g kamu l
at dengan peralatan dapur. Setelah diceramahi habis-habisa
suatu keajaiban kala melihat Chika memasa
u." Bukannya menjawab pertanyaannya, Chika just
masih layak untuk d
n memotong perkataan Chika, ia melirik ngeri pada nasi goreng y
anya nanti, Adnan tak
an pedulikan aku, peduli saja pada Hu
ka menunduk, jari-jari tan
senta
ak jadi meneruskan ucapannya y
lelah. Nanti
baru setengah jalan ia dihentikan ol
permintaanmu unt
ngannya mengepal kuat. "Aku tah
terluka, ia pun tertawa miris. "Seharusnya aku tah
rti itu, Ma
anmu lagi. Toh, aku sudah mendapatkan izi
arus memenuhi tiga
antangan hidup
*
or dan menjalankan rutinitas kesehariannya. Namun, kali ini ada y
rektur tidak ikut ke k
era Adnan mematikan layar ponsel yang men
dengar ocehan Satria," balas Adnan mena
reet dengan Agnes. Sikap Chika yang hanya peduli pada hobinya me
l pergi oleh suaminya karena perselingkuhan. Ia h
istrimu?" tanya Agnes mendu
mengan
alah
ahunya tentang keing
n, ia bahkan hampir jatuh jika saja A
h memberi tahu tent
ingkuhan ini hanyalah dirinya dan Adnan saja, bahkan sebelum
mengge
nap
gertiku. Tapi ternyata ...." Adnan me
entar. "Lalu, sek
kup wajah Agnes. "Tentu saja
akin?" tany
ya
un kembali
*
hari
le
berjalan menuju ranjang yang mana ter
as?" tanya Chika berbalik menatap
dulu," jawab Adnan tanpa menatap istriny
ris-mu?" tanya
ya
eberapa
dia calo
ya
g lag
ian akan b
engah jalan, di mana kini ia hanya memakai kaos oblong, den
mau ikut?" tan
"Iya, itukan per
ka. "Sungguh, aku tidak mengerti
atu stel pakaian tidur dan memakainya, ia kembali beradu
dari pada memiliki anak denganku? Kenapa? Apa seburuk
. "Tidak, Mas. B
u sungguh tidak mengerti di mana kurangku? Apa yang sala
panik. "Bukan seperti itu, aku
a menunggu aku mati dulu, b
u. "Maaf, Mas. Aku
. "Benar, iamu bahkan tidak
a te
"Kamu tahu, Chika? Aku selalu bert
, tetapi tidak m
," tutur Adnan meremes kain di bagian dadanya, lirikan
mar untuk menerima telepon itu,
*
n harin
emasak
yang tengah menyusun menu sarapan di atas meja. Kali ini
ahu kalau roti itupun terlalu matang, t
u jangan lagi memasak. Itu sia-sia, sekara
linya aku ingin bersika
duli. "Kamu siap jika aku
aanku, Mas? Kapan kamu ak
stru balik bertanya, ia mengangkat topik
t kamu pun tidak bisa menjawab pert
gkam. "Aku .
hardik Ad
dak tah
Husbu-mu itu. Aku sudah muak. Jika bukan karena Ibu, aku sudah menceraikan
, tu
nya terhenti oleh ce
ketus Adna
mencium ke
or, Adnan selalu menyempatkan diri untuk mengecup kening istrinya. Namun, semenjak berhubungan dengan Agnes
kuat. "Aku sudah telat.
ka yang menatap sendu. "Maaf, Mas Adnan. T