/0/14158/coverbig.jpg?v=2e5f537e9face34f08ec121ebbdf97fd)
Imas di kenalkan dengan laki-laki pedagang ikan cupang, dia adalah Abyasa. Perkenalan ini karena Kakak tirinya, Sandra ingin menjodohkannya. Tapi, tujuannya itu agar hidup Imas menderita. Karena ekonomi mereka serba kekurangan, Sandra tidak akan memperkenalkan Imas dengan laki-laki mapan dan kaya. Apakah Imas menerima perjodohan dari Sandra? Dan setujukah Abyasa di jodohkan?
"Ikan cupang! Ikan cupang seribuan!" Seorang pria berteriak mempromosikan jualan ikan cupang kelilingnya. Di tengah teriknya matahari siang, ia tetap bekerja dan tidak mengeluh lelah. Ia terpaksa berjualan sendiri dan jauh dari lingkungan keluarga dan rumahnya. Ia ingin menghindar sejenak.
"Pak, aku beli ikan cupangnya dua ya?" Seorang anak kecil laki-laki menghampiri Abyasa, ia menyodorkan uang 5 ribu kepada Abyasa.
Abyasa mengangguk. "Kamu mau pilih warna yang mana?" Ia bertanya dengan sebuah senyuman. Selain menyenangkan anak kecil yang selalu membeli dagangannya, ia harus bersikap ramah dan periang.
"Warna merah aja om," jari mungilnya menunjuk ikan cupang berwarna merah.
Abyasa memindahkannya ke dalam plastik dan memberikannya pada anak kecil itu. "Ini, jadi kembaliannya 4 ribu yah," Abyasa memberikan 2 uang 2 ribu rupiah.
"Terima kasih ya," Abyasa merasa senang, walaupun dagangannya baru laku satu, ia tetap bersyukur. Ini adalah perkembangan baik.
"Nanti, kalau aku mau beli ikan cupang, aku bakal rekomendasiiin beli disini aja," ucap anak kecil itu dengan riang.
'Aku tidak pernah merasakan kebahagiaan se-sederhana ini,' batin Abyasa dalam suara hatinya.
Abyasa kembali melanjutkan berdagang keliling di sekitar kampung. Pasti ada banyak anak kecil lain.
Sedangkan di sebuah rumah kontrakan, suara seorang wanita yang menggema di seluruh sudut ruangan itu membuat siapapun akan ketakutan saat mendengarnya.
Tapi, wanita yang teduduk lesu dengan mata yang basah karena menangis, ia sama sekali tidak takut dengan kemarahan kakak tirinya, Sandra.
"Kamu kalau gak nikah-nikah jadi beban kakak! Dan kakak capek Imas! Sampai kapan kakak harus memberimu uang dan memasakkanmu makanan? Kamu coba deh mandiri sedikit aja!" Sandra berkata dengan gemas bercampur kesal.
"Kamu itu perempuan, jangan males-malesan. Cari kerja sana-sini dong. Jangan mengandalkan kakak terus," kesabaran Sandra sudah habis. Ia sangat membenci Imas sejak ibu kandungnya meninggal bersama ayah Imas saat insiden tabrakan bis yang masuk ke dalam jurang. Sejak itu, Imas menjadi tanggung jawabnya. Imas masih muda berusia 20 tahun, tapi Imas tidak mencari pekerjaan dan hanya bersantai di rumah.
Imas menghapus jejak air matanya. Dengan suara sesenggukan ia berkata. "Aku sudah melamar sana-sini. Tapi hasilnya nihil. Kakak pikir melamar kerja itu gampang? Dan langsung dapat pekerjaan begitu, huh?" Imas juga emosi, ia lelah dengan fakta kehidupan memasuki dewasa. Ternyata se-pahit ini.
"Ya terserah kamu, melamar kemana. Gunanya ijazah kamu apa? Jadi pajangan di lemari?"
"Ijazahku beda kak! Ijazahku beda sama kakak!" Teriak Imas meluapkan amarahnya. Ia hanyalah lulusan SMP, sedangkan Sandra D3 akuntansi. Jelas sangat ada perbandingan siapa yang lebih mudah mendapatkan pekerjaan.
Dan Imas bukannya tidak mau meneruskan pendidikan SMA, ia saat itu sudah kelas 2 SMA hanya saja setelah ayah dan ibu tirinya meninggal, Sandra memintanya berhenti sekolah karena biaya sekolahnya terbilang cukup mahal. Sandra tidak sanggup membayarnya. Tapi, anehnya Sandra mampu membeli ponsel lipat keluaran terbaru.
"Kamu ini ya, malah ngeluh sama kakak. Kamu kalau cari kerja jangan pilih-pilih lowongan. Kamu gak tau susahnya cari kerja gimana zaman sekarang," Sandra menuding Imas, adik tirinya itu tidak mau berusaha dan langsung merasa putus asa.
"Kalau kamu gak mau cari kerja, kakak bakal jodohin kamu sama pedagang ikan cupang di gang desa ini. Biarlah kamu di nafkahi sama dia dan hidup kamu makin sengsara," bibir Sandra tersenyum menyeringai, karena Imas tidak mau mendengarkan dan menurut, lebih baik ia nikahkan Imas daripada membuatnya menambahi beban.
Imas menggeleng. "Aku gak mau di jodohin. Aku gak mau, kak. Aku gak kenal siapa dia. Lagipula dia kan sudah tua. Masa iya, aku punya suami yang jarak umurnya jauh sama umurku?" Imas menolaknya mentah-mentah. Umurnya masih muda, 20 tahun. Ia ingin merasakan masa mudanya dulu sebelum ke masa dewasa dan menjadi ibu rumah tangga. Ia tidak mau gegabah mengambil keputusan, apalagi menikah.
"Kamu jangan nolak. Udah bagus kakak jodohin kamu biar ada yang tanggung jawab masalah keuangan. Terima kasihlah sama kakakmu ini."
"Kamu, disini aja. Kakak akan bawa dia kesini," Sandra menetap Imas tajam, ia akan mengunci pintunya agar Imas tidak bisa kabur.
Selesai mengunci, Sandra tersenyum puas. Akhirnya sebentar lagi hidupnya bebas tanpa Imas. Ia tidak akan punya tanggungan lagi.
Dan Imas akan jadi tanggung jawab pedagang ikan cupang.
Sedangkan di dalam rumah, Imas hanya melamun. Ia sudah lelah menangis.
"Ibu, ayah. Aku kangen. Kenapa kalian pergi ninggalin aku sendirian?" Bisik Imas lirih. Ia sangat merindukan kedua orang tuanya. Tapi tidak dengan ibunya Sandra. Karena ayahnya saat itu lebih memilih Karisna yang cantik dan pandai merawat diri di bandingkan Larasati.
"Aku belum siap nikah. Aku gak siap," Imas menggeleng, ia memeluk kedua lututnya.
Yang di takutkan Imas setelah menikah adalah, ia di perlakukan kasar lagi seperti Sandra.
"Imas! Ini dia calon suami kamu," suara teriakan Sandra itu membuat Imas segera menghapus air matanya.
Imas menoleh, Sandra baru saja datang dengan membawa seorang pria dengan pakaian sedikit lusuh dan topi putih yang sepertinya jarang di cuci.
"Calon suami?" Imas masih tak mengerti. Ia jarang keluar rumah, jadi ia tidak tau rupa wajah pedagang ikan cupang.
Sandra mengangguk antusias. "Ya, dia mau nikahin kamu. Ya kan? Yas?"
Dan tidak semua orang tau nama asli Abyasa, bahkan nama panggilan saja ia singkat 'Yas' agar orang-orang tidak tau siapa dirinya. Abyasa sengaja menyembunyikan siapa dirinya yang sebenarnya. Untuk berjaga-jaga saja kalau sampai bodyguard suruhan dari keluarganya menemukan keberadaannya.
Abyasa mengangguk. Dan alasannya menerima perjodohan tiba-tiba ini agar saat ia kembali ke rumah tidak di introgasi pertanyaan mengembalikan hutang perusahaan yang harus ia bayar senilai 50 juta rupiah.
"Lebih baik aku tidak menikah," Imas berkata dengan tegas. Ia tidak tau siapa laki-laki itu. Mengenal saja tidak.
Sandra mendekati Imas, langkahnya yang santai membuat Imas mundur hingga punggungnya membentur tembok.
"Kamu nolak pilihan kakak? Hmm ... tapi kamu harus kerja jadi LC dan nurut apa kata teman-teman kakak, gimana?" Dan Sandra sengaja memberikan pilihan sulit, Imas juga membenci profesi menyanyi seperti di warung-warung kopi. Imas anti bergaul dengan laki-laki, katanya takut di lecehkan.
Imas menggeleng cepat. "Aku gak mau jadi LC," di kepala Imas seketika ada bayang-bayang saat ia bernyanyi di warung kopi kemudian mendapatkan saweran dan sentuhan nakal dari laki-laki hidung belang. Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduknya merinding.
"Yahh, padahal itu kamu bisa langsung kerja. Jadi, gak perlu panas-panasan cari informasi lowongan sana-sini."
"Tapi, tetap aja kak, aku gak mau jadi LC. Aku gak bisa nyanyi," bukan menolak, tapi Imas memang tidak pandai menyanyi.
"Haduhh, ribet banget sih punya adik. Tinggal nikah apa susahnya? Kakak ini merasa terbebani banget ngasih kamu modal uang tiap hari buat fotocopy berkas lamaran pekerjaanmu," lama kelamaan Sandra jengkel dengan Imas yang manja.
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.