/0/12700/coverbig.jpg?v=d8a30684d0fac1a3e1b80846ef439ba9)
Cassandra tak bisa mengelak dari perasaannya sendiri, tak bisa menghindar dari gelora panas yang menjalar dari seluruh tubuhnya. Meski tahu Daffa adalah suami sahabatnya, Cassy hanya bisa pasrah saat pria itu mengajaknya bergumul di atas ranjang kamarnya. Daffa berdosa, Cassy juga merasa bersalah karna menghancurkan rumah tangga Shania sahabatnya. Tapi bagaimana kalau ternyata faktanya Shania juga ambil andil dalam retaknya rumah tangga mereka?
Brakk
Suara meja yang digebrak dengan cukup keras itu mampu membuat semua orang yang ada di ruangan meeting menjadi sangat hening. Jika saja mereka mempunyai kekuatan teleportasi, mungkin mereka akan memutuskan untuk menghilang dari ruangan meeting ini.
"Bagaimana bisa angka penjualan product kita menurun 5% di pasaran? Dan bahkan kini angkanya semakin naik menjadi 7% Apa-apaan ini ?"
Daffa Abimanyu, direktur utama di perusahaan itu menatap tajam kepada semua orang yang ada di ruangan meeting. Raut wajahnya jelas memancarkan amarah yang sangat dalam. Semua orang yang ada disana hanya bisa terdiam, sambil menundukkan wajah mereka, tak terkecuali dengan gadis cantik bernama Cassy. Tubuh gadis mungil itu sedikit bergetar, dia benar-benar sangat takut terkena amukan Direktur utama tempatnya bekerja itu.
"Bereskan kekacauan ini secepatnya!" Daffa berdiri, dan kemudian segera berjalan pergi keluar dari ruangan meeting itu diikuti oleh Mr. Doni, wakil direktur.
Dia tampan... sangat sangat sangat tampan, tapi sungguh dia sangat menakutkan.
"Aku jadi penasaran bagaimana sikapnya kepada istri dan anaknya di rumah?" ucap Tasya, setengah berbisik.
"Tentu saja akan sangat hangat dan lembut, Tasya," ucap Cassy, tersenyum tipis mendengar ucapan sahabatnya itu. Dia membereskan barang-barangnya dan kemudian berdiri, dan berjalan pergi meninggalkan ruangan meeting itu setelah berpamitan kepada sahabatnya itu. Ia berjalan dengan sangat cepat, setengah berlari untuk menyusul Daffa dan juga Doni. Pekerjaannya sebagai sekertaris Daffa membuat dia harus selalu bersama dengan pria itu.
"Cassy, apa kau sudah mempersiapkan semua data untuk meeting lusa di Jepang?" Doni menoleh kepada Cassy, saat gadis mungil itu sudah berjalan di belakangnya.
"Sudah Tuan Doni. Aku sudah mempersiapkan semuanya. Aku juga sudah mempersiapkan penginapan yang nyaman untuk Presdir Abimanyu selama di Jepang.
"Bagus."
Doni tersenyum tipis, kemudian menoleh kepada Daffa yang berjalan di sampingnya, "Kau tampak kusut. Lebih baik kita makan siang di luar, setidaknya udara luar bisa menyegarkan otakmu."
"Aku tidak tertarik," ucap Daffa singkat.
Karena Doni sudah mengenal Daffa sejak kecil, jadi dia sudah sangat biasa akan sikap dingin Daffa. Dan ya, sebaiknya dia tidak mengganggu Daffa dulu sekarang. karena jika sahabatnya sedang marah atau mempunyai masalah lebih baik tidak diganggu dulu.
Mereka bertiga masuk ke dalam lift, dan kemudian saling terdiam. Cassy menundukkan kepalanya, berharap jika lift akan segera sampai dan dia akan segera makan siang di kantin perusahaan, dan juga memilih kue-kue enak disana. Membayangkannya saja sudah membuat dia bersemangat.
Daffa menoleh kepada Cassy yang ada di belakang, ia melihat Cassy sedang tersenyum sambil menundukkan kepalanya, "Cassy kau memesankan kamar hotelnya untuk berapa hari?"
Cassy mendongakan kepalanya, menatap kepada pria yang kini juga sedang menatapnya. Dia sedikit menahan nafasnya, merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Pria itu.... pria yang selalu Cassy kagumi, pria yang selalu datang dalam mimpi-mimpinya, dan pria yang selalu ia cintai. "Untuk 2 malam, Presdir Abimanyu, Kita berangkat ke Jepang hari Kamis, dan kita meeting hari Jumat, lalu kita pulang hari sabtu siang," ucapnya.
Tambahkan menjadi 3 malam," ucap Daffa, masih menatap Cassy,
"Masuk ke ruanganku."
Setelah berkata seperti itu, pintu lift terbuka dan Daffa segera keluar dari lift.
Cassy hanya mengangguk mendengar ucapan bernada perintah dari Daffa. Ia membungkukkan badannya kepada Doni sebelum mengikuti Daffa masuk ke dalam ruangannya. Dia hanya berharap jika mood Daffa akan sedikit membaik, dengan begitu dia tidak akan kena marah.
Daffa menutup pintu ruangannya setelah Cassy masuk. Ia kemudian berjalan mendekati Cassy yang sedang berdiri sambil menatapnya. Ia tersenyum kemudian menarik tubuh mungil Cassy ke dalam pelukan hangatnya, Ia menghirup aroma wangi rambut gadis mungil ini.
"Tadi moodku sangat buruk, tapi setelah memelukmu semuanya menjadi membaik lagi."
"Aku fikir kau akan marah kepadaku," gumam gadis mungil, sambil menyamankan dirinya di pelukan hangat Direktur Utama tempatnya bekerja.
"Marah? Untuk apa aku marah kepadamu? kau tidak salah apa-apa Cassy. Lagipula aku tidak bisa marah kepadamu."
Daffa melepaskan pelukannya, kemudian mengecup singkat ujung hidung Cassy.
Cassy terkekeh pelan, ia menatap kepada Daffa dengan tatapan hangatnya.
"Oh iya Daffa, tadi kau menyuruhku untuk menambahkan sewa kamar hotel menjadi 3 malam. Daffa, meeting kita hanya sehari, malamnya kita bisa beristirahat dan besoknya pulang. Kita hanya perlu menginap 2 malam saja."
"Aku ingin lebih lama berdua bersamamu. Kita bisa berjalan-jalan seharian atau ....." Daffa mendekatkan wajahnya, ia berbisik tepat di depan bibir Cassy, "atau kau ingin kita menghabiskan waktu seharian di ranjang, hmm?" pria Abimanyu itu tersenyum miring dan kemudian menutup jarak diantara mereka dengan sebuah ciuman manis.
Daffa mengulum bibir manis itu yang sudah menjadi candu untuknya akhir-akhir ini. Ia menyesap bibir atas dan bawah Cassy secara bergantian, menimbulkan sensasi yang menyenangkan bagi Cassy. Ciuman mereka semakin dalam ketika Cassy membuka mulutnya mengijinkan Daffa untuk membuatnya semakin terbuai.
Jika saja ponsel Daffa tidak berdering pasti mereka akan berbagi indahnya surga dunia di ruangan ini, tapi sayangnya ponsel Daffa terus-terusan berdering meminta pemiliknya untuk segera mengangkatnya. Dan dengan sangat terpaksa, Daffa melepaskan ciumannya dan kemudian segera mengangkat teleponnya.
"Hallo..."
"Hallo sayang. Apa kau sedang sibuk? Aku ingin makan siang bersama. Pulanglah, aku memasakkan makanan kesukaanmu."
Cassy terdiam sejenak, ia kemudian menghela nafasnya pelan. Gadis mungil itu kemudian mengisyaratkan kepada Daffa jika dia akan pergi dari ruangan itu. Namun dengan cepat Daffa menarik tangan Cassy dan menahannya. Ia menatap kepada Cassy sambil menggelengkan kepalanya.
"Maaf sayang, aku tidak bisa. Tapi aku berjanji, aku akan pulang cepat sore ini dan kita bisa makan malam bersama. "
"Baiklah kalau begitu. Kau pasti sangat sibuk. Jangan terlalu kelelahan sayang. aku tutup dulu teleponnya. Bye... Aku mencintaimu Daffa.
"Aku juga mencintaimu Shania."
Cassy menggigit bibirnya pelan ketika mendengar kalimat terakhir yang Daffa ucapkan. Rasa sesak dan bersalah kini mulai muncul lagi di hatinya. Tidak seharusnya dia masuk ke kehidupan rumah tangga Daffa dan Shania. Tidak seharusnya dia berada disini, bersikap seperti ini kepada Daffa. Shania adalah temannya, dan dengan teganya dia malah jatuh cinta kepada Daffa, atasannya sekaligus suaminya Shania.
"Kita makan siang ya Cassy. Aku sudah sangat lapar," ucap Daffa, ia mengusap lembut pipi Cassy.
"Lebih baik kau pulang saja Daffa. Shania ingin makan siang denganmu," lirih Cassy, menatap kepada Daffa.
"Aku sudah menyiapkan tempat yang spesial untuk makan siang kita berdua. Aku bisa makan dengan Shania nanti malam."
"Tapi...."
"Sstt...." Daffa menempelkan jari telunjuknya di bibir Cassy, mengisyaratkan gadis mungil itu untuk tidak membantah lagi. Setelah itu ia menarik Cassy ke dalam pelukan hangatnya.
"Tetaplah di sampingku Cassy. Aku membutuhkanmu di hidupku."
Dan..... Cassy tahu jika semuanya sudah terlambat. Dia sudah terlanjur masuk ke dalam kehidupan Daffa, dan sulit untuknya keluar dan menghindar.
Biarlah waktu yang menentukan semuanya.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya. Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education. Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.