/0/15576/coverbig.jpg?v=ae7c86108849a540d4251fae51083754)
"Bayi kita butuh ASI dari ibunya. Aku mohon." Ryan menggendong bayi perempuan mereka dalam buaian. Untuk ke sekian kali ia meminta. Nisa masih terbaring di atas brankar. Ketika Ryan menaruh bayi itu di sampingnya, Nisa memalingkan wajah ke dinding. Rasanya tidak sudi melihat bayi mungil itu. Dia tidak pernah menginginkan bayi itu lahir. Bahkan jika bisa, dia ingin bayi itu tiada sejak dalam kandungan. Namun segala upaya yang dilakukan, tak ada yang berhasil. Janin itu malah tumbuh subur di rahimnya. "Nis, kamu ibunya. Tolong, berikan dia ASI," bujuk Ryan sembari mengelus pipi bayi perempuan yang cantik itu. "Sekali aku bilang enggak. Itu berarti enggak," tolak Nisa. "Dia butuh kamu, ibunya." "Tapi aku enggak butuh dia. Aku enggak pernah ingin dia hadir di hidupku." "Kamu boleh membenciku, tapi tidak dengan Zohrah."
Bab.1 Pupus Sebelum
Mekar
"Bayi kita butuh ASI dari ibunya. Aku mohon." Ryan menggendong bayi perempuan mereka
dalam buaian. Untuk ke sekian kali ia meminta.
Nisa masih terbaring di atas brankar. Ketika Ryan menaruh bayi itu di sampingnya, Nisa
memalingkan wajah ke dinding. Rasanya tidak sudi melihat bayi mungil itu.
Dia tidak pernah menginginkan bayi itu lahir. Bahkan jika bisa, dia ingin bayi itu tiada sejak dalam kandungan. Namun segala upaya yang dilakukan, tak ada yang berhasil. Janin itu malah tumbuh subur di rahimnya.
"Nis, kamu ibunya. Tolong, berikan dia ASI," bujuk Ryan sembari mengelus pipi bayi perempuan yang cantik itu.
"Sekali aku bilang enggak. Itu berarti enggak," tolak Nisa.
"Dia butuh kamu, ibunya."
"Tapi aku enggak butuh dia. Aku enggak pernah ingin dia hadir di hidupku."
"Kamu boleh membenciku, tapi tidak dengan Zohrah."
Nisa menoleh. Sudut bibirnya terangkat. Bahkan nama bayinya saja, dia baru tahu detik itu. Delapan belas jam sudah bayi perempuan itu lahir di dunia. Hadir di tengah-tengah pernikahan yang tak pernah diinginkan sebelumnya.
"Kenapa? Kamu lupa siapa nama bayi kita?" Ryan bertanya setengah mengejek.
"Kapan kamu kasih tahu nama bayi ini sama aku?" Nisa bangun. Duduk di samping bayi
itu.
Ryan mengepalkan tangan. Sejak awal kelahiran bayi itu, dia sudah memberi tahu pada Nisa. Benar, mungkin rasa benci telah menutupi hati istrinya. Hingga mudah bagi wanita berparas cantik itu melupakan nama bayi mereka.
Zohrah Kirana nama yang diberikan Ryan untuk bayi perempuan itu. Cahaya dari Venus begitulah kira-kira artinya. Ryan ingin kelak bayi itu menjadi penerang, pembuka jalan untuk hubungannya dengan Nisa.
Memberi terang kala senja membayang. Memancarkan cahaya kala malam menjemput. Serta menjadi pelita ketika badan tertimbun tanah.
"Zohrah Kirana. Jangan lupa nama itu!" Ryan menatap lekat ke dalam manik mata Nisa.
"Zohrah. Planet Venus. Bintang kejora, kesukaan kamu."
Mata itu berembun. Dengan gerakan cepat, tangan Nisa menghapusnya. Pandangannya
beralih pada sosok tubuh mungil di sampingnya. Mengelus lembut dan penuh perasaan setiap bagian tubuh bayinya.
Bohong, jika dia bilang tidak mencintai bayi itu. Bagaimana pun Zohrah terlahir dalam
keadaan suci. Meskipun kehadirannya karena kekhilafan antara dua insan yang tengah terbuai rayuan dosa.
"Kamu bisa kasih dia susu formula," saran Nisa. Walau bajunya basah karena ASI yang terus keluar, dia tetap tidak ingin memberikan pada Zohrah. Setetes pun tidak.
"Tidak. Susu terbaik untuknya adalah ASI dari kamu, Nis."
Nisa menggeleng cepat. Mereka sudah sepakat akan berpisah setelah Nisa melahirkan.
Lagi pula, pernikahan yang dijalani juga tidak atas dasar cinta. Jika sampai memberikan ASI, mungkin dia akan terikat selamanya dengan bayi itu. Dan dengan Ryan pastinya.
"Aku akan balik ke Jogjakarta dalam waktu dekat." Nisa mengangkat tubuh mungil Zohrah. Menyerahkan lagi pada Ryan.
"Tunggu sampai masa nifas kamu selesai. Bertahanlah sebentar lagi. Demi Zohrah. Mau kan?"
"Enggak." Nisa menolak. "Bilang saja sama anak kamu, ibunya sudah tiada."
"Sebentar saja. Perbaiki hubungan kita. Perbaiki pernikahan kita."
"Dari awal hubungan kita sudah salah. Apa yang harus diperbaiki?"
Sejak masuk fakultas yang sama dan bertemu secara tidak sengaja. Keduanya menjadi dekat. Mereka menasbihkan hubungan yang terjalin dengan nama persahabatan.
"Harusnya kita enggak pergi malam itu," sesal Nisa. Pikirannya terbang pada kejadian ulang tahun Ryan sembilan bulan yang lalu. Mereka merayakan di Puncak bersama teman-teman satu geng.
"Jangan menyesali apa yang sudah terjadi."
Haruskah dia tidak menyesal setelah menyerahkan diri kepada Ryan? Bujuk rayu nan syahdu terlalu memabukkan pada malam dingin itu. Tunduk pada jebakan yang membuatnya tersungkur dalam limbah kenistaan. Ketika iman tak kuasa menahan gejolak yang membuncah,
akhirnya lepas sudah mahkota itu. Yang dijaga sepanjang waktu, untuk suaminya kelak.
"Kamu enggak nyesal membuat hubungan kita jadi begini? Dulu kita dekat, sangat dekat, Ryan. Tapi kamu hancurin persahabatan kita."
"Berapa kali aku harus minta maaf?"
"Enggak perlu. Sudah cukup permintaan maaf kamu. Aku bosan."
"Kamu membenciku?"
"Aku benci dengan keadaan kita. Tujuh bulan kita tinggal satu atap. Tapi kita bagai dua orang asing. Aku benci dengan kehamilan aku. Aku benci dengan bayi kita."
Nisa meniupkan udara kering ke matanya yang berair. Berharap agar genangan itu tak turun membelah pipi. Namun percuma, air mata luruh sudah dan menganak sungai.
Ryan tak kalah menyesal. Selama ini dia menghindar karena merasa bersalah. Sengaja tak mengacuhkan Nisa, agar wanita itu membencinya. Berharap Nisa bisa kembali pada tunangannya yang sedang meraih pendidikan di Singapura.
"Maaf sudah membuat masa depan kamu hancur," sesal Ryan. Dielus lembut puncak kepala Nisa.
"Kamu tahu masa depan aku apa?" Nisa menangkis tangan Ryan.
"Agung. Menikah dengan pria itu adalah impian kamu. Kalian akan punya anak-anak yang lucu. Yang terlahir karena memang diinginkan oleh kedua orang tua mereka." Ryan mencium pipi Zohrah dalam gendongannya. "Maafkan Papa ya, Nak."
"Ya benar! Tepat sekali. Masa depanku adalah Agung. Oleh sebab itu, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?" Nisa menunjuk ke arah pintu, "pintu keluar di sana, Yan."
♧♧♧
GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR MENGANDUNG KONTEN DEWASA 21+++. YANG MASIH KECIL MINGGIR DULU YA! Deskripsi Bercerita tentang seorang wanita cantik bernama Renata Adinda, yang dijodohkan dengan Mehesa Adi Sanjaya. Sejak pernikahan mereka, Adi tidak pernah melihat Renata sedikitpun atau menganggapnya sebagai seorang istri. Perhatian dan kebaikan yang Adi berikan untuknya hanya karena status mereka sebagai suami istri. Adi tidak pernah memberikan nafkah batin dan biologis untuk Renata. Bahkan tidur dalam satu ranjang pun tidak. Akhirnya datang seorang pria gagah dan tampan, yaitu kakak Adi bernama Ryota Anggara, atau sering disebut bang Rio. Ia tertarik dengan Renata dan mengetahui keadaan rumah tangga Renata dan adiknya yang hanya penuh dengan keterpaksaan. Akhirnya Rio mendekati Renata dan terjadilah hubungan terlarang antara mereka. Bagaimanakah kelanjutan hubungan terlarang antara adik ipar dan kakak ipar ini? Apakah mereka sanggup bertahan, atau malah berpisah? Ikuti saja kelanjutan kisahnya yang akan update disetiap harinya ya!
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Bima tak menyangka, jika seorang gadis yang dia tolong seminggu yang lalu akan menjadi ibu susu anaknya. Dia adalah Jenny, seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang masih berstatus pelajar SMA. Namun, entah alasan apa, diumurnya yang masih terbilang muda gadis itu sudah mengandung. Apa mungkin karena salah pergaulan? Atau justru memang dia sudah menikah? Semakin lama dilihat, Jenny semakin mempesona. Hingga membuat seorang Bima Pradipta yang masih berstatus suami orang menyukainya. Dan suatu ketika, sebuah insiden kesalahan pahaman membuat keduanya terpaksa menikah dan menjadikan Jenny istri kedua Bima. Akankah pernikahan mereka abadi? Lalu, bagaimana dengan Soraya istri pertama Bima? Akankah dia terima dengan pernikahan kedua Bima? Atau justru dialah yang terlengserkan? “Setelah kita menikah, aku akan menceraikan Raya, Jen!” Bima~ “Kalau begitu Bapak jahat namanya, masa Bu Raya diceraikan? Aku dan dia sama-sama perempuan, aku nggak mau menyakitinya!” Jenny~
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?