/0/10720/coverbig.jpg?v=20250122182816)
Warning! Konten dewasa 18+ Bocil dilarang mampir! Bagaimana perasaanmu, jika kau terbangun dalam posisi tak berpakaian dan sedang digauli oleh dosenmu sendiri? Jelita harus mengutuk kebodohannya yang telah percaya pada hantu dan begitu saja meminjamkan tubuhnya untuk dirasuki. Kini ia kehilangan keperawanan karena keegoisan Elizabeth, hantu yang ia tolong beberapa waktu yang lalu. Hantu yang merupakan istri dari dosennya, Daniel Danuarja. Hantu yang membuatnya terjebak dalam situasi rumit. Jelita mendorong tubuh Daniel yang sedang menyentak-nyentak ke dalam miliknya. "Pak Daniel, apa yang Bapak lakukan terhadap saya?" Dengan mata terbelalak Jelita berteriak. "Ada apa? Tunggu kamu ... kamu Jelita? Ke mana istriku?" Daniel sempat lingung karena penolakan mendadak di tengah aktivitas panas mereka. Pandangan Jelita mengedar ke seluruh sudut dan menemukan Elizabet tersungkur lemah di atas lantai. Dari pengamatan Jelita, arwah Elizabeth sudah samar dan memudar, ia yakin waktu Elizabeth sudah tidak lama lagi. "Arwah istri Bapak melemah, waktunya tidak akan lama lagi." "Apa itu artinya dia akan pergi? Selama-lamanya." "Ambilkan dulu pakaian saya, dan segera kenakan pakaian Pak Daniel. Nanti saya jelaskan apa yang akan istri Anda alami." Sorot mata tegas Jelita menyiratkan kemarahan. Ia benar-benar tak habis pikir, bisa-bisanya si hantu dan sang suami bersekongkol untuk mengambil alih tubuhnya. 'Kalian benar-benar keterlaluan!' batin Jelita kesal. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya?
"Sayang, kita butuh pengaman!"
Manik hitam kecokelatan itu menatap lurus ke arah lekuk leher jenjang nan mulus milik wanita di bawah tubuhnya. Gerakan liar dari lumatan agresif dari Daniel kemudian berpindah ke sana, pada ceruk hangat yang membuatnya bergairah. Satu desahan pun lolos dari mulut wanita bernama Jelita, meski sebenarnya Daniel melihatnya bukan sebagai Jelita, tetapi istrinya yang sudah meninggal;Elizabeth.
"Mas, ah, hentikan. Kita butuh pengaman, tubuh gadis ini dalam masa subur."
Daniel sengaja menjeda, untuk kemudian menatap Netra sehitam arang milik Jelita. Mata bulat milik wanita itu memang terasa asing baginya, tapi sorot mata di baliknya justru membuatnya menyadari bahwa tubuh mungil itu benar-benar sudah dikuasai oleh Elizabeth, istrinya.
"I want more. I need you now, Honey." Bibir keabuan milik pria itu kemudian mendarat di bibir Jelita. Rasa manis dan aroma stroberi dari smoothies yang tadi Jelita minum menguar ke indera penciuman Daniel, membuat pria itu semakin berapi-api.
"Kalau Jelita sampai hamil gimana, Mas?"
"Kamu istriku, apa salahnya kamu hamil anakku?" Ciuman posesif Daniel mendarat lagi di bibir Jelita.
"Mas, tapi tubuh ini bukan tubuhku, aku hanya meminjamnya dari Jelita."
Seolah tak bisa mendengar apa pun, Daniel tak peduli. Ia terus merayu Elizabeth dengan sentuhan tangannya yang ahli, agar ia bisa menuntaskan lagi hasratnya malam ini. Daniel dan Elizabeth yang saat itu menggunakan tubuh dari seorang wanita berkemampuan luar biasa bernama Jelita kini saling merapatkan bibir mereka. Terlibat dalam ciuman panas yang bergairah. Sesekali Daniel menggerakan lidahnya dan bermain-main di dalam mulut wanita yang dicintainya selama ini.
Lenguhan pelan yang terdengar disela-sela pertarungan sengit di antara bibir mereka, membuat sesuatu di bawah tubuh Daniel menegang maksimal. Ia melebarkan sedikit kakinya, memberi ruang pada apa yang ada di tengah sana.
Sementara Elizabeth membuat tangan Jelita bergerak, mengaitkan kedua tangannya pada tengkuk leher pria di atasnya. Sudah sejak beberapa menit lalu mereka bersama tanpa busana. Bersiap untuk menikmati malam panjang yang dipenuhi cinta.
"Let me in, Eli," bisikan Daniel yang terdengar parau justru membuat sensasi geli di bagian bawah tubuh Jelita.
Elizabeth menganggukkan kepala dan membiarkan milik Daniel menyusup ditelan tubuhnya untuk yang kesekian kali. Elizabeth memejamkan mata, mendongakkan kepala. "Ah!"
Kenikmatan yang tiada tara ini membuat Elizabeth terbang ke awang-awang, mendesah nikmat, seakan semua beban sirna.
Daniel mendorong pelan untuk memberi waktu agar liang surgawi milik Jelita yang ketat menyesuaikan diri dengan miliknya. Pria itu memang ahli dalam mengaduk-ngaduk perasaan wanita yang dicintainya. Gerakan perlahan itu justru menggulung ombak gairah Elizabeth yang sebelumnya tertahan. Kini, wanita itu yang berinisiatif memulai pagutan setelah keduanya sempat merenggang. Daniel menyeringai sambil mempercepat gerakan. Daniel menyadari bahwa istrinya menginginkan lebih dari ciuman Elizabeth yang memburu dan menggebu.
Pria itu pun menghentak cepat dan kuat, dengan harapan Elizabeth yang berada di tubuh Jelita bisa mendapatkan kepuasan. Namun, tak lama kemudian, Elizabeth menginterupsi.
"Mas, sebentar ...," gumam Jelita. Namun Daniel abai pada ucapan istrinya dan memilih untuk tetap bermain-main dengan cengkraman liang kenikmatan milik wanita yang digunakan oleh Elizabeth. "Aku merasa ada yang aneh."
"Itu artinya kamu mau klimaks, Sayang." Daniel terus mempercepat gerakan.
Sementara Elizabeth merasa tubuhnya memanas. Pikirannya sudah mulai tidak fokus, pandangannya meliar ke mana-mana. Kenikmatan yang biasa wanita itu rasakan, kini telah menghilang. Arwahnya terpental tiba-tiba. Sementara itu Jelita yang langsung tersadarkan karena merasa bagian bawahnya diguncang kuat. Bingung dan terkejut bukan main, Jelita pun memutuskan untuk mendorong tubuh Daniel dan jatuh limbung ke lantai.
Daniel membulatkan kedua matanya tak percaya. Kemudian dengan cepat, ia pun menghampiri Elizabeth dan berusaha membalikkan tubuhnya yang jatuh tersungkur dengan posisi tengkurap. "Eli, ada apa? Kamu nggak apa-apa?"
Sayup-sayup suara Daniel menyelinap ke rungu wanita itu. "Pak Daniel!" Tubuh yang digunakan oleh Elizabeth telah kembali. Dia bukan lagi istrinya, melainkan mahasiswi yang ada di kampusnya, Jelita. Buru-buru Jelita beranjak dan menarik selimut yang ada di ranjang, untuk menutupi seluruh tubuhnya yang telanjang. Matanya menatap panik ke arah Daniel dan Elizabeth secara bergantian. "Apa yang bapak lakukan ke tubuh saya?!"
Tatapannya terarah pada Daniel yang tidak menggunakan apapun sekarang. Pria itu masih syok. Bisa-bisanya Jelita kembali ke tubuhnya ketika mereka sedang melakukan hubungan, padahal sebelumnya tidak pernah ada insiden seperti ini. "Jadi ... selama ini pak Daniel dan hantu itu menggunakan tubuh saya untuk ini?"
"Jelita, saya bisa jelas--"
"Enggak, Pak," sela Jelita dengan cepat. Ia kemudian berbalik untuk menghindari pemandangan tidak senonoh yang ada di hadapannya. Mata suci Jelita jadi ternodai melihat lato-lato milik Daniel dengan gagangnya yang tegang, panjang dan berurat. "Lebih baik bapak pakai baju dulu, sekalian tolong ambilin baju saya. Setelah itu ... baru kita bicara!"
Elizabeth yang berdiri di samping Daniel hanya bisa menatap suaminya dengan sedih. Ia kemudian menunduk, melihat kedua tangannya yang tampak hilang dan timbul bergantian. Sesuatu sudah terjadi, Elizabeth yakin sekali.
Daniel akhirnya selesai menggunakan kembali pakaiannya meski belum sempat menyelesaikan hasrat yang memuncak di antara selangkangannya. Begitu pula dengan Jelita. Wanita muda yang berstatus sebagai mahasiswi aktif di kampus itu berbalik dan baru berani menatap sang dosen setelah menggunakan pakaiannya.
Dalam hati Jelita ingin berteriak histeris, ingin nabok bapak dosen juga. Apa daya, tangan tak sampai. Yang ada kalau dia mencak-mencak, dia kan remahan rengginang, bisa kalah, beda dengan Daniel yang merupakan intan berlian, pasti bisa melawan Jelita.
"Maaf, Jelita," ucap Daniel merasa bersalah. "Tapi, apa kamu tahu dimana Elizabeth?" Pandangan Daniel lari ke penjuru arah, berharap bisa melihat penampakan istrinya walau sekali saja.
Jelita tahu di mana keberadaan Elizabeth. Gadis ini melirik Elizabeth yang menatapnya dengan nanar. Wanita dengan gaun putih selutut itu masih berdiri di belakang Daniel. Ekspresi wajahnya yang murung, memperjelas situasi bahwa dirinya sama sekali tidak berdaya, tidak bisa melakukan apa-apa.
Gadis yang berada dalam posisi serba salah ini iba pada ruh Elizabeth yang hilang timbul, dia pun menjawab pertanyaan Daniel. "Dia ada di sini, tapi ... kekuatannya melemah."
Kening Daniel mengerut. "Apa maksudnya melemah?"
"Waktunya di dunia ... nggak akan lama lagi." Elizabeth memandangi suaminya, meski pria itu sama sekali tidak bisa melihat istrinya sendiri. Jelita yang melihat pemandangan itu pun menghela napas panjang, merasa makin iba kepada keduanya. Kasian sekali pasangan muda, sedang cinta-cintanya dan baru dikaruniai anak, sudah dipisahkan dengan maut dan sekarang beda dimensi.
Jelita paham, benar-benarpaham kalau arwah hilang timbul begini pasti sebentar lagi akan ditarik ke dunia lain, tidak akan bisa kembali lagi. "Mungkin hanya beberapa hari lagi sampai arwah istri Anda benar-benar hilang dari dunia."
Daniel mendecak sembari membuang wajah. Mendadak kepalanya berdenyut nyeri. Ia pun memijit pelipisnya perlahan, sebelum akhirnya berkata, "Apa ada cara agar Elizabeth tetap ada di dunia ini?" Tidak ada yang tidak mungkin kan, selagi kita bisa berusaha, jika ada cara why not?
Jelita terdiam untuk beberapa saat. Ia kemudian melihat Elizabeth, roh wanita itu meneteskan air mata yang perlahan membasahi kedua pipinya. Hati kecil Jelita menjadi tidak tega, tapi rasa kesal dan marah juga memenuhi rongga dadanya. Dikhianati oleh orang yang telah kita berikan kepercayaan itu sangat mengecewakan. Jika Elizabeth manusia, mungkin akan dapat hukuman dan Jelita abaikan bila perlu sampai seumur hidup.
Kebaikan gadis ini justru dipergunakan Elizabeth untuk kepentingan pribadinya. Elizabeth bahkan tega membiarkan Jelita kehilangan keperawanannya hanya agar bisa melakukan kegiatan intim bersama sang suami. Bukankah seharusnya Jelita marah kepadanya?
Elizabeth lalu melihat Jelita, kini mereka saling beradu pandang. Jelita mengerjap, cukup terkesiap karena tiba-tiba roh wanita itu memandanginya. Elizabeth kemudian berkata, "Aku minta maaf, Lita. Aku memang egois dan melakukan kesalahan besar terhadapmu."
Namun Jelita memilih untuk diam, tidak mengatakan apa-apa.
"Tolong kasih aku satu kesempatan lagi, Lita," mohon Elizabeth. "Aku nggak bisa ninggalin Daniel dengan cara seperti ini. Aku mohon, bantu Daniel menemukan Eliezer sebelum aku pergi."
Daniel tanpa sadar menambahkan, "Aku belum siap berpisah sama Elizabeth." Jujur, berat bagi pria ini menerima kepergian sang istri yang sangat ia cintai, apalagi mereka punya bayi yang harus dijaga dan dirawat bersama. Elizabeth adalah cinta pertama dan cinta terakhir untuk Daniel. Setelah ini mungkin tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan Elizabeth di relung hatinya.
Satu helaan napas terdengar dari Jelita. Wanita yang usianya jauh lebih muda jika dibandingkan dengan Daniel maupun Elizabeth itupun melihat kedua orang di hadapannya bergantian setelahnya. Kemudian, dengan nada bicara penuh rasa bersalah, Jelita berkata, "Kita nggak bisa menghidupkan orang yang udah mati. Tapi ... kita masih bisa nyelamatin orang yang sekarat."
Daniel pun mengernyitkan keningnya. "Apa maksud kamu, Jelita?"
***
Jelita kabur. Ya jelas dia kabur. Daripada banyak bicara dengan pria yang jelas-jelas memperkosanya, eh salah, menikmati tubuhnya mending dia pergi saja. Kenapa dikatakan bukan memperkosa, jelas karena Jelita menyerahkan tubuhnya tanpa sadar dan dalam pengaruh roh kutu kupret Elizabeth. Hantu sialan itu terciduk memakai tubuh Jelita untuk hal yang tidak-tidak.
Sial .... Benar-benar sial. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah apes dimasuki setan, kehilangan kehormatan pula. Kenapa ga nyebur sekalian ke segitiga bermuda? Biar Jelita hilang dan tidak menanggung luka serta rasa malu.
Bagian selangkangan Jelita sakit dan terasa panas sekali. Maklum masih sempit, kebayang kan selaput daranya dirobek pria jantan yang berpengalaman, mana tahan milik Jelita yang sempit dan perawan diobrak-abrik bapak dosen.
Di dalam taksi Jelita membenturkan kepalanya ke kaca mobil. Miris, sungguh miris hingga dia putus asa. Untung sempat kabur pakai beha dan celana dalam dulu, kalau tidak nanti bakal ada semeliwir angin ke selangkangan, bakal masuk angin, masih mending kalau masuk angin, lah kalau jadi bisa diintip pak sopir nanti karena rok yang dia pakai pendek gimana? Enak saja pak sopir lihat gratisan.
Elizabeth hantu kurang ajar emang, masa badan Jelita yang biasa pakai baju tertutup sekarang malah pakai rok mini, ini paha jadi kemana-mana, banyak beramal kan jadinya. Ini kalau naik angkot, pasti mata cowok jadi terhibur liat paha Jelita yang mulus. Mereka liatnya bak melihat paha ayam kentucky menggiurkan dan ingin mereka makan.
Duadu .... Bagaimana cara menuntut pertanggungjawaban kalau begini. Ke Elizabeth? Lah masa ke hantu, ada-ada saja. Hantu mana ada duit dan mana ada kekuasaan.
Mau minta pertanggungjawaban ke pak dosen? Ya kali, yang ada malu, mau liat mukanya saja segan luar biasa, takut juga iya.
"Astagfirullah, sial banget idup gue." Lagi-lagi Jelita membenturkan kepalanya ke kaca mobil taksi.
"Mati aja biar jadi setan gitu, ya?" Dia berpikir bagaimana jika membenturkan kepalanya lebih keras biar mati, atau minta pak sopir lempar aja tubuh Jelita ke sungai. Eh-eh, nanti pak sopir jadi tersangka pembunuhan.
"Ah jangan, belum kawin, belum punya anak, belum juga ngerasain kesuksesan." Jelita sadar diri kalau dia belum punya bekal amalan baik, belum juga merasakan surga duniawi. Untung inget ke situ, kalau pendek akal, sekarang paling sudah meninggal.
"Kenapa, Neng? Mau kawin?" Pak sopir tidak sengaja mendengar suara Jelita yang dari tadi menggerutu. Di belakang komat-kamit sendirian, bikin pak sopir jadi kepo tingkat dewa.
"Jangan kawin, nikah dulu dong." Yaelah pak sopir masih sempat-sempatnya ngelawak. Kali aja Jelita jadi merasa terhibur. Ya kan? Ya gak? Ya dong!
"Saya mau mati bukan mau kawin." Jelita memperjelas tujuan awalnya. Siapa tau pak supir mau bantu kasih akses ke surga atau neraka, bisa cosplay jadi malaikat pencabut nyawa.
Pak sopir menggelengkan kepalanya sambil melihat kaca yang menampilkan wajah Jelita. "Dih serem. Jangan pendek akal, cukup roknya aja yang pendek, kalau akalnya jangan." Bisa juga nih sopir jadi kang lawak.
Jelita melotot. "Yaudah bapak aja yang saya bikin pendek umur, mau?"
"Eh–"
Konten Dewasa 18+ Harap bijak dalam memilih bahan bacaan! “Apa sih di dunia ini yang tidak bisa kubeli dengan uang?” kata Amanda, gadis berusia 25 tahun anak crazy rich jakarta yang memiliki stasiun televisi lokal. Dengan percaya dirinya ia bilang hal ini pada sahabatnya yang sesama orang kaya juga. “Hoaaahh! Gue suka gaya loe!” Mereka berdua tersenyum senang setelah membeli harga diri seorang pelayan dengan uang. Apapun yang Amanda inginkan bisa dia dapatkan dengan mudah tinggal menjentikan jari dan menggesek kartu berwarna hitam saja, semua beres! Hari bahagia Amanda berubah saat dia menyetujui persyaratan dari ayahnya untuk mendapatkan sesuatu. Amanda tiba-tiba pingsan dan ketika ia sudah bangun, gadis ini mendapati dirinya ada di sebuah kasur, tidur bersama seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal. Apa yang telah mereka lakukan semalam dan sekarang dia sedang ada di mana? Amanda berakhir di pulau terpencil bersama seorang pria bernama Senja yang memiliki sikap dingin. Mereka berdua harus berakhir satu rumah, menyelesaikan misi dalam reality show yang diadakan sebuah stasiun televisi demi mendapatkan tujuan yang berbeda. Sayang, jalan tak selamanya mulus. Bumi dan langit seolah bersatu untuk menjatuhkan keduanya. Senja menjadi setengah gila karena mengurus Amanda yang tidak memiliki keahlian apa pun. Sementara Amanda frustasi karena sikap judes Senja dan ingin menyerah sejak hari pertama. Hidup satu rumah dengan orang yang berbeda 180’ membuat hidup mereka seperti di neraka. Benarkah demikian?
Warning 21+. Bahan bacaan untuk kaum dewasa. Phanas-panas hareudang. Jika pasangan lain bahagia menyambut buah hati mereka, Rachel justru harus menyesap getir prahara karena suaminya murka. Jo tak terima Rachel hamil di tengah sulitnya kehidupan mereka. Rachel ditinggal dalam kondisi berbadan dua dan memiliki Alea yang baru berusia empat tahun. Ia berjuang dan bertahan dikerasnya kehidupan untuk malaikat-malaikat kecilnya. Hingga hadirlah Denis, atasannya yang dingin dan aneh menurut Rachel. Denis menggenggam erat tangan Rachel dengan kehangatan. Melindungi wanita rapuh itu dengan kekuasaannya. Sementara itu Jo cemburu Rachel mendapatkan pria lebih baik darinya, ia bermaksud merebut Rachel dan anak-anaknya kembali. Akankah Rachel menerima Denis menyusup ke hatinya? Atau kembali bersama Jo yang sampai detik ini masih bertindak sesuka hatinya?
Warning! Cerita ini mengandung konten dewasa. Jika anda belum berumur lebih dari 18+ harap menyingkir! Kisah ini bermula dari seorang gadis anak mucikari. Kapan kebahagiaan akan datang padanya? Untuk hidup saja berat, hari-harinya dipenuhi dengan cemoohan orang. "Tidak kusangka malam itu aku melakukan malam panas dengannya!" Rindu itu apa? Sungguh, bila Seila harus ditanyakan soal itu, dia tak akan pernah bisa menjawab. Rindu terlalu rumit untuknya, hingga dia harus mengingat kembali apa yang telah terjadi belakangan ini. Peristiwa dia hampir diperkosa menjadi awal pertemuan dia bersama Aksara. Kejadian ditinggalkan ke luar negeri menjadi akhir untuk kebersamaan mereka. Tidak ada yang tahu. Benar, tidak ada yang tahu. Ini takdir. Takdir yang membuat Seila mendapat kebahagiaan lalu terperosok jatuh dan sulit untuk bangkit. Berusaha melupakan tetapi tidak bisa melupakan. Bagaimana ia melewati masa-masa sulit itu? Apa bisa dia hidup dengan tenang?
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.