahnya. Jika tidak, semua fasilitas yang diberikan kepadanya selama ini akan dicabut oleh Ayah Nadya. Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang ustadz muda tampan, sholeh, paham agama dan humoris membuat hidupnya berubah 180° celcius. Ya, dia Adnan Khairi Al-Haqqi anak pemilik pesantren tersebut. Namun siapa sangka? Seorang ustadz itu sudah memiliki calon istri? Bagaimana Nadya menyikapi hal tersebut?
"Mencintaimu membuatku candu, dan memilikimu rasanya tak mungkin."
-Nadya Aira Khairi-
Pagi-pagi sekali, Nadya sibuk memasak dengan wajah yang sangat ceria, entah untuk siapa dan untuk apa. Sejak subuh Nadya sudah memperiapkan segala keperluannya untuk sekolah. Nadya menyiapkan kotak bekal doraemon berwarna biru. Nadya menumpahkan nasi goreng kedalam kotak bekal yang sudah disiapkan tadi.
"Hay Bun, selamat pagi, Nadya lagi buat sarapan." sapa Nadya pada Sinta, Ibu kandungnya.
"Sarapan untuk siapa?" Sinta bertanya, karena merasa heran dengan tingkah Nadya.
"Untuk seseorang hehe," balas Nadya menyengir.
Sinta menggeleng-gelengkan kepalanya, sembari tersenyum hangat.
"Pacar kamu?" tebak Sinta heran.
"Bukan." Nadya menyengir kembali.
"Terus?" tanya Sinta sekali lagi, dengan mata curiga.
"Hehe gebetan." jawab Nadya sambil cengengesan.
Sinta menepuk jidatnya, tumben sekali anaknya menyukai seseorang, biasanya ia tak pernah bercerita apapun perihal orang yang ia suka.
"Ya Allah, nih anak kirain apaan. Ternyata ...," Sinta terkekeh dengan tingkah laku Nadya.
"Udah ya keburu telat Bun, Nadya berangkat, assalamulaikum." Nadya mengecup pipi Sinta, sembari berpamitan pergi ke sekolah.
"Wa'alaikummussalam, hati-hati." Sinta berteriak pada Nadya.
Nadya Aira Khairi adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang saat ini menaiki bangku kelas 3 SMA. Dia berasal dari keluarga konglomerat. Nadya juga memiliki tiga sahabat yang begitu tulus.
Saat ini Nadya tengah berada di ruangan kelas SMA International Jakarta. Setelah menyimpan tasnya, Nadya sengaja berkeliling untuk menghilangkan rasa bosannya. Nadya celingak-celinguk tidak jelas, seolah-olah mencari seseorang. Atau memikirkan seseorang? Entahlah akhir-akhir ini Nadya sibuk berperang dengan isi kepalanya sendiri.
"Nadya, lo kemana aja? Kita berkeliling nyariin lo, tau-tau ada di rooftop." kata silvia sahabat Nadya.
"Iya nih, gue sampe pusing." ujar Sandra terlihat lelah.
"Lain, kali kabarin kita Nad." sahut Dinda.
"Oo, ya! Gue ada berita bagus lho." Mira tersenyum penuh arti.
"Kalian kagak usah khawatir, gue baik-baik aja. Oo, ya! Apa berita bagusnya?" mata Nadya berbinar cerah, mungkin kabar ini yang Nadya tunggu-tunggu.
"Ayo ikut gue." Sandra mengajak Nadya, pergi dari rooftop entah untuk apa.
Sementara itu, seorang laki-laki most wanted yang menggerkan seluruh sekolah. Yang tak lain Kevin Arya Diva. Sedang asik-asiknya bermain gitar bersama teman-temannya, ia harus bertemu Nadya, perempuan yang tak habis-habisnya mengejar Kevin.
"Bro, gimana buat tugas kelompok nanti? Lo udah siapin, drum box, gitar nya kan?" tanya Kevin pada teman-temannya.
"Yoi mamen, beres semua cuy." kata Rizky, yang terlihat bersemangat.
"Bro, itu bukannya Nadya? Kayaknya mau nyamperin lo deh." Revan melihat Nadya berjalan kearah Kevin.
"Santai bro, jangan emosi." Teddy menepuk pundak Kevin.
Kevin memicingkan matanya kesal, mau apalagi gadis itu? Ia tak bosan apa mengejar-ngejar dirinya?
"Noh, si Kevin, samperin gih sana." Sandra menunjuk Kevin dan teman-temannya.
Nadya memberanikan diri membawa memberikan kotak bekal makanan yang ia buat susah payah dari subuh. Nadya berjalan dengan senyum mengembang. Kevin tak mengerti, mengapa Nadya tersenyum sangat manis dengan lesung pipinya. Sudahlah sadar Vin, lo nggak suka sama Nadya. Kevin melipat kedua tangannya didada.
"Halo ayang Evin, kangen sama Nadya nggak?" Nadya mengedipkan sebelah matanya.
"Najis gue." Kevin memutar bola matanya malas.
"Iih, ayang nggak boleh kasar." Nadya pura-pura cemberut.
"Lo, mau ngapain kesini?" tanya Kevin to the point.
"Nih, aku bawa bekal buat kamu, jangan lupa di makan ayang." sekali lagi Nadya tersenyum manis dengan lesung pipinya.
"Gue, nggak butuh makanan lo, bawa pergi aja sana." Kevin berbicara dengan ketus.
"Kok gitu sih ayang!" Nadya terkejut dengan perkataan Kevin.
"Bacot," umpat Kevin.
Kevin Arya Diva, most wanted SMA International Jakarta. Ketampanannya bak dewa yunani, dia berasal dari keluarga konglomerat, saat ini ia menempati bangku kelas 11 usia dia 18 tahun tepat satu tahun diatas Nadya.
Nadya berusaha membujuk Kevin untuk menerima kotak makan doraemon. Dengan terpaksa Kevin menerimanya. Tapi bukan untuk mekannya. Melainkan membuang makanan tersebut kedalam tong sampah.
"Yaudah sini, mulai sekarang lo nggak usah repot-repot siapin sarapan buat gue!" Kevin mengambil kotak bekal makanan tersebut. Lalu Kevin membuangnya kedalam tong sampah.
Spontan senyum Nadya yang tadinya cerah, perlahan hilang. Tak lupa dengan matanya yang berkaca-kaca. Nadya memandang kotak bekal kesayangannya didalam tong sampah. Kecewa? Banget!
"Ke-kevin kok jahat banget sih! Padahal Nadya bangun subuh, buatin nasi goreng cuman buat Kevin, Nadya benci sama Kevin!" kata Nadya, dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.
"Bodo amat, gue enggak peduli. Mulai sekarang jauihin gue! Gue risih dideketin cewek kayak lo!" bentak Kevin dengan kata-kata pedas. Murid-murid termasuk sahabatnya, yang msnyaksikan kejadian tersebut, menatap Nadya sendu. Kevin memang brengsek, tapi baru kali ini sahabatnya melihat Kevin membentak wanita. Apalagi jika wanita itu Nadya.
"Jahat lo Vin, bisa nggak sedikit lo menghargai perasaan Nadya? Udah cukup puas lo, buat Nadya menderita," ucap Silvia sinis ke arah Kevin.
"Banci lo!" Dinda mendorong pelan dada Kevin.
"Asu lo Vin!" Mira berteriak kasar.
Nadya tak bisa berhenti menitikan air matanya. Nadya hanya butuh menengkan pikirannya sendiri. Nadya hanya duduk terdiam menatap awan yang cerah. Apa dia yang bodoh? Atau Kevin yang tak pernah mau membalas perasannya. Sakit ya? Mencintai sendirian. Ah sudahlah! Ini bukan pertama kalinya Nadya mengalami hal seperti ini. Nadya berharap ada seseorang yang benar-benar mencintai Nadya dengan tulus.
"Nad, udah dong jangan nangis, lo kan masih punya kita." Silvia berusaha menenangkan Nadya.
"Lo, itu cewek kuat Nad, gue tahu lo sakit hati atas perlakuan Kevin. Tapi, bukan berarti lo harus menyerah Nad! You're strong women." Dinda menyemangati Nadya.
"Pokoknya, kita bakalan selalu ada buat lo." Mira tahu Nadya pasti bisa melupakan Kevin, lambat laun Nadya pasti akan mengerti.
"Thankyou guys, kalian bestie gue yang terbaek." uacap Nadya, mereka berempat berpelukan layaknya teletubis.
Masih ditempat yang sama, Kevin terdiam membisu, memikirkan perkataan Nadya dan teman-temannya. Ia seharusnya tak sekasar tadi. Tiba-tiba Kevin dikejutkan oleh pertanyaan Revan yang meluncur begitu saja.
"Woy, Vin kenapa lo buang makanannya Nadya?" tanya Revan dengan antusias.
"Suka-suka guelah, napa? Lo suka sama dia?" kini giliran Kevin bertanya balik pada Revan.
"Bukan urusan lo!" Revan mengalihkan pembicaraan Kevin.
"Terus ngapain lo masih berdiri di sini?" Kevin tak suka jika Refan terus membahas Nadya.
"Gue cuman nasehatin lo Vin, jangan sampai lo kehilangan seorang perempuan yang tulus sama lo." Revan berlalu, sembari menepuk bahu Kevin.
Kevin berjalan menuju danau belakang sekolah, kevin berteriak frustasi.
"Argh, kenapa cinta harus serumit ini? Gue nggak butuh lo Nadya!" Kevin melempar batu kerikil ke dalam danu tersebut. Kevin menjambak rambutnya kesal.
"Yakin lo? Nggak butuh Nadya? Nanti nyesel lo." Rizky mencoba menggoda Kevin.
Silahkan tinggalkan jejak
Instagram :@daisylova04
Wattpad:Oviicans
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."