/0/13107/coverbig.jpg?v=618323d057c93f832e4ba10de41d58cf)
Karena cinta butuh keberanian Avril tidak menyangka kedatangan Jay di kehidupannya membuat dia merasakan jatuh cinta lagi. Perhatian dan kasih sayang yang nyata Jay berikan padanya berhasil meluluhkan hati yang selama ini membeku.
Senin pagi yang bersahabat, minggu kedua setelah libur kenaikan kelas. Sekolah SMA HARAPAN mulai ramai siswa angkatan lalu dan siswa baru untuk melaksanakan upacara sebagaimana mestinya.
Namun, seorang gadis hanya bisa berjinjit menatap di sela-sela gerbang tertutup rapat lantaran terlambat yang berakhir tidak bisa masuk ke area sekolah.
Avril, gadis yang masih berstatus murid putih abu itu semalam bergadang untuk menyelesaikan
drama favoritnya sehingga melupakan sekolah yang sudah kembali normal dan KBM di
mulai.
Kebiasaan tersebut bukan hal mudah untuk dilupakan begitu saja apalagi dirinya sudah menekuni di saat masa putih biru ketika ia
mengalami Write's Block maka pengalihannya hanya bisa dengan menonton dan membaca online.
Benar-benar sial, di tutup rapat. Mana enggak ada yang jaga, apa gue pulang ya? monolongnya seraya berpikir keras agar bisa masuk tanpa dihukum.
Mendengar suara gerbang di buka yang disusul suara vokal itu berhasil mengalihkan Avril untuk menghentikan berpikir dan membuang jauh-jauh harapannya melihat bapak guru muda berdiri di depannya.
"Kamu telat lagi?"
Sebelum menjawab, Avril tersenyum lebar menunjukkan gigi putih kecilnya mendapatkan pertanyaan dari guru yang sudah dekat dengan Avril.
"Iya Pak, lagian Avril telatnya sampai gerbang ditutup cuman hari ini saja. Hari lainnya mepet bel doang," jawabnya membela diri. Karakter cuek dirinya bersyukur bertemu dengan guru tersebut sehingga tidak canggung lagi.
Yang dikatakan Avril memang benar, dirinya selalu sengaja berangkat siang agar tidak bosan menunggu waktu belajar dimulai.
"Cepat masuk, ikut barisan yang telat!" perintah guru itu setelah membuka lebih lebar gerbang agar Avril bisa masuk. Tidak mau repot merespons muridnya mengelak, dalam hatinya ia membenarkan sehingga untuk kali ini membiarkan sebagai toleransi pertama dan terakhir.
Avril berkata, "Thank You, pak Erik ganteng." Tidak menunggu respons lawan bicara, ia langsung lari menuju baris yang disuruh.
Berlari seribu langkah padahal jarak dari pintu
gerbang utama ke lapangan tidak sejauh dari rumahnya ke sekolah, tapi Avril terlalu malu menjadi pusat perhatian. Bahkan setelah baris dirinya tidak peduli ransel masih mengantung di kedua pundaknya sementara kedelapan lelaki yang telat sedari tadi menyimpan di tribune lapangan.
Pak Erik adalah guru favorit Avril karena pelajaran yang menyenangkan tidak membosankan seperti guru-guru lain, bercerita
menjelaskan materi sendiri panjang lebar tidak memedulikan muridnya mendengarkan atau tidak. Yang mereka pikir, dirinya sudah menyampaikan mau muridnya serap dan pahami itu adalah urusan belakang serta bukan urusannya.
Pak Erik yang melihat anak didiknya tidak menunggu respon darinya geleng-geleng kepala, sudah biasa. Sembari berjalan melanjutkan tugas
keliling lagi. Melangkahkan kakinya ke kelas-kelas atau ke tempat persembunyian
seperti di belakang.
Beberapa menit Avril mengikuti upacara datanglah seorang cowok dan langsung ikut barisan di samping Avril. Avril meliriknya
sebentar lalu fokus mengikuti acara upacara yang terasa lama padahal kepalanya terasa nyut-nyutan.
Akhirnya upacara selesai, yang sudah menghabiskan waktu setengah jam itu. Matahari tampak sangat bersemangat pagi ini sehingga
membuat Avril kepanasan dan dehidrasi. Semuanya dibubarkan untuk menunggu KBM kecuali barisan yang telat akan diberi hukuman seperti biasanya.
Hukuman lantaran telat bukan pertama kalinya
dilakukan, sudah menjadi ritual setiap sekolah menetapkan hukuman bagi yang tidak menaati aturan. Tetapi tetap saja ada yang melanggar karena aturan ditetapkan untuk dilanggar.
Pertanyaan Relate keluar dari mulut pak Jino
selaku guru BK kepada murid barisan yang terlambat., "Kenapa kalian bisa
telat?"
"Kesiangan," jawab mereka serempak kecuali Avril hanya menganggukkan kepala saja seraya memegang dahinya mulai merasa pusing,
menyerang berkali-kali lipat.
"Iya Bapak juga tahu, karena apa? Bergadang?" tanya pak Jino lagi dan dijawab anggukan oleh mereka. "Lari sepuluh putaran!" perintahnya
tanpa basa-basi lagi sebagai hukuman lalu kembali direspons anggukan.
Setelah membuat satu barus mereka langsung berlari tanpa dikomando. Avril baris di belakang dengan lelaki yang paling kesiangan
menjadi penutup.
Sudah sembilan kali putaran Avril jalani, seketika ia berhenti di tengah mendadak pusing yang amat sakit padahal sisa tinggal satu putaran lagi selesai. Berhentinya Avril membuat lelaki di belakangnya ikut berhenti otomatis
"Lo enggak papa?" tanya lelaki itu sembari menahan badan Avril yang lemah agar tidak jatuh.
"Pusing," keluh Avril dengan nada lemas.
"Duduk saja, enggak usah dilanjut. Entar gue yang bilang sama guru."
Namun, Avril keras kepala memaksa untuk berlari meninggalkan lelaki itu yang hanya bisa menatap Avril khawatir. Melihat Avril
sudah selesai tidak terjadi hal buruk lelaki itu berlari mendekati Avril.
Hukuman selesai, pak Jino bersuara. "Besok-besok jangan ulangi, segera masuk kelas masing-masing!" suruhnya yang diikuti mereka.
Ketika Avril akan berjalan tiba-tiba pusing menyerang kepalanya lagi. Lelaki tadi yang berada di dekatnya membantu seraya bertanya. "Mau ke mana?"
"Kelas," jawabnya singkat.
Lelaki yang tidak tahu namanya menarik tangan Avril sembari berucap, "Ikut gue!"
"Ke mana?"
"Ikut saja," paksa lelaki itu. Avril yang sudah tidak kuat melawan diam saja. Mungkin akan diantar ke kelas, pikirnya.
Tapi setelah sadar ini bukan menuju kelas melainkan kantin Avril bersuara, "Eh, kenapa ke kantin? Ini sudah telat nanti diomeli lagi."
"Lo lebih pilih telat di ceramah atau pingsan enggak masuk kelas? Lagian bentar lagi juga jam istirahat."
Bukannya menjawab pertanyaan Avril lelaki itu memberikan pertanyaan untuk dipilih seraya melirik jam yang melingkar di pergelangan
tangannya.
Avril tidak merespons perkataan lelaki asing itu lagi karena malas memperpanjang masalah. Kepalanya sungguh berputar dan Avril sudah
tidak tahan lagi jika harus berdebat.
Sampai di kantin lelaki asing tersebut meninggalkan Avril begitu saja tanpa mengucapkan sepata kata pun sedangkan Avril yang kesal di tinggalkan memilih duduk di kursi yang kosong di dekatnya. Karena sekarang masih
jam pelajaran jadi kantin hanya ada dirinya dan dia yang entah pergi ke mana.
Beberapa menit kemudian dia kembali membawa bunur danteh hangat yang diletakan di atas meja. "Makan!" suruhnya dengan nada sedikit
dingin padahal tadi dia banyak mengomel.
Avril yang sudah lapar dan disuruh memakannya tanpa mengucapkan apapun lagi melahap dengan cepat lantaran perutnya sedari tadi
berdemo. Seharian kemarin di tambah tadi tidak sarapan membuat Avril makan
dengan lahap.
"Thanks," ucapannya terima kasih baru keluar
dari bibir Avril dengan sedikit senyuman, setelah menghabiskan makanannya.
"Hm, nama?" tanya lelaki itu singkat. Jika lelaki ini bertanya pada orang lain pasti tidak mengerti karena bertanya singkat seakan memaksakan diri. Tapi Avril mengerti lantaran karakternya yang cuek dan tidak uka basa-basi.
"Avril," balasnya sama-sama singkat. Karakter yang sama dipersatukan membuat keadaan semakin hening tidak bersuara lagi.
"Jay," sembari mengulurkan tangan dan Avril membalas uluran tangan itu, lelaki yang sudah menolongnya.
"Lo ... Rill!" teriakan seseorang itu berhasil
menghentikan ucapan Avril seraya berjalan cepat menghampiri meja Avril. Avril yang
akan bertanya harus terhenti karena suara itu dan membuatnya menjadi pusat perhatian
sebab bel istirahat sudah berbunyi sebelum panggilan itu menyapa di telinga
Avril.
Kesialan Ranty tiba saat malam itu bersama Jean. Pria dewasa yang telah merenggut keperawananku namun keinginan putri yang menginginkan sang ayah yang tak lain Jean Monteque pria yang dirinya hindari. Lantas apa yang harus kupilih?
Alva tidak percaya bertemunya dengan anak sang dosen, membuat kami terikat. Perasaan yang tidak pernah diharapkan dan diinginkan itu datang bergitu saja. Apakah aku harus menerima seorang duda untuk masa depanku?
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.
Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya. Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education. Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
||Mafia Love Story|| Dewasa|| BDSM Story Angela adalah gadis yang tidak diinginkan oleh semua orang. Buangan. Buruk rupa. Hancur. Tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta. Ataupun harapan akan kebahagiaan. Hidupnya tidak pernah menjadi miliknya. Hingga suatu hari, ia dipaksa untuk menggantikan kakak tirinya menikahi seorang pria. Pria yang tidak pernah dikenalnya. Pria yang tidak pernah di temui atau dilihatnya. Pria yang dikenal kejam, buas, possesif... Ketua mafia LaRocca. Dimitri LaRocca.
Setelah Ibu yang mengasuhnya meninggal karena kanker payudara, Shahsya memilih berhenti sekolah dan bekerja di sebuah Cafe. Pergaulan bebas membawanya terjerumus pada seks bebas. Mudah nya mencari uang dari menjual tubuhnya telah membutakan Semua rasa. Yang ia lihat hanya uang, ia ingin menunjukkan oada dunia kalau ia bisa kaya seperti keluarga yang sudah mengadopsi nya. Sampai ia akhirnya ia bertemu dengan seorang Pria Buta yang tampan yang meminta nya menjadi istrinya.
Bima tak menyangka, jika seorang gadis yang dia tolong seminggu yang lalu akan menjadi ibu susu anaknya. Dia adalah Jenny, seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang masih berstatus pelajar SMA. Namun, entah alasan apa, diumurnya yang masih terbilang muda gadis itu sudah mengandung. Apa mungkin karena salah pergaulan? Atau justru memang dia sudah menikah? Semakin lama dilihat, Jenny semakin mempesona. Hingga membuat seorang Bima Pradipta yang masih berstatus suami orang menyukainya. Dan suatu ketika, sebuah insiden kesalahan pahaman membuat keduanya terpaksa menikah dan menjadikan Jenny istri kedua Bima. Akankah pernikahan mereka abadi? Lalu, bagaimana dengan Soraya istri pertama Bima? Akankah dia terima dengan pernikahan kedua Bima? Atau justru dialah yang terlengserkan? “Setelah kita menikah, aku akan menceraikan Raya, Jen!” Bima~ “Kalau begitu Bapak jahat namanya, masa Bu Raya diceraikan? Aku dan dia sama-sama perempuan, aku nggak mau menyakitinya!” Jenny~