/0/10514/coverbig.jpg?v=20230912003153)
tentang pasangan hidup yang saling setia yang dipisahkan oleh kematian karena penyakit yang mematikan
"Erik itu namaku" saat aku mengenal pria itu,"angel" kusebut namaku.
Pria itu kukenal dari seorang rekan kerjaku,awalnya aku hanya iseng ingin mengenal dia tapi ntah kenapa keissengganku itu membuat aku asyik dan pegen lebih kenal dia,kata temanku
"ini aku yang mau dengan kenalan dengan " kata temanku Jawabku
"oke aku mau aku tolonglah bagi nomor hp atw wanya
"kamu serius mau kenal"kata sahabatku
"Benar .....siapa takut".
Akhirnya kudapat nomor Hpnya....Kucoba menghubungi nomor itu setelah dia ingin mengangkat telponnya kumatikan kembali,akhirnya dia menghubungi aku dan bertanya
"ini dengan siapa"katanya
tanpa pikir panjang aku Tanya kembali "disitu siapa"dengan Tanya menanya seperti itu akhirnya kami kenalan
"Yes, Berhasil "kataku
Seiring dengan berjalannya waktu walaupun kami belum bertemu wajah satu sama lain tetapi kami akrab seperti sudah lama layaknya orang yang sedang jatuh bila dia tidak menghubungi aku pasti menghubungi dia karena kegelisahan itu akan datang bila dia tidak menyapa...seperti orang jatuh cinta pokokknya saling membutuhkan dan saling mengingatkan akan segala hal.Pada saat aku mengenal dia profesiku adalah seorang pegawai toko toserba di kotaku sedangkan dia menurut informasi yang diberikannya adalah seorang pegawai bengkel yang tempatnya dia tidak sebutkan sebelumnya.Hari kehari setelah perkenalan kami dia berkata kepadaku
"kapan kita ketemu"
dengan lantangnya kujawab "sekarang juga bisa "
padahal dalam hati Tuhan aku takut bertemu pria ini dan dia menantangku "bagaimana kalau kita bertemu di hari minggu ini"
"oke"jawabku
Mulai saat itu setiap hari disela sela aku menjalankan aktifitasku rasa was was rasa takut itu datang menghantui dalam hatiku aku berbicara sendiri"kalau nanti ketika aku bertemu dia kenyataannya dia seorang penjahat aku diculiknya aku dilarikannya aku diperkosa bagaimana ya"
"tidak tidak pasti dia orang baik"kataku di dalam hatiku....
"kalau dia itu sebenarnya suami orang dan istrinya datang melabrak aku bagaimana ya"
hari ke hari rasa was was itu selalu menghantui sampailah hari sabtu malam dia mengabari aku "hai...lagi ngapain ini"sapanya kepada ku lewat telepon genggam dengan rasa was was yang masih ada dengan gemetar kujawab
"hai.."
untuk menghilangkan rasa gemetarka kujawab " lagi merindukannmu" dengan nada gemertar
katanya menjawabku "kok sama ya...aku juga lagi merindukanmu" rasanya kala itu denyut jantungku kedengaran sejauh 100 meter karena kuatnya detakannya,akhirnya aku diam kehabisan kata kata,
katanya "kok kamu diam...ngomong dong katanya rindu....
" Spontan aku berbicara "aku takut kalau aku merindukannmu ada yang marah"
katanya " memang ada yang marah karena aku sudah ada yang punya " tanpa pikir panjang langsung kumatikan telepon genggamku
Saat itu di dalam hatiku "Tuhan ternyata benar aku sudah mengenal seorang pria yang dia sudah orang lain.....dia suami orang...." Gumamku dalam hati "ampuni aku Tuhan aku tidak akan menghubungi dia kembali" tak berselang lama telepon genggamku bordering dan kulihat yang memanggil adalah pria itu kataku dalam hatiku "aku tidak akan mengangkat telpon ini" berdering untuk kedua kali...ketiga kali...keempat kali....akhirnya berdering kembali kuberanikan diri untuk mengangkat telpon itu "lho kok telponya tadi mati....kenapa....aku menganggu ya"katanya "tidak...tidak aku disuruh ibu ke warung" kataku "wkwkwkwkwkwk kayak anak kecil aja di suruh ibu ke warung"dengan salah salah tingkah kujawab lagi "bukan bukan tadi aku ke toilet"
"hmm yang mana sih yang benar di suruh ibu atau ke toilet atauuuuuu"katanya dengan nada panjang
Akhirnya kujawab seperti yang ada di pikiranku "sebenarnya aku tidak mengganggu kamu...kamu kan sudah ada yang punya nanti istrimu marah"
Kwkwkkwkkw dengan tertawa terbahak bahak dia menjawabku " yang memiliki aku itu Adi"
Kujawab kembali "kam gay........sudah sudah jangan sampai kapanpun hubungi aku lagi ternyata kamu menyukai sejenis"
Dia semakin tertawa terbahak bahak bahak katanya " hai cantik yang memiliki aku itu Adi..... ayah dan ibu"aku tecengang dasar memang aku yang kurang memahami arti arti dari singkatan,tapi aku tidak percaya begitu saja.
Dia tahu aku masih penasaran" ya udah ngak usah kita bahas itu lagi.....gimana pertemuan kita besok jadi kan "katanya,dalam hatiku ini harus diselesaikan "jadi dong....dimana bertemu"jawabku
"gimana kalau aku jemput kamu ke rumahmu"
"ooo jangan "kataku
"jadi gimana"katanya
"gimana kita ketemu di sebuah café"jawabku
"boleh" katanya dan malam itu kami tentukanlah café tempat kami bertemu dan waktu kami bertemu dengan bicara panjang menghabiskan malam lewat telepon genggam akhirnya kusudahi percakapan kami " ya sudah besok setelah kita bertemu kita berbicara dan mengenal satu sama lainnya ya "kataku
"oke sayang"katanya
Rasaya rambutku tercabut dari ubun ubun rasa senang rasa takut rasa malu bercampur aduk
"Kamu bisa aja "
"Mimpikan aku y " katanya
"iya iya iya sampai ketemu besok ya jangan lupa kabari aku " jawabku
"oke"
Kuhabiskan waktu malam itu dengan was was dan membawaku ke dalam tidur yang lelap hinggga aku bangun di pagi harinya dengan ceria...sepertinya malam itu aku bermimpi tentang dia karena aku kelihatan sangat bahagia..
"Selamat pagi sayang" kata ibuku
"pagi Ibu"jawabku dengan semagat
"Ceria baget pagi ini....mimpi apa semalam dalam tidurmu"
"Mimpi pangeran ganteng" jawabku.. sambil kupeluk ibu dan mencubit dagunya
"huh dasar sana mandi " kata ibu
Dalam lamunannku bagaimankah orang yang kutemui hari ini .........
Bersambung............................
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong patokku di mulut kenikmatan Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu. Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kenikmatanku. Dan …. langsung amblas semuanya …. bleeesssssssssssskkkkkk … ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena patokku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong … tanpa harus bersusah payah lagi. Mamie pun menyambut kehadiran patokku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, “Sam Sayang … kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu … agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. “ “Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah …. “ sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta. Lalu aku mulai menggenjotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, “Dudududuuuuuh …. Saaaam …
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."