/0/13128/coverbig.jpg?v=1d3ec1ea55c0c2c75e798478c2ddb0ae)
Irma begitu kuat menghadapi cacian dan makian dari keluarga suaminya tak jarang ia di luar sana menjadi bahan perbincangan para tetangga karena ulah mertuanya yang suka menebar fitnah yang menjelekkan Irma, dua tahun Irma bertahan dalam keluarga toxic karena suaminya begitu baik pada nya, perlahan tapi pasti suaminya pun mulai berubah kasar dan membuat Irma lelah ditambah kehadiran dari cinta masa lalu suaminya, membuat ia meradang dan memutuskan untuk pergi, akan kah Irma medapatkan kebahagiaan, ataukah keluarga suaminya mendapatkan karna lebih cepat dari nalar manusia?
Bab 1
"Irma!!!!" suara ibu lastri menggelegar terdengar sampai ke belakang membuat semua orang yang ada di rumah itu menjadi keluar kamar.
"Ada apa sih bu, pagi pagi kok teriak teriak?" tanya Dito.
"Iya tuh ibu, ganggu orang tidur aja, masih pagi ini" gerutu Dita.
"Bagaimana ibu tidak teriak, kakak ipar mu belum keluar dari kamar, lihat rumah kotor, halaman banyak daun berserakan, entah ngapain aja sih Irma itu" kata bu Lastri dengan emosi.
Tak lama Irma pun datang dari arah belakang rumah dengan tergopoh gopoh.
"Ada apa bu?" tanya Irma dengan ketakutan.
" pakai nanya segala kenapa rumah masih kotor, halaman depan juga masih kotor, kerja mu itu apa hah!" bentak bu Lastri.
"Maaf bu, tadi saya nyuci sambil masak, kan Dito dan Dita berangkat pagi" kata Irma menjelaskan.
"Oh ya sudah kerjakan pekerjaan mu, awas kalau rumah belum bersih!" ancam bu Lastri.
"Iya bu" kata Irma dengan patuh.
Setelah adanya drama kemarahan bu Lastri, akhirnya rumah pun kembali sepi, Irma kembali menjalankan tugas nya di dapur, setelah dapur bersih ia pun lekas menyapu ruang tamu dulu, sambil menunggu datangnya tukang sayur,
"Yur!!!!!, sayur!!!! " suara abang tukang sayur terdengar dari kejauhan membuat Irma menghentikan pekerjaan nya dan masuk ke dalam.
"Bu, minta uang buat belanja" kata Irma.
"Apa!!, minta uang sama saya, yang benar saja kamu, saya tidak punya uang!" kata bu Lastri.
"Tapi uang jatah Irma dari mas Bondan habis bu" jawab Irma dengan ketakutan.
"Apa habis, kamu ya jadi istri boros sekali, dikasih uang banyak sudah habis, kasihan sekali anak ku" kata bu Lastri.
Irma hanya diam saja karena selama ini yang menghabiskan uang belanja adalah bu Lastri, setiap hari bu Lastri akan meminta makanan yang enak enak dan bergizi.
"Sudah biar saya saja yang belanja, sana kamu ke belakang jangan pernah muncul di depan sebelum saya panggil" usir bu Lastri.
Bu lastri pun segera berangkat ke tempat tukang sayur untuk belanja disana biasanya bu Lastri akan ghibah bersama para tetangga yang selalu julid dengan ke hidupan Irma.
Sesampainya di tukang sayur.
"Pagi ibu ibu, masak apa hari ini?" tanya bu Lastri menyapa.
"Eh bu, kok bu Lastri terus sih yang belanja, menantunya mana?" tanya bu warsih.
"Halah bu War ini apa tidak tau, itu menantu bu Lastri masih tidur" jawab bu Patmi.
"Eh kok tau sih bu Patmi ini?" tanya bu Lastri sambil milih milih sayur.
"Ya tau lah bu, kan saya sering main ke rumahnya bu Lastri, yang ngerjain pekerjaan rumah juga bu Lastri, menantunya itu cuma ongkang ongkang kaki saja" kata Bu Patmi.
"Aduh bu Lastri, kok jadi mertua sabar amat, kalau saya jadi ibu sudah saya tendang itu menantu kurang ajar" celetuk salah satu ibu ibu.
"Bagaimana lagi bu, wong anak saya saja tidak percaya dengan saya, yang ada malah lebih percaya sama istrinya" kata bu Lastri sambil tergugu pura pura nangis.
"Yang sabar ya bu Lastri, jangan mau kalah lawan saja menantu kurang ajar itu" usul salah satu ibu yang belanja di sana.
"Biar lah bu, saya hanya bisa pasrah" kata bu Lastri.
Setelah puas ghibahin menantunya dengan di bumbui sedikit intrik dan playing victim bu Lastri pun mengakhiri belanjannya.
"Saya permisi ya bu, takut menantu saya ngamuk" kata bu Lastri setelah membayar.
Bu Lastri pun berjalan sangat cepat dan begitu sampai di dalam rumah langsung teriak dengan suara yang kencang.
"Irma......!!!, heh b*d*g. Sini kamu, saya belanja kamu malah enak enakan di kamar" teriak bu Lastri dengan suara yang mengeleggar.
"Maaf bu, Irma dari belakang jemur baju" jawab Irma.
"Heh masak yang enak, nanti malam pacar Dita akan datang ke sini, awas kamu jangan muncul di depan!" ancam bu Lastri.
"Baik bu" kata Irma.
Penampilan Irma semenjak menikah dengan Wisnu menjadi semakin tak terawat jangankan untuk membeli skincare, daster miliki nya saja sudah banyak yang boloh dan di jahit saja, Wisnu tak pernah membelikan baju atau memberikan uang lebih untuk kebutuhan pribadi Irma.
Irma, masak menu sederhana karena nanti sore harus masak untuk makan malam karena pacar Dita akan datang.
"Kamu masak apa hari ini Ir?" tanya bu Lastri.
"Sayur asem, ayam goreng samal trasi bu, udang sama dagiang nya buat nanti sore katanya pacar Dita mau datang" jawab Irma.
"Bagus, oh ya nanti kamu ngakunya pembantu saja, awas kalau ngaku kakak ipar Dita, mau ditaruh dimana mukanya Dita" kata bu Lastri.
"Baik bu, aku akan nurut" kata Irma sambil ngorang ayam.
"Cepat masak nya jangan lelet, saya sudah lapar" kata bu Lastri.
Dengan cekatan Irma pun mengulek sambel dan menghidangkan makan siangnya di meja makan.
Bau harum masakan Irma pun menyebar membuat perut bu Lastri keroncongan padahal belum waktunya jam makan siang.
"Cepat ambilkan saja piring saya lapar!" kata bu Lastri.
Irma pun mengambilkan piring dan menuang nasi ke atas piring itu baru menyerahkannya pada bu Lastri.
Dengan lahap bu Lastri pun makan hingga tak menyisakan satu bulir nasi pun di atas piring nya.
"Masakan mu selalu saja enak, gitu dong jadi menantu berguna sedikit, sudah badan seperti gapura, mandul lagi bikin eneg suami mu saja" kata bu Lastri bagai pisau yang menancap di jantung Irma.
Selama ini Irma diam saja ketika anggota keluarga di rumah ini menyiksa psikis nya secara verbal dengan kata kata yang menusuk hati, begitu pun disaat ia di perlakuan bak pembantu tetap ia Terima karena Bagi Irma selama suaminya masih sayang dengan dia, ia akan tetap bertahan meski berbagai hinaan dan cacian keluar dari mulut anggota keluarga suaminya itu.
Setelah membersihkan bekas masak dan bekas makan milik mertuanya, ia pun masuk ke ruang setrika karena ini waktunya ia menyetrika baju baju semua anggota keluarga.
Helai demi helai baju sudah berhasil di setrika, sudah di kelompok kan sesuai nama anggota keluarga di rumah ini.
Sambil mengistirahatkan badan Irma pun mengirim pesan kepada suaminya yang ada di tanah rantau.
@Irma: mas sudah makan apa belum, jangan lupa makan ya. Irma pun mengirim pesan itu kepada suaminya.
Dengan harapan suaminya akan membalas dan benar saja tak lama pesan dari suaminya pun datang.
@wisnu: mas sudah makan sayang, kamu juga jangan lupa makan ya, jaga hati mu di sana. Balas Wisnu.
Kehidupan Linda seolah tak pernah tenang, Tida sahabat nya selalu meminjam uang pada nya dan disaat ditagih ada saja alasan untuk tidak membayar utang, hal ini membuat Linda meradang apalagi ketika ia tau sahabatnya itu selalu saja memamerkan hobinya yang jalan jalan di tempat mahal dan juga belanja barang barang branded. Bagaimana kah langkah Linda untuk mendapatkan uang nya kembali
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?