Bagaimana jadinya bila kamu jatuh cinta dengan seseorang yang kamu kenal lewat aplikasi kencan? Kamu bahkan belum pernah melihat rupanya? Tapi rasa nyaman itu tak kamu abaikan begitu saja. Itulah yang dirasakan Lana Saraswati. Seorang gadis lajang yang merantau ke Jakarta untuk mewujudkan seribu mimpi-mimpinya. Cita, cinta, dan masa depan yang ia idamkan. Semua berawal dari perkenalannya dengan seorang pria di sebuah aplikasi kenalan. Pria itu berhasil membuat Lana jatuh hati dengan janji-janji manisnya.
"Mas Satria? Astaga, maksudnya Pak Satria?" ringis Lana langsung mengigit bibir dalamnya yang keceplosan memanggil nama lelaki di depannya tanpa embel-embel.
"Kebiasaan, dan hampir saja terlambat," cetus Satria sambil menggelengkan kepalanya samar menyadari kecerobohan Lana.
Sepasang mata Lana menoleh ke sekeliling lorong kampus, takut ada mahasiswa yang mencuri dengar sapaannya pada pria yang diidamkan satu kampus.
"Bapak juga kok telat, Pak," tanya Lana yang kini tatapannya kembali fokus pada Satria.
"Lana. Cepat masuk, atau waktu ujianmu saya potong nih karena telat."
"Eh, Jangan Pak, jangan," cebik Lana yang kini bibirnya tampak menggerutu kesal dengan ancaman Satria.
"Tapi, kok bapak bisa kebetulan begini ya datangnya pas banget sama saya, bapak nggak lagi nungguin seseorang kan Pak, makanya telat, hehe," kekeh Lana ringan yang menyadari sorot tajam yang dilayangkan sepasang mata Satria kepadanya.
"Iya, ini karena ulah seseorang. Jadi mau ikut ujian atau mengulang kelas?" tukas Satria cepat sambil tangannya membuka pintu ruangan kelas yang tertutup dan tampak semua peserta ujian yang masih terlihat santai berkumpul dan mengobrol.
Lana melotot dan terkikik kecil melihat tingkah teman sekelasnya yang seketika terpekik karena terkejut akan kedatangan dosen pengawas yang tidak lain Satria. Dan langsung mengatur posisi duduk mereka di kursi masing-masing.
"Pak, nanti saya chat ya Pak," bisik Lana sambil berlari kecil masuk ke dalam ruangan kelas yang diikuti Satria yang berjalan di belakangnya dengan ujung bibir pria itu tertarik ke atas membentuk senyuman tipis.
Mahasiswa perempuan tampak mengerlingkan mata genit guna menarik perhatian Satria-dosen pengawas mereka saat ini.
**
"Aku bilang untuk tunggu di tempat biasa, malah kamu yang nggak kelihatan batang hidungnya." Penuturan Satria, membuat Lana tidak enak hati.
"Mas Satria juga yang salah. Nggak kasih kabar, eh maksudnya tuh aku lupa cek ponsel. Nggak enak juga nyusahin terus."
Siapa juga yang mau di sangka sedang dekat dengan dosen sendiri. Ujungnya bakalan rumit, itu yang ada dalam benak Lana saat ini. Meski pria itu terlihat santai-santai saja.
"Aku jadi lega kalau udah klarifikasi kayak gini, nggak merasa bersalah," ucap Lana yang kini tangannya sudah berada di depan pintu, lalu menariknya ke dalam dan terbuka.
"Terima kasih juga ya Pak. Nilai saya nggak jadi jelek, dan nggak mesti ngulang," kekeh Lana di akhir kalimatnya sambil kembali mengubah panggilan pria yang tampak serius membuka berkas absensi dan tangannya yang bebas mengusir halus Lana untuk keluar dari ruangannya.
**
"Lana...." Lana menoleh saat namanya di panggil.
Ia mengembangkan senyumnya saat melihat Sarah Kalina yang melambaikan tangan ke arahnya.
"Kamu sebaiknya berhenti bekerja saja. Sebentar lagi kita akan menghadapi skripsi jadi fokus itu penting. Lihat hari ini saja kamu terlambat. Ah, salah maksudnya hampir terlambat. Apalagi tadi datangnya bisa bersamaan begitu sama Pak Satria. Dewi Fortuna tepat berdiri di sampingmu."
"Kamu dong, Dewi Fortunanya," goda Lana yang dibalas tepukan pelan Sarah di lengan Lana.Sarah dengan cepat menarik Lana ke arah luar gedung mendekati kantin yang menyatu dengan area parkir.
Niatnya yang tadi ingin menghubungi Satria, terpaksa diurungkannya. Lana akan mencobanya nanti. Saat ini dia memiliki mengikuti Sarah.
"Aku penasaran banget sama teman chat kamu itu Lan. Apa benar dia laki-laki?"
Lana membenarkan. "Ya masa perempuan! Aku juga baru beberapa bulan ini hanya iseng-iseng saja. Bahkan ada beberapa lelaki yang mengajakku untuk bertemu, tapi kutolak secara halus. Lagi pula nggak ada maksud serius juga Sar. Dan bagian menariknya yang kamu ceritakan itu ada beberapa teman kamu yang mencoba saling mengenal lalu berlanjut dengan menikah, bukan?
"Iya sih," ucap Lana yang terdengar ragu-ragu.
Sarah menatap Lana penasaran. Sejujurnya ia takut kalau-kalau Lana dipermainkan lelaki yang dia kenal melalui aplikasi kencan yang nggak bisa seratus persen bisa di percaya. Jangankan seratus, sepuluh persen saja dia ragu sebenarnya, tetapi saat itu Lana dengan wajah memelas memintanya dikenalkan dengan beberapa lelaki yang dengan harapan salah satu di antaranya bisa serius, semuanya dilakukan bertahap, memiliki komunikasi bagus satu sama lain, nyaman dan bisa naik ke tahap lebih serius. Itu yang dikatakan Lana beberapa bulan lalu.
"Kamu jujur deh, Lan. Namanya siapa yang sekarang dekat denganmu saat ini?" Sarah terdengar memaksa.
Lana mengeluarkan ponselnya. Lalu dengan cepat jarinya bergulir ke aplikasi ruang obrolan dan terbuka.
"Ini," Lana menunjukkan nama juga status dan pekerjaan yang tertera di sana.
Sarah dengan cepat meraih ponsel Lana lalu memperbesar wajah pada tampilan di layar aplikasi untuk melihat wajah si lelaki.
"Delapan puluh persen tampan," cetusnya sambil terus melihat profil lainnya. "Danu. Namanya hanya satu kata saja. Nama panjangnya siapa?"
Lana lama kelamaan jadi risi kalau ditanya-tanya seperti ini. Dengan cepat ia mengambil kembali ponsel di tangan Sarah setelah ia ikut mengintip apa yang sebenarnya ingin di ketahui sahabatnya satu itu.
"Begini, Lan. Aku hanya menyarankan sebaiknya kamu hapus ruang obrolan itu, karena...." Sarah memajukan tubuhnya dan berbisik di telinga Lana yang seketika keningnya berkerut samar.
Matanya seakan mengawasi sekeliling takut ada yang mencuri dengar. Padahal nggak semua orang tahu tentang aplikasi itu.
"Ada yang tertipu!"
Lana langsung mengubah posisi duduknya membuat Sarah terkejut dan memundurkan tubuhnya.
"Apa? Jangan bercanda Sarah?" Nada Lana berubah kesal karena informasi yang mendadak dia terima.
"Kamu juga responsnya bikin kaget Lan!"Lana hanya memberikan cengiran lebar dan tawa geli melihat Sarah yang terkejut akibat ulahnya.
"Ditipu bagaimana? Siapa? Anak kampus ini juga?" tanya Lana beruntun yang tampak penasaran.
Sarah hanya berdecak. "Tanyanya satu-satu bisa kan. Banyak amat?"
"Nanti kan aku nggak tanya lagi."
"Untungnya dia bukan anak sini. Kalau tidak aku yakin aku yang akan disalahkan." Dengan suara pelan Sarah menceritakan apa yang terjadi.
"Dia, temanku yang beda tingkat dengan kita tepatnya. Masalahnya adalah dia memberitahu aplikasi ini pada tetangga di rumahnya, dan entah bagaimana ceritanya, temanku semalam cerita kalau tetangganya kena tipu oleh orang yang dia kenal melalui aplikasi ini. Bahkan mereka pernah bertemu sekali. Singkat cerita temanya ini minta si pria untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya, yang berakhir semua akun dan nomor telepon pria itu tidak aktif," ungkap Sarah panjang lebar.
Lana cukup terkejut dengan informasi yang baru dia ketahui. Dan kembali memikirkan imbas hubungan yang baru dia jalin baru-baru ini dengan Danu.
"Kalian belum lama saling kenal, bukan? Aku sarankan hapus saja aplikasi itu. Aku takut hal yang sama terjadi sama kamu, Lan. Pikirkan lagi," saran Sarah.
"Nggak semua orang yang berada dalam aplikasi itu adalah orang jahat bukan? Sama halnya kita Sarah, yang ketemu tatap muka juga belum tentu baik." Lana coba membela dirinya meskipun tetap ada kekhawatiran itu.
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
WARNING AREA 21+ Harap bijak dalam membaca. Berisi kata-kata kasar dan adegan dewasa yang tak cocok dibayangkan oleh anak dibawah umur. Jadi hati-hati ya. ***** Diputuskan sang kekasih hanya karena tak mau memberikan keperawanannya membuat Renata frustasi. Ia sangat mencintai Dinar namun pria itu dengan seenak hati membuangnya. Galaunya Rena dilampiaskan oleh gadis itu mabuk di bar sampai tak sadarkan diri. Beruntung, Ervin teman Rena dari kecil sekaligus musuh bebuyutan Rena diminta oleh papinya Rena untuk mencari gadis itu. Dengan ditemukannya Rena di bar oleh Ervin, papinya Rena meminta Ervin menjadi bodyguardnya dan memantau kemana pun Rena pergi. Hal itu membuat Rena emosi. Ia selalu mencari cara untuk Ervin tak tahan dengannya. Namun waktu berlalu, siapa sangka Sebuah ciuman lembut dari Ervin mampu membuat Rena terbuai, bahkan sejak saat itu kehidupan keduanya berubah menjadi lebih panas.
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Mature Content. Please be awise to reading!!! Bocil harap menyingkir, please!! Menikah selama 2 tahun dan belum di karuniai anak menjadikan Nay sedikit sedih. Apalagi suaminya jarang sekali menyentuh. Dia mencari kesibukan dengan berjualan kue dan takdir mempertemukan Nay dengan Alex.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. “Umurmu berapa ?” tanya Mamih “Sembilanbelas, “ sahutku. “Sudah punya pengalaman dalam sex ?” tanyanya dengan tatapan menyelidik. “Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... “ “Dengan perempuan nakal ?” “Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. “ “Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?” “Dengan ... dengan saudara sepupu, “ sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. “Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?” “Iya, saya berminat. “ “Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?” “Pertama karena saya butuh uang. “ “Kedua ?” “Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. “ “Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. “ “Saya siap Mam. “ “Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. “ Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.