/0/12475/coverbig.jpg?v=26a984b2798b1db6392d24048613a006)
"Aku bersumpah di kehidupan selanjutnya, aku pasti akan memperjuangkan kamu, Logan!" Sedetik setelah gadis itu berteriak, tubuhnya melayang dan jatuh menghilang di antara arus sungai yang deras. __ Gadis itu, Nadine terbangun dengan identitas yang baru bernama Raisa. Tentu di tahun yang berbeda. Katakanlah jika dia bereinkarnasi. Namun, masih ingatkah dia dengan janjinya untuk berjuang atas seseorang bernama Logan? Bisakah ia menemukan orang itu? Atau ternyata ia tak reinkarnasi di tahun yang sama dengannya?
Tahun 1970
"Aku berjanji kepadamu, Logan, jika aku akan mengikutimu kemanapun kamu pergi, walaupun kita suatu saat nanti bereinkarnasi berkali-kali, cintaku kepadamu tidak akan pernah luntur dan hanya kamu lelaki yang aku cintai," ucap Nadine dipelukkan Logan. Sore ini, mereka berdua sedang duduk di taman pinggiran kota Jakarta.
Logan, kekasihnya pun menjawab, "Secinta itu kah kamu kepadaku? Apa istimewanya aku yang membuat kamu rela berkata seperti itu?"
Nadine melepaskan pelukkan kekasihnya itu dan memandang wajah kekasihnya itu.
Cup
Nadine mencium pipi Logan.
"Tidak ada alasan yang harus aku ucapkan kenapa aku mencintai kamu, karena kamu adalah cinta pertamaku," jawab Nadine sambil tersenyum melihat wajah Logan tampak memerah dan malu dicium oleh dirinya.
"Kamu ya genit," ledek Logan sambil menggelitik badan kekasihnya itu. Mereka berdua pun tertawa bahagia, Nadine berharap selamanya akan seperti ini dengan kekasihnya itu.
Mereka tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang mengamati mereka. Orang itu merasa kesal dan langsung bergegas pergi meninggalkan tempat itu, untuk melaporkan apa yang dilihatnya itu. Lelaki itu sangat kecewa melihat Nadine lebih memilih lelaki miskin daripada dirinya ini. Lelaki tersebut terus melajukan motornya dengan perasaan kecewa dan marah yang sangat besar di dalam hatinya.
'Gua pastikan Nadine hanya akan menjadi milik gua seorang' batin lelaki itu yang bernama Reno Purnama.
Sekitar setengah jam, Reno sampai juga di depan rumah besar nan megah di daerah Jakarta. Reno segera memarkirkan motor tersebut dan bergegas masuk ke dalam, Reno juga tidak lupa menyapa Pak satpam yang bernama Pak Rizal.
"Permisi, Pak Rizal," ucap sopan Reno menahan amarah.
"Ya, Mas."
Reno yang akrab dengan kedua orang tua Nadine itu, langsung saja masuk ke dalam rumah itu. Ia mencari Ayah Nadine untuk membicarakan hal ini.
Akhirnya Reno melihat Ayah Nadine sedang berada di ruang keluarga.
"Selamat sore Om," sapa ramah Reno.
Jonathan, ayah dari Nadine kaget melihat kedatangan Reno.
"Reno, silahkan duduk," jawab Jonathan ramah kepada Reno.
Reno pun duduk saling berhadapan dengan Jonathan.
"Ada perlu apa sore begini kesini?" tanya Jonathan sambil menaruh rokoknya di asbak.
"Saya ingin memberitahukan sesuatu Om. Saya melihat Nadine dengan Logan sedang bermesraan di pinggiran taman kota," ungkap Reno dengan penuh amarah.
"APA!" seru Jonathan tidak menyangka, anaknya berbuat hal seperti itu dengan Logan.
Jonathan mengetahui Logan, karena Logan sering bekerja di rumahnya. Apalagi ia tahu Logan adalah anak penjual sayuran yang miskin di daerah ini.
"Kamu yakin Reno?" tanya Jonathan sekali lagi.
"Yakin Om," jawab Reno dengan jelas.
Wajah Jonathan langsung merah dan marah besar.
"Kurang ajar Logan! Saya sudah beberapa kali memberi dia pekerjaan, ternyata balasan dia kepada saya seperti ini! Mau ditaruh di mana muka saya, jika orang-orang mengetahui putri cantik saya menjalin hubungan dengan lelaki miskin seperti dia!" Jonathan terus menghina Logan sambil mengepalkan tanganya.
Reno merasa senang melihat Jonathan marah besar seperti itu.
Reno merasa puas karena sebentar lagi, pasti Logan tidak akan bisa mendekati Nadine kembali.
'"Kalau begitu saya pamit dulu, Om," ucap sopan Reno.
Jonathan yang masih marah itu hanya mengangguk saja. Jonathan merasa sudah kecolongan, karena anak satu-satunya sudah menjalin hubungan dengan lelaki miskin macam Logan itu.
Jonathan pun masuk ke dalam kamarnya, untuk menceritakan hal ini kepada istrinya yang bernama Lili Melisa.
Nadine dan Logan masih berada di taman itu, sahabat Nadine yang bernama Yuni memanggil Nadine untuk segera pulang ke rumah.
"NADINE!" teriak Yuni dari jarak 5 meter itu.
Nadine dan Logan menoleh, Logan tahu jika Nadine sudah harus pulang ke rumah, supaya kedua orang tuanya tidak curiga, kalau Nadine sebenarnya menemui Logan, bukan bermain dengan Yuni.
"Aku sudah harus pulang, Logan," gerutu Nadine dengan manja di samping kekasihnya yang sangat tampan itu.
"Besok-besok kan kita bisa bertemu kembali, kamu jangan sedih," jawab Logan dengan lembut sambil mengelus rambut hitam Nadine.
Dari jauh Yuni tampak kesal karena Nadine bukannya segera meninggalkan Logan, malah makin mesra, akhirnya dipanggilnya sekali lagi Nadine.
"NADINE, BURUAN!" teriak kembali Yuni.
"Logan, aku pulang dulu ya, si nenek Yuni udah teriak-teriak," ujar Nadine sambil memonyongkan bibirnya.
"Kamu jangan cemberut, Yuni kan begitu supaya kamu nggak ketahuan sama Ayah dan Ibu kamu, Yaudah aku juga mau pulang, hari mau menjelang maghrib," jawab Logan dengan bijak.
Akhirnya Nadine menuruti ucapan kekasihnya itu. Entah kenapa hari ini Nadine merasa, jika senyuman Logan kepadanya sangat berbeda. Nadine melangkahkan kakinya dengan pelan dan berhenti, ia kembali memalingkan badan dan melihat kekasihnya yang tersenyum sambil melambaikan tangan. Nadine pun membalas lambaian kekasihnya itu. Nadine kembali memalingkan badan dan baru saja satu langkah.
Deg
Jantung Nadine berdegup dengan kencang, ia merasakan sesuatu yang aneh dengan jantung dan juga hatinya itu. Rasanya sakit. Kembali Nadine memalingkan badannya dan berlari ke arah Logan, lalu memeluk badan Logan yang kekar dan tinggi itu. Hembusan napas Nadine dan Logan terdengar di telinga masing-masing. Yuni dari jauh kesal karena Nadine tidak buru-buru pulang.
"Nadine, sudah jam berapa ini? Kalau Om Jonathan tahu Nadine tidak pergi dengan Gua, malah bersama dengan kekasihnya, bisa dimarahi habis-habisan gua," ucap Yuni bermonolog sendiri di atas motor vespanya.
Daun-daun jatuh mengenai tubuh Nadine dan Logan. Jantung mereka berdegup kencang, Logan merasa bingung dengan kekasihnya itu. Logan pun melepaskan pelukan Nadine.
"Sudah, kasihan Yuni menunggu lama, besok kan kita bisa bertemu lagi," ucap lembut Logan memegang wajah cantik Nadine.
"Benar ya, janji," sahut Nadine mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Logan.
Logan pun menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking kekasihnya itu.
"Aku janji."
Cup
Kening Nadine dicium oleh Logan. Raut wajah Nadine tersipu malu dan tersenyum lebar. Kaki Nadine akhirnya melangkah menuju ke Yuni yang sedang duduk di motor vespa dengan cemberut.
Nadine merasakan memang dirinya sangat mencintai Logan dan tidak bisa hidup tanpanya. Sekarang Nadine sudah bersama dengan Yuni, dari kejauhan Nadine dan Yuni melihat tubuh besar Logan sedang mengayuhkan sepeda ontelnya dengan cepat, bayang-bayangnya pun lenyap.
"Sudah belum Nadine, ayo kita pulang, Logan juga sudah pergi duluan," ajak Yuni yang sudah siap mengegas motor Vespanya itu.
Entah kenapa Nadine merasakan perasaan yang tidak enak. Ia merasa tidak ingin berpisah dengan kekasihnya.
"BURUAN!" hardik Yuni kesal.
Nadine yang terkaget itu langsung duduk di jok belakang motor vespa tersebut.
Sepanjang perjalanan Yuni terus mengoceh dan mengomel kepada Nadine, tetapi Nadine hanya diam memikirkan hal lain. Entah kenapa perasaanya mulai tidak enak.
'Ada apa ini? Kenapa hatiku terasa sedih? Semoga saja semua akan baik-baik saja' batin Nadine.
Suara bising motor Vespa milik Yuni pun terdengar di rumah Jonathan yang sangat besar itu. Jonathan dan juga Lili sedang menunggu kedatangan anaknya tersebut.
Yuni pun menurunkan Nadine di depan rumahnya yang sangat mewah itu.
"Nadine, udah sampai, ayo turun," tegur Yuni.
Nadine yang sedari tadi melamun tersadar, jika ia sudah ada di depan rumahnya yang besar itu.
"Lu gak mau masuk ke dalam?" tanya Nadine.
"Gila kali ya, ini udah jam berapa? Yang ada kedua orang tua gua nanti khawatir, kapan-kapan aja ya, dah," sahut Yuni begitu saja meninggalkan Nadine.
Nadine dengan langkah berat memasuki halaman rumahnya, tampak Pak Rizal tersenyum melihat kedatangan nona muda.
Nadine dengan langkah acuh memasuki ruang depan dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya itu.
"NADINE!" teriak Ayahnya.
Nadine yang hampir saja membuka gagang knop pintu kamarnya, langsung membalikkan badan. Ia melihat Ayah dan Ibunya tampak marah. Nadine pun melangkahkan kakinya lebih dekat dengan kedua orang tuanya itu.
"Ada apa Ayah? Ayah tidak perlu membentakku seperti itu?" sahut Nadine menahan emosi.
"Kamu berani bilang seperti itu kepada Ayah! Kamu dari mana saja? Anak gadis jam segini baru pulang!" sindir Jonathan dengan tegas, sementara Lili bingung harus membela siapa.
"Ayah, aku kan sudah bilang, aku bermain dengan Yuni, aku ada acara sama dia," jawab Nadine berbohong.
"Kamu yakin dengan Yuni? Kamu tidak pergi dengan orang lain?" cecar Jonathan tahu jika anak gadisnya itu berbohong.
Nadine mulai cemas karena ayahnya mengetahui dirinya berbohong.
"Terserah Ayah mau percaya atau tidak!" seru Nadine dengan menahan emosi.
Ibunya bingung harus berbuat apa, di satu sisi suaminya dan di satu sisi anaknya.
"Atau kamu pergi dengan Logan? Lelaki miskin dan gembel itu!" hardik Jonathan sambil menghina Logan.
Deg
Kedua mata Nadine melotot, ia menatap tajam Ayahnya tersebut. Hati Nadine sakit mendengar ayahnya menghina kekasihnya itu.
"Ayah jangan suka mengada-ada! Dan jangan suka memfitnah orang!" sahut Nadine dengan sengit.
"Kamu tidak usah berbohong lagi! Banyak orang yang lapor kepada Ayah, kalau kamu sedang berduaan dengan anak tukang sayur itu!" cecar Jonathan.
Nadine kesal dan marah karena ayahnya menghina Logan seperti itu. Akhirnya Nadine berkata jujur kepada Ayahnya itu.
"Baiklah, aku memang tidak pergi dengan Yuni! Aku pergi dengan Logan, asal Ayah dan Ibu tahu, Logan adalah kekasihku," sahut Nadine dengan sengit.
Jonathan merasa marah besar karena Nadine mempunyai kekasih seperti Logan dan tanpa sadar tangannya mendarat di pipi mulus putri kesayanganya itu.
PLAK
"Aww," pekik Nadine meringis.
Lili segera memegang badan suaminya itu.
"Mas, kamu apa-apaan? Kenapa kamu menampar anak kita?" tegur Lili langsung beralih memegang tubuh Nadine yang terjatuh di lantai, tamparan suaminya itu membuat tubuh kecil Nadine terjatuh di lantai berwarna putih itu.
"Hiks...hiks...."
Nadine tidak menyangka ayahnya tega menampar dirinya.
Nadine memegang pipinya dan berkata kepada ayahnya itu, "Sampai kapanpun aku akan mencintai Logan, Ayah!"
Nadine pun masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya itu.
BRUKKK
Jonathan masih tidak menyangka, jika ia tega menampar putri kesayangannya itu. Jonathan pun pergi menuju ke kamar diikuti oleh istrinya, di sana ia membicarakan tentang anak gadisnya.
"Mas, kamu gimana sih? Kasihan itu Nadine!" tegur isrinya itu.
"Kamu bisanya Cuma begitu aja! Bukannya kamu awasi anak kamu, malah kerjanya ngegosip terus! Kamu tahu tidak kalau selama ini Nadine menjalin kasih dengan Logan?" tanya Jonathan marah besar kepada istrinya juga.
"Ih, kok Mas malah marah sama aku sih? Mana aku tahu Mas, biarin aja sih namanya juga cinta monyet," sahut istrinya enteng, kebetulan pasangan suami istri ini sedang mengobrol di kamar.
"Kamu jangan menggampangkan sesuatu! Kamu mau mempunyai menantu miskin dan juga besan miskin!" hardik Jonathan masih berdiri di depan lemari kamarnya.
"Ya gak mau lah, mau di bawa kemana mukaku ini?"
"Kamu diam saja sekarang, aku mempunyai cara untuk menghancurkan hubungan mereka," ucap suaminya dengan menatap tajam kaca yang terpampang besar di lemari pakaiannya itu.
"Apa Mas?" tanya istrinya penasaran.
"Aku akan menyingkirkan Logan," jawab Jonathan dengan menatap tajam istrinya itu.
Bersambung...
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.