/0/6049/coverbig.jpg?v=dbadfe8150377681ba1521cae9427531)
Layla seorang gadis ceroboh dan lugu ia tinggal hanya bersama ibu kandungnya, Rose. Ayahnya telah pergi meninggalkannya sejak ia masih bayi. Ia memiliki ketakutan tersendiri terhadap guru privat ataupun guru sekolahnya hal itu disebabkan oleh mantan guru sekolahnya. Sampai suatu ketika hatinnya harus dijatuhkan oleh seorang wanita yang menjadi guru Privatnya, ia bernama miss Liana. Hubungan mereka berlanjut namun Liana seakan enggan memberikan keromantisan apapun kepada Layla karena ia sendiri telah memiliki seorang tunangan dan telah menikah dengan seorang pria yang memiliki hubungan dengan ibu dari layla anak didiknya, ia bernama Rose. Pernikahan hanyalah pernikahan semata setelah mendapati Rose yang bercumbu dengan Liana. Keanehan terjadi setelah Layla memulai hari barunnya di sekolah SMA, yakni mantan guru sekolahnya kembali hadir menjadi wali kelas Layla seorang guru yang telah menaruh rasa takut kepada gadis itu. Namun, siapa sangka jika Emma yang merupakan pemberi rasa takut kepada layla sangat mengenal kehidupan layla dan keluarga layla yang sama sekali layla tidak ketahui bahkan emma tau siapa ayah kandung layla yang telah lama pergi sejak layla masih bayi. Apa yang telah terjadi dengan emma dan layla?
Pagi sangat cerah membuat seorang gadis lugu terbangun dari mimpinya
"hoaaam, aku masih sangat mengantuk."
Ia kembali ke alam mimpinya sampai pada akhirnya dibangunkan oleh jam weker yang terpasang di dekat telinganya sontak ia terkejut dan langsung bangun dari tidurnya
"Layla, Layla bangun!"
Layla yang kepalanya masih sangat pening akibat jam weker yang terletak di dekat telingannya itu ia memilih untuk duduk sebentar diatas kasurnya sebelum seorang ibu berjalan mendekati putri tunggalnya itu
"layla, kenapa belum rapih. Miss Liana sudah menunggu dibawah, ayo kita turun."
"tunggu, miss siapa mah?"
"miss Liana, hari ini kamu akan les privat dengannya."
Layla memang gadis yang pelupa bahkan ia lupa dengan janjinnya semalam untuk les privat hari ini dengan seorang guru
"astaga, aku lupa mah. Tunggu sebentar ya, aku mau ganti baju dulu."
"yaudah sana, mamah tunggu tapi jangan lama-lama, kasian miss Liana udah dateng kesini."
"iya mah, tunggu."
Layla langsung masuk kedalam toilet untuk membersihkan badannya, ia memakai kaus pink dan celana hotpens ia juga mengepang rambutnya menjadi dua ia tidak berdandan sedikitpun di wajahnya
"ptak ptak ptak." Suara langkah kaki layla menuruni tangga untuk berada di ruangan utama
"aku datang."
Senyuman manis dan wajah ceria layla menghiasi pandangan bola mata seorang guru muda disana
"dimana miss Liana?."
Bola mata Laylya mencari seorang guru yang ada didalam pikirannya, yaitu seorang guru yang wajahnya sangar dan terlihat seperti seorang pembunuh jika ia tidak bisa menjawab satu soal matematika. Namun, kini hanya ada seorang wanita yang masih muda didepan kedua matanya ia tersenyum melambaikan tangannya memberikan tanda kalau orang yang dicari Layla adalah dirinya
"hai Layla."
"siapa kamu?."
"salam kenal, aku Miss Liana."
"hahh?!!!" suara teriakan Layla yang begitu nyaring mengisi satu ruangan utama
"tapi, bukankah seorang guru matematika seharusnya itu menyermakan seperti seorang pembunuh yang akan menerkam siapa saja yang tidak bisa menjawab soal."
Sontak Liana tertawa geli melihat wajah lucu seorang gadis yang akan menjadi muridnya
"baiklah, kalau begitu ibu akan pergi. Layla, kamu layani Liana dengan baik ya, dan Miss Liana tolong untuk tidak segan memarahi Layla, dia memang sedikit telat pemikirannya."
Liana tertawa ia menyetujui permintaan tuan rumahnya, ia yang sedari tadi mengenggam erat buku dan kotak pensil segera ingin memberikan pelajaran hari ini untuk calon muridnya itu
"Baiklah, ayo segera kita mulai saja pelajarannya,ya."
"aku tidak ingin belajar seperti belajar resmi."Pinta Layla sebelum ia memulai pelajarannya
"lalu, kamu ingin yang seperti apa?."
"ikut denganku, ayo."
Mereka berada di taman yang ada di halaman belakang rumah terdapat meja dengan bangku taman disana
"ayo, duduklah. Aku ingin setiap hari kita belajar disini."
"aku akan menuruti keinginanmu asalkan kamu tetap fokus dengan pelajaran."
"baiklah, ayo kita mulai."
"jadi, jika x pangkat 2 ditambah dengan"
"miss Liana?."panggil Layla ia terus memainkan rambutnya demi mengusir rasa bosan yang perlahan membuatnya mengantuk dan lelah
"ada apa?."
"mengapa guru semuda kamu menjadi guru privat."
"hmm, berbagi ilmu pengetahuan?."
"ternyata benar, kamu wanita yang dingin."
Liana hanya tersenyum simpul sebelum ia melanjutkan pelajarannya
"pernahkah kamu merasakan jatuh cinta?."
"tidak."
"bagaimana kalau jatuh cinta dengan seorang wanita?."
Liana menatap kedua mata Layla membuat Layla kembali tersadar akan kesalahannya telah berlama-lama menatap mata gurunya
"kembali ke pelajaranmu, sekarang."
"baiklah, aku pasti akan menemukan jawabannya sendiri."
Ibu datang membawa kue dan es coklat di udara yang panas karena teriknya matahari mengarah ke arah mereka berdua
"ibu memang selalu datang disaat yang tepat."
"selamat menikmati, Layla jangan banyak bicara dan tetap berusaha untuk terus belajar."nasihat seorang ibu
Layla mengambil secangkir es coklat lalu ia kembali berbicara suatu hal yang membuat guru privatnya itu terkejut
"aku suka dengan seorang wanita tomboy."
Matanya yang terbelalak membuat Liana terkejut dan menjatuhkan secangkir es coklat tepat diatas kemeja putih gurunya itu
"astaga, maafkan aku."
Liana segera mengambil tisu basah dari dalam tas nya dan menghapus bercak coklat disana
"aku akan ambilkan baju ganti untukmu, ayo."
Layla menuntun gurunya yang baru saja ia tumpahkan es coklat untuk mengambil baju ganti di kamar ibunya
"ada apa layla?."
Tanya seorang ibu yang sedang berada didalam kamarnya sedang membaca buku dan merebahkan tubuhnya
"ibu, aku ingin meminjam baju untuk Miss Liana, boleh?."
"kamu mulai berulah lagi, layla?."
"aku tidak sengaja menumpahkannya, maaf."
Kini seorang ibu memberikan baju ganti kepada gurunya itu
"layla, minta maaf sekarang!." Perintah si ibu yang merasa tidak enak dengan seorang guru yang baru saja datang langsung di tumpahkan es coklat dipakaiannya
"aku sudah meminta maaf, ibu."
"tapi aku tidak melihatnya, layla!."
"baiklah, baik."
Layla membungkukkan tubuh dan kepalanya memohon untuk meminta maaf atas kecerobohan yang ia lakukan
"maafkan aku."
Layla menatap kedua mata si ibu dengan kesal ia melontarkan kalimat kasar padanya
"bahkan ibu tidak pernah mengajariku bagaimana caranya meminta maaf dengan baik!."
Layla segera kabur dari rumah ia membawa tas dan berlari pergi dari rumahnya dengan wajah yang sembab karena menangis
"maaf Liana, dia seperti itu mungkin karena ia sangat merindukan sosok ayah. Sekarang, kamu bisa pergi ke kamar Layla untuk membersihkan tubuhmu, karena toilet dibawah sedang tidak bisa digunakan."
"mengapa?."
"keran air mampet lagi."
"akan aku perbaiki nanti."
"tidak perlu repot-repot, sementara menunggu tukang keran aku bisa mengandalkan toilet Layla."
"baiklah, kalau begitu aku akan mengganti pakaianku."
Liana bergegas untuk berada di dalam kamar Layla ia menatap setiap bagian dari kamarnya yang terhias dengan warna pink yang membuat kamarnya terlihat sangat manis, Liana melepaskan pakaiannya terdapat tatto tengkorak kecil di dada kirinya, sepertinya ia menyimpan suatu rahasia. Bola matanya mengarah ke poster wajah Lea Seydoux dalam film La vie d'adele
"apakah dia terobsesi dengan wanita tomboy?."
Layla yang baru saja pulang setelah membeli camilan ia langsung masuk kedalam kamarnya membuka pintu kamar melihat Liana yang telah selesai mengganti pakaian ia sedang menatap setiap bagian tubuh dari idolanya
"kau penggemar Lea Seydoux?"
"bukan, aku penyuka wanita yang baik hati dan tidak bicara kasar dengan ibunya."
Layla terbungkam setelah mendapatkan sedikit tamparan atas apa yang telah ia lakukan
"maaf karena tidak meminta izin darimu dulu untuk menggunakan toilet di kamarmu."
Si ibu yang dengan panik melihat anaknya sudah berada didalam kamar melihat orang lain didalam kamarnya
"jangan salahkan Miss Liana atas apa yang telah ia lakukan, ini karena toilet dibawah mati dan belum ada tukang yang bisa memperbaiki ini."
Layla dengan santai menanggapinya "tidak apa." Layla menuruni tangga untuk berada di taman halaman belakang rumah untuk menghabiskan camilan yang baru saja ia beli
"aku akan memperbaiki keran air."
Liana yang tampilannya terlihat seperti wanita feminim dengan rambut panjang yang tergerai, setelah ia mencoba memperbaiki keran air membuat aura feminim itu menghilang dan berganti menjadi seorang wanita maskulin.
"kamu yakin dengan ini, Liana?."
"percayalah padaku"
Layla yang sedikit penasaran dengan guru barunya itu ia berjalan mendekatinya seraya menggodanya
"apakah aura feminim bisa membuat keran ini kembali berfungsi?."
Liana tersenyum menyeringai ia menatap kedua mata muridnya dengan tatapan menantang
"kalau aku bisa, apa yang akan kamu berikan?."
"aku akan belajar lebih giat."
Liana tersenyum menyeringai ia menerima tantangan itu
"pegang kata-katamu mulai dari sekarang."
Dengan alat perkakas ia mulai memperbaiki ledeng tersebut, ia memutar keran air dan airnya mulai mengalir
"kamu hebat, Liana."
Liana tersenyum menyeringai mengingatkan muridnya akan janjinya itu dan dibalas senyuman menyeringai oleh Layla
"itu tidak sulit untukku."
Virisya si gadis emosian dan cerewet, hidupnya berubah setelah kematian ayahnya dan setelah ibu kandungnya pergi darinya demi memilih suami barunya. Ia mendapat surat warisan dari sang ayah yang menyatakan ia harus tinggal bersama CEO kembar yang mengaku sebagai anak angkat ayahnya.CEO kembar itu memiliki karakter masing-masing. Alex si manusia kutub dan tatapannya yang setajam pisau dapur sehingga tidak ada satu orangpun yang ingin mendekatinya dan Alan si senyum buaya karena sering mempermainkan wanita. CEO kembar ini mengalami perubahan didalam kehidupan mereka setelah kedatangan seorang gadis remaja berusia 15 tahun dimana usia yang masih sangat labil dan baru saja membuka gerbang remaja yang biasa disebut masa pubertas. konflik dimulai setelah virisya membuka album foto lamannya ia menemukan sebuah foto yang menjadi pertanyaan besar didalam kepalanya setelah melihat tangannya digenggam erat oleh seorang laki-laki yang wajahnya sangat mirip dengan CEO kembar itu. terjadi konflik dan dilema setelah ia mendapati foto tersebut, jika ia bertanya siapa diantara CEO kembar yang telah mengenggam tangannya maka hidupnya tidak akan baik-baik saja karena hatinya telah tertarik dengan laki-laki yang ada didalam foto itu. jika memang laki-laki itu adalah Alan maka akan terjadi perang cinta antara dirinya dengan ibu kandungnya yang menjadi wanita simpanan Alan dan ia pun tidak mau hal itu terjadi tapi jika jawabannya adalah Alex rasanya ia akan merendahkan harga dirinya sendiri. Apakah ia akan bertanya kepada CEO kembar itu dan menghadapi kenyataan setelah mendapatkan jawabannya? apakah akan terjadi perang cinta antara dia dengan ibu kandungnya ataukah dia harus menahan malu setelah mendapati Alex si manusia kutub sama sekali tidak mempedulikan dirinya?
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.