/0/12587/coverbig.jpg?v=87f7a50de50cdfd7f87adec99307c2f8)
Belum memiliki keturunan merupakan masalah besar dalam sebuah rumah tangga. Kemal yang mendambakan kehadiran buah hati, terus didesak oleh keluarga supaya menceraikan istrinya saja. Renata punya alasan khusus mengenai penolakannya itu, tetapi keluarga Kemal mendesak keturunan demi mewarisi kekayaan mereka nantinya. Akankah Kemal berhasil mendapatkan anak dari istrinya tersebut? Ikuti kisah mereka dalam novel ini.
Di dalam mobil mewah berwarna hitam, duduk lah seorang pria dengan posisi menimpa stir yang ada di depannya. Pria itu melipat kedua tangan, lalu menyandarkan kening tepat di tengah-tengah.
"Jika kau tidak melepaskan Renata, maka kau yang akan kami keluarkan dari keluarga ini," ancam ayahnya, Azzam.
Masih jelas terekam setiap kalimat yang keluar dari kedua orang tuanya. Seakan memberi garis keras dan kecaman pada Renata karena tidak mau memiliki keturunan.
Kabar tersebut tersiar karena adiknya tidak sengaja mendengar obrolan Renata bersama psikiater beberapa hari lalu saat bertamu ke rumah kakaknya.
Tidak ada niat Danisa mengatakan yang dilihatnya itu. Namun, tadi malam ketika dia pulang dalam keadaan mabuk, mulutnya meracau tak jelas. Termasuk mengatakan kabar tentang rumah tangga kakaknya hingga membuat perdebatan hari ini.
"Sudah Mama bilang kalau kau itu tidak cocok dengan Renata! dia hanya ingin hartamu. Dia bahkan tidak memikirkan masa depan pernikahan kalian. Mana ada orang yang benar-benar mencintai suaminya, tapi tidak ingin punya anak!" ucap Ratna, ibunya Kemal, saat pertengkaran tadi terjadi.
Di saat Kemal masih stress mengingat kejadian di rumah orang tuanya tadi, ponsel yang berada di dasbor terus berbunyi.
Namun, Kemal tidak mau menjawabnya. Kemal memilih keluar dari mobil untuk menghirup udara agar meringankan beban pikirannya. Dia mengambil sebatang rokok, lalu menghisapnya.
Sudah lama dia tidak menyentuh barang yang membuatnya candu itu. Sejak berniat melakukan program kehamilan dan menuruti perkataan dokter, Kemal menjauh dari benda tersebut. Sayangnya, rezeki anak tak juga turun untuk mereka.
Dari pertengkaran ini, logika Kemal pun terbuka. Kata-kata ibunya perlu dibuktikan. Belum pun habis sebatang, Kemal langsung membuangnya dan segera meninggalkan lokasi itu. Dengan kecepatan tinggi, Kemal melaju ke arah rumahnya.
Dalam perjalanan pulang, Kemal menjawab panggilan Renata yang masuk terus menerus sejak tadi. Kemal mendengar istrinya bicara keras sekali sampai membuatnya berdecak kesal.
"Kau di mana Kemal?" tanya Renata bernada jengkel.
"Aku dalam perjalanan pulang,"jawabnya singkat.
"Aku menunggumu di rumah. Kita harus bicara." Renata terlihat emosi sekali.
"Oke." Kemal memutus panggilan kemudian menaruh ponselnya kembali dan fokus dalam menyetir.
Beberapa menit kemudian, Kemal tiba di rumah. Saat dia membuka pintu, Renata menyambut suaminya dengan wajah kusut.
Kemal masuk begitu saja dan langsung menaruh jas yang dipegangnya ke sofa. Renata menyerang suaminya dengan ucapan kasar tanpa disuguhkan minuman terlebih dahulu.
"Aku marah pada keluargamu, Kemal!" ucapnya dengan nada tinggi.
Pria itu mendesah dengan tatapan menyempit. "Kau tidak berniat memberiku segelas air?" tanyanya.
"Tidak. Aku lebih tertarik membahas keluargamu dari pada memberimu segelas air." Renata menolaknya.
Kemal berdecap kehausan kemudian jalan menuju dapur. Sepertinya dia harus melayani dirinya sendiri meski ada istri di rumah. Renata mengikuti dengan ocehan tanpa henti.
"Mamamu itu terlalu ikut campur dengan rumah tangga kita. Kau juga sudah tahu alasanku tidak mau punya anak, tapi kau malah tidak membela aku di depan kedua orang tuamu," katanya lagi dengan lantang.
Prang!
Berharap mendapat tanggapan dari suami, Kemal tiba-tiba membuang gelas yang isinya sudah habis diminum. Suara nyaring dari kaca yang bertaburan di lantai itu membuat telinga Renata sakit, jantungnya pun langsung berdegup kencang.
Kemal yang sudah berusaha sabar dan mengalihkan perhatian agar mereka bisa bicara dengan baik-baik, malah diserang terus dengan kata-kata. Renata terkejut. Matanya menatap lantai yang berisi pecahan kaca dari gelas berwarna biru itu.
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?