/0/5650/coverbig.jpg?v=20220430080326)
Menikahi dengan Jacob membawa Vione pada pengalaman yang tak pernah ia bayangkan. Di siang hari Jacob berlaku kejam menyakitinya dengan kata dan perlakuan kasar, tapi di malam hari, Jacob berubah menjadi pria lembut dan penuh perhatian. Suatu pagi, Jacob menemukan tanda merah di leher Vione. Tanda bibir dari seseorang sebagai bentuk pembuktian bahwa Vione miliknya. Jacob menjadi murka, menuduh Vione berselingkuh dengan pria lain. Bagaimana bisa? Vione ingat betul bagaimana saat Jacob merayunya dengan berbagai cara. Jacob bahkan berkata ia mencintai Vione sangat banyak, sampai gadis itu luluh dan menyerahkan tubuhnya pada Jacob. Vioner berharap Jacob akan bersikap baik setelah ia memberikan tubuhnya disentuh. Tapi di mata Jacob, Vione adalah sandra. Pria itu menjadikan Vione sebagai ajang balas dendam atas kematian ayahnya 15 tahun yang lalu. Tidak mungkin Jacob mencintai gadis dari keturunan yang sudah menghancurkan masa kecilnya. Sampai suatu malam Jacob berkunjung lagi ke kamar Vione. Suami kejam itu memasang wajah penuh cinta dan tanpa dosa, merayu Vione untuk kembali memadu kasih dengannya. Vione marah besar dan menuduh Jacob sengaja ingin menghukumnya lagi. Tapi Jacob justru berkata, dia bukan Jacob. Orang yang menemui Vione setiap malam adalah Oliver. Siapa Oliver itu? Apakah saudara kembar Jacob, atau Jacob sendiri yang tengah bersandiwara?
"Jangan takut."
Tubuh Vione menegang oleh tekanan lelaki yang menghimpitnya dari belakang. Entah dari mana orang itu datang, tiba-tiba sudah berada di belakang Vione yang saat ini sedang mandi. Dia didorong pelan ke depan, hingga dadanya menempel ke dinding.
"Si-siapa kau?" tanya Vione terbata. Tubuh kecilnya gemetar ketakutan, melupakan fakta bahwa sekarang dia tengah tak mengenakan sehelai pakaian.
"Suamimu."
Vione merasakan pinggangnya dirangkul erat dari belakang. Tangan kekar dengan bulu-bulu kasarnya bisa Vione lihat perlahan naik dari pinggangnya. Telapak besar itu terus berjalan, berjalan dan terus berjalan menuju dadanya. Vione ingin menjerit, tapi suara tercekat di tenggorokan. Hanya helaan napas tertahan yang keluar dari sela bibirnya saat telapak tangan itu berhenti di depan ujung dadanya.
"Aku akan menunggunya dengan sabar," ucap si pria, menarik tangannya mundur. Vione sedikit lebih lega ketika pelukan di pinggangnya mengendur.
"A-aku... tidak memiliki suami. Siapa kau sebenarnya?"
Vione memberanikan diri bertanya. Ia belum menikah, tidak mungkin memiliki suami.
Kemudian tangan itu meninggalkan tubuh Vione. Hanya sekian detik sampai punggung Vione melengkung ke depan, merasakan sebuah jari merambat di tubuh belakangnya. Berhenti di atas pundak kiri, bermain sejenak, sebelum ditarik dari sana.
"Aku ..." bisik pria itu lagi. "Calon suami yang akan menjemputmu." Dia meletakkan bibirnya tepat di bawah daun telinga Vione.
Sekarang Vione merasakan sebuah benda lembut mendarat di pundaknya. Geli dari rambut si pria meyakinkan Vione pria itu tengah mengecup pundak kirinya sekarang. Vione tak kuasa menahan ketakutan yang kian melanda. Airmatanya sudah jatuh sejak tadi, Vione menangis. Ia tidak pernah berharap dirinya akan mendapat pelecehan seperti ini.
Vione merasakan shower menyala lagi di atas kepalanya. Rintikan air dari keran berlubang banyak itu berebut jatuh, mendarat di atas kulit lembutnya. Tubuh Vione kembali ringan seperti sebelum lelaki misterius itu datang.
Dia sudah pergi. Vione memutar tubuhnya cepat dan hatinya lega saat tak melihat siapa pun di sana. Tanpa berpikir panjang dia meraih jubah mandi dan mengenakannya asal-asalan.
Di lantai bawah dia menanyai pelayan. Tak satu pun dari dua pelayan itu yang mengaku melihat seseorang naik ke lantai dua. Supir keluarga satu-satunya di rumah itu pun sudah pergi sejak pagi bersama paman Erick berbelanja ke kota.
Lagi pun, tidak mungkin pamannya yang melakukan itu pada Vione. Dia sangat kenal suara pamannya, jauh berbeda dengan milik pria itu.
"Bi, kau melihat seseorang masuk ke dalam kamarku?" tanya Vione pada Bibi Jane yang baru saja masuk bersama pelayan.
Bibi Jane menyerahkan keranjang sayurannya pada pelayan.
"Seseorang? Aku dan Berta di kebun depan memetik sayuran, tidak mungkin kami melewatkan seseorang," sahut Bibi Jane dengan wajah bingung.
Jika tidak ada seseorang yang masuk ke rumah mereka, lantas siapa pria itu? Tidak mungkin Vione hanya berhalusinasi. Itu sangat jelas dan nyata!
***
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!