/0/12666/coverbig.jpg?v=082d77e8c7990d05c57113de855a1af7)
Persahabatan antara Alvin dan Catherine yang telah terjalin selama lima belas tahun harus kandas begitu saja ketika Catherine mengungkapkan perasaannya pada Alvin. Pernyataan yang baru saja Catherine nyatakan membuat Alvin begitu senang, karena ia pun memang memiliki perasaan yang sama dengan Catherine selama beberapa tahun belakangan ini. Namun, Alvin tidak membalasnya secara langsung, karena ia akan mengatakan semua perasaannya pada Catherine saat dihari acara perayaan ulang tahun Catherine tiga bulan yang akan datang. Hari ulang tahun Catherine semakin dekat, disaat bersamaan Alvin mendapatkan kejutan untuk dirinya sendiri yang membuatnya shock. Bahkan, Alvin pun harus membatalkan rencana untuk mengungkapkan perasaannya pada Catherine. Bukan hanya itu saja, tetapi Alvin pun terpaksa menjodohkan Catherine pada sahabatnya-Bryan. Alvin terpaksa melakukan cara seperti ini, karena ia sudah merancang semuanya demi kebahagiaan Catherine. Mampukah Catherine menerima Bryan dalam kehidupannya? Sedangkan ia, hanya mencintai Alvin seorang.
"Aaaaaaaa....." Teriak seorang gadis cantik yang baru saja mendapatkan ijazah hasil kelulusan sekolah Sekolah menengah atas.
Catherine Mackenzie namanya, gadis cantik berusia 18 tahun itu baru saja menerima ijazah kelulusan nya, dengan mendapatkan nilai dan peringkat tertinggi pertama disekolah.
"Akhirnya aku dapat peringkat pertama, aku harus segera menagih janji pada Alvin," monolognya.
Ketika sedang asyik dengan pikirannya sendiri, Catherine di kejutkan oleh salah satu teman sekolahnya, ia adalah Vera Fernanda.
"Woi... Senyum-senyum sendiri aja, kesambet tau rasa lu!"
"Terkejut aku!" Jawab Catherine saat tersadar dari lamunannya.
"Lagian senyum-senyum sendiri gitu ngapain? Pasti mikirin Alvin kan?" Tebakan Vera tepat mengenai sasaran.
Sedikit cerita, Catherine dan Vera sudah mulai dekat ketika masa ospek dulu. Sejak saat itu, keduanya berteman baik. Maka dari itu, baik Catherine maupun Vera tidak pernah menutupi apapun, mereka berdua selalu terbuka dan menceritakan semuanya. Termasuk Catherine yang pernah bercerita, jika ia sudah menyukai Alvin dari masa sekolah menengah pertama.
Akan tetapi, jika saat berada didalam kelas, Catherine dan Vera selalu berlomba untuk mendapatkan nilai tertinggi, tentu saja dengan cara bersaing sehat.
"Hmmm... bener banget tebakan lu. Gue emang lagi mikirin Alvin," Jawab Catherine tanpa menutup nutupi.
"Kenapa lu gak bilang jujur aja sih Cath?"
"Jujur apa? Bilang kalau gue cinta sama Alvin, gitu?" Catherine bertanya balik, dan langsung di balas anggukan kepala oleh Vera.
"Gue gak berani Ver, apalagi kayaknya Alvin juga gak punya perasaan apa-apa sama gue. Lu tau sendirikan gimana playboy nya si Alvin itu," jawab Sarah.
"Tapi kan gak ada salahnya buat di coba."
"Udahlah, jangan bahas hal ini lagi," ujar Catherine, mencoba mengakhiri pembicaraan mengenai Alvin.
"Ah iya, setelah ini lu mau langsung kerja atau lanjut kuliah?" Tanya Vera mencoba membicarakan hal lain.
"Gue pengen kuliah, tapi pengen kuliah satu universitas bareng sama Alvin," Jawab Catherine, sambil nyengir kuda.
"Eh lu mah, katanya jangan ngomongin Alvin, tapi lu sendiri malah bawa-bawa nama Alvin mulu!" ujar Vera mendengus kesal.
****
Sementara disisi lain.
Alvin Dirgantara, pria tampan keturunan China Korea berusia 21 tahun. Memiliki perawakan yang tinggi, kulit putih bersih, hidung mancung dan bibir yang tipis.
Alvin sudah terkenal sebagai playboy cap kadal sejak masa SMA dulu. Seperti saat ini, ia sedang duduk di taman kampus bersama dengan seorang wanita.
Apa yang kalian pikirkan tentang Alvin? Jika kalian memikirkan yang tidak-tidak maka kalian salah.
Alvin tengah berusaha memutuskan hubungan nya dengan Putri, yang baru saja menjadi kekasihnya selama satu minggu.
"Al, aku gak mau putus sama kamu. Aku sayang sama kamu, Al!" Sudah berulang kali putri mengatakan dan memohon pada Alvin. Namun pria itu tetap saja kekeh pada pendiriannya.
"Kan sudah aku katakan, aku sudah tidak menyukaimu!" Tegas Alvin.
"Sudahlah, stop memohon seperti itu. Aku sungguh muak melihat wanita menangis seperti ini. Aku tahu kau sengaja mendekatiku pada saat itu, karena kau sedang mengikuti taruhan dengan teman-teman mu!" Alvin mengatakan semua uneg-uneg yang sedari tadi ia tahan.
Sementara Putri yang ketahuan pun akhirnya hanya mampu menunduk. Ia tak berani lagi mengangkat wajahnya apalagi sampai menatap lekat kearah Alvin.
"Aku sudah memberikan kesempatan untuk kau memenangkan taruhan itu, jadi seharusnya kau berterimakasih padaku. Bukan malah menghalangiku untuk pergi," sambung pria muda itu.
"Maafkan aku, Al..." Cicit Putri.
"Akan tetapi, selama satu minggu bersama dengan mu aku mulai merasakan nyaman." Imbuhnya.
"Nyaman?" Tanya Alvin, sambil tersenyum miring.
"Aku tidak mempercayai perkataan mu sama sekali," Imbuhnya.
"Mulai hari ini, aku peringatkan! Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi, aku tegaskan ini untuk yang terakhir kalinya!" Ujarnya lagi, bahkan perkataan nya terdengar sangat tegas.
Tanpa menunggu Putri menjawabnya, Alvin memilih untuk meninggalkannya. Dan mulai berjalan kearah parkiran dimana kuda besi beroda dua miliknya terparkir.
Sementara Putri hanya bisa menatap nanar kearah punggung Alvin yang mulai menghilang dari pandangannya. Selama satu minggu bersama dengan Alvin, ia mulai merasakan nyaman. Meskipun sikap Alvin tampak dingin, namun ia sudah mulai terbiasa.
*****
Sore hari, pukul 17:00 di kamar kost Catherine.
Catherine yang sedang tertidur akhirnya harus terbangun ketika mendengar suara ponselnya berdering terus menerus. Dengan mata yang masih sedikit tertutup dan langkah gontai, ia berjalan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja belajar.
Ketika langkah kakinya sudah dekat, Catherine mendengus kesal karena suara dering dari ponselnya tiba-tiba berhenti.
"Sudah di dekati, malah berhenti!" Gadis cantik itu menggerutu, ia merasa kesal karena tidurnya terganggu.
Dalam keadaan mata yang masih mengantuk, ia akhirnya kembali lagi ke atas ranjang. Akan tetapi, ponselnya kembali berdering nyaring.
"Siapa sih yang mengganggu waktu tidurku, tak bisakah dia mengerti jika aku ini sedang mengantuk!" Catherine mengomel kesal, namun ia pun tetap kembali berjalan kearah meja belajar kembali untuk mengambil ponselnya.
Ketika ponselnya sudah berada di lengannya, pandangan mata Catherine otomatis langsung melihat kearah layar. Seketika kedua matanya tidak merasakan mengantuk lagi, dan jangan lupakan juga detak jantungnya yang mengajaknya berjoget ria didalam sana.
"Aduh, ternyata Alvin yang menghubungiku. Oke, tunggu sebentar, biarkan aku menormalkan detak jantung ku lebih dulu," gumam Catherine.
Akan tetapi, tanpa berselang lama ternyata ada yang mengetuk pintu depan. Catherine yang mendengarnya pun langsung keluar dari kamar dan membuka pintu depan. Ketika pintu sudah terbuka, seseorang yang baru saja mengetuk pintu langsung menyelonong masuk kedalam begitu saja.
"Hei, belum di persilahkan masuk sudah main nyelonong saja!" Lagi-lagi Catherine mengomel.
"Aish, aku kan memang sudah biasa seperti ini. Apakah ada larangan?" Tanya orang tersebut, yang tak lain adalah Alvin.
"Bukannya aku melarang Alvin, tapi masalahnya aku sedang menormalkan jantung ku." Sayangnya, Perkataan Catherine hanya mampu diucapkan didalam hati.
"Hei, bukannya menjawab malah melamun." Ujar Alvin, menyadarkan Catherine dari lamunannya.
"Aku tidak melamun Bian," elak Catherine.
"Ah iya, aku mempunyai satu kejutan untukmu. Tunggu disini ya sampai aku kembali." Sambungnya.
Kemudian berlalu pergi menuju kamarnya meninggalkan Alvin yang tengah duduk sendirian diruang depan.
Tak sampai dua menit, Catherine pun kembali lagi dengan membawa ijazah kelulusannya yang baru saja ia dapat siang tadi di sekolah.
"Al, lihatlah ini!" Catherine memberikan ijazah yang di bawanya pada Alvin.
Alvin melihatnya dan mulai memperhatikan tulisan dari dalam ijazah tersebut dari atas sampai ke bawah. Nilai yang di dapati oleh Catherine ternyata cukup tinggi dan fantastis.
"Wow, nilai ujian mu sangat bagus!" Tanpa sadar, Alvin memuji Catherine.
"Tentu saja," Jawab Catherine, merasa bangga.
"Baiklah, karena aku pernah berjanji, maka aku akan menepati janjiku. Lalu, apa yang kamu inginkan?" Alvin mulai bertanya apa yang Catherine inginkan.
"Sebentar, aku akan memikirkannya lebih dulu." Jawab Catherine.
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Catherine mulai kembali berbicara.
"Aku ingin melanjutkan kuliah di universitas yang sama denganmu," Akhirnya hanya kalimat tersebut yang mampu Catherine ucapkan, setelah berfikir lumayan lama.
"Masalah gampang, akan aku bicarakan dengan papa dirumah nanti," Jawab Alvin enteng.
"Huh!! Seharusnya aku membicarakan ini dengan om Hartono langsung, kenapa aku tidak ingat jika pemilik yayasan tersebut adalah om Hartono," Ucap Catherine ketika baru menyadarinya.
"Kamu mempermainkan ku Al!" Catherine menggerutu kesal.
"Eits... kan kamu sendiri yang mengatakan dan aku kan hanya menjawabnya," Alvin menjawab santai, padahal sangat jelas sekali jika saat ini Catherine tengah kesal kepadanya.
"Huh sudahlah, lebih baik kamu pulang saja. Kamu sangat membuatku semakin kesal," akhirnya Catherine memilih untuk mengusir Alvin
Namun bukan Alvin namanya, jika ia langsung pergi begitu saja dari kediaman Catherine
"Aku tak percaya jika kamu mengusirku," ucap Alvin dibuat sedramatis mungkin.
"Padahal aku kemari ingin mengajakmu berjalan-jalan ke pusat kota nanti malam." Imbuh Alvin.
Kedatangan Alvin ketempat Catherine memang untuk mengajaknya kesana. Karena dipusat kota baru saja dibuka pameran yang terdapat beberapa wahana permainan didalam nya. Dan yang lebih menariknya lagi adalah, setiap pukul 12 malam akan ada pertunjukan kembang api.
"Pusat kota? Bukankah disana akan ada pameran yang akan di buka?" Catherine bertanya.
"Benar, dan pamerannya akan dibuka mulai malam ini." Jawab Alvin.
Catherine yang sudah pernah mendengar tentang pameran tersebut sangat senang. Apalagi beberapa teman di sekolahnya pun pernah menceritakannya. Tentu saja Sarah menanggapi itu semua, karena ia sangat menyukai pertunjukan kembang api.
"Bagiamana, apa mau pergi kesana?" Alvin bertanya, karena sedari tadi Catherine tidak menjawabnya.
"Tentu saja mau," Jawab Catherine antusias.
"Tapi, kamu dapat info dari mana jika pameran itu akan di buka malam nanti?" Imbuh Catherine, sekaligus bertanya.
"Aku mendapatkan info dari temanku di kampus yang kebetulan tinggal di daerah sana, namanya Bryan."
"Yasudah, kalau begitu siapkan dirimu nanti malam. Aku akan menjemputmu, sekarang aku harus kembali pulang ke rumah." Imbuh Alvin.
Setelah Alvin pamit, Catherine pun kembali lagi kedalam kamarnya. Ia mulai menyiapkan pakaian yang akan dikenakannya nanti saat tengah berkencan ala ala sahabat dengan Alvin malam nanti.
Arabella Natasha Dirgantara harus rela menikah dengan seorang Dokter spesialis kanker yang baru dikenalnya, demi menyelamatkan nyawa sang Ibu. Pernikahan kontrak yang akan dijalani nya selama satu tahun, membuat hatinya goyah dan melanggar salah satu poin dari isi kontrak yang telah ia tandatangani sebelum pernikahan itu dimulai. Poin yang dilanggar nya adalah, mencintai. Karena dalam kontrak tersebut, mereka tidak boleh mencintai satu sama lain. Begitu pula dengan Edward Fransisco, tanpa disadari, ia juga melanggar isi poin yang sama dengan Arabella. Hingga akhirnya, Edward yang mulai menyadari jika Ara sudah memiliki perasaan khusus untuknya, melakukan segala cara agar Ara berbalik membenci dirinya.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Ethan Eduardo seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya. Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal milik keluarganya. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Ruby Seraphina Vogue mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Ethan. Sementara orangtua Ruby telah menjodohkannya dengan laki-laki lain. Akankah Ethan Eduardo bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan sepupunya sendiri yang bernama Ruby?
Sebuah cerita yang berkisah keluarga yang terpisah karena perceraian yang menyisakan duka buat anaknya karena tidak mengerti dengan kondisi orang tuanya. Hingga suatu saat terjadilah malam jahanam yang tidak disengaja dan tidak direncanakan. Aku tidak menyangka kalau semuanya ini bakal terjadi. Aku memang sering mengkhayalkannya. Tapi tidak pernah merencanakannya. Dan begitulah, kehidupanku jadi banyak liku - likunya. Liku - liku yang indah mau pun yang jahanam. Tapi aku harus mengakuinya, bahwa semua itu jahanam tapi indah… indah sekali.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?