los dan sama sekali tak pernah mengenal cinta. Sejak di bangku SMU, dia mengganggap semua pria adalah teman. Tidak ada satu pun yang menjadi kek
Tunggu apa lagi di sini?
asti mengenal Mr. Giovanni James. Ia adalah pebisnis terkenal yang berusia 30-an. Ia memiliki harta berlimpah. Perusahaan J
han, Felicia meng
ungkin Felicia menikahi pria itu? Lagipula, Felicia bisa bersumpah Giovanni J
luar. Aku akan ada di samp
nakan dress panjang berwarna ungu pastel yang cerah dan memikat.
pat dipungkiri kalau penasaran dengan lelaki tersebut. Tetapi, ia tak berani untuk mendongakkan kepala
engan janji Dad kemarin, Dad akan mengenalka
git bibirnya sendiri, tak bera
padaku, sungguh suatu kebaikan yang tiada terkira, s
ikapmu di perusahaan. Semua orang sudah mengakui kehebatanmu dalam memimpin peru
api, Dad sudah berniat sejak lama u
uk menjodohkan dirinya dengan Giovanni? Kenapa Ayahnya itu tidak pernah mem
cia hanya bisa menghela napas per
a orang tuanya memanglah sudah memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Felicia. Pernikahan seperti ini bukanlah hal yang t
pakat dengan pernikahan ini. Kalau Dad dan Mum
kehendaki olehnya. "Kalau begitu, marilah k
a kalau t
untuk bekerja sama dalam penentuan tanggal. Gadis itu seakan
g maskulin. Dia juga menunduk sembari menerka-nerka.
an, serasa mengetuk-ngetuk relung hati Felicia yang me
alanya. Untuk apa dia mal
tangannya pada saat
ankah aku juga memiliki k
rkan dari bibir kecil Felicia. Wa
arah pria jantan itu. Giovanni memiliki tubuh tegap dan berotot. Kumis halus dan j
anni masih sambil tertawa kecil, seolah
enapa kalau
sa menemukan suami y
, Giovanni merupakan pria yang luar biasa. Tak memil
apa pun, Felicia. Aku hanya
onsekuensi yang terjadi, apabila kel
at Felicia merinding. Wanita itu tak mampu lagi
*
rgian Giovanni. Bukan suatu hal tanpa alasan,
Giovanni? Ternyata, bisnis keluarga kita y
. "Maafkan Dad dan Mum yang
itu, apa yang harus aku lakukan selama per
alanya. "Ini pernikah
a Felicia. Ia akan hidup –selamanya dengan Mr. Giovanni y
uk garmen milik kita. Mereka akan mengabari seluruh kol
a mampu meng
Giovanni ingin anaknya menikah. Mereka ing
ng didengarnya. "Lalu? Aku akan menjadi is
hasilkan keturunan. Seorang laki-laki. Un
berakhir dalam sebuah pernikahan tanpa cinta, tanpa pilihan. Ia menatap Dad dengan mata ber
*
anya. Di kejauhan, lampu-lampu kota New York berkelap-kelip, seolah mengingatkanny
munannya. "Aku tahu ini sulit, Felicia. Tapi mun
u merasa terjebak. Seperti
ya. "Kita akan mencari cara. Kau tidak sen
engan penuh haru. Setidaknya, ada
alah keharusan? Apakah aku bisa menolaknya?" Felicia tersen
*