/0/7059/coverbig.jpg?v=55ae06fc913d7a91165033d2be82d8d4)
Kepergian Lani telah membawa luka yang dalam bagi Lexi prasetyo. Meski terlihat baik-baik saja. Tetapi Lexi selalu merindukan Lani, sahabat sekaligus cinta sejatinya Terlebih kenyataan Lani telah menikah seakan memukul mundur semangatnya. Selang beberapa tahun ia kembali mendengar kabar jika Lani telah bercerai dengan mantan suaminya. Apakah ini kesempatan untuk Lexi kembali merebut hati Lani Davira. Atau kisah mereka hanya akan berakhir sampai disini "Kembalilah Lani, kembali untuk mempertanggung jawabkan perasaan yang terlanjur meluap hingga rasanya menyesakkan dada ku" Lexi Prasetyo
"Lani.., cepetan udah telat nih," seru Lexi seraya melirik ke jam tangannya. Bibirnya bergoyang tak tahan menunggu Lani yang selalu ngaret.
"Lani.., gue jalan duluan nih!" pekiknya kembali. Seorang gadis yang sejak tadi namanya di panggil langsung keluar meski riasan wajahnya masih berantakan.
"Jangan tinggal gue dong." Wajahnya memelas dengan bibir yang sedikit cemberut
"Ahk..., Hahahaa..." Lexi tak bisa menghentikan gelak tawanya. Yah masa sih Lani mau ke kampus dengan lipstik menor gitu. Kayak tante-tante tau gak.
"Mending lo hapus deh lipstik lo itu." Lexi turun dari motornya. Berjalan mendekati Lani. Dengan tangannya ia membelai bibir sahabatnya itu bermaksud menanggalkan warna merah pada birai menggoda itu berganti kembali ke warna alaminya.
"Nah..,cantik,'kan juga kayak gini lo," tuturnya terus menatap Lani lekat. Entah mengapa membuat perasaan Lani berdebar tak karuan. Gadis itu tak bisa menjawab sepatah kata pun. Alih-alih protes dengan sikap Lexi. Lani justru hanya mematut iris matanya terus mengarah ke wajah tampan Lexi. Wajah yang selama ini ia lihat, tak pernah sehari pun mereka terpisah selama lebih dari delapan belas tahun menjadi sahabat. Akankah perasaan itu harus berganti ke romansa cinta. Ahk, membayangkan Lexinmenjadi kekasihnya saja membuat Lani mau tertawa.
"Kenapa lo?!" Lexi memincingkan matanya keheranan dengan sudut bibir Lani yang sedikit terangkat.
"Gue! gue kenapa emangnya?!" Lani berpura-pura bisa saja. Tapi itu mengundang senyum manis di lengkapi lesung pipi milik Lexi
"Gue tau lo.., gak usah pura-pura. Lo tadi mau ketawain gue,'kan?!"
"Enggak.., siapa juga. Kurang kerjaan banget!" Lani tak lagi mau menatap wajah Lexi. Karena ia takut, seandainya Lexi menatap matanya. Maka pemuda itu juga akan tahu betapa besar rasa cintanya ke Lexi Perasaan yang Lani pendam, bahkan sering kali ia ingkari. Namun.., sebesar apapun usaha Lani. Ia yakin getaran di dadanya itu bernama cinta.
Sayang.., Lani tidak bisa mengungkapkan secara gamblang perasaannya ke Lexi. Ia hanya takut Lexi malah memilih menjauh darinya. Apalagi temannya itu sudah memiliki...
"Ni.., cepet dong Sherly ngajakin gue sarapan di kantin bareng ini," gerutunya. Yah, ini adalah salah satu alasannya. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Karena Lexi sudah memiliki pujaan hatinya.
"Bentar, gue ijin sama Ibu dulu dong," kata Lani mencoba biasa saja. Lexi menarik tangannya. "Gue udah ijinin tadi sekalian buat lo!" sahutnya, tidak sabaran.
***
Motor Lexi parkir di area kampus. Seperti biasanya, Lani dengan setia menunggu Lexi selesai meletakkan kendaraan ber-cc tinggi itu. Tapi kali ini kesenangannya harus tergores karena Sherly juga datang menunggu Lexi
"Sayang.., cepet dong! Aku udah laper ini" wanita itu terlihat sangat manja pada Lexi. Ia bahkan memegangi perutnya seolah benar-benar kelaparan bak korban pengungsian. Tetapi sikap itu hanya ia perlihatkan pada Lexi. Sementara dengan Lani, Sherly sangat judes. Ia seolah ingin mengukuhkan jika Lexi adalah miliknya
"Kamu ngapain disini?" tanyanya curiga. Matanya memincing tak suka "Lexi udah ada aku, jadi lebih baik kamu pergi deh dari sini!" lanjutnya seraya mengibaskan rambutnya yang tergerai liar. Secara naluri Lani mundur selangkah dan bermaksud pergi dari sana. Sebetulnya Lani memaklumi sikap Sherly, tak ada seorang pun wanita yang mau berbagi kasih pujaan hatinya kepada wanita lain. Meski sahabatnya sekalipun, terlebih Lani menyadari ia telah menodai hubungan ini dengan perasaannya itu, Lani pun tidak mengerti. Bukankah cinta tak pernah salah. Dan ia sendiri tak pernah meminta pada Tuhan meletakkan perasaan cintanya ke Lexi. Ia hanya mengikuti arus takdir, dan jika takdir membawanya untuk mencintai sahabatnya sendiri. Lani ikhlas, meski perasaan itu hanya ada dalam hatinya.
Lani kembali mengenang kejadian yang membuat ia menyukai Lexi.
"Pa.., papa, bangun, Pa." Tangis Lani pecah sesaat mengetahui ayahnya harus gugur di medan perang. Meski Lani sangat jarang bertemu dengan Gunawan. Tetapi ia sangat-sangat mencintai pria itu. Hanya Papa'nyalah keluarga yang Lani miliki satu-satunya setelah sang ibu meninggal sekitar tujuh tahun yang lalu.
"Papa.., papa gak bisa ninggalin aku kayak gini, Pa. Papa bangun." Ia menggoncangkan tubuh kaku Gunawan yang diletakkan di kamar jenazah. Tangannya perlahan menyentuh luka tembak yang terdapat di dada Gunawan, hatinya remuk redam ketika memperkirakan inilah penyebab ayahnya meregang nyawa di tanah orang. Kini setelah Panglima tersebut terbujur dingin tak ada lagi pelindung bagi Lani. Ia menunduk terus menyanyikan alunan pilu yang keluar dari sudut bibirnya. Seandainya Lani bisa memutar waktu dan meminta sang ayah untuk tinggal saja bersamanya. Atau seandainya Lani diberi waktu satu detik saja untuk mengucapkan kata betapa ia menyayangi ayahnya. Maka Lani rela mempertaruhkan seluruh hal yang ia punya. Tapi sayang.., apa yang telah berlalu tidak mungkin kembali. Kata penyesalan, hanya akan menambah derita tanpa pernah menemui titiknya.
"Lani.., udah, Ni!" Lexi menarik lengan Lani, pemuda itu mau membangunkan Lani karena sebentar lagi jenazah Gunawan mau dimandikan. Tapi Agni menolak, ia menghempaskan tangan Lexi. "Jangan sentuh aku! Jangan pisahin aku sama Papa. Papa..." Lexi pun sangat sedih. Tak pernah ia melihat Lani sehancur ini Lani yang ia kenal adalah wanita yang mandiri. Ia yang seorang anak tunggal apalagi ditinggal sosok ibu menjadi pribadi yang sedikit tertutup dan kaku. Hanya kepada Lexi, Lani menunjukkan keceriaannya sebagai gadis remaja pada umumnya.
Lexinmembeku di tempatnya. Berkali-kali ia mengacak wajahnya sendiri. Air mata seakan terus menutupi penglihatannya, Menjadikan matanya berkabut kepedihan. Ia berusaha tegar untuk Lani. Sayang.., kehilangan Gunawan, sosok kebanggannnya juga membuat Lexi hilang arah.
Untuk meredam rasanya, Lexi menumpuhkan dirinya di lutut kakinya, ia membalikkan tubuh Lani menghadapnya dan memeluk sahabatnya itu erat.
"Lani... Lani..." rancaunya disela isak tangis yang keluar dari bibir keduanya. Pelan, Lani membalas pelukkan Lexi. Ini pertama kalinya Lexi mendekapnya. Meski mereka sudah lama bersahabat tetapi mereka selalu mencoba menjaga batasan.
Lani jadi tahu, betapa nyamannya berada dipelukkan lelaki. Atau karena lelaki itu Lexi seseorang yang menemaninya baik suka dan duka. Dekapan mereka semakin erat sampai salah satu petugas menarik brankas berisikan jenazah Gunawan.
"Pa... Papa aku mau dibawa kemana?"
"Lani.., cukup Lani, lo harus kuat!" tekan Lexi.
Pemakaman secara negara dilangsungkan. Penghormatan terakhir diberikan kepada pahlawan yang gugur di medan perbatasan itu. Sedang Lani, hanya menatap acara dengan pandangan yang kosong. Sejak mengetahui kepergian ayahnya sampai detik ini pun ia tidak makan sama sekali. Mungkin Lani berniat menyusul kedua orangtuanya, entalah... Yang pasti Lexi tak akan pernah membiarkan itu terjadi.
"Ni.., lo makan dong. Nyokap udah buatin roti nih!" ia menunjukkan roti keju buatan Ningsih di tangannya, kebetulan itu roti kesukaan Lani.
"Gue suapinnya?" Lani hanya menggeleng lemah
"Lo harus makan, Ni!" Lexi nampak kesal. Tapi Lani tak jua mau membalas. Ia bagaikan mayat hidup.
"Gue tau lo sedih. Tapi lo harus bangkit demi bokap lo. Dia pasti sedih banget ngliat lo jadi kayak gini" Lexi menggoyangkan tubuh Lani, Lani sedikit memberikan reaksinya. Tatapan mereka bersiborok.
"Gue udah gak punya siapa-siapa lagi, Lex" lirihnya sambil menggeleng. Tangan besar Lexi menangkup wajah Lani.
"Kata siapa? Lo punya gue. Punya nyokap Ningsih. Dan gue akan selalu ada untuk lo!" janji LexinSemenjak itu Lani menjadi lebih manja dengan Lexi, tak mau sedikitpun Lexi menjauh darinya. Beruntung Lexi memahami perasaan Lani.
Saat Lani membutuhkan sandaran. Dengan senang hati Lexi meminjamkan bahunya. Lama kelamaan, Lani bergantung padanya, merasa tidak bisa hidup tanpa Lexi. Dan ia mendefiniskannya menjadi cinta. Cinta yang tak perlu di balas, cinta yang bahkan berusaha ia sembunyikan karena takut Lexi merasa tak nyaman.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!