wok yang beberapa waktu terakhir sudah mengisi hati dan hari harinya dengan begi
rlalu dari hadapan Leo, masuk ke dalam mobil ... me
memilih pergi dan mengakhiri hubungan dengannya. Apa ini sebuah karma, karena se
bisa hilang di bawah guyuran air hujan, tapi ternyata tidak. Seakan ingin menangis rasany
-00
ia lakukan kalau bukan memastikan keadaan Leo. Kemarin dia hujan hujanan, sebagai seseora
at Leo turun dari mobil, seperti biasa ... dengan gayanya yang
ihat wajah Leo tampak pucat dengan m
kembali menyadari kalau ia dan Leo tak lagi sejalan. Apalagi setelah melihat In
m Dira berharap. Berharap tapi tak
tidak nya ia harus lebih dulu dari cowok itu, karena nggak ingin bertemu pandang dengan dia. Kare
da Kiran yang sudah du
nya Kiran sambil pindah duduk di
any
sama
a udah putus," jawab Dir
k menyangka. Bagaimana bisa sobatnya yang tergila gila pada Leo, sekar
matanya saja dari semenjak kejadia
lau dia ada sesuat
unya kemarin permasalahan Dira kan memang itu.
"Bukan hanya itu, Ki ... Orang tuanya nggak setu
seri
bidang akademik. Dan lo tahu sendiri kan, itu bukan gue banget. Dan tentang Bu Indah, ternyata dia adalah
o buat wanita lain cuman karena itu." Kiran sedikit tak setuju dengan keputusan Dira. "
lawan gue adalah Bu Indah. Gue yang hanya mahasiswi, sedangkan dia se
. buktiin kalau lo benar-benar mencintai Leo. Bukan
uangan sobatnya demi mendapatkan hati Leo. Sekarang saat cowok itu sudah ada di genggaman
i gu
i se
i, P
an yang segera kembali ke mejanya. Siapa lagi yang m
ng dalam keadaan tak baik. Suaranya sedikit melemah dan tak setegas biasanya. Hanya bisa mencu
at, Pak?" tanya
ik saja," jaw
akan profesional dengan pekerjaan. Sepertinya begitu. Karena kalau dirinya berada di pos
jar, Dira terus mempe
pelajaran, sekarang malah bisa di bilang tak beranjak dari ku
agar Leo bisa istirahat. Nggak sanggup rasanya melihat dia yang nggak se
n khawatir, Dira tentu saja langsung mengikuti langkah Leo dari belakang secara diam diam. Berpikir jika dia a
ke rumah," gumam Dira sambil menatap mobil Leo ya
000
tu yang melihat putranya tak seperti biasa. Bahkan se
menghentikan langkahnya
saja. Kepalanya sangat sakit berasa mau meledak, matanya seakan mau melompat keluar, bad
nghubungi Dira. Siapa tahu dia mau menjawab panggil
i Dira. Tapi, dipanggilan ke tiga,
ahut Dir
amu masih mau me
a a
suaramu saja. Aku kange
erkataan Leo, seakan bingung
.. lagi
. "Hanya kurang tidur ... memikirkan
Dia akan menjaga kamu," terang Dira. Leo bisa mendengar pe
aku
minum obat," jelas Dira berpesan dan l
ancur, ketika membutuhkan Dira ... dia
wah. Ayo turun," teriak ma
urnya dan berjalan ke arah pintu. Mendapati
, ada Inda
n. Biarin aku istirahat bentar," pinta Leo sambil menyenderkan badan
udah nungg
aat ini. Ia lagi sakit, tapi tak memperdulikan keadaannya
uju lantai bawah untuk men
gan wajah khawatirnya, menghampiri
h yang berniat menyentuhnya. "Ck
u kan ha
, aku mau istirahat," ujar L
yang tem
bilang, hatiku bukan buat kamu. Sia-sia saja kamu buang w
tu dari orang tua kamu. Dan aku mendapatkannya. Sisanya, t
dari hadapan Indah. Tapi ia bukan kembali
nya Indah berteriak, tapi
api dalam perjalanan ia merasa kapalanya sangat pusing dan memutuskan untuk menghentikan laj
tapi kali ini panggilan tele
gilanku," gumamnya melempar ben
000
anyaknya aktifitas membuatnya bisa melupakan Leo. Walaupun saat ini ia m
ia kenal. Segera menepikan mobilnya dan segera turun mengham