tanganku tetap memegang penis tegang dan hangat ini. Supaya leluasa, kutang
merebahkan diri, menelentang sambil tersenyum kepada anak tiriku yang tampak masih sangat canggung
jawab dengan tindakan. Dengan ganas ia mencium bibir
dahsyat batang kemaluan anak tiriku ini. Membuat napsuku makin menggila. Rasanya ini penis yang sangat aduhai. Panjang besar, e
in segera menikmati gesekan pen
membasah ini. Lalu kataku, "Kalau mau ngemut vagina mami nanti aja di rumah ya. Supay
terasa batang kemaluan aduhai itu mendesak kuat ke dalam
iyaaaa.... dorong lagi.... ooooh......"
masuk setengahnya. Membuat desir birahiku makin menggila. Bukan main rasanya
eolah mengucapkan selamat datang buat sebentuk
dikit-dikit.
ito tampa
lama-lama juga masuk semua," bis
ahutnya sambil mel
ulai mengayun penisnya dengan benar. Maju mundur, maju mundur, maju mundu
at-sendat dan bergetar, "Duuuh...Maaaa
penuh nafsu di pipinya, di bibirnya...aaah....tahukah dia bahwa sebena
han napasnya, lalu mendengus...dan terasa penisnya menyemprot-nyemprotka
ngkin tadi ia terlalu bernafsu, sehingga tak kuasa mengontrol dir
ginya. Tapi aku belum puas. Tadi baru pemanasan dan belum mencapai orgasme satu kali pu
a aku ingin mengulum dan menyelomotinya. Tapi aku takut terkesan seperti wanita
terapi" yang terlalu ekstrim. Dengan e
etag
kudorong dadanya sampai terlentang. Dan aku ber
pi kan kita bisa lanjutkan ke ronde kedua, ket
nya kuarahkan ke mulut vaginaku. Tito diam saja. Aku pun menurunkan pant
n penis Tito dengan dinding liang kewanitaanku. Tapi aku tak mau aktif sambil jongkok begini. Lalu aku menjatuhk
un mendesakkan penis gagahnya. Dan pada waktu vaginaku mundur, ia pun menarik penisnya. Aaaah...tak
n. Ia bahkan melumat bibirku dengan mesranya. Sementara kedua tang
ayun vaginaku di atas perutnya, belum juga terlihat tanda-tanda i
mbil menggulingkan tubuh ke samping dan berusaha agar p
lagi," kataku setelah aku terlent
hut Tito dengan
mompa liang kewanitaanku. Aku pun sengaja merentangkan kedua pahaku sel
u. Ini membuatku terpejam-pejam dalam nikmat, membuatku tiada hentinya mer
akan mencapai titik orgasme
u nyampe nih.... ayo... genjot terus sayang... Tito... oooh
an.... oooh... akhirnya aku mencapai puncak kenikmatanku.... yang membuat
liang kewanitaanku yang sudah mencapai kepuasan. Kubiarkan saja dia
acu dengan waktu, ingin merasakan orgasme yang kedua. Selama ini apa ya
n yang meliuk-liuk dan menghentak-hentak. Dengan sendirinya liang kewanitaanku seperti memilin-milin dan membesot-beso
lau dengan keringatku. Belasan menit kemudian kurasakan seperti mau orgas
ami seperti sepasang manusia kesurupan. Saling cengkram. Saling lumat bibir.
il mempergila goyangan pinggulku, karena ak
ginaku. Dan saat itulah kami menggelepar bersamaan, menahan napas bersamaan
asnya
kamar mandi dalam keadaan sudah berpakaian lengkap. Deng
yahut lugu, "Sanga
Kataku, "Nanti di rumah ka
" Tito ters
ih. Sekarang kita pulang dulu yu. Bahaya
i tengah gelapnya malam, suasana perasaanku jadi jauh berbeda dengan sebelumnya. Tanganku tiada bosan