/0/14034/coverbig.jpg?v=66b651cd5e60565791a9b3ed31761fdf)
Jihan adalah sosok gadis muda yang mempunyai kekuatan ghaib, Jihan terjebak di dunia Jingga saat melakukan ritual bersama dua orang sahabatnya, Jihan mengalami hari-hari yang begitu cepat di dunia Jingga, padahal di dunia manusia baru hanya beberapa hari saja.
"Aarrgh...! ya Allah....!!"
"Ummiiii....!" Jihan berteriak sekuat-kuatnya memanggil Umminya, karena Jihan paling dekat dengan Lolita.
"Flooo...! Giiii...!" Jihan menatap lekat wajah dua sahabatnya itu, dan perlahan pandangan Jihan menjadi buram.
Jihan mengulurkan tangannya pertanda minta tolong pada Flora dan Anggi.
Tapi perlahan-lahan seluruh tubuhnya berubah menjadi partikel-partikel kecil, Jihan merasakan di sekujur tubuhnya sakit yang luar biasa. Jihan tidak bisa lagi mengeluarkan suara, bahkan tidak bisa juga melihat tubuhnya. Jiwa raganya terhisap oleh cahaya terang berwarna jingga yang berasal dari pohon kayu palem itu.
Perlahan tubuhnya yang menjadi partikel-partikel memasuki ruang waktu, menuju cahaya yang sangat terang. Sedikit demi sedikit tubuhnya menyatuh kembali dan terdengar kembali teriakan melengking keluar dari mulut Jihan.
"Aaakhh...!"
"Aaarrghh...!"
"Sakittttt....!"
Kedua tangan Jihan mendekap ditubuhnya, Jihan menggigil hebat, keringat pun mengucur deras. Sedangkan badannya masih merasakan sakit yang luar biasa, Jihan berusaha bangkit untuk berjalan, tapi tidak sanggup. Jangankan untuk berjalan, sekedar menggulingkan badan saja tidak sanggup.
Jihan pun menyerah, perlahan-lahan tubuhnya tidak bisa bergerak dan matanya sayup-sayup hingga tak sadarkan diri.
**
Tiga hari kemudian Jihan merasakan silau yang teramat, ia tengadahkan tangannya, sebagai bentuk untuk menghindari cahaya mentari yang teramat terang itu. Ia pun bangkit, terduduk bingung, memutar-mutarkan tubuhnya memandang ke sekeliling.
"Dimana aku..?"
"kok.., kok..," Jihan kebingungan, karena dia melihat seluruh cahaya berwarna jingga. Jihan berjalan ragu-ragu, dia melihat sepanjang mata memandang dipenuhi pohon buah. Jihan terus melangkah, akan tetapi tidak lama cacing diperutnya pun tidak bisa diajak kompromi.
"Duuuh..! laper banget...!" Jihan mempercepat langkahnya menuju pohon buah, ia meraih beberapa buah & langsung memakan buah itu dengan lahap.
"Buah apa ini? enak banget!" Jihan memindai sekeliling dia berdiri. Ia terheran-heran karena melihat beraneka macam pohon buah berada disekitarnya.
Setelah puas Jihan pun berjalan kesembarang arah dan menemukan sungai, ia langsung menjeburkan dirinya.
'byuurr...'
Jihan tersenyum puas, terasa segar sekali dan menyejukkan. Badannya yang tadinya terasa lelah, letih, dan haus, seketika hilang setelah masuk kealiran sungai tersebut.
"kok airnya terasa manis ya.. segarnya.. dingin juga..!" Jihan berguman, sambil tangannya ia ciduk-cidukkan diair, ia pandangi air tersebut lekat-lekat.
"Jernih sekali airnya," Jihan menumpahkan air yang diciduknya tadi, ia lihat didalam air banyak sekali ikan-ikan berenang.
"sungguh indah sekali..!" Lagi-lagi Jihan terkagum-kagum.
Setelah puas berendam Jihan pun mendarat, ia kibas-kibaskan rambutnya.
Jihan pandangi matahari yang bersinar terang berwarna jingga itu.
"Dunia apa ini sebenarnya?" Jihan tiba-tiba tersadar dengan apa yang terjadi, ia teringat dengan kejadian telefortasi dirinya beberapa waktu lalu, ia tidak bisa mengingat seperti apa proses kejadian tersebut.
"Aku harus pergi dari sini," guman Jihan, ia pun bergegas bangkit dan berjalan mengikuti arah matahari terbit, tanpa mengenal lelah dia terus melangkah tergesa-gesa, matanya dengan liar memindai-mindai sekitarnya. Jihan belum juga menemukan sebuah petunjuk apapun, sepanjang perjalanannya ia hanya mendapati pohon buah-buahan yang lebat berbuah.
Setelah berjalan cukup lama dia menemukan sebuah rel kereta api, tiba-tiba..
'Tuuuutttt.... ttuuuutttt... ttuuuutttt...! jek... jek... jek..!" suara kereta api, Jihan yang masih ditengah rel kereta api pun kaget bukan main, ia pun dengan sigap menyingkir dari rel. Jihan pandangi kereta yang baru melintasinya.
'Aneh bentuk keretanya,' Fikir Jihan, ia pandangi terus kereta itu. Lama kelamaan Kereta itu menurunkan kecepatan dan perlahan berhenti.
Betapa bahagianya Jihan, ternyata kereta itu berhenti distasiun yang tidak jauh dari dirinya berada.
'Syukurlah aku bisa menemukan jalan pulang ,' Jihan berangan-angan, sambil menyelusuri rel kereta api tersebut. Tak sabar rasanya segera sampai distasiun dan menanyakan banyak hal.
Sesampai distasiun
"Hallo.. Permisi, ini dimana ya?" Jihan bertanya pada seorang gadis yang berdiri disekitar stasiun, gadis itu terlihat anggun sekali dengan balutan baju dan jilbab yang menutupi tubuhnya, gadis itu bernama Cely (bulan) yang kelihatannya seumuran dengan Jihan.
Cely menoleh dan tersenyum manis
"Assalamu'alaikum kak..!" balas Cely, dengan tersenyum ramah, wajahnya terlihat cantik sekali.
"E.. e e.. Wa'alaikumussalam..!" sahut Jihan terbata-bata dan tersipu malu, ia tidak mengira gadis itu mengucapkan salam khas Islam.
"Maaf kak, saya mau tanya saya ada dimana ya..?" pandangan Jihan terus saja memindai sekitarnya, terlibat wajah-wajah yang ramah.
"Kakak ada di...
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Billy melepas Rok ku, aku hanya bisa menggerakan kaki ku agar Billy lebih mudah membuka Rok ku, sehingga Rok ku terlepas menyisakan celana pendek dan CD di dalamnya. Lalu Billy melepas celana pendek ku dan pahaku terpampang jelas oleh Billy, paha putih mulus tanpa cacat. Billy lulu menelusuri pahaku. Aku hanya bisa menikmati dengan apa yang billy lakukan padaku.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.