/0/13261/coverbig.jpg?v=20230703181806)
Jingga selama ini hanya diam menerima perselingkuhan dan perlakuan kasar dari suaminya. Namun, banyak orang yang tidak tahu apa yang sudah ia lakukan hingga membuat suaminya menderita seumur hidup begitupun dengan selingkuhannya.
"Jingga, kamu tolong buatkan minuman untuk madu kamu ini!" ujar Rudi seenaknya sambil merangkul wanita cantik di sampingnya.
Jingga yang saat ini sesang sibuk menyetrika pakaiannya tentu langsung terdiam dan menatap suaminya dengan tajam.
"Lihat lah Mas, istri kamu ini malah menatap kita seperti itu, bukankah dia harusnya bersyukur punya adik Mandu seperti aku, yang cantik, denok dan juga baik. Bukanya di sambut, tapi malah sibuk menyetrika, mana penampilannya terlihat seperti pembantu lagi, pantas saja jika kamu mendua." ujar Laras sambil mengelus lengan Rudi. Rudi yang mendengar itu tentu merasa geram.
"Jingga, apa-apaan kamu, hah? Kenapa kamu menatap Laras seperti itu. Masih untung kamu aku pertahankan. Sudah sana buatkan kami teh hangat! Pasti kamu haus kan sayang?" tanya Rudi kepada istri mudanya itu.
Tanpa banyak bicara Jingga bangkit dan meninggalkan kedua manusia tidak tau malu itu.
Selama ini Jingga sudah sangat sabsr menghadapi sifat suaminya yang selalu bergonta-ganti pasangan dan selalu menikah di belakangnya. Namun, itu semua tidak berjalan lama, hanya sebulan atau dua bulan.
Karena Jingga tau apa masalahnya.
"Ini! Selamat menikmati." ujar Jingga sambil meletakan dua gelas teh hangat di hadapan suami dan adik madunya itu.
"Mas, kayanya teh nya di kasih sesuatu deh, coba Mas suruh istri tua kamu itu untuk mencicipinya. Karena aku curiga kalau dia mau meracuni aku."
Jingga yang mendengar itu tentu langsung tersenyum tipis.
"Jika aku mau, aku sudah melenyapkan kamu di saat kamu ketahuan menjadi selingkuhan suamiku yang ke sekian kalinya. Paham kamu! Oh ya, satu lagi. Ingat ya. Jangan sampai menyentuh barangku yang ada di rumah ini dan jangan pernah berani masuk ke dalam kamarku. Kamu paham Mas Rudi tersayang?" tanya Jingga dengan wajah datar. Karena memang selama ini. Hanya itu lah syarat yang di ajukan oleh Jingga di saat Rudi membawa selingkuhanya masuk ke dalam rumah itu.
"Iya aku tau, sudah sana kamu pergi! Aku mau pacaran terlebih dahulu dengan Laras." ujar Rudi sambil memegang dagu Laras.
Tentu saja Laras tersenyum penuh kemenangan sambil menatap ke arah Jingga.
Namun, jingga sama sekali tidak marah. Ia lamah tersenyum miring dan pergi dari sana.
Malam harinya, di saat Rudi hendak melakukan malam pertama dengan Laras, lagi-lagi ia tidak bisa. Hal itu tentu saja membuat Laras marah, pasalnya ia sudah terlajur basah dan malah tidak mendapatkan kepuasan.
Karena ia ingin menghindar dari istri mudanya, akhirnya Rudi memutuskan untuk pergi ke kamar istri tuanya.
"Kamu ini bagaimana sih Mas? Aku ini sudah terlanjur basah. Tapi, kenapa kamu malah diam saja? Ayo lah Mas! Aku sudah tidak tahan." ujar Laras sambil mencoba menggenggam milik suaminya. Namun, Rudi langsung menghindar.
"Maaf, aku rasa malam ini belum bisa sayang, kamu tidak apa kan malam ini tidur sendiri? Aku akan tidur di kamar sebelah.' ujar Rudi dengan keringat dingin dan bangkit dari duduknya.
Hal itu tentu saja membuat Laras murka.
"Mas, kamu kenapa sih? Apa aku tidak menarik? Mas kamu jangan pergi dong!" teriak Laras terdengan kesal.
Tentu saja Jingga yang ada di kamar sebelah mendengar teriakan itu.
Tok tok tok.
Rudi mengetuk pintu kamr Jingga. Jingga yang memang saat ini belum tidur tentu tersenyum miring.
Ia berjalan dengan santai ke arah pintu kamarnya. Pasalnya ia sudah tau apa yang akan terjadi.
"Ada apa Mas? Kenapa kamu malah mengetuk pintu kamar aku? Bukankah malah ini adalah malam pertama kalian?" tanya Jingga basa-basi sambil mengikat rambutnya asal.
Padahal, sebenarnya Jingga adalah wanita yang cantik dan juga memiliki kulit putih. Namun, sayangnya, karena dia selalu mementingkan keluarganya membuat ia lupa untuk merwat diri. Hal itu lah yang membuat Rudi tidak betah di rumah.
"Alah, sudah jangan banyak bicara. Awas aku mau tidur!" ujar Rudi sambil mendorong bahu Jingga, hingga membuat Jingga terhuyung ke belakang.
Jingga menggelengkan kepalanya. Ia berjalan menghampiri suaminya.
"Mas, aku mau kasih tau kamu, jika uang yang kamu kasih sudah habis.' ujar Jingga sambil duduk di ujung tempat tidur.
Rudi yang baru hendak menutup matanya tentu langsung membuka mata dan bangkit.
"Maksud kamu apa bicara seperti itu? Kamu pikir aku mau memberikan uang lagi untuk kamu? Tidak. Itu tidak mungkin, karena uangnya sudah habis pakai judi dan menikah dengan Laras. Kalau kamu mau uang ya kamu kerja lah. Jangan hanya bisanya menyusahkan saja!" bentak Rudi dan setelah itu ia langsung menutup matanya kembali. Jingga yang mendengar itu tentu mengelus dada dan membuang nafasnya dengan kasar.
Ia harus begitu sabar menghadapi sikap suaminya itu. Jingga akan mencoba bicara lagi di esok hari.
Di saat ia hendak menyusul suaminya untuk tidur, tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk. Tentu saja hal itu membuat Jingga merasa sedikit kesal.
Di saat ia hendak turun dari tempat tidur. Rudi malah menahannya.
"Biarkan saja! Palingan juga Laras. Awas kalau kamu membukakan pintu untuk adik madu kamu itu!" ancam Rudi dengan mata terpejam.
Akhirnya Jingga hanya bisa pasrah saja. Meskipun suara ketukan itu begitu mengganggu.
Tok tok tok. Suara itu terdengan semakin menghilang, hingga akhirnya Jingga bisa masuk ke dalam mimpinya.
Sedangkan Laras, ia merasa kesal dan juga marah, dengan wajah memerah dan rambut terurai dengan kedaan acak-acakan membuat Laras menyeramkan.
"Ah sialan! Kenapa aku harus di tinggal sih? Ini kan malam pertama aku dan Mas Rudi, kenapa dia malah meninggalkan aku begitu saja?" pekik Laras marah.
Esok harinya, di saat Jingga sedang sibum di dapur. Tiba-tiba ada sesuatu yang mengenainya. Ternyata itu adalah handuk yang di lempar oleh adik madunya.
Jingga menatap Laras dengan datar.
"Sialan kamu ya Jingga! Apa yang kamu lakukan hingga sampai membuat Mas Rudi memilih untuk menghabiskan malanya dengan kamu, hah? Padahal semalam itu kami hampir melakukan itu. Tetapi, dia malah memilih untuk pergi ke kamar kamu. Kamu puas, hah?" tanya Laras dengan emosi dan juga wajah memerah.
Sedangkan Jingga hanya tersenyum kecil sambil mengacungkan pisau yang ia pakai untuk masak.
Anisa harus ikhlas membiarkan suaminya menikah lagi dengan adik tirinya, karena mereka ternyata diam-diam memiliki hubungan selama ini di belakang Anisa, hingga mengakibatkan Laura hamil.
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....