/0/3556/coverbig.jpg?v=ec390f80ad1ac726261e39ac3654fedf)
Apa jadinya jika ketiga gadis bar-bar di jodohkan dengan pria yang belum mereka kenal? Itulah yang di rasakan Ara, Kinan dan Yasmin. Kakak beradik yang memiliki sifat kocak dan unik, harus menerima kenyataan jika kedua orang tuanya sudah menjodohkan mereka dengan anak dari Sahabatnya itu. Tentu saja mereka menolak dan mereka bertiga memutuskan untuk pergi dari rumah, agar bisa menghindari perjodohan yang tidak diinginkan itu. Tiga gadis cantik itu juga terpaksa menyembunyikan jati dirinya agar tidak diketahui oleh keluarganya. Rela bekerja keras demi bertahan hidup, daripada harus kembali ke rumah, sudah pasti akan dinikahkan dengan anak sahabat mommynya. Namun, siapa sangka jika mereka malah bertemu dengan pria yang akan menikahi mereka. Awalnya mereka tidak tahu jika pria yang mereka kejar itu adalah anak dari sahabat mommynya. Bagaimana kelanjutan kisah tiga gadis unik itu! Apakah mereka akan menerima atau menolak kembali perjodohan itu? Jangan lupa simak cerita mereka?
Pagi itu di kediaman keluarga Pratama terlihat Mom Jia sedang membuat sarapan untuk suami dan ketiga putrinya.
Terlihat juga Daddy Heri dan Ara sedang mengobrol sambil minum kopi dan teh. Namun, tak lama terlihat Kinan yang baru saja tiba di ruang makan.
"Morning, gaes!" sapa Kinan.
"Morning to!" jawab semua orang secara bersamaan.
"Tumben sudah bangun," ucap Mom Jia.
"Tadi malam aku tidak bergadang Mom, lagian hari ini aku kan sudah masuk kerja lagi," ucap Kinan sambil duduk di samping Daddynya.
"Apa kamu sudah tidak demam lagi?" tanya Ara.
"Sudah tidak," ucap Kinan singkat.
"Kinan, adek bungsumu di mana. Apa belum bangun?" tanya Daddy.
"Entahlah, bukankah tadi malam Yasmin tidur di kamarnya sendiri," jawab Kinan kemudian menyeruput teh milik kakaknya Ara.
"Hei, kau meminum teh milikku," ucap Ara.
"Yaelah, aku cuma minum dikit aja," ucap Kinan sambil terkekeh.
"Sudah-sudah, Ara coba kamu bangunkan adik bungsumu itu," sela Daddy Heri.
"Yes, Dad," ucap Ara.
Ara meninggalkan meja makan menuju kamar adek bungsunya. Sudah menjadi kebiasaan Yasmin yang suka bangun terlambat dari anggota keluarga yang lainnya. Entah karena faktor suka begadang atau memang sulit bangun sendiri.
"Huft, adek satu ini emang suka banget minta diteror, ya! Lihat aja kalo nggak bangun-bangun, aku ceburin kolam renang baru tau rasa tuh," gerutu Ara Meski begitu, Ara sangat menyayangi adek bungsunya itu.
Sampailah di depan kamar si bungsu.
"Dek! Bangun!" Seru Ara.
"Yasmin! Bangun!" seraya mengetuk pintu kamar berulang kali, tetapi tak ada hasil.
Ara memutar hendel pintu, "aku kira dikunci, tau gitu tadi nggak perlu gedor-gedor. Buang-buang tenaga aja."
Ara berjalan masuk ke kamar adeknya, dan sesuai dugaannya. Si bungsu tak berkutik sedikitpun mendengar ketukan pintu tadi, malah terlihat sangat nyenyak di dalam gulungan selimut.
"Ya Salam, Kak Ara getok lama-lama nih. Tangan udah mau memar ketuk pintu, dia malah anteng. Awas ya, aku jahilin kau." Otak jahil tiba-tiba muncul dalam pikiran Ara. Dia mengambil spidol dan sedikit mengukir wajah cantik adeknya.
"Dududu, adeknya siapa sih, masih tidur aja kelihatan cantik! Oke beraksi," Ara tertawa dalam hati.
"Yasmin, bangun!" teriak Ara.
"Dek, Bangun ih. Jangan kebo dong." Ara berusaha membangunkan Yasmin, tetapi Yasmin tak mendengar teriakan sang Kakak.
"Yasmin, Bangun! Kita mau jajan," teriak Ara di telinga Yasmin.
"Yasmin, Jajan yok! Kalo nggak mau yaudah," Sontak saja Yasmin
membelalakkan matanya, dia tak mau ditinggal pergi jalan-jalan, apalagi soal makanan.
"Kak Ara, Yasmin ikut." Yasmin teriak seraya bangkit dari tempat tidur tanpa memikirkan keadaannya yang masih memakai piyama tidur dan berlari mengikuti sang Kakak menuju meja makan.
"Kak Araaa, kita mau jajan di mana?" tanya Yasmin yang nyawanya masih tertinggal di alam mimpi.
Semua orang sontak melihat ke arah Yasmin dan tertawa terbahak-bahak kecuali Mom Jia yang malah menghadiahi Yasmin dengan sapu terbang tepat di pantatnya.
"Mom, Dedek salah apa?" tanya Yasmin sambil mengelus pantat malangnya.
"Udah sadar belom anak panda?" tanya Mom Jia.
"Yasmin kangen Ibunya kali Mom," celetuk Kinan yang langsung dipelototi Mom Jia.
Ara yang sebagai pelaku utama langsung memberi Kinan kode untuk memberikan cermin kepada Yasmin yang masih kebingungan.
"Kak Ara!" teriak Yasmin setelah mendapati wajah seekor panda pada pantulan cermin.
Ara dan Kinan tertawa puas melihat wajah si bungsu yang begitu kesal namun tak berani berkutik karena ada Mom Jia dan sapu terbangnya.
"Sudah Kak, kasian Yasmin yang kalian tertawakan, Harusnya kalian buang sekalian ke kolam renang tadi." ucap Mom Jia.
"Daddy,, Mom membullyku," rengek Yasmin.
"Siapa yang membullymu, kamu yang meminta dibully wahai bayi dugong," jawab Mom Jia.
"Kami tidak menertawakan Yasmin, Dad. kamu cuma ketawa saja melihat anak dugong sedang merengek-rengek," sela Kinan lalu tertawa terbahak-bahak.
"Iya, kami cuma ketawa saja Dad. Lagian siapa suruh tidurnya kayak kebo, dipanggil dan digedor tidak bangun-bangun, giliran di teriakin jajan langsung melek," sahut Ara kemudian tertawa.
Yasmin memberengut karena sudah sekian kalinya dia dikerjain dengan kedua kakaknya yang tidak punya akhlak itu.
"Diam kalian! Ara, Kinan cepat lanjutkan sarapan dan kau anak dugong, cepat mandi Mom kasih waktu 20 menit dari sekarang," ucap Mom Jia yang sudah frustasi melihat tingkah ketiga putrinya.
Sedangkan Daddy Heri hanya terkekeh melihat istrinya yang kualahan menghadapi tingkah putrinya.
"Darling, kamu harus banyakin sabar. Mereka masih terlalu muda jadi jangan marahin mereka," ucap Daddy Heri sambil memeluk istrinya dari belakang.
Ara dan Kinan memutar bola mata malasnya, mereka sudah tidak kaget lagi melihat keromantisan kedua orang tuanya, jadi mereka bersikap biasa saja.
"Sudahlah, Kinan. Lanjutkan saja sarapanmu sebelum Mom melayangkan sapu terbang lagi," ucap Ara saat tak sengaja melihat Kinan masih melihat kemesraan kedua orang tuanya.
"Yes, Kak." Kinan melanjutkan makannya, sebab dia tak ingin kena amuk Momnya lagi.
Delapan belas menit kemudian, Yasmin tengah terburu-buru berjalan ke arah meja makan. Dengan tangannya yang terlihat susah membawa barang-barangnya. Mulai dari buku, tas, dan sepatunya. Dia takut terlambat, sebab Momnya tak pernah main-main dengan ucapannya. Bisa-bisa dipotong uang jajannya nanti kalau sampai lebih dari dua puluh menit.
Ara yang tengah meminum air pun tersedak melihat kelakuan adek bungsunya. Dia hanya geleng-geleng kepala.
"Astaga, Yasmin. Kau kenapa?" tanya Kinan seraya tertawa.
"Kak Kinan nggak usah ketawa," ketus Yasmin.
"Sayang kalo nggak diketawain. Iya, 'kan Kak Ara?" ucap Kinan, diangguki oleh Kak Ara.
Yasmin hanya mendengus, "heran punya Kakak dua-duanya seneng banget lihat adeknya yang unyu ini menderita," gerutu Yasmin.
"Mom,," rengek Yasmin ketika ditertawakan kedua kakaknya.
"Sudahlah, makan sarapanmu. Mau Mom potong uang jajanmu," ancam Mom Jia.
"Ishh, jangan Mom. Yaudah Dedek makan dulu," ucap Yasmin.
Kinan menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya.
" Yasmin, nanti kamu berangkat kuliah diantar sama Kak Kinan ya," ucap Mom Jia.
"Kok aku, Mom." ucap Kinan lalu menatap adiknya sedangkan Yasmin malah menjulurkan lidahnya dengan tatapan mengejek.
"Tentu sama kamu, tidak mungkin kan Mom nyuruh sammer untuk nganterin adik kamu," ucap Mom Jia.
"Tapi, Mom-" ucapan Kinan terhenti.
"Sudahlah, Kinan. Antarkan saja kalau kamu masih mau aman." sahut Ara sambil tersenyum bahagia.
Kinan mendengus kesal, lalu mereka pun pamit untuk berangkat kerja dan kuliah, tak lupa mereka mencium tangan kedua orang tuanya.
"Ara, kamu jangan lembur. Nanti malam Daddy ingin membicarakan sesuatu dengan kamu dan kedua adikmu," ucap Daddy Heri.
"Yes, Dad," ucap Ara lalu ia pun pamit untuk berangkat ke kantor.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
21++++ Hanya untuk dewasa. Romance comedy dengan unsur dewasa. Penyebar brosur dan pelayanan bar. Dua pekerjaan yang saat ini Kayla lakoni. Di tengah pekerjaannya menyebar brosur makanan, ia bertemu dengan Andreas yang tak tahu wajahnya. Namun cara pertemuan Kayla dengan Andreas dalam kostum badut, bertolak dengan pertemuan Kayla di bar dengan Andreas. Pertemuan di bar berakhir sangat panas dan menggairahkan. Namun karena gairah itulah Andreas menawarkan pekerjaan model pada Kayla. Namun siapa sangka, Andreas ternyata menyukai Kayla dalam kostum badutnya. Dan memusuhi Kayla yang kini menjadi modelnya. Tapi apa yang terjadi saat Andreas tahu, jika Kayla ternyata Rilla yang ada dalam kostum badut tersebut. Kisah panas dan menggairahkan
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!